• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada santri putri

Dalam dokumen dismenore (Halaman 40-48)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2.2.1 Hubungan antara Pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada santri putri

Pon.Pes.Al-Muhsin Purwaasri Metro Utara Tahun 2011

Tabel 5.3: Frekuensi hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada santri putri

Pon.Pes.Al-Muhsin Purwaasri Metro Utara Tahun 2011

Pengetahuan

Dismenore Penanganan Dismenore

Total p-value OR Tidak Ditangani Ditangani

n % n % 119 0,019 3,009 Tidak Baik 110 92,4 9 7,6 Baik 65 80,2 16 19,8 81 Jumlah 175 87,5 25 12.5 200

( Sumber: Data Primer: 2011)

Berdasarkan hasil analisa data menggunakan SPSS for

Windows versi 16.00, dapat diketahui bahwa sebanyak 92,4% (110

responden) yang berpengetahuan kurang ternyata tidak melakukan penanganan terhadapdismenore, sedangkan responden yang berpengetahuan baik dan melakukan melakukan penanganan terhadap dismenore sebanyak 19,8% (16 responden).

Hasil uji statistik diperoleh p-value 0,019 (< α 0,05) yang berarti Ho ditolak sehingga disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan responden dengan penanganan responden terhadap dismenore di Pom.Pes.Islam Al-Muhsin Purwaasri Metro Utara. Dan diperoleh pula OR = 3,009 yang artinya remaja putri yang mempunyai pengetahuan tidak baik mempunyai peluang 3 kali untuk tidak menangani dismenore dibandingkan dengan remaja yang mempunyai pengetahuan baik.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara stres dengan pola

menstruasi maka dilakukan analisis melalui proses komputerisasi dengan SPSS for Windows versi 16.00 menggunakan uji chi

square dengan taraf signifikansi (α) 0,05 atau tingkat kepercayaan

Ho : tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penanganan dismenore

Ha : ada hubungan antara pengetahuan dengan penanganan dismenore

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai p = 0,019. Hal ini berarti bahwa ada hubungan secara positif antara pengetahuan tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada remaja putri santri Pon.Pes. Al- Muhsin Purwaasri Metro Utara.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan analisa data diatas, dapat diketahui besar dan

jumlah distribusi frekuensi remaja tentang

pengetahuan dismenore sebesar 59,5% (119 remaja) untuk remaja dengan pengetahuan yang tidak baik dan 40,5% (81 remaja) untuk remaja dengan pengetahuan yang baik. Sedangkan umtuk distribusi frekuensi penanganan remaja terhadap dismenoredidapatkan sebesar 87,5% (175 remaja) yang tidak melakukan penanganan terhadap dismenore dan 12,5% (25 remaja) yang melakukan penanganan terhadap dismenore.

Sehingga dapat diketahui dari analisa tentang hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada remaja putri, yang mempunyai pengetahuan yang tidak baik berjumlah 119 remaja, dimana 110 remaja mempunyai pengetahuan yang tidak baik (92,4%) dan 9 remaja tidak mempunyai pengetahuan yang baik (7,6%). Sedangkan remaja yang melakukan penanganan berjumlah 81 orang, dimana 65 remaja tidak menangani dismenore (80,2%) dan 16 remaja menangani dismenore (19,8%).

Dari analisis data dengan dengan SPSS for Windows versi 16.00 menggunakan uji chi square dengan taraf signifikansi (α) 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p = 0,019 dan nilai RO= 3,009, yang artinya remaja putri yang mempunyai pengetahuan tidak baik mempunyai peluang 3 kali untuk tidak menangani dismenore dibandingkan dengan remaja yang mempunyai pengetahuan baik. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan secara positif antara pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada santri putri Pon.Pes.Al-Muhsin Purwaasri Metro Utara Tahun 2011.

Hal ini mendukung penelitian oleh jarret, dkk dalam sulastri (2006) ada tingkatan rasa sakit saat menstruasi yaitu sakit ringan dan sakit berat, selanjutnya untuk menghilangkan rasa sakit, remaja tersebut menggunakan obat sendiri tanpa konsultasi dengan dokter, minum obat analgesik 32,5%, melakukan kompres dengan air panas 34% dan yang tersering melakukan istirahat sekitar 92%. Penerangan dan nasehat. Perlunya penjelasan pada remaja tentang dismenore bahwa dismenore adalah gangguan tidak berbahaya untuk kesehatan, tetapi perlu adanya penanganan agar tidak menganggu aktivitas. Sehingga perlunya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan ataupun lingkungan . Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu di bicarakan, sehingga remaja putri mempunyai pengetahuan yang cukup tentang apa itu dismenore dan apa yang harus dilakukan jika terjadi dismenore.

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Imew, 2007). Sedangkan penanganan adalah proses, cara, perbuatan menangani. Penanganan dismenore

adalah perawatan yang diberikan untuk mengatasi dismenore pada remaja putri. Penanganan Dismenore dapat diberikan dengan berbagai cara, seperti:

Penerangan dan nasehat

Pemberian Obat Analgetik

Terapi Hormonal

Terapi dengan Obat Nonsteroid antiprostaglandin

Senam rutin dapat mengurangi kadar prostaglandin.

Memberikan terapi dengan mengompres bagian perut yang nyeri dengan menggunakan air hangat yang dimasukkan ke dalam botol.

Pemijatan didaerah punggung dan paha

Orgasme pada aktivitas seksual

Perlu waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis (penyakit kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non- kanker sejenis tumor fibroid di luar rahim).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005). Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun pengalaman yang didapat dari orang lain, sehingga pengetahuan sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang. Sehingga perilaku yang didasari pengetahuan lebih permanent dianut

oleh seseorang daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoadmodjo: 2005).

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah tempat tinggal dan sumber informasi. Tempat tinggal merupakan tempat menetap responden sehari- hari. Pengetahuan seseorang akan lebih jika berada pada lingkungan yang ramai dan bermacam- macam seperti di perkotaan, karena di lingkungan yang ramai dan bermacam-macam mempunyai keluasan kesempatan untuk melibatkan diri dalam kegiatan sosial maka wawasan sosial makin kuat dan mudah mendapatkan informasi ( Hurlock: 2002). Sedangkan sumber informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, bila seseorang banyak memperoleh informasi maka cenderung untuk mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo: 2003).

Dalam penelitian ini didapatkan hubungan antara pengetahuan tentang dismenore dengan penanganan dismenore. Penanganan adalah perilaku yang ditunjukkan untuk melakukan suatu tindakan. Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya, sedangkan pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilakuremaja yang berupa penanganan terhadap dismenore, sehingga pengetahuan sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang.

Agar remaja mampu dan mau untuk melakukan penanganan terhadap dismenore yang terjadi, maka remaja perlu memiliki pengetahuan yang mendukung terhadap penanganan dismenore itu sendiri, dengan caramencari informasi yang bersangkutan dengan dismenore dari berbagai sumber informasi, serta sarana informasi yang memadai bagi para remaja putri.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada santri Pon. Pes. Islam Al- Muhsin Metro Utara Tahun 2011, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada santri Pon. Pes. Islam Al- Muhsin Metro Utara rata-rata tidak baik. Dibuktikan dari hasil penelitian, diperoleh distribusi tingkat pengetahuan baik sejumlah 49,5%, dan tingkat pengetahuan tidak baik sejumlah 50,5% .

2. Penanganan remaja putri tentang dismenore pada santri Pon. Pes. Islam Al- Muhsin Metro Utara Tahun 2011 rata-rata tidak ditangani . Dibuktikan dari hasil penelitian, diperoleh distribusi penanganan dismenore sejumlah 90,5% tanpa ada penanganan dan 9,5% ditangani.

3. Terdapat hubungan positif antara hubungan pengetahuan remaja putri tentang dismenore dengan penanganan dismenore pada santri Pon. Pes. Islam Al- Muhsin Metro Utara Tahun 2011.

Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Remaja Putri Santri Al- Muhsin

Bagi Remaja Putri Santri Al- Muhsin yang mengalami dismenorea agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai penatalaksanaan dismenorea dan mengaplikasikannya dengan harapan nyeri karena dismenorea yang dialami dapat berkurang dan bagi yang tidak mengalami dismenore lebih baik untuk terus mencari sumber pengetahuan terutama masalah dismenore yang sering menyerang pada remaja usia produktif.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Peneliti lebih banyak menggunakan sumber pustaka dari internet karena sumber pustaka yang tersedia di perpustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini masih kurang. Oleh karena itu diharapkan pihak institusi dapat menambah jumlah referensi bukunya terutama yang berkaitan antara pengetahuan tentang dismenore dengan penanganan dismenore.

3. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan mengenai dismenore dengan penanganan dismenore.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang meneliti tentang pengetahuan remaja putri akan dismenore dengan penanganan dismenore.

Dalam dokumen dismenore (Halaman 40-48)

Dokumen terkait