• Tidak ada hasil yang ditemukan

9. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI DENGAN

9.2. Hubungan antara Tingkat Partisipasi dengan Keberhasilan

Keberhasilan program ditentukan oleh tingkat partisipasi warga dalam program pengelolaan sampah. Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini: Ho = Tidak ada perbedaan antara tingkat partisipasi tinggi dan tingkat

partisipasi rendah dalam menentukan keberhasilan program pengelolaan sampah.

H1 = Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi

program pengelolaan sampah maka semakin menentukan keberhasilan program pengelolaan sampah

Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Asymp Sig. (1-tailed) hitung sebesar 0.005 < α (0.05) sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi,

semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam implementasi program pengelolaan sampah, maka semakin menentukan keberhasilan program pengelolaan sampah.

Tabel 45. Hubungan antara Tingkat Partisipasi Responden dengan Keberhasilan Program Pengelolaan Sampah

Partisipasi Keberhasilan Total Tinggi Rendah % % Tinggi 77,00 23,00 100,00 Rendah 40,00 60,00 100,00 Ket : α = 0.005 rs = 0.359

Dari tabel 45 dapat dilihat semakin tingkat tingkat partisipasi, maka keberhasilan program pengelolaan sampah juga semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan tingkat partisipasi menunjukan dukungan warga pada program. Jika dukungan warga terhadap program kuat, maka sangat mudah untuk menarik partisipasinya sehingga tujuan dari dilaksanakannya program akan tercapai.

Manfaat yang paling dirasakan oleh warga setelah dilaksanakannya program ini adalah bertambahnya pengetahuan dalam pengelolaan sampah. Sebelum ada program warga memang tahu bahwa sampah bisa dimanfaatkan, tapi mereka tidak mempunyai keterampilan untuk mengelolanya. Setelah ada program ini. Warga menjadi mampu mengelola sampah rumah tangga. Manfaat selanjutnya yang dirasakan oleh warga adalah program ini dapat menjadi ajang bersosialisasi bersama warga lain di lingkungan RW 4. Manfaat selanjutnya yang dirasa setelah ada program pengelolaan sampah adalah lingkungan menjadi lebih bersih karena sampah bisa terkelola dengan baik. Sebelum ada program banyak warga yang membakar sampah, namun sekarang pembuangan sampah menjadi lebih teratur sehingga program ini juga membantu membuat lingkungan menjadi lebih indah.

9.3. Ikhtisar

Keberhasilan program pengelolaan sampah cukup tinggi. Manfaat yang dirasakan oleh warga secara berturut-turut adalah bertambahnya pengetahuan dalam pengelolaan sampah, sebagai ajang bersosialisasi, membuat lingkungan menjadi bersih dan indah. Tingkat partisipasi memiliki hubungan dengan keberhasilan program. Semakin tinggi tingkat partisipasi maka akan semakin menentukan keberhasilan program.

BAB X PENUTUP

10.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Warga di lingkungan RW 4 Desa Gunung Sari sebagian besar hanya terlibat dalam proses pelaksanaan dan menikmati hasil. Partisipasi warga dalam program pengelolaan sampah berada pada tahap tokenisme dalam tangga partisipasi Arstein dimana warga diminta konsultasinya atau diberi informasi mengenai suatu keputusan, tetapi sebenarnya mereka hanya memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki kekuasaan untuk memengaruhi keputusan tesebut. Hal tersebut dikarenakan warga memang tidak dilibatkan dalam proses perencanaan program, hanya perwakilan dari warga saja yang dilibatkan.

2. Tingkat partisipasi dalam program pengelolaan sampah ditentukan oleh kemauan, kemampuan dan kesempatan yang dibagi ke dalam enam indikator, yaitu (1) sikap terhadap lingkungan dan program, (2) motivasi untuk terlibat dalam program, (3) tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah, (4) tingkat keterampilan dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program, (5) tingkat pengalaman dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program, dan (6) manajemen program pengelolaan sampah. Sikap terhadap lingkungan dan program, motivasi untuk terlibat dalam program dan tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi. Sedangkan keterampilan dalam mengelola sampah, pengalaman dalam mengelola sampah dan manajemen program pengelolaan sampah tidak memiliki hubungan signifikan dengan tingkat partisipasi.

Secara kesimpulan, terdapat dua faktor yang memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi, yaitu tingkat kemauan dan tingkat kemampuan. Sedangkan tingkat kesempatan tidak memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek psikologis lebih menentukan tingkat partisipasinya dalam program pengelolaan

sampah. Sikap yang positif dan motivasi yang kuat akan menimbulkan keinginan warga untuk berpartisipasi, begitu pula dengan tingkat pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap keterlibatan warga dalam program pengolahan sampah. Tingkat kesempatan tidak memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi, hal tersebut dikarenakan sebagian besar warga terlibat dalam pelaksanaan program dan menikmati hasil, namun dalam perencanaan program hanya perwakilan dari warga saja yang dilibatkan, namun hal tersebut tidak menjadi keberatan bagi warga, mereka sudah merasa terwakili dengan beberapa perwakilan warga dalam proses perencanaan. Sementara dalam proses evaluasi, warga RW 4 tidak dilibatkan dalam proses evaluasi formal bersama perusahaan. Evaluasi hanya pernah dilakukan antara pengurus RT/RW dan warga pada rapat tertentu.

3. Keberhasilan program pengelolaan sampah tinggi, artinya tujuan dari program berhasil dilaksanakan. Program pengelolaan sampah telah memberikan manfaat dan juga manfaat lingkungan bagi warga RW 4 Desa Gunung Sari pada khususnya.

4. Tingkat partisipasi memiliki hubungan dengan keberhasilan program. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan sampah maka semakin menentukan keberhasilan program pengelolaan sampah. Manfaat yang paling dirasakan warga adalah bertambahnya pengetahuan dalam pengelolaan sampah, sebagai ajang bersosialisasi, menjadikan lingkungan bersih dan indah.

10.2. Saran

Saran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk lebih meningkatkan partisipasi warga, diperlukan suatu strategi demi meningkatkan faktor-faktor pendorong partisipasi seperti tingkat kemauan dan tingkat kemampuan. Hal tersebut karena yang memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi hanya faktor kemauan dan faktor kemampuan. Diperlukan suatu strategi pemberdayaan untuk meningkatkan kesadaran warga akan lingkungan,dan sosialisasi mengenai manfaat

dilaksanakannya program, dengan demikian tingkat kemauan warga akan meningkat. Diperlukan juga upaya untuk meningkatan pengetahuan dan melatih keterampilan warga dalam pengelolaan sampah, dengan demikian tingkat kemampuan warga meningkat.

2. Diperlukan kesaling-pengertian antara pihak yang terlibat dalam program guna tercipta sinergitas antara pihak yang terlibat dan juga dalam program, sehingga tidak ada saling menyalahkan dan saling melemparkan kewajiban antar pihak yang terlibat dalam program.

3. Diperlukan peningkatan tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat.

4. Perlu dilakukan evaluasi rutin bersama dengan semua pihak, yaitu perusahaan, pengelola UPK, dan juga warga RW 4 Desa Gunung Sari. Hal tersebut dilakukan agar setiap pihak mampu menilai kekurangan dan kelebihannya masing-masing, mengungkapkan apa yang diketahuinya, manfaat, dan juga hambatan yang dirasa demi keberlanjutan dan peningkatan program pengelolaan sampah.

DAFTAR PUSTAKA

Ambadar J. 2008. CSR Dalam Praktik Di Indonesia, Wujud Kepedulian Dunia Usaha. Jakarta [ID] : PT Elex Media Komputindo.

Astuti YP. 2011. Partisipasi Peserta dalam Program Pengelolaan Sampah Organik di Komunitas Kumuh Perkotaan Bantaran Sungai Ciliwung [Skripsi]. Bogor [ID]. Institut Pertanian Bogor.

Baron RA, Byrne D. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta[ID] : Penerbit Erlangga. Budimanta A, Prasetijo A, Rudito B. 2004. Corporate Social Responsibility:

Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta[ID] : ICSD. Ife J, Tesoriero F. 2006. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta[ID] : Pustaka Pelajar.

Komaruddin. 2000. Efektivitas [Internet]. [dikutip 3 Maret 2011]. Dapat diunduh dari:http://dspace.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/10364/1061/bab2d.pdf ?sequence=7

Manoppo CN. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Wanita Tani dalam Usaha Tani Kakao [Tesis]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Mulyadi D. 2007. Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility)

dalam Usaha Pengembangan Masyarakat: Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Jalan Raya Gatot Subroto Kav. 52 Jakarta [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.

Nasdian FT. 2006. Modul Kuliah Pengembangan Masyarakat . Bogor [ID] : Institut Pertanian Bogor.

Pusparini S. 2010. Persepsi dan Partisipasi Peladang Berpindah dalam Kegiatan Pengembangan Tanaman Kehidupan Model HTI Terpadu di Kalimantan Barat [Tesis]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.

Rahman R. Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan Kenyataan. Yogyakarta [ID] : Medpress.

Ramadyanti M. 2009. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Unilever Indonesia (Kasus: Program Jakarta Green and Clean (JGC) 2007)[skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.

Siagian PS. 2001. Pengertian tentang Efektivitas[Internet]. [dikutip 3 Maret 2011]. Dapat diunduh dari: http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang- efektivitas.html

Singarimbun, Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta[ID] : LP3ES. Slamet M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor[ID] : IPB Press.

Suharto E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Jakarta[ID] : PT. Refika Aditama

Sukada S, dkk. 2007. Membumikan Bisnis Berkelanjutan, Memahami Konsep dan Praktik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jakarta[ID]: Indonesia Business Links.

Wahyuni ES. 2010. Pedoman Teknik Penulisan Studi Pustaka. Bogor [ID]: Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, FEMA, IPB.

Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik [ID]: Fascho Publishing.

Wicaksono MA. 2010. Analisis Tingkat Partisipasi Warga dalam tanggung Jawab Sosial Perusahaan. [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.

Dokumen terkait