• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

F. Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik Yang Dibaca

Remaja

Dorongan Persahabatan biasa disebut dengan motif berafiliasi. Motif ini merupakan motif yang mendorong individu untuk berinteraksi dengan orang lain yang mengandung kepercayaan, afeksi, dan kebersamaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Murray (Martaniah, 1984) motif berafiliasi dapat digambarkan sebagai tendensi untuk mendapatkan kepuasan dari suatu hubungan yang harmonis dan erat. Dengan arti lain tujuan yang ingin dicapai oleh individu adalah dapat menjalin persahabatan dengan orang lain. Remaja putri memiliki motif berafiliasi tinggi, hal ini dikarenakan remaja putri lebih banyak membuat kontak dengan teman-teman dekatnya (Dowling, 1989; Hasanat, 1988).

Dewasa ini, tidak dipungkiri bahwa remaja juga memiliki kegemaran membaca komik untuk mengisi waktu luangnya selain berkumpul dengan teman-temannya. Bahkan berdasarkan survey yang

dilakukan oleh Anzu Hizawa tahun 2004, konsumen komik paling banyak adalah perempuan (80%) (Ishizawa, 2004; www.google.com). Frekuensi membaca komik berdasarkan survey Gotei13 (forum.bleachindonesia.com; 2006) menemukan dalam 1 hari remaja dapat membaca labih dari 3 komik. Uniknya lagi remaja putri tetap bisa membaca komik bersama-sama dengan teman sekelompoknya, cerita yang ada dalam komik serial cantik dapat menjadi bahan perbincangan di antara mereka.

Komik serial cantik menyajikan bermacam-macam pengalaman kehidupan sehari-hari remaja dalam berelasi dengan orang lain seperti persahabatan, cinta kasih, dan hubungan kasih muda-mudi. Maka, komik ini dapat mempengaruhi rasa ingin tahu, berani mengambil resiko, daya imajinasi, dan sikap menghargai pada pembacanya. Alasan remaja putri menyukai komik serial cantik karena adanya situasi yang sama dialami oleh remaja dengan yang dialami oleh tokoh cerita, sebab cerita pada komik serial cantik tidak jauh berbeda dari kehidupan remaja sehari-hari pada umumnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mappiare (1982) ada perbedaan antara minat remaja putera dengan puteri, dalam hal membaca bacaan seperti novel atau komik, remaja putera lebih senang dengan tema-tema petualangan, detektif, dan kepahlawanan. Sedangkan untuk remaja puteri senang dengan kisah-kisah roman, persahabatan dan kasih sayang, hal ini dipengaruhi oleh peran sosial masing-masing dalam pemilihan sumber bacaan (Kusmartanti, 2004).

Komik dapat menimbulkan rasa ingin tahu pada pembacanya tentang apa yang disajikan oleh media komik, karena dapat menyajikan informasi pembelajaran secara menghibur dan menarik (Boneff, 1998; Hurlock, 1988). Hal ini dibenarkan oleh McCloud (Mustaquim, 2004), pembaca lebih mudah mengerti pada pesan yang terkandung karena komik lebih menitiberatkan gambar dalam penyampaian cerita.

Rasa ingin tahu yang dirangsang oleh komik akan mendorong pembaca komik serial cantik untuk mencari tahu tentang hal yang lain lebih mendalam, sehingga pembaca akan berusaha untuk mengikuti alur cerita sampai akhir dan memperbanyak informasi dari komik serial cantik dengan judul yang lain. Hal ini dikarenakan remaja putri memiliki kebutuhan untuk melakukan perbandingan sosial guna mengatasi ketidakjelasan identitas diri dengan jalan mencari informasi dari lingkungan sosialnya.

Komik dapat merangsang sikap berani mengambil resiko. Menurut Hurlock (1988) komik sering kali mengkondisikan tokoh bersifat kuat, berani, dan berwajah tampan atau cantik sehingga memberikan tokoh ideal untuk identifikasi. Tokoh dalam komik serial cantik sering digambarkan sebagai seorang gadis yang kurang menarik namun memiliki sifat ceria atau sebaliknya, namun memiliki keberanian menghadapi rintangan yang dapat menggagalkan tujuannya.

Pembaca akan diberikan kejutan pada akhir cerita yang bisa sad

ending (tokoh akhirnya meninggal) atau happy ending (tokoh akhirnya bahagia), dengan pengenalan pola keadaan dalam cerita komik yaitu tidak

menyerah karena ketidakjelasan hal ini menimbulkan rasa simpati pembaca pada perjuangan tokoh dan dapat memberikan kesempatan pada pembaca untuk lebih berani mengambil resiko karena ketidakjelasan, takut, atau mendapat kritik. Permasalahan yang dimiliki oleh remaja putri cukup kompleks begitu pula dalam penyajian permasalahan dalam komik serial cantik, maka remaja putri akan mencari informasi lebih banyak lagi pada komik-komik serial cantik lainnya.

Ketika pembaca semakin menyukai dan tertarik pada perilaku tokoh maka muncul perasaan atau emosi guna merespon sikap dan perilaku orang lain, hal ini disebut dengan Identifikasi (Salomon, 1996). Apa yang dilakukan oleh tokoh cerita memberikan contoh akibat yang akan didapat. Hal ini berkaitan adanya kebutuhan akan dukungan emosional berupa kebutuhan untuk mendapatkan simpati dari orang lain.

Cerita dalam komik disampaikan melalui gambar-gambar yang bersifat konkret, baik tokoh, suasana, bunyi serta perasaan dapat merangsang kemampuan berimajinasi (McCloud, 2001). Banyaknya komik serial cantik yang dibaca semakin sering, pengetahuan atau informasi tentang pengalaman-pengalaman tokoh komik semakin bertambah dan menjadi sesuatu yang baru.

Penyelesaian masalah yang telah diproses secara mental bisa diwujudkan secara konkret dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, banyaknya pengalaman penyelesaian masalah yang telah didapat mampu membantu remaja putri dalam berkompetensi dalam pergaulan dan diakui

oleh orang lain, hal ini karena remaja putri memiliki kebutuhan akan perhatian yaitu perasaan harga diri.

Tokoh dalam komik baik itu tokoh utama, protagonis, atau antagonis digambarkan dengan kelebihan dan kelemahannya. Semakin banyak komik jenis serial cantik yang dibaca, pembaca akan mendapatkan banyak informasi tentang karakter tokoh yang berbeda-beda baik itu kelebihan dan kekurangannya. Hal ini sesuai dengan kebutuhan remaja putri akan stimulasi positif, dapat memberikan kesempatan untuk membentuk sikap menghargai kelebihan dan kekurangan yang ada, maka ketika remaja putri mampu menghargai setiap individu akan tercipta kondisi yang menyenangkan dalam proses berafiliasi.

Seperti uraian di atas, dorongan bersahabat atau motif berafiliasi merupakan salah satu motif sekunder yang dapat dipelajari melalui pengalaman-pengalaman, terutama pengalaman akan keberhasilan berinteraksi. Semakin banyaknya komik serial cantik yang dibaca oleh remaja putri maka informasi tentang pengalaman-pengalaman tokoh semakin bertambah.

Hal ini juga sesuai dengan komponen-komponen motif berafiliasi yang diungkapkan oleh Hill (1987) yaitu :

a. Kebutuhan untuk melakukan perbandingan sosial yaitu kebutuhan

untuk mengatasi ketidakjelasan mengenai identitas diri dengan jalan mencari informasi dari lingkungan sosial tempat individu berada;

b. Kebutuhan akan dukungan emosional berupa kebutuhan untuk mendapatkan simpati dari orang lain;

c. Kebutuhan akan perhatian yaitu kebutuhan akan perasaan harga diri,

pujian, mempunyai kompetensi dalam pergaulan dan diakui orang lain;

d. Kebutuhan akan stimulasi positif yaitu kebutuhan akan kondisi yang

menyenangkan dalam proses berafiliasi

Dokumen terkait