PADA REMAJA PUTRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Yohana Danarisa Harenbi NIM: 039114083
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
” Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya
Sebab Ia yang memelihara kamu. ”
( Petrus 5 : 7 )
Karya ini saya persembahkan kepada :
∗ My Saviour, Yesus Kristus yang telah memberikan bimbingan dan karya-karya kasihnya sehingga menjadi inspirasiku dalam
menghadapi hidup yang penuh permasalahan ini.
∗ St. Harimurti dan Sta. Enny Umarsih, orangtuaku inilah yang
mendukungku. Bapak yang selalu mendoakan kesuksesan
anak-anaknya, dan ibuku “Super Mom” yang membiayai segala keperluan dalam keluarga dari kecil sampai dewasa. Pengorbanan
dan kesabaranmu tiada tara. Begitu banyak caci maki dari keluarga
yang telah ibuku dapatkan namun selalu ia tanggapi dengan
senyum karena mereka tidak tahu begitu berat beban dipundakmu.
Ibu, ini adalah langkah awal dari anakmu untuk mengurangi beban
dipundakmu. Meskipun aku tidak begitu pandai atau
kemampuanku pas-pasan tetapi aku ingin berbakti padamu untuk
membalas kebaikan dan pengorbananmu dalam keluarga. Aku
berharap dengan kelulusan ini ibu akan bangga padaku seperti aku
bangga memiliki ibu seperti engkau. Tuhan selalu Memberkati Ibu
dan Bapak. Amin.
memuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Februari 2008
Penulis,
Yohana Danarisa Harenbi
Yohana Danarisa Harenbi (2008). Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik Yang Dibaca Dengan Dorongan Bersahabat Akibat Membaca Serial Cantik Pada Remaja Putri: Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri. Variabel dalam penelitian ini adalah banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca sebagai variabel bebas, dorongan bersahabat sebagai variabel tergantung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 105 remaja putri usia 12-15 tahun yang gemar membaca komik.
Variabel dorongan persahabatan diukur dengan menggunakan skala sedangkan, variabel banyaknya judul komik serial cantik dilihat menggunakan metode angket pertanyaan langsung. Koefisien reliabilitas skala dorongan bersahabat adalah sebesar 0,894. Validitas skala dorongan bersahabat diperoleh lewat penilaian ahli dan berdasarkan kriteria yaitu yang memiliki indeks daya beda item ≥ 0,25. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik dengan dorongan bersahabat pada remaja putri. Hipotesis penelitian dianalisis dengan menggunakan korelasi Product Moment Person. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi r = 0,749 (P<0,01) dengan taraf signifikan 0,000. Maka hipotesis yang dapat ditarik dari hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri adalah diterima atau ada hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri.
Kata Kunci : komik, komik serial cantik, membaca, dorongan bersahabat, remaja
putri.
Comics To Female Adolescent. Psychology Study Program, Faculty of Psychology, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This is a correlation research. The purpose of this research was to find out the correlation between the number of shoujo comics read with relationship motive result reading shoujo comics to female adolescent. The variables were the the number of shoujo comics read as independent variable and the relationship motive as dependent variable. The subjects were 12-15 years old female adolescents of comic lover, 105 in number.
The first variable was measured using a scale, whereas the second was measured using quetionaires method. The reliability coefficient of relationship motive scale was 0,894. The validity of relationship motive scale was gained through an expert evaluation and based on a criteria which had an item discrimination index ≥ 0,25. The hypothesis was there is a relation between the number of shoujo comics read and relationship motive result reading shoujo comics to female adolescent. The research hypothesis was analyzed using product Moment Person correlation. The result of this research showed a correlation r=0,749 (P<0,01) with significant level 0,000. It meant that the hypothesis was accepted or there was correlation between the number of shoujo comics read and relationship motive result reading shoujo comics to female adolescent.
Key words : comics, shoujo comics, reading, relationship motive, female
adolesecent.
Puji syukur yang tak terhingga kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,
bimbingan, pertolongan, dan cinta kasih-Nya. Setelah melewati perjalanan yang
sangat panjang dalam menyusun skripsi ini, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik
yang Dibaca Dengan Dorongan Bersahabat Akibat Membaca Serial Cantik Pada
Remaja Putri” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan
mencapai derajat Sarjana Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Setiap langkah dalam proses pengerjaan skripsi ini telah membuktikan
bahwa semua yang dilakukan tidak berarti tanpa bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Drs, H. Wahyudi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang selalu
menyempatkan diri membimbing dan memberikan motivasi pada penulis
di tengah-tengah kesibukannya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Terima kasih banyak pak!
2. Bapak Dr. A. Supratiknya dan Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, MS., selaku
Dosen Penguji yang telah banyak membantu penulis selama proses
penyelesaian skripsi, terima kasih atas segala masukan, saran, dan
kritiknya.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik
dan Ibu Agnes Indar E., S.Psi., Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik pengganti yang membimbing penulis secara akademik selama
penulis menempuh kuliah.
5. Segenap dosen fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
6. Bu Yanti (TB. DIDI), Mbak Rahma dan Mbak Eri (Boemi Book Rental),
Mas Novi (TB. KK Tamsis), Mas Wawan dan Mas Arman (TB. KK
Lempuyangan), Mbak Ami dan Mas Wintolo (TB. KK Terban) yang telah
mengijinkan dan membantu penulis dalam menyebarkan angket di Taman
Bacaan yang bersangkutan.
7. Mbak Nanik, Mas Gandung, dan Pak Gi di sekretariat Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang banyak membantu kelancaran selama
penulis menempuh kuliah dan proses skripsi.
8. Mas Doni (ruang baca) yang telah banyak membantu dan mempermudah
penulis dalam penggunaan alat ujian skripsi.
9. Bapak dan Ibu yang tercinta, terima kasih untuk pengorbanan, dukungan,
dan doanya. I Love U...
10.Kakakku Ricky yang terguanteng..hehe dan Mba Wida calon kakak iparku
kesuksesanku yang tiada putus di panjatkan sampai akhir hayat. Aku
berhasil!
12.Mas Aan di Riau, you are my special one makasih banget ya say untuk selalu mendukungku dan memberi semangat dengan omelan-omelanmu itu
menjadi motivasiku meski sekarang kita jauh. Engkau yang selalu
membuatku tersenyum dan terhibur. I love U so much...
13.Sri dan Esi (Far 03) terima kasih banget udah rela menginap, memberi
masukan, dan membantu pembuatan powerpoint untuk presentasi.
14.Teman-teman seperjuanganku dalam menyusun skripsi, Irin (my real partner), Netly (makasih presentasinya), Krista (makasih ya udah bantu statistiknya), Nanang (maaf ngrepoti!), dan Kadek (Semangat!!), atas
support dan kebersamaan ini.
15.Mas Erry dan keluarga, terima kasih karena sudah memperbolehkan
meminjam laptop dan dukungan serta semangat yang selalu diberikan
menjelang ujian pendadaran.
16.Dian Kumala, Dita “Combie”, Nana (makasih ya semangatnya!he..),
Wahyu (gek dirampungke Yu skripsine!), dan mbak Rini “eks S2” (terima
kasih untuk jalan-jalannya)
17.Melati, Melan, dan Ria “Vicky”, makasih terjemahan judulnya ya...n
dukungannya.
18.Teman-teman KKN di Karang Pelem Agung “Makwik”, Ube, Yuhan, Pita,
Nia, Eti, Tiara, dan mbak Elly, terimakasih sudah memberi dukungan dan
menemani sidang...I miss U
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, yang
dikarenakan keterbatasan waktu dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat berguna dalam
menambah wawasan bagi pembaca sekalian.
Yogyakarta, 04 Maret 2008
Penulis
Yohana Danarisa Harenbi NIM : 039114083
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
MOTTO ...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi
ABSTRAK ...vii
ABSTRACT ...viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ...xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
1. Manfaat Teoretis ... 6
2. Manfaat Praktis ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Motif Berafiliasi... 8
1. Pengertian Dasar Motif ... 8
2. Pengertian Motif Berafiliasi ...10
3. Komponen-Komponen Motif Berafiliasi ... 11
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif Berafiliasi... 12
B. Membaca ... 14
1. Pengertian Membaca ... 14
2. Fungsi Membaca ... 14
3. Jenis-jenis Komik ...19
4. Pengertian Komik Serial Cantik ...21
D. Banyaknya Judul Komik Serial Cantik yang Dibaca Remaja Putri...22
E. Remaja Putri...22
1. Pengertian Remaja Putri...23
2. Batasan Remaja...24
3. Dorongan Bersahabat Remaja Putri...25
4. Kaitan Membaca Dengan Remaja Putri...26
F. Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik Yang Dibaca dengan Dorongan Bersahabat...27
G. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 33
C. Definisi Operasional ... 33
1. Dorongan Bersahabat... 33
2. Banyaknya Judul Komik Serial Cantik yang Dibaca... 34
D. Subjek Penelitian ... 35
E. Metode Pengumpulan Data ... 35
1. Skala Dorongan Bersahabat... 35
2. Angket Banyaknya Komik Serial Cantik yang Dibaca... 37
F. Validitas dan Reliabilitas ...38
1. Validitas ... 38
2. Seleksi Item...39
3. Reliabilitas ...39
G. Metode dan Teknik Analisis Data ...40
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...41
Profil Taman Bacaan ... 41
B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ...42
1. Perizinan Penelitian ... 42
2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ... 43
3. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 45
a. Validitas ... 45
b. Analisis Item ... 45
c. Reliabilitas ... 49
4. Pelaksanaan Penelitian ... 50
C. Uji Asumsi Hasil Penelitian ... 51
1. Uji Normalitas ... 51
a. Sebaran Data Variabel Dorongan Bersahabat... 51
b. Sebaran Data Variabel Banyaknya Judul Komik... 52
2. Uji Linearitas ...52
3. Rangkuman Hasil Penelitian ...53
D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54
E. Uji Hipotesis ...55
F. Pembahasan ...56
BAB V KESIMPULAN, SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
1. Bagi Remaja Putri ... 62
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ...63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN...
Tabel 2 : Penyebaran Item Pada Skala Dorongan Bersahabat
Tabel 3 : Angket Banyaknya Judul Serial Cantik
Tabel 4 : Hasil Korelasi Item Total Skala Dorongan Bersahabat
Tabel 5 : Item yang Valid dan Gugur Pada Skala Dorongan Bersahabat
Tabel 6 : Distribusi Item Skala Dorongan Bersahabat Setelah Uji Coba
Tabel 7 : Penyebaran Angket di Taman Bacaan
Tabel 8 : Data Sumbangan Komponen Dorongan Bersahabat
Tabel 9 : Data Hasil Penelitian
Lampiran Skala Try Out
Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Try Out Dorongan Bersahabat Lampiran Skala Try Out setelah Gugur
Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Dorongan Bersahabat Setelah Gugur
Lampiran Skala Penelitian
Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Penelitian Dorongan Bersahabat
Lampiran Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian
Lampiran Hasil Uji Linearitas Data Hasil Penelitian
Lampiran Hasil Uji Linearitas Aspek Dorongan Bersahabat dan Banyaknya
Komik
Lampiran Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Penelitian
Lampiran Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
A. Latar Belakang
Pada awalnya, komik sebenarnya ditujukan untuk anak-anak guna
meningkatkan daya imajinasi dan minat baca mereka. Bersama dengan
perkembangannya, komik yang beredar di masyarakat lebih didominasi oleh
komik untuk remaja. Alasan remaja putri menyukai komik selain untuk
mengisi waktu luang juga karena pengaruh kelompok teman sebaya. Masa
remaja adalah masa yang penuh dengan tekanan dalam perasaan dan emosi,
sehingga hal ini membuat para remaja mudah terpengaruh dengan
lingkungannya (Hurlock,1999). Remaja merupakan usia pencarian identitas
diri sehingga mereka cenderung membentuk kelompok, karena ditandai
dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman untuk diterima sebagai
suatu anggota kelompok. Suatu kelompok mempunyai trend membaca
komik serial cantik, dan hal itu disebarluaskan di kalangan remaja dengan
selalu menceritakan kembali apa yang mereka baca.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh komikus Indonesia Anzu
Hizawa menurutnya pembaca komik 80% adalah perempuan, jadi komik
yang beredar di Indonesia kebanyakan adalah komik untuk perempuan yang
biasa disebut dengan komik serial cantik atau Shoujo (Ishizawa, 2004). Hal ini juga didukung dengan survey yang dilakukan oleh Bonneff (1998) bahwa
komik serial cantik masuk peringkat ke-2 komik yang paling digemari.
Komik serial cantik merupakan komik tentang kehidupan sehari-hari
tokoh remaja putri yang kental dengan perasaan cinta, hubungan kasih, dan
persahabatan. Kelebihan yang terkandung dari komik-komik ini adalah
unsur bercerita dari hati ke hati antara sang komikus dengan pembacanya.
Dapat dikatakan, komik-komik serial cantik adalah diary curahan hati sang
komikus (Ahmad, 2005; www.akademisamali.org). Komik serial cantik
dapat dikemas 2 macam yaitu secara fiktif (hasil imajinasi pengarang) dan
non-fiktif (pengalaman langsung/true story). Judul komik serial cantik yang
termasuk fiktif adalah Moe Kare, Punch!!, Saladays, Imadoki, Heart, H3
School, Past Promise, White Castle, Love Flies dan sebagainya. Sedangkan
untuk komik serial cantik yang non-fiktif adalah Miss U, Hold U, dan
sebagainya.
Hurlock (1988) menambahkan bahwa komik dikenal sebagai media
untuk memperkenalkan budaya. Hal ini juga didukung pendapat dari
Arswendo Atmowiloto selaku pengamat komik mengatakan komik-komik
sebagai media ekspresi mampu menampung permasalahan sosial sehingga
dapat memberikan sumbangan pada proses pertumbuhan kebudayaan
nasional (Mustaqim, 2004; www.indicomic.com). Menurut penelitian
Kusmartanti (2004) remaja putri lebih senang komik roman atau serial
cantik karena dipengaruhi oleh sifat kesosialannya. Maka dapat diasumsikan
bacaan yang disenangi dipengaruhi oleh peran sosial dalam pemilihan
digemari dikalangan remaja putri karena kental dengan sifat – sifat sosial
dari remaja putri (Mathovani, 2006; www.indomedia.com).
Pernyataan di atas bertolakbelakang bahwa remaja putri juga
memiliki kegemaran membaca terutama komik yang memiliki konotasi
negatif di mata masyarakat membuat remaja malas belajar dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Setiap individu pada dasarnya membutuhkan
interaksi dengan individu lain, seseorang itu akan menyadari pentingnya
peran orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dalam hidupnya. Maka
mayoritas orang mempunyai kecenderungan bersahabat atau berkelompok.
Menurut Feldman (Sears, 1991) kebutuhan untuk membentuk dan
mempertahankan hubungan dengan orang lain disebut motif berafiliasi.
Individu berafiliasi atau bersahabat untuk mendapatkan kegembiraan,
memperoleh pertolongan, menjalin keakraban, berbagai keintiman seksual,
mendapat pujian dan sebagainya.
Menurut hasil penelitian Dowling (1989), sebuah kenyataan lama
bahwa kebutuhan bersahabat pada kaum perempuan tinggi, hal ini juga
didukung oleh Wong dan Cczikzentmihallyi (Martaniah, 1984) dijumpai
mengapa wanita memiliki kebutuhan afiliasi tinggi karena mereka lebih
banyak menghabiskan waktu dengan teman dan lebih banyak memikirkan
teman-temannya bila berada dalam kondisi sendirian. Remaja putri pada
umumnya lebih banyak beraktivitas sosial di luar namun sering mengalami
Remaja putri sering mencari jawaban guna mempertahankan
hubungannya dengan orang lain salah satunya dengan belajar dari
pengalaman orang lain yaitu mencari informasi pada
pengalaman-pengalaman tokoh di komik karena disajikan dengan praktis dan menghibur.
Hal ini memberikan pengertian bahwa kesempatan untuk meningkatkan diri
melalui pembandingan dengan orang akan meningkatkan afiliasi (Martaniah,
1984). Ini dilakukan karena remaja awal lebih menyukai pada hal-hal yang
bersifat konkrit dan masuk akal sehingga sering mengalami penantangan
pendapat dengan orang dewasa yang cenderung teoritis (Binet dalam
Mappiare, 1982). Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori
motif berafiliasi dalam mengungkap dorongan bersahabat pada remaja putri
akibat membaca komik serial cantik.
Komik jenis serial cantik mudah diterima di kalangan remaja putri di
Indonesia karena tema cerita persahabatan dan kasih sayang dalam komik
serial cantik tidak jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia
(www.mit-edu.com). Ketika remaja putri mendapat suatu kesenangan dari
bacaan komik serial cantik yang mereka baca, maka akan cenderung untuk
mencari lagi komik jenis serial cantik dengan judul yang berbeda guna
mendapat informasi yang lebih kompleks dan mengikuti trend dari
kelompok sebayanya yang gemar membaca komik. Komik mempengaruhi
rasa ingin tahu individu, maka tidak mengherankan kegiatan membaca
Daya beli orang Indonesia untuk buku bacaan masih kurang sehingga
remaja sering mengkonsumsi banyak buku bacaan terutama komik dari
peminjaman di taman bacaan dengan harga sewa yang bisa dijangkau.
Berdasarkan hasil jajak pendapat harian Kompas di 10 kota besar di
Indonesia yang dilakukan pada tanggal 7-8 Pebruari 2005, salah satu
penyebab minimnya jumlah buku yang dibeli oleh responden (88%) adalah
ketiadaaan alokasi dana khusus untuk membeli buku (www.kompas.com).
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Gotei13
(forum.bleachindonesia.com, 2006) menunjukkan bahwa lebih dari 60%
remaja Indonesia frekuensi komik yang dibaca dalam 1 hari lebih dari 3
buku sehingga diasumsikan dalam 1 minggu remaja bisa membaca lebih dari
10 komik.
Adapun hasil penelitian Iswidharmanjaya (2004) menunjukkan
komik dapat memberikan motivasi perilaku prososial remaja, sedangkan
penelitian Aryanto (2006) menyatakan bahwa ada korelasi positif antara
frekuensi membaca komik dengan sikap menghargai karena adanya daya
imajinasi yang tinggi dan kemauan untuk mengembangkan suatu
pengalaman yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat membuat daya
keluwesan dalam menyelesaikan masalah menjadi baru dan menarik. Pada
penelitian Suprawati (1999) meneliti adanya hubungan yang signifikan
antara membaca komik dengan peningkatan motif karena pengalaman yang
Maka, penelitian ini ingin mengungkapkan ada tidaknya hubungan
antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan
bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : apakah ada hubungan
antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan
bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan
bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana banyaknya
judul serial cantik yang dibaca memberi sumbangan munculnya
dorongan bersahabat pada remaja putri. Dan dapat menjadi
pertimbangan bagi remaja bahwa membaca komik ada manfaat yang
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
tentang motif berafiliasi atau dorongan perasahabatan bagi
perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi sosial, tentang
hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca
dengan dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja
LANDASAN TEORI
A. Motif Berafiliasi
1. Pengertian Dasar Motif
Walgito (1980) mengartikan motif sebagai suatu yang terdapat
dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau
berbuat, dan dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan tertentu. Perilaku
seseorang merupakan pencerminan dari motif yang ada pada dirinya.
Motif meliputi semua penggerak, alasan-alasan atau
dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat
sesuatu (Gerungan, 1981).
Dalam suatu motif umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu
unsur dorongan dan kebutuhan. Proses interaksi timbal balik antara
kedua unsur di atas terjadi di dalam diri individu, namun dapat
dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungan individu (Handoko, 1992).
McClelland (1985) menggunakan istilah motif dan motivasi
dalam arti yang sama. Irwanto, dkk (1991) mengartikan motif sebagai
seluruh aktivitas mental yang dirasakan atau dialami, yang
memberikan kondisi sampai terjadinya perilaku. Davidoff (1991)
mengemukakan bahwa motif atau motivasi dipakai untuk
menunjukkan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari
akibat suatu kebutuhan atau motif ini yang mengaktifkan atau
membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan
kebutuhan tersebut.
Atkinson dan Reitmen (Hasanat, 1988) menganggap motif
sebagai disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk mencapai
tujuan tertentu, seperti berprestasi, berafiliasi ataupun berkuasa. Motif
tidak dapat diamati secara langsung melainkan hanya dapat dilihat dan
diketahui dari perilaku yang ditimbulkannya (Wexley dan Yukl, 1977).
Menurut Martaniah (1984), motif mempunyai kemungkinan
untuk berubah karena pembentukan motif dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalaman yang diperoleh individu. Pendapat ini senada
dengan Walgito (1980) yang mengemukakan bahwa motif dapat
berubah selaras dengan perkembangan yang dialami individu.
Motif-motif ini akan mengalami perubahan sesuai dengan norma-norma yang
ada.
Setelah meninjau beberapa konsep mengenai motif dan
motivasi, dengan mengacu pendapat McClelland (1985) di atas, bahwa
istilah motif dan motivasi secara bergantian dapat digambarkan
sebagai suatu konstruksi yang potensial dan laten, yang dibentuk oleh
pengalaman-pengalaman yang secara relatif bertahan, meskipun
kemungkinan berubah masih ada dan berfungsi menggerakkan serta
mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. Berdasarkan
terbentuk dari hasil belajar yang lebih disebut sebagai motif sosial
akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini.
2. Pengertian Motif Berafiliasi
Menurut Murray (Hall dan Lindzey, 1970) manusia
mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam, yang salah satunya
adalah motif berafiliasi. Schachter (Martaniah, 1984) menyatakan ada
dua alasan mengapa orang tertarik satu sama lainnya. Alasan pertama
ialah karena di dalam kehidupan sehari-hari orang menjadi perantara
satu sama lainnya untuk mencapai tujuan-tujuannya, maka orang
berhubungan dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Alasan
kedua ialah bahwa dengan berhubungan dengan orang lain, seseorang
dapat saling memberikan pemuasan yang hanya dapat diperoleh
melalui hubungan interpersonal.
Martaniah (1984) menyebut motif berafiliasi sebagai motif
yang mendorong seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, yang
mengandung kepercayaan, afeksi dan empati yang simpatik. Berdasar
penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa individu memiliki
kebutuhan akan kondisi afiliasi yang menyenangkan.
Menurut Murray (Hill, 1987) motif berafiliasi dapat
digambarkan sebagai tendensi untuk mendapatkan kepuasan dari suatu
hubungan yang harmonis dan erat. Dengan arti lain tujuan yang ingin
dicapai oleh individu adalah dapat menjalin persahabatan dengan
Adapun menurut Weiss (Haryanto, 2001) ada enam dasar
ketentuan hubungan sosial, di mana munculnya motif berafiliasi yaitu :
a. Disebabkan karena adanya kasih sayang,
b. Adanya integritas sosial yaitu merupakan suatu perasaan dari
berbagai minat dan sikap yang sering diberikan oleh hubungan
teman sebaya,
c. Adanya harga diri sangat berkaitan dengan penghargaan dari
orang lain, dimana jika orang lain menghargai diri kita maka
harga diri akan tinggi dan menimbulkan rasa afiliasi,
d. Rasa persatuan dapat melibatkan sikap sosial dalam kelompok,
e. Atas dasar bimbingan,
f. Adanya kesempatan untuk saling memelihara.
Dengan batasan-batasan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa motif berafilisi ini adalah motif yang mendorong individu untuk
berinteraksi dengan orang lain, yang mengandung kepercayaan, afeksi,
dan kebersamaan. Dorongan ini universal terdapat pada semua orang,
tetapi intensitasnya berbeda tergantung pada beberapa faktor seperti
keebudayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan.
3. Komponen-komponen Motif Berafiliasi
Dalam suatu penelitian, batasan yang dipakai untuk suatu
pengukuran akan sangat menentukan hasil kesimpulan dari penelitian
tersebut, dari semua batasan motif berafiliasi, Hill (1987) dalam
Motivation: People Who Need People but in Different Ways
mengemukakan bahwa motif berafiliasi mempunyai beberapa
komponen sebagai berikut:
a. Kebutuhan untuk melakukan perbandingan sosial yaitu
kebutuhan untuk mengatasi ketidakjelasan mengenai identitas
diri dengan jalan mencari informasi dari lingkungan sosial
tempat individu berada;
b. Kebutuhan akan dukungan emosional berupa kebutuhan untuk
mendapatkan simpati dari orang lain;
c. Kebutuhan akan perhatian yaitu kebutuhan akan perasaan harga
diri, pujian, mempunyai kompetensi dalam pergaulan dan
diakui orang lain;
d. Kebutuhan akan stimulasi positif yaitu kebutuhan akan kondisi
yang menyenangkan dalam proses berafiliasi
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motif Berafiliasi
a. Jenis Kelamin
Setiap orang mempunyai motif berafiliasi, dalam kehidupannya
setiap orang akan mengalami proses belajar, baik terhadap
pengalamannnya sendiri maupun di luar dirinya. Menurut
Dowling (1989) sudah cukup lama diketahui bahwa kebutuhan
berafiliasi pada perempuan lebih tinggi daripada kebutuhan
perempuan untuk berdekatan, berafiliasi dengan orang lain
lebih besar daripada laki-laki.
b. Karakteristik Budaya
Motif berafiliasi dipengaruhi oleh faktor kebudayaan dan
nilai-nilai yang berlaku di suatu tempat. Apabila motif berafiliasi
dijunjung tinggi dalam suatu masyarakat maka motif tersebut
akan tumbuh subur. Di dunia Timur motif berafiliasi dinilai
tinggi dan untuk dapat memperkembangkannya ke arah yang
lebih berguna bagi kehidupan manusia, misalnya budaya
gotong royong (Martaniah, 1984)
c. Faktor Situasional
Faktor-faktor situasional yang lebih bersifat psikologis yang
dapat mempengaruhi motif berafiliasi, antara lain perasaan
adanya kesamaan. Menurut Festinger (Martaniah, 1984) jika
seseorang tidak yakin akan kemampuannya atau tidak yakin
pada pendapatnya, ia akan merasa tertekan. Rasa tertekan ini
akan berkurang jika dilakukan pembandingan sosial.
Kesempatan untuk meningkatkan afiliasi dan jika orang
tersebut dalam pembandingan ini merasa lebih baik akan lebih
menguatkan sehingga menghasilkan afiliasi yang lebih besar.
Orang yang kesepian akan terdorong membuat afiliasi daripada
perasaan aman akan terdorong untuk membuat afiliasi daripada
orang yang mempunyai perasaan aman yang tinggi.
B. Membaca
1. Pengertian Membaca
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta, 1976) pengertian membaca adalah melihat tulisan
dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Menurut Hodson
(Tarigan, 1989) membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Dengan
membaca, pembaca akan memperoleh dua jenis pengetahuan yaitu,
informasi-informasi baru dari bacaan. Dalam penelitian Kusmartanti
(2004) menyimpulkan bahwa membaca adalah suatu metode yang
dipergunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri
dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu dengan
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambang-lambang tertulis.
2. Fungsi Membaca
Menurut Soekanto (1989), membaca sebagai rekreasi memiliki
fungsi positif yaitu bahan bacaan memberikan tokoh-tokoh ideal
dengan pengalaman-penglaman yang ternyata lebih berat dari
dalam hal yang diperlukan untuk melancarkan pergaulan dan mengenal
orang.
3. Tujuan Membaca
Menurut Tarigan (1989) tujuan utama membaca adalah untuk
mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, serta memahami
makna bacaan.
Menurut Heilman (Kusmartanti, 2004) mengemukakan
beberapa tujuan membaca antara lain:
a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi
tentang topic-topic yang menarik
b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya
c. Membenahi dan meningkatkan pemahamannya tentang
masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya
d. Memperluas cakrawala, pengetahuan, wawasan atau
pandangan dengan memahami orang lain maupun tempat lain.
e. Memahami lebih cermat atau mendalam tentang kehidupan
pribadi orang-orang besar atau pemimpin dengan jalan
membaca biografinya.
C. Komik Serial Cantik 1. Pengertian Komik
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa
bergambar yang dikemas dalam bentuk buku, majalah, atau surat
kabar. Komik merupakan media visual, menyampaikan dunia penuh
pengalaman yang membuat pembaca dapat memberikan tanggapan dan
merasakan langsung pada gagasan, peristiwa, emosi yang dialami para
tokoh cerita (McCloud dalam Budiman, 2002).
Manga, adalah sebutan komik dalam bahasa Jepang atau anime
sebagai sebutan untuk animasi. Manga berkembang di dunia komik
sebagai sebuah gaya gambar yang mempunyai ke khas-annya sendiri.
Gaya gambar manga seperti yang pernah kita lihat sangat gamblang
dengan ekspresi gerak maupun karakter. Karakter yang unik dari
manga, seperti mata besar dan model rambut tajam sepertinya menjadi
ketertarikan sendiri bagi kalangan penggemar komik (Motulz, 2006;
www.komikonline.com).
Yang hebatnya, gaya manga ini bukan saja digemari oleh
kalangan anak-anak namun sudah merasuk pula ke kalangan dewasa.
Kajian lain dari gaya manga ini adalah sudah masuknya kajian manga
ke wilayah budaya atau kultur. Dengan perkembangan gaya manga di
banyak aspek kebudayan maka manga juga mempengaruhi
budaya-budaya lainnya. Perkembangan manga sudah memberikan banyak
pengaruh kepada kebudayaan pop masa kini (Motulz, 2006;
2. Komik Sebagai Komunikasi Bentuk Media Massa
Dalam komik terjadi proses komunikasi karena komik
merupakan salah satu bentuk media atau sarana berkomunikasi. Istilah
komunikasi sendiri pada dasarnya adalah proses penyampaian pikiran
dan perasaan oleh seseorang atau komunikator terhadap orang lain atau
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Menurut Gonzales (dalam Jahi, 1993), efek yang berkaitan
dengan isi pesan dari media massa terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan
penambahan pengetahuan. Media massa menjadi sumber
informasi mengenai perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai-nilai yang disampaikan komunikator. Media massa juga
mampu mempengaruhi persepsi seseorang terhadap diri maupun
lingkungannya.
b. Efek afektif berkaitan dengan emosi dan perasaan komunikan.
Media massa ternyata menimbulkan rangsangan emosi, misalnya
perasaan dan emosi tertentu ketika sedang mengkonsumsi media
massa. Atkinson (dalam Jahi, 1993) menyimpulkan bahwa
berbagai penemuan menunjukkan adanya pengaruh media massa
yang signifikan terhadap orientasi afektif, walaupun dampaknya
tidak sebesar orientasi kognitif.
c. Efek behavioral pada media massa memberikan contoh-contoh
memperoleh peneguhan dengan melihat contoh perilaku yang
ditampilkan dalam media massa.
Dapat disimpulkan pula komik memiliki berbagai fasilitas
afektif yaitu (Munandar dalam Aryanto, 2006):
a. Merangsang keingintahuan, karena pembaca lebih mudah
mengerti pada pesan yang terkandung karena komik lebih
menitiberatkan gambar dalam penyampaian cerita (McCloud
dalam Mustaquim, 2004).
b. Memberi kesempatan untuk berani mengambil resiko, karena
keberanian yang ditunjukkan oleh para tokoh komik dalam
mencapai tujuan dapat berakhir dengan bahagia atau sedih
sehingga pembaca mendapat pelajaran berharga dalam
menantikan ketidakjelasan dalam hidup (Aryanto, 2006)
c. Meningkatkan daya imajinasi, cerita dalam komik disampaikan
melalui gambar-gambar yang bersifat konkret, baik tokoh,
suasana, bunyi serta perasaan dapat merangsang kemampuan
berimajinasi (McCloud, 2001)
d. Sikap menghargai, setiap tokoh dalam komik digambarkan
dengan kelemahan dan kelebihan masing-masing sehingga
3. Jenis - Jenis Komik
Komik memiliki ciri khas yaitu, tokoh cerita adalah manusia
biasa yang menjalani kehidupan sehari-hari dan dapat melakukan
kesalahan. (www.mit.edu, 2002).
Komik terbagi menjadi dua aliran secara umum yaitu
(www.wikipedia.org):
a. Komik Shounen atau manga shounen
Komik yang ditujukan untuk remaja pria. Komik ini memiliki
ciri khas kemaskulinan yang mengisahkan bagaimana seseorang
mencapai prestasi, berperang, adu siasat, petualangan, dan
menegakkan keadilan. Seperti : Conan, Yu Gi Oh, Dears, dan
sebagainya.
b. Komik Shoujo atau manga shoujo atau Serial Cantik
Komik yang ditujukan untuk remaja putri. Isi cerita seputar
perasaan cinta, hubungan kasih muda mudi, dan persahabatan. Di
Indonesia sering disebut komik serial cantik. Seperti: Imadoki,
Kiss Kiss kiss, Heart, Happy Husttle High School, dan
sebagainya.
Komik dewasa ini lebih membantu membangkitkan minat baca,
media pengenalan budaya, media komunikasi tentang informasi
pembelajaran dan pendidikan atau pikiran pengarang, merangsang
sebagai media hiburan di saat jenuh dengan rutinitas (Bonneff, 1998;
McCloud dalam Mustaquim, 2004).
Menurut Hurlock (1988) komik disukai beberapa diantaranya
karena :
a. Komik menyediakan beberapa karakter dalam cerita yang bisa
digunakan identifikasi dan juga mampu menyediakan
kesempatan yang baik untuk mendapat wawasan mengenai
masalah pribadi dan sosialnya. Kondisi ini akan membantu
seseorang dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
b. Menarik imajinasi seseorang dan rasa ingin tahu tentang masalah
adikodrati
c. Memberi anak pelarian sementara dari hiruk pikuk sehari-hari
d. Mengkondisikan tokoh dengan kemampuan yang lebih baik atau
tampak sering melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak
berani dilakukan sendiri oleh pembacanya, walaupun mereka
ingin melakukannya. Kondisi seperti ini memberikan rasa
kegembiraan.
e. Menyediakan tokoh yang sering kali bersifat kuat, berani, dan
berwajah menarik, sehingga memberi tokoh yang diidentifikasi.
Maka pada penelitian ini, peneliti mengambil jenis komik serial
cantik selain banyak digemari oleh remaja putri karena memiliki cerita
muda mudi yang tidak jauh beda dengan kehidupan sehari-hari remaja
putri yang senang bersahabat.
4. Pengertian Komik Serial Cantik
Seperti yang sudah diungkapkan di atas, komik serial cantik
merupakan komik yang ditujukan untuk remaja putri. Kelebihan yang
terkandung dari komik-komik ini adalah unsur bercerita dari hati ke
hati antara sang komikus dengan pembacanya. Dapat dikatakan,
komik-komik serial cantik adalah diary curahan hati sang komikus,
sehingga ketika membaca komik serial cantik, pembaca akan
cenderung terpengaruhi emosinya (Ahmad, 2005;
www.akademisamali.org). Komik serial cantik selain adanya unsur
emosi namun juga karena jalan cerita yang disajikan secara alami
dengan kehidupan sehari-hari seorang tokoh wanita atau pria dalam hal
persahabatan, cinta kasih, hubungan orang tua.
Pada tahun 1990an komik serial cantik banyak diterbitkan Elex
Media dengan ciri khas pada sampul komik terdapat kode SC (serial
cantik), kemudian tahun 2000an penerbit komik mulai banyak
bermunculan dan komik serial cantik mulai banyak diproduksi oleh
MnC (bagian dari Elex Media), 3L (Tiga Lancar) dan beberapa pada
D. Banyaknya komik serial cantik yang dibaca remaja putri
Membaca diartikan sebagai melihat dan mengerti atau dapat
melisankan apa yang tertulis (Poerwadarminta, 1976). Membaca dalam hal
ini dimaksudkan dengan membaca komik-komik jenis serial cantik dari
perpustakaan atau taman bacaan, sehingga diartikan sebagai melihat dan
mengerti apa yang tertulis dan tergambarkan dalam komik guna
mendapatkan informasi tentang pengalaman-pengalaman yang dialami oleh
para tokoh dalam komik. Ketika pembaca mendapat suatu kesenangan dari
membaca komik dan mendapat informasi yang menarik, maka pembaca
akan mencari lagi komik serial cantik dengan judul yang berbeda guna
mendapat informasi yang lebih kompleks dengan sajian yang berbeda.
Berdasarkan prinsip manusia tidak pernah puas dan komik mempengaruhi
rasa ingin tahu individu, maka tidak mengherankan kegiatan membaca
komik menjadi kegiatan yang paling digemari.
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
banyaknya komik serial cantik yang dibaca adalah jumlah judul
komik-komik jenis serial cantik yang dibaca remaja putri dalam kurun waktu
tertentu yaitu 1 minggu.
E. Remaja Putri
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan tekanan dalam
perasaan dan emosi, sehingga hal ini membuat para remaja mudah
terpengaruh dengan lingkungannya (Hurlock,1999).
Secara jasmaniah wanita sangat berbeda dengan pria,
perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan perilaku antara aktivitas
wanita dengan aktivitas pria. Karena perbedaan itu pula menimbulkan
perbedaan isi dan bentuk perilaku, misalnya pada wanita akan
mengalami haid yang terjadi pada awal remaja dan untuk pihak pria
akan mengalami mimpi basah (Kartono, 1992).
Dalam Monks (2002) masa dimana diawali
perubahan-perubahan fisik dan tanda-tanda kelamin primer maupun sekunder ini
merupakan masa penyesuaian diri seorang remaja dengan
lingkungannya. Masa ini juga sering disebut dengan masa pencarian
identitas diri, karena remaja sudah ingin meninggalkan
perilaku-perilaku dan sifat kanak-kanak menuju kearah yang dewasa.
Remaja putri mulai menemukan nilai hidup baru, semakin
memiliki pemahaman yang jelas tentang keadaan dirinya, hal ini
membuatnya lebih kritis tentang dirinya terhadap orang lain termasuk
orangtuanya (Kartono, 1992). Seorang wanita lebih memiliki perasaan
yang feminim seperti empati, perhatian dan lebih menyayangi,
sehingga hal ini membuat mereka lebih bisa mempertahankan
Berdasarkan penelitian Booth (dalam Hasanat, 1988)
ditemukan bahwa hubungan persahabatan wanita lebih banyak secara
afektif. Wanita lebih banyak membuat kontak dengan teman-teman
dekatnya, menceritakan rahasia, dan terlibat dalam aktivitas yang lebih
spontan.
2. Batasan Remaja
Usia remaja secara global berlangsung antara usia 12 – 21
tahun dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun
remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir (Monks, 2002).
Maka sesuai dengan batasan tersebut usia remaja yang akan digunakan
dalam penelitian ini bermula dari 12-15 tahun karena memiliki
gejala-gejala negative phase yaitu keinginan untuk menyendiri, kurang ada kemauan untuk bekerja, kejemuan, kegelisahan, pertentangan sosial,
penantangan pada kewibawaan orang dewasa, kepekaan perasaan,
kurang percaya diri, mulai minat pada lawan jenis, dan kesukaan
berkhayal (Hurlock dalam Mappiare, 1982).
Remaja awal senang menolak hal-hal yang tidak masuk akal
biasanya terjadi penantangan pendapat dengan orang dewasa. Tetapi,
dengan alasan yang masuk akal, remaja bisa mengikuti pemikiran
orang dewasa (Binet dalam Mappiare, 1982). Sehingga remaja
membutuhkan teman-teman, ia senang kalau banyak teman
menyukainya, ia menyukai teman-teman yang punya sifat sama dengan
3. Dorongan Bersahabat Remaja Putri
Pada hakekatnya seorang wanita menonjolkan sifat
kesosialannya, melindungi dan memelihara kehidupan. Hal ini juga
tampak pada harapan orang tua pada umumnya untuk anak
perempuannya yaitu berperingai halus, bersikap manis, tidak boleh
berkelahi, pasrah, nrimo, setia dan sabar. Sikap khas dari wanita, bahwa anak perempuanlah yang lebih mampu memelihara dan
merawat sehingga lebih diharapkan untuk lebih mencintai orangtuanya
(Monks, 2002). Hal ini memberi asumsi bahwa remaja putri memiliki
motif bersahabat yang tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan Wong dan Cczikzentmihallyi (Martaniah, 1984) dijumpai mengapa wanita memiliki kebutuhan afiliasi tinggi karena mereka lebih banyak
menghabiskan waktu dengan teman dan lebih banyak memikirkan
teman-temannya bila berada dalam kondisi sendirian dan akan
mengalami perasaan tidak enak yang mendalam.
Pada remaja sikap penerimaan terhadap orang lain
dimanifestasikan kedalam bentuk perilaku bersahabat terhadap orang
lain. Sikap penerimaan diri yang positif pada remaja tidak hanya untuk
teman-teman sebayanya tapi juga kepada orang yang berada pada
disekitarnya. Jika remaja diterima dalam kelompok sosialnya maka
mereka dianggap mampu membuat penyesuaian sosial yang baik di
dan mengembangkan perilaku bersahabatnya bersamaan dengan
kelompoknya atau dengan orang sekitarnya.
4. Kaitan Membaca dengan Remaja Putri
Berbagai perubahan yang terjadi di masa remaja menjadi salah
satu penyebab ketidakseimbangan emosi mereka dan menyebabkan
remaja bertanya-tanya tentang dirinya sehingga membuat mereka
mulai tertarik untuk mencari jawaban-jawaban tentang apa yang terjadi
pada dirinya melalui bacaan.
Remaja lazimnya menganggap kegiatan menambah
pengetahuan itu merupakan membaca sebagai pekerjaan, tetapi jika hal
itu menyenangkan dan dilakukan secara suka rela, maka kegiatan
membaca merupakan rekreasi baginya. Kadang-kadang bahan yang
dibaca cukup “berat” namun karena mengasyikkan maka kegiatan
membaca dianggap rekreasi (Soekanto, 1989).
Menurut Hurlock (1988) buku komik lama kelamaan kurang
diminati oleh remaja putri dan lebih menyukai majalah atau novel.
Namun pada kenyataannya komik masih digemari oleh remaja karena
sekarang komik telah berkembang tidak hanya untuk anak-anak tetapi
juga bisa dinikmati oleh remaja. Hal ini tampak pada Simposium "Asia
in Comics 2004”, pembaca komik di Indonesia 80% adalah perempuan
(Ishizawa, 2004; www.google.com).
Menurut Sunaryo (1996) komik memiliki karakteristik feminim
disesuaikan dengan remaja putri. Menurut Kartono (1992) perempuan
tertarik pada hal-hal yang praktis, lebih bersifat sosial, dan kesatuan
totalitas dari tingkah laku perempuan terletak pada kehidupan
perasaannya yang didorong oleh afek-afek dan sentimen-sentimen
yang kuat. Maka secara singkat, jenis bacaan yang disenangi
dipengaruhi oleh peran sosial dalam pemilihan sumber bacaan.
F. Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik Yang Dibaca Dengan Dorongan Persahabatan Akibat Membaca Serial Cantik Pada Remaja
Dorongan Persahabatan biasa disebut dengan motif berafiliasi. Motif
ini merupakan motif yang mendorong individu untuk berinteraksi dengan
orang lain yang mengandung kepercayaan, afeksi, dan kebersamaan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Murray (Martaniah, 1984) motif berafiliasi dapat
digambarkan sebagai tendensi untuk mendapatkan kepuasan dari suatu
hubungan yang harmonis dan erat. Dengan arti lain tujuan yang ingin
dicapai oleh individu adalah dapat menjalin persahabatan dengan orang lain.
Remaja putri memiliki motif berafiliasi tinggi, hal ini dikarenakan remaja
putri lebih banyak membuat kontak dengan teman-teman dekatnya
(Dowling, 1989; Hasanat, 1988).
Dewasa ini, tidak dipungkiri bahwa remaja juga memiliki
kegemaran membaca komik untuk mengisi waktu luangnya selain
dilakukan oleh Anzu Hizawa tahun 2004, konsumen komik paling banyak
adalah perempuan (80%) (Ishizawa, 2004; www.google.com). Frekuensi
membaca komik berdasarkan survey Gotei13 (forum.bleachindonesia.com;
2006) menemukan dalam 1 hari remaja dapat membaca labih dari 3 komik.
Uniknya lagi remaja putri tetap bisa membaca komik bersama-sama dengan
teman sekelompoknya, cerita yang ada dalam komik serial cantik dapat
menjadi bahan perbincangan di antara mereka.
Komik serial cantik menyajikan bermacam-macam pengalaman
kehidupan sehari-hari remaja dalam berelasi dengan orang lain seperti
persahabatan, cinta kasih, dan hubungan kasih muda-mudi. Maka, komik ini
dapat mempengaruhi rasa ingin tahu, berani mengambil resiko, daya
imajinasi, dan sikap menghargai pada pembacanya. Alasan remaja putri
menyukai komik serial cantik karena adanya situasi yang sama dialami oleh
remaja dengan yang dialami oleh tokoh cerita, sebab cerita pada komik
serial cantik tidak jauh berbeda dari kehidupan remaja sehari-hari pada
umumnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mappiare (1982) ada perbedaan
antara minat remaja putera dengan puteri, dalam hal membaca bacaan
seperti novel atau komik, remaja putera lebih senang dengan tema-tema
petualangan, detektif, dan kepahlawanan. Sedangkan untuk remaja puteri
senang dengan kisah-kisah roman, persahabatan dan kasih sayang, hal ini
dipengaruhi oleh peran sosial masing-masing dalam pemilihan sumber
Komik dapat menimbulkan rasa ingin tahu pada pembacanya tentang
apa yang disajikan oleh media komik, karena dapat menyajikan informasi
pembelajaran secara menghibur dan menarik (Boneff, 1998; Hurlock, 1988).
Hal ini dibenarkan oleh McCloud (Mustaquim, 2004), pembaca lebih mudah
mengerti pada pesan yang terkandung karena komik lebih menitiberatkan
gambar dalam penyampaian cerita.
Rasa ingin tahu yang dirangsang oleh komik akan mendorong
pembaca komik serial cantik untuk mencari tahu tentang hal yang lain lebih
mendalam, sehingga pembaca akan berusaha untuk mengikuti alur cerita
sampai akhir dan memperbanyak informasi dari komik serial cantik dengan
judul yang lain. Hal ini dikarenakan remaja putri memiliki kebutuhan untuk
melakukan perbandingan sosial guna mengatasi ketidakjelasan identitas diri
dengan jalan mencari informasi dari lingkungan sosialnya.
Komik dapat merangsang sikap berani mengambil resiko. Menurut
Hurlock (1988) komik sering kali mengkondisikan tokoh bersifat kuat,
berani, dan berwajah tampan atau cantik sehingga memberikan tokoh ideal
untuk identifikasi. Tokoh dalam komik serial cantik sering digambarkan
sebagai seorang gadis yang kurang menarik namun memiliki sifat ceria atau
sebaliknya, namun memiliki keberanian menghadapi rintangan yang dapat
menggagalkan tujuannya.
Pembaca akan diberikan kejutan pada akhir cerita yang bisa sad
menyerah karena ketidakjelasan hal ini menimbulkan rasa simpati pembaca
pada perjuangan tokoh dan dapat memberikan kesempatan pada pembaca
untuk lebih berani mengambil resiko karena ketidakjelasan, takut, atau
mendapat kritik. Permasalahan yang dimiliki oleh remaja putri cukup
kompleks begitu pula dalam penyajian permasalahan dalam komik serial
cantik, maka remaja putri akan mencari informasi lebih banyak lagi pada
komik-komik serial cantik lainnya.
Ketika pembaca semakin menyukai dan tertarik pada perilaku tokoh
maka muncul perasaan atau emosi guna merespon sikap dan perilaku orang
lain, hal ini disebut dengan Identifikasi (Salomon, 1996). Apa yang
dilakukan oleh tokoh cerita memberikan contoh akibat yang akan didapat.
Hal ini berkaitan adanya kebutuhan akan dukungan emosional berupa
kebutuhan untuk mendapatkan simpati dari orang lain.
Cerita dalam komik disampaikan melalui gambar-gambar yang
bersifat konkret, baik tokoh, suasana, bunyi serta perasaan dapat merangsang
kemampuan berimajinasi (McCloud, 2001). Banyaknya komik serial cantik
yang dibaca semakin sering, pengetahuan atau informasi tentang
pengalaman-pengalaman tokoh komik semakin bertambah dan menjadi
sesuatu yang baru.
Penyelesaian masalah yang telah diproses secara mental bisa
diwujudkan secara konkret dalam kehidupan nyata. Dengan demikian,
banyaknya pengalaman penyelesaian masalah yang telah didapat mampu
oleh orang lain, hal ini karena remaja putri memiliki kebutuhan akan
perhatian yaitu perasaan harga diri.
Tokoh dalam komik baik itu tokoh utama, protagonis, atau antagonis
digambarkan dengan kelebihan dan kelemahannya. Semakin banyak komik
jenis serial cantik yang dibaca, pembaca akan mendapatkan banyak
informasi tentang karakter tokoh yang berbeda-beda baik itu kelebihan dan
kekurangannya. Hal ini sesuai dengan kebutuhan remaja putri akan stimulasi
positif, dapat memberikan kesempatan untuk membentuk sikap menghargai
kelebihan dan kekurangan yang ada, maka ketika remaja putri mampu
menghargai setiap individu akan tercipta kondisi yang menyenangkan dalam
proses berafiliasi.
Seperti uraian di atas, dorongan bersahabat atau motif berafiliasi
merupakan salah satu motif sekunder yang dapat dipelajari melalui
pengalaman-pengalaman, terutama pengalaman akan keberhasilan
berinteraksi. Semakin banyaknya komik serial cantik yang dibaca oleh
remaja putri maka informasi tentang pengalaman-pengalaman tokoh
semakin bertambah.
Hal ini juga sesuai dengan komponen-komponen motif berafiliasi
yang diungkapkan oleh Hill (1987) yaitu :
a. Kebutuhan untuk melakukan perbandingan sosial yaitu kebutuhan
untuk mengatasi ketidakjelasan mengenai identitas diri dengan jalan
b. Kebutuhan akan dukungan emosional berupa kebutuhan untuk
mendapatkan simpati dari orang lain;
c. Kebutuhan akan perhatian yaitu kebutuhan akan perasaan harga diri,
pujian, mempunyai kompetensi dalam pergaulan dan diakui orang
lain;
d. Kebutuhan akan stimulasi positif yaitu kebutuhan akan kondisi yang
menyenangkan dalam proses berafiliasi
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesa yang dapat disusun dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah korelasional. Tujuan untuk menentukan
ada atau tidaknya korelasi antara dua variabel yaitu variabel banyaknya
judul komik serial cantik dengan dorongan bersahabat akibat membaca
serial cantik.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian
atau faktor-faktor yang berperan dalam penelitian. Pada penelitian ini,
variabel yang akan diteliti adalah :
1. Variabel tergantung : Dorongan bersahabat akibat membaca
komik serial cantik
2. Variabel bebas : Banyaknya judul komik serial cantik yang
dibaca
C. Definisi Operasional
1. Dorongan Bersahabat
Kecenderungan atau dorongan untuk melakukan relasi dengan
orang lain yang diakibatkan dari banyaknya komik serial cantik yang
dibaca. Sehingga mendapatkan kepuasan dari suatu hubungan yang
harmonis dan erat dengan individu lainnya, yang mengandung
perhatian, dukungan orang lain, dan kebersamaan dalam kelompok
dengan melakukan kegiatan yang disenangi oleh kelompoknya.
Dorongan bersahabat akan diungkapkan melalui skala yang diadaptasi
dari komponen motif berafiliasi.
2. Banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca
Kegiatan membaca buku bacaan komik jenis serial cantik.
Komik serial cantik adalah buku cerita bergambar tentang kehidupan
berelasi pada remaja. Kriteria komik serial cantik pada sampul
biasanya terdapat kode SC (serial cantik) pada Elex Media seperti :
Throbbing Tonight, Milk Crown, For you In Full Blossom, Delicius,
dan sebagainya; MnC seperti: KissKissKiss, Nine Puzzle, Seven Color
Mith, Imadoki, Scramble b!, dan sebagainya; 3L seperti: Ultra Maniak,
Heart, Get Love, H3 School, dan sebagainya. Pengarang dari komik
Serial Cantik seperti: Takada Rie, Ikeyamada Go, Watase Yuu,
Yagami Chitose, Mika Kawamura, dan sebagainya.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan melihat jumlah buku
komik serial cantik yang dibaca oleh subjek dalam jangka waktu 1
minggu. Data banyaknya komik yang dibaca diperoleh dari angket
yang akan disebarkan di lima taman bacaan atau penyewaan komik di
Yogyakarta yaitu Taman Bacaan DIDI, Taman Bacaan KK
Terban, dan Boemi Book Rental hal ini dilakukan guna mempermudah
perolehan subjek.
D. Subjek Penelitian
Subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah remaja putri
yang berusia 12 sampai 15 tahun dan yang masih atau sedang membaca
komik dalam jangka waktu 1 bulan ini, berjumlah 105 orang. Dalam teknik
purposive sampling ini pemilihan kelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 1992).
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan 2 cara yaitu
menggunakan angket untuk mengetahui banyaknya judul komik serial cantik
dan skala dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik dengan
menggunakan skala Likert.
1. Skala Dorongan Bersahabat
Skala diadaptasi dari motif berafiliasi yang disusun
berdasarkan komponen yang dikemukakan oleh Hill (1987) yaitu :
a. Kebutuhan akan perbandingan sosial
Kebutuhan untuk mengatasi ketidakjelasan mengenai identitas
diri dengan jalan mencari informasi dari lingkungan sosial:
komunikasi dengan orang lain, memperoleh pendapat dan
b. Kebutuhan akan dukungan emosional
Kebutuhan untuk mendapatkan simpati dari orang lain: keinginan
berteman dan mendapatkan simpati saat bermasalah.
c. Kebutuhan akan stimulasi positif
Kebutuhan akan kondisi yang menyenangkan dalam proses
berafiliasi: memiliki hubungan dekat dengan orang lain, kontak
fisik yang menunjukkan kasih sayang dan cinta, keinginan
membina hubungan yang harmonis.
d. Keinginan untuk diperhatikan
Kebutuhan akan harga diri, pujian, mempunyai kompetensi
dalam pergaulan dan diakui orang lain.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut disusun aitem-aitem
pernyataan skala sebanyak 48 butir tentang terdiri dari 24 butir
aitem Favorabel dan 24 butir aitem Unfavorable. Butir-butir
pernyataan dalam skala motif berafiliasi disusun berdasarkan
modifikasi dari skala Likert, yakni dengan menggunakan empat (4)
alternatif sampai satu (1) dimana jawaban Selalu (SL) diberi skor
4, jawaban Sering (SR) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi skor 2,
Tidak Pernah (TP) diberi skor 1 sedangkan untuk kelompok yang
Jarang (JR) diberi skor 3, Sering (SR) diberi skor 2, Selalu (SL)
diberi skor 1.
Tabel 1.
Blue Print Skala Dorongan Bersahabat Jumlah No Komponen Aspek Motif Berafiliasi
Favorabel Unfavorabel Jumlah
Perbandingan Sosial
Pengamatan pada orang lain 3 3 6
1
Memperoleh pendapat 3 3 6
Dukungan Emosional
Mendapatkan simpati ketika mendapat
masalah 3 3 6
2
Membutuhkan kehadiran orang lain 3 3 6
Stimulus Positif
Hubungan dekat dengan orang lain 3 3 6 3
Keinginan membina hubungan yang
harmonis 3 3 6
Perhatian
Keinginan untuk diperhatikan 3 3 6
4
Merasa dihargai dalam lingkungannya 3 3 6
Jumlah Total 24 24 48
2. Angket banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca
Angket adalah metode pengumpul data yang mengungkap data
faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh
subjek. Pertanyaan dalam angket merupakan pertanyaan langsung
terarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap berupa
fakta atau opini yang menyangkut diri responden. Hal ini berkaitan
merupakan orang yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri
(Azwar, 1999).
Berdasar survey yang dilakukan oleh Gotei13 bahwa pembaca
komik dapat membaca lebih dari 3 komik dalam 1 hari dan pencarian
data subjek dari taman bacaan yaitu setiap peminjaman komik diberi
waktu maksimal 2 hari sekali maka dalam 1 minggu terjadi 3 kali
peminjaman.
±
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
Validitas diartikan sebagai ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut (Azwar, 2001).
Pada penelitian ini pengukuran validitas alat tes yang
digunakan adalah metode validitas isi. Validitas isi ini merupakan
validitas yang estimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis
rasional atau lewat professional judgment yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing skripsi, untuk melihat sejauh mana isi tes tersebut
mencerminkan atribut yang hendak diukur, sehingga alat tes tersebut
2. Seleksi Item
Seleksi item pada skala yang akan digunakan dalam penelitian
ini dilakukan dengan memakai koefisien korelasi item total ( ),
yang nantinya menghasilkan indeks daya beda item. Daya beda item
ditunjukkan oleh statistik yang diperoleh dengan teknik komputasi
product moment dari pearson.
r
xyr
xyPerhitungan yang dilakukan adalah dengan mengkorelasikan
skor subjek pada item yang bersangkutan dengan skor total. Indeks
daya beda item bergerak dari 0 sampai dengan 1.00. Menurut Azwar
(2001) untuk mengambil butir-butir yang sahih ditetapkan r 0.30,
karena item yang mencapai korelasi minimal 0.30 daya pembedanya
dianggap memuaskan.
≥
3. Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau
keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Suatu hasil pengukuran terhadap kelompok subjek yang
sama menghasilkan angka yang relative sama, selama aspek yang
diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam aplikasinya
reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (
r
) yang angkanya berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. semakin tinggi koefisienreliabilitas yang diperoleh (mendekati 1), semakin tinggi tinggi tingkat
kepercayaan hasil pengukuran alat tersebut bagi kelompok subjek yang
diteliti (Azwar, 2001).
Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas alat
tes ini adalah koefisien alpha dari Cronbach, sebab koefisien alpha mempunyai nilai praktis dan koefisien yang tinggi karena hanya
dilakukan satu kali pada sekelompok subjek (Azwar, 2001). Dengan
menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 11.5
Sedangkan untuk reliabilitas angket banyaknya judul komik
serial cantik yang dibaca adalah menggunakan reliabilitas subjek. Hal
ini dikarenakan bentuk angket adalah pertanyaan terbuka secara
langsung yaitu dengan cara pengecekan kembali pada daftar atau data
peminjam dalam jangka waktu seminggu per bulan.
G. Metode dan Teknik Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan tujuan untuk mengolah data hasil
penelitian yang masih berupa data kasar menjadi data yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasi. Data akan dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik, karena statistik bersifat objektif sehingga sedapat mungkin
menghindari unsur subjektif dan bersifat universal, dapat digunakan hampir
dalam setiap penelitian.
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik
korelasi product moment dari Pearson. Teknik ini dipilih karena kedua variabel menghasilkan data yang berjenis interval, yaitu angka-angka skala
A. Orientasi Kancah Penelitian
Profil Taman Bacaan
Taman Bacaan merupakan tempat untuk meminjam buku-buku cerita
terutama komik-komik dengan peminjaman satu buku pembaca tidak sampai
harus mengeluarkan uang ≤ Rp.2.000,- hal ini sangat disenangi oleh para pembaca terutama para remaja yang masih sekolah karena sesuai dengan
uang saku mereka. Penelitian ini dilaksanakan di empat taman bacaan di
Yogyakarta, yaitu:
a. Taman Bacaan Boemi Book Rental
Alamat :Jln. Perintis Kemerdekaan No.58,
Yogyakarta
Pemilik : Mba Rahma, dan mba Eri
Jumlah Pelanggan : ± 650 orang
b. Taman Bacaan KK Lempuyangan
Alamat : Bawah Jembatan Layang Lempuyangan
Pemilik : Pak Teddy, Mas Wawan, dan Mas Arman
Jumlah Pelanggan : ± 6000an
c. Taman Bacaan KK Taman Siswa
Alamat : Jl. Taman Siswa 113A, Yogyakarta
Petugas : Mas Novi
Jumlah Pelanggan : ± 2000an
d. Taman Bacaan KK Terban
Alamat : Jl. dr. Sardjito 28, Yogyakarta
Petugas : Mba Ami dan Mas Wintolo
Jumlah Pelanggan : ± 3000an
Alasan pengambilan data di Taman Bacaan tersebut di atas, karena
peneliti merupakan salah satu anggota dan sudah mengenal dekat dengan
petugas jaga di Taman Bacaan tersebut sehingga dapat memperlancar
proses pengambilan data penelitian.
B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Perizinan Penelitian
Sebelum melaksanakan sebuah penelitian di Taman Bacaan,
maka diperlukan sebuah izin dari Taman Bacaan yang bersangkutan.
Selain sebagai bentuk akses masuk ke dalam Taman Bacaan, perizinan
juga dapat membantu peneliti agar lebih mudah melaksanakan
penelitian karena di dalam prosesnya peneliti akan banyak
memperoleh bantuan dari pihak Taman Bacaan.
Surat keterangan permohonan izin penelitian No:
128.e/D/KP/Psi/USD/XI/2007 yang ditujukan kepada Pemilik Taman
Bacaan KK Lempuyangan, Pemilik Taman Bacaan KK Taman Siswa,
Book Rental telah diberikan secara langsung pada tanggal 10
November 2007.
2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur
Sebelum melaksanakan pengambilan data, peneliti
melaksanakan proses try out skala penelitian di Taman Bacaan DIDI yang diasumsikan memiliki kesamaan dengan taman bacaan pada
umumnya. Hal ini bertujuan agar skala yang digunakan untuk
pengambilan data merupakan skala yang sungguh-sungguh mewakili
variabel-variabel yang akan diukur.
Dalam uji coba skala penelitian ini, peneliti mengambil subjek
yaitu remaja putri yang berusia 12-15 tahun yang sedang membaca
komik serial cantik dalam waktu 1 bulan ini. Subjek yang diambil
secara random tersebut berjumlah 69 orang.
Peneliti menyebarkan skala secara langsung pada tanggal 1
November sampai 7 November 2007 bertempat di Taman Bacaan
DIDI, Kotagede, Yogyakarta. Karena keterbatasan waktu dan jumlah
subjek yang datang, peneliti meminta bantuan pada dua subjek untuk
menyebarkan skala pada kelompok bermainnya berjumlah 20 skala.
Dari 69 skala yang disebarkan kepada pembaca di Taman
Bacaan DIDI, kesemuanya dikembalikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan dan keseluruhan data hasil skala tersebut dapat
dianalisis karena memenuhi persyaratan untuk dianalisis, baik dari tiap
Alat ukur yang dipergunakan adalah skala dorongan bersahabat
akibat membaca serial cantik yang disusun sendiri oleh peneliti
menggunakan skala motif berafiliasi. Keseluruhan skala ini 48 butir
yang terdiri dari 24 item favorabel dan 24 item unfavorabel. Adapun
Blue Print dari skala tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Penyebaran Skala Motif Berafiliasi
Jumlah
No
Komponen Aspek Motif
Berafiliasi Favorabel Unfavorabel Jumlah Prosentase
1 Perbandingan Sosial
Untuk mengetahui banyaknya judul komik serial cantik yang
dibaca, digunakan metode angket. Pertanyaan dalam angket berupa