• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA BANYAKNYA JUDUL KOMIK SERIAL CANTIK YANG DIBACA DENGAN DORONGAN BERSAHABAT AKIBAT MEMBACA SERIAL CANTIK PADA REMAJA PUTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA BANYAKNYA JUDUL KOMIK SERIAL CANTIK YANG DIBACA DENGAN DORONGAN BERSAHABAT AKIBAT MEMBACA SERIAL CANTIK PADA REMAJA PUTRI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PADA REMAJA PUTRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Yohana Danarisa Harenbi NIM: 039114083

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)
(5)

” Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya

Sebab Ia yang memelihara kamu. ”

( Petrus 5 : 7 )

(6)

Karya ini saya persembahkan kepada :

My Saviour, Yesus Kristus yang telah memberikan bimbingan dan karya-karya kasihnya sehingga menjadi inspirasiku dalam

menghadapi hidup yang penuh permasalahan ini.

∗ St. Harimurti dan Sta. Enny Umarsih, orangtuaku inilah yang

mendukungku. Bapak yang selalu mendoakan kesuksesan

anak-anaknya, dan ibuku “Super Mom” yang membiayai segala keperluan dalam keluarga dari kecil sampai dewasa. Pengorbanan

dan kesabaranmu tiada tara. Begitu banyak caci maki dari keluarga

yang telah ibuku dapatkan namun selalu ia tanggapi dengan

senyum karena mereka tidak tahu begitu berat beban dipundakmu.

Ibu, ini adalah langkah awal dari anakmu untuk mengurangi beban

dipundakmu. Meskipun aku tidak begitu pandai atau

kemampuanku pas-pasan tetapi aku ingin berbakti padamu untuk

membalas kebaikan dan pengorbananmu dalam keluarga. Aku

berharap dengan kelulusan ini ibu akan bangga padaku seperti aku

bangga memiliki ibu seperti engkau. Tuhan selalu Memberkati Ibu

dan Bapak. Amin.

(7)

memuat karya atau bagian dari karya milik orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Februari 2008

Penulis,

Yohana Danarisa Harenbi

(8)

Yohana Danarisa Harenbi (2008). Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik Yang Dibaca Dengan Dorongan Bersahabat Akibat Membaca Serial Cantik Pada Remaja Putri: Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri. Variabel dalam penelitian ini adalah banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca sebagai variabel bebas, dorongan bersahabat sebagai variabel tergantung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 105 remaja putri usia 12-15 tahun yang gemar membaca komik.

Variabel dorongan persahabatan diukur dengan menggunakan skala sedangkan, variabel banyaknya judul komik serial cantik dilihat menggunakan metode angket pertanyaan langsung. Koefisien reliabilitas skala dorongan bersahabat adalah sebesar 0,894. Validitas skala dorongan bersahabat diperoleh lewat penilaian ahli dan berdasarkan kriteria yaitu yang memiliki indeks daya beda item ≥ 0,25. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik dengan dorongan bersahabat pada remaja putri. Hipotesis penelitian dianalisis dengan menggunakan korelasi Product Moment Person. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi r = 0,749 (P<0,01) dengan taraf signifikan 0,000. Maka hipotesis yang dapat ditarik dari hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri adalah diterima atau ada hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri.

Kata Kunci : komik, komik serial cantik, membaca, dorongan bersahabat, remaja

putri.

(9)

Comics To Female Adolescent. Psychology Study Program, Faculty of Psychology, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This is a correlation research. The purpose of this research was to find out the correlation between the number of shoujo comics read with relationship motive result reading shoujo comics to female adolescent. The variables were the the number of shoujo comics read as independent variable and the relationship motive as dependent variable. The subjects were 12-15 years old female adolescents of comic lover, 105 in number.

The first variable was measured using a scale, whereas the second was measured using quetionaires method. The reliability coefficient of relationship motive scale was 0,894. The validity of relationship motive scale was gained through an expert evaluation and based on a criteria which had an item discrimination index ≥ 0,25. The hypothesis was there is a relation between the number of shoujo comics read and relationship motive result reading shoujo comics to female adolescent. The research hypothesis was analyzed using product Moment Person correlation. The result of this research showed a correlation r=0,749 (P<0,01) with significant level 0,000. It meant that the hypothesis was accepted or there was correlation between the number of shoujo comics read and relationship motive result reading shoujo comics to female adolescent.

Key words : comics, shoujo comics, reading, relationship motive, female

adolesecent.

(10)

Puji syukur yang tak terhingga kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,

bimbingan, pertolongan, dan cinta kasih-Nya. Setelah melewati perjalanan yang

sangat panjang dalam menyusun skripsi ini, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik

yang Dibaca Dengan Dorongan Bersahabat Akibat Membaca Serial Cantik Pada

Remaja Putri” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan

mencapai derajat Sarjana Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Setiap langkah dalam proses pengerjaan skripsi ini telah membuktikan

bahwa semua yang dilakukan tidak berarti tanpa bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs, H. Wahyudi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang selalu

menyempatkan diri membimbing dan memberikan motivasi pada penulis

di tengah-tengah kesibukannya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Terima kasih banyak pak!

2. Bapak Dr. A. Supratiknya dan Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, MS., selaku

Dosen Penguji yang telah banyak membantu penulis selama proses

penyelesaian skripsi, terima kasih atas segala masukan, saran, dan

kritiknya.

(11)

4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik

dan Ibu Agnes Indar E., S.Psi., Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing

Akademik pengganti yang membimbing penulis secara akademik selama

penulis menempuh kuliah.

5. Segenap dosen fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

6. Bu Yanti (TB. DIDI), Mbak Rahma dan Mbak Eri (Boemi Book Rental),

Mas Novi (TB. KK Tamsis), Mas Wawan dan Mas Arman (TB. KK

Lempuyangan), Mbak Ami dan Mas Wintolo (TB. KK Terban) yang telah

mengijinkan dan membantu penulis dalam menyebarkan angket di Taman

Bacaan yang bersangkutan.

7. Mbak Nanik, Mas Gandung, dan Pak Gi di sekretariat Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang banyak membantu kelancaran selama

penulis menempuh kuliah dan proses skripsi.

8. Mas Doni (ruang baca) yang telah banyak membantu dan mempermudah

penulis dalam penggunaan alat ujian skripsi.

9. Bapak dan Ibu yang tercinta, terima kasih untuk pengorbanan, dukungan,

dan doanya. I Love U...

10.Kakakku Ricky yang terguanteng..hehe dan Mba Wida calon kakak iparku

(12)

kesuksesanku yang tiada putus di panjatkan sampai akhir hayat. Aku

berhasil!

12.Mas Aan di Riau, you are my special one makasih banget ya say untuk selalu mendukungku dan memberi semangat dengan omelan-omelanmu itu

menjadi motivasiku meski sekarang kita jauh. Engkau yang selalu

membuatku tersenyum dan terhibur. I love U so much...

13.Sri dan Esi (Far 03) terima kasih banget udah rela menginap, memberi

masukan, dan membantu pembuatan powerpoint untuk presentasi.

14.Teman-teman seperjuanganku dalam menyusun skripsi, Irin (my real partner), Netly (makasih presentasinya), Krista (makasih ya udah bantu statistiknya), Nanang (maaf ngrepoti!), dan Kadek (Semangat!!), atas

support dan kebersamaan ini.

15.Mas Erry dan keluarga, terima kasih karena sudah memperbolehkan

meminjam laptop dan dukungan serta semangat yang selalu diberikan

menjelang ujian pendadaran.

16.Dian Kumala, Dita “Combie”, Nana (makasih ya semangatnya!he..),

Wahyu (gek dirampungke Yu skripsine!), dan mbak Rini “eks S2” (terima

kasih untuk jalan-jalannya)

17.Melati, Melan, dan Ria “Vicky”, makasih terjemahan judulnya ya...n

dukungannya.

18.Teman-teman KKN di Karang Pelem Agung “Makwik”, Ube, Yuhan, Pita,

Nia, Eti, Tiara, dan mbak Elly, terimakasih sudah memberi dukungan dan

(13)

menemani sidang...I miss U

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, yang

dikarenakan keterbatasan waktu dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat berguna dalam

menambah wawasan bagi pembaca sekalian.

Yogyakarta, 04 Maret 2008

Penulis

Yohana Danarisa Harenbi NIM : 039114083

(14)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

MOTTO ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT ...viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ...xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoretis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Motif Berafiliasi... 8

1. Pengertian Dasar Motif ... 8

2. Pengertian Motif Berafiliasi ...10

3. Komponen-Komponen Motif Berafiliasi ... 11

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif Berafiliasi... 12

B. Membaca ... 14

1. Pengertian Membaca ... 14

2. Fungsi Membaca ... 14

(15)

3. Jenis-jenis Komik ...19

4. Pengertian Komik Serial Cantik ...21

D. Banyaknya Judul Komik Serial Cantik yang Dibaca Remaja Putri...22

E. Remaja Putri...22

1. Pengertian Remaja Putri...23

2. Batasan Remaja...24

3. Dorongan Bersahabat Remaja Putri...25

4. Kaitan Membaca Dengan Remaja Putri...26

F. Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik Yang Dibaca dengan Dorongan Bersahabat...27

G. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 33

C. Definisi Operasional ... 33

1. Dorongan Bersahabat... 33

2. Banyaknya Judul Komik Serial Cantik yang Dibaca... 34

D. Subjek Penelitian ... 35

E. Metode Pengumpulan Data ... 35

1. Skala Dorongan Bersahabat... 35

2. Angket Banyaknya Komik Serial Cantik yang Dibaca... 37

F. Validitas dan Reliabilitas ...38

1. Validitas ... 38

2. Seleksi Item...39

3. Reliabilitas ...39

G. Metode dan Teknik Analisis Data ...40

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...41

(16)

Profil Taman Bacaan ... 41

B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ...42

1. Perizinan Penelitian ... 42

2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ... 43

3. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 45

a. Validitas ... 45

b. Analisis Item ... 45

c. Reliabilitas ... 49

4. Pelaksanaan Penelitian ... 50

C. Uji Asumsi Hasil Penelitian ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

a. Sebaran Data Variabel Dorongan Bersahabat... 51

b. Sebaran Data Variabel Banyaknya Judul Komik... 52

2. Uji Linearitas ...52

3. Rangkuman Hasil Penelitian ...53

D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

E. Uji Hipotesis ...55

F. Pembahasan ...56

BAB V KESIMPULAN, SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

1. Bagi Remaja Putri ... 62

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ...63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN...

(17)

Tabel 2 : Penyebaran Item Pada Skala Dorongan Bersahabat

Tabel 3 : Angket Banyaknya Judul Serial Cantik

Tabel 4 : Hasil Korelasi Item Total Skala Dorongan Bersahabat

Tabel 5 : Item yang Valid dan Gugur Pada Skala Dorongan Bersahabat

Tabel 6 : Distribusi Item Skala Dorongan Bersahabat Setelah Uji Coba

Tabel 7 : Penyebaran Angket di Taman Bacaan

Tabel 8 : Data Sumbangan Komponen Dorongan Bersahabat

Tabel 9 : Data Hasil Penelitian

(18)

Lampiran Skala Try Out

Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Try Out Dorongan Bersahabat Lampiran Skala Try Out setelah Gugur

Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Dorongan Bersahabat Setelah Gugur

Lampiran Skala Penelitian

Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Penelitian Dorongan Bersahabat

Lampiran Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian

Lampiran Hasil Uji Linearitas Data Hasil Penelitian

Lampiran Hasil Uji Linearitas Aspek Dorongan Bersahabat dan Banyaknya

Komik

Lampiran Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Penelitian

Lampiran Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

(19)

A. Latar Belakang

Pada awalnya, komik sebenarnya ditujukan untuk anak-anak guna

meningkatkan daya imajinasi dan minat baca mereka. Bersama dengan

perkembangannya, komik yang beredar di masyarakat lebih didominasi oleh

komik untuk remaja. Alasan remaja putri menyukai komik selain untuk

mengisi waktu luang juga karena pengaruh kelompok teman sebaya. Masa

remaja adalah masa yang penuh dengan tekanan dalam perasaan dan emosi,

sehingga hal ini membuat para remaja mudah terpengaruh dengan

lingkungannya (Hurlock,1999). Remaja merupakan usia pencarian identitas

diri sehingga mereka cenderung membentuk kelompok, karena ditandai

dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman untuk diterima sebagai

suatu anggota kelompok. Suatu kelompok mempunyai trend membaca

komik serial cantik, dan hal itu disebarluaskan di kalangan remaja dengan

selalu menceritakan kembali apa yang mereka baca.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh komikus Indonesia Anzu

Hizawa menurutnya pembaca komik 80% adalah perempuan, jadi komik

yang beredar di Indonesia kebanyakan adalah komik untuk perempuan yang

biasa disebut dengan komik serial cantik atau Shoujo (Ishizawa, 2004). Hal ini juga didukung dengan survey yang dilakukan oleh Bonneff (1998) bahwa

komik serial cantik masuk peringkat ke-2 komik yang paling digemari.

(20)

Komik serial cantik merupakan komik tentang kehidupan sehari-hari

tokoh remaja putri yang kental dengan perasaan cinta, hubungan kasih, dan

persahabatan. Kelebihan yang terkandung dari komik-komik ini adalah

unsur bercerita dari hati ke hati antara sang komikus dengan pembacanya.

Dapat dikatakan, komik-komik serial cantik adalah diary curahan hati sang

komikus (Ahmad, 2005; www.akademisamali.org). Komik serial cantik

dapat dikemas 2 macam yaitu secara fiktif (hasil imajinasi pengarang) dan

non-fiktif (pengalaman langsung/true story). Judul komik serial cantik yang

termasuk fiktif adalah Moe Kare, Punch!!, Saladays, Imadoki, Heart, H3

School, Past Promise, White Castle, Love Flies dan sebagainya. Sedangkan

untuk komik serial cantik yang non-fiktif adalah Miss U, Hold U, dan

sebagainya.

Hurlock (1988) menambahkan bahwa komik dikenal sebagai media

untuk memperkenalkan budaya. Hal ini juga didukung pendapat dari

Arswendo Atmowiloto selaku pengamat komik mengatakan komik-komik

sebagai media ekspresi mampu menampung permasalahan sosial sehingga

dapat memberikan sumbangan pada proses pertumbuhan kebudayaan

nasional (Mustaqim, 2004; www.indicomic.com). Menurut penelitian

Kusmartanti (2004) remaja putri lebih senang komik roman atau serial

cantik karena dipengaruhi oleh sifat kesosialannya. Maka dapat diasumsikan

bacaan yang disenangi dipengaruhi oleh peran sosial dalam pemilihan

(21)

digemari dikalangan remaja putri karena kental dengan sifat – sifat sosial

dari remaja putri (Mathovani, 2006; www.indomedia.com).

Pernyataan di atas bertolakbelakang bahwa remaja putri juga

memiliki kegemaran membaca terutama komik yang memiliki konotasi

negatif di mata masyarakat membuat remaja malas belajar dan berinteraksi

dengan lingkungannya. Setiap individu pada dasarnya membutuhkan

interaksi dengan individu lain, seseorang itu akan menyadari pentingnya

peran orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dalam hidupnya. Maka

mayoritas orang mempunyai kecenderungan bersahabat atau berkelompok.

Menurut Feldman (Sears, 1991) kebutuhan untuk membentuk dan

mempertahankan hubungan dengan orang lain disebut motif berafiliasi.

Individu berafiliasi atau bersahabat untuk mendapatkan kegembiraan,

memperoleh pertolongan, menjalin keakraban, berbagai keintiman seksual,

mendapat pujian dan sebagainya.

Menurut hasil penelitian Dowling (1989), sebuah kenyataan lama

bahwa kebutuhan bersahabat pada kaum perempuan tinggi, hal ini juga

didukung oleh Wong dan Cczikzentmihallyi (Martaniah, 1984) dijumpai

mengapa wanita memiliki kebutuhan afiliasi tinggi karena mereka lebih

banyak menghabiskan waktu dengan teman dan lebih banyak memikirkan

teman-temannya bila berada dalam kondisi sendirian. Remaja putri pada

umumnya lebih banyak beraktivitas sosial di luar namun sering mengalami

(22)

Remaja putri sering mencari jawaban guna mempertahankan

hubungannya dengan orang lain salah satunya dengan belajar dari

pengalaman orang lain yaitu mencari informasi pada

pengalaman-pengalaman tokoh di komik karena disajikan dengan praktis dan menghibur.

Hal ini memberikan pengertian bahwa kesempatan untuk meningkatkan diri

melalui pembandingan dengan orang akan meningkatkan afiliasi (Martaniah,

1984). Ini dilakukan karena remaja awal lebih menyukai pada hal-hal yang

bersifat konkrit dan masuk akal sehingga sering mengalami penantangan

pendapat dengan orang dewasa yang cenderung teoritis (Binet dalam

Mappiare, 1982). Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori

motif berafiliasi dalam mengungkap dorongan bersahabat pada remaja putri

akibat membaca komik serial cantik.

Komik jenis serial cantik mudah diterima di kalangan remaja putri di

Indonesia karena tema cerita persahabatan dan kasih sayang dalam komik

serial cantik tidak jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia

(www.mit-edu.com). Ketika remaja putri mendapat suatu kesenangan dari

bacaan komik serial cantik yang mereka baca, maka akan cenderung untuk

mencari lagi komik jenis serial cantik dengan judul yang berbeda guna

mendapat informasi yang lebih kompleks dan mengikuti trend dari

kelompok sebayanya yang gemar membaca komik. Komik mempengaruhi

rasa ingin tahu individu, maka tidak mengherankan kegiatan membaca

(23)

Daya beli orang Indonesia untuk buku bacaan masih kurang sehingga

remaja sering mengkonsumsi banyak buku bacaan terutama komik dari

peminjaman di taman bacaan dengan harga sewa yang bisa dijangkau.

Berdasarkan hasil jajak pendapat harian Kompas di 10 kota besar di

Indonesia yang dilakukan pada tanggal 7-8 Pebruari 2005, salah satu

penyebab minimnya jumlah buku yang dibeli oleh responden (88%) adalah

ketiadaaan alokasi dana khusus untuk membeli buku (www.kompas.com).

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Gotei13

(forum.bleachindonesia.com, 2006) menunjukkan bahwa lebih dari 60%

remaja Indonesia frekuensi komik yang dibaca dalam 1 hari lebih dari 3

buku sehingga diasumsikan dalam 1 minggu remaja bisa membaca lebih dari

10 komik.

Adapun hasil penelitian Iswidharmanjaya (2004) menunjukkan

komik dapat memberikan motivasi perilaku prososial remaja, sedangkan

penelitian Aryanto (2006) menyatakan bahwa ada korelasi positif antara

frekuensi membaca komik dengan sikap menghargai karena adanya daya

imajinasi yang tinggi dan kemauan untuk mengembangkan suatu

pengalaman yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat membuat daya

keluwesan dalam menyelesaikan masalah menjadi baru dan menarik. Pada

penelitian Suprawati (1999) meneliti adanya hubungan yang signifikan

antara membaca komik dengan peningkatan motif karena pengalaman yang

(24)

Maka, penelitian ini ingin mengungkapkan ada tidaknya hubungan

antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan

bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : apakah ada hubungan

antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan

bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan

antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan dorongan

bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja putri.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana banyaknya

judul serial cantik yang dibaca memberi sumbangan munculnya

dorongan bersahabat pada remaja putri. Dan dapat menjadi

pertimbangan bagi remaja bahwa membaca komik ada manfaat yang

(25)

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan

tentang motif berafiliasi atau dorongan perasahabatan bagi

perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi sosial, tentang

hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca

dengan dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik pada remaja

(26)

LANDASAN TEORI

A. Motif Berafiliasi

1. Pengertian Dasar Motif

Walgito (1980) mengartikan motif sebagai suatu yang terdapat

dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau

berbuat, dan dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan tertentu. Perilaku

seseorang merupakan pencerminan dari motif yang ada pada dirinya.

Motif meliputi semua penggerak, alasan-alasan atau

dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat

sesuatu (Gerungan, 1981).

Dalam suatu motif umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu

unsur dorongan dan kebutuhan. Proses interaksi timbal balik antara

kedua unsur di atas terjadi di dalam diri individu, namun dapat

dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungan individu (Handoko, 1992).

McClelland (1985) menggunakan istilah motif dan motivasi

dalam arti yang sama. Irwanto, dkk (1991) mengartikan motif sebagai

seluruh aktivitas mental yang dirasakan atau dialami, yang

memberikan kondisi sampai terjadinya perilaku. Davidoff (1991)

mengemukakan bahwa motif atau motivasi dipakai untuk

menunjukkan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari

akibat suatu kebutuhan atau motif ini yang mengaktifkan atau

(27)

membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan

kebutuhan tersebut.

Atkinson dan Reitmen (Hasanat, 1988) menganggap motif

sebagai disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk mencapai

tujuan tertentu, seperti berprestasi, berafiliasi ataupun berkuasa. Motif

tidak dapat diamati secara langsung melainkan hanya dapat dilihat dan

diketahui dari perilaku yang ditimbulkannya (Wexley dan Yukl, 1977).

Menurut Martaniah (1984), motif mempunyai kemungkinan

untuk berubah karena pembentukan motif dipengaruhi oleh

pengalaman-pengalaman yang diperoleh individu. Pendapat ini senada

dengan Walgito (1980) yang mengemukakan bahwa motif dapat

berubah selaras dengan perkembangan yang dialami individu.

Motif-motif ini akan mengalami perubahan sesuai dengan norma-norma yang

ada.

Setelah meninjau beberapa konsep mengenai motif dan

motivasi, dengan mengacu pendapat McClelland (1985) di atas, bahwa

istilah motif dan motivasi secara bergantian dapat digambarkan

sebagai suatu konstruksi yang potensial dan laten, yang dibentuk oleh

pengalaman-pengalaman yang secara relatif bertahan, meskipun

kemungkinan berubah masih ada dan berfungsi menggerakkan serta

mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. Berdasarkan

(28)

terbentuk dari hasil belajar yang lebih disebut sebagai motif sosial

akan diuraikan lebih lanjut di bawah ini.

2. Pengertian Motif Berafiliasi

Menurut Murray (Hall dan Lindzey, 1970) manusia

mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam, yang salah satunya

adalah motif berafiliasi. Schachter (Martaniah, 1984) menyatakan ada

dua alasan mengapa orang tertarik satu sama lainnya. Alasan pertama

ialah karena di dalam kehidupan sehari-hari orang menjadi perantara

satu sama lainnya untuk mencapai tujuan-tujuannya, maka orang

berhubungan dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Alasan

kedua ialah bahwa dengan berhubungan dengan orang lain, seseorang

dapat saling memberikan pemuasan yang hanya dapat diperoleh

melalui hubungan interpersonal.

Martaniah (1984) menyebut motif berafiliasi sebagai motif

yang mendorong seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, yang

mengandung kepercayaan, afeksi dan empati yang simpatik. Berdasar

penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa individu memiliki

kebutuhan akan kondisi afiliasi yang menyenangkan.

Menurut Murray (Hill, 1987) motif berafiliasi dapat

digambarkan sebagai tendensi untuk mendapatkan kepuasan dari suatu

hubungan yang harmonis dan erat. Dengan arti lain tujuan yang ingin

dicapai oleh individu adalah dapat menjalin persahabatan dengan

(29)

Adapun menurut Weiss (Haryanto, 2001) ada enam dasar

ketentuan hubungan sosial, di mana munculnya motif berafiliasi yaitu :

a. Disebabkan karena adanya kasih sayang,

b. Adanya integritas sosial yaitu merupakan suatu perasaan dari

berbagai minat dan sikap yang sering diberikan oleh hubungan

teman sebaya,

c. Adanya harga diri sangat berkaitan dengan penghargaan dari

orang lain, dimana jika orang lain menghargai diri kita maka

harga diri akan tinggi dan menimbulkan rasa afiliasi,

d. Rasa persatuan dapat melibatkan sikap sosial dalam kelompok,

e. Atas dasar bimbingan,

f. Adanya kesempatan untuk saling memelihara.

Dengan batasan-batasan tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa motif berafilisi ini adalah motif yang mendorong individu untuk

berinteraksi dengan orang lain, yang mengandung kepercayaan, afeksi,

dan kebersamaan. Dorongan ini universal terdapat pada semua orang,

tetapi intensitasnya berbeda tergantung pada beberapa faktor seperti

keebudayaan, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan.

3. Komponen-komponen Motif Berafiliasi

Dalam suatu penelitian, batasan yang dipakai untuk suatu

pengukuran akan sangat menentukan hasil kesimpulan dari penelitian

tersebut, dari semua batasan motif berafiliasi, Hill (1987) dalam

(30)

Motivation: People Who Need People but in Different Ways

mengemukakan bahwa motif berafiliasi mempunyai beberapa

komponen sebagai berikut:

a. Kebutuhan untuk melakukan perbandingan sosial yaitu

kebutuhan untuk mengatasi ketidakjelasan mengenai identitas

diri dengan jalan mencari informasi dari lingkungan sosial

tempat individu berada;

b. Kebutuhan akan dukungan emosional berupa kebutuhan untuk

mendapatkan simpati dari orang lain;

c. Kebutuhan akan perhatian yaitu kebutuhan akan perasaan harga

diri, pujian, mempunyai kompetensi dalam pergaulan dan

diakui orang lain;

d. Kebutuhan akan stimulasi positif yaitu kebutuhan akan kondisi

yang menyenangkan dalam proses berafiliasi

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motif Berafiliasi

a. Jenis Kelamin

Setiap orang mempunyai motif berafiliasi, dalam kehidupannya

setiap orang akan mengalami proses belajar, baik terhadap

pengalamannnya sendiri maupun di luar dirinya. Menurut

Dowling (1989) sudah cukup lama diketahui bahwa kebutuhan

berafiliasi pada perempuan lebih tinggi daripada kebutuhan

(31)

perempuan untuk berdekatan, berafiliasi dengan orang lain

lebih besar daripada laki-laki.

b. Karakteristik Budaya

Motif berafiliasi dipengaruhi oleh faktor kebudayaan dan

nilai-nilai yang berlaku di suatu tempat. Apabila motif berafiliasi

dijunjung tinggi dalam suatu masyarakat maka motif tersebut

akan tumbuh subur. Di dunia Timur motif berafiliasi dinilai

tinggi dan untuk dapat memperkembangkannya ke arah yang

lebih berguna bagi kehidupan manusia, misalnya budaya

gotong royong (Martaniah, 1984)

c. Faktor Situasional

Faktor-faktor situasional yang lebih bersifat psikologis yang

dapat mempengaruhi motif berafiliasi, antara lain perasaan

adanya kesamaan. Menurut Festinger (Martaniah, 1984) jika

seseorang tidak yakin akan kemampuannya atau tidak yakin

pada pendapatnya, ia akan merasa tertekan. Rasa tertekan ini

akan berkurang jika dilakukan pembandingan sosial.

Kesempatan untuk meningkatkan afiliasi dan jika orang

tersebut dalam pembandingan ini merasa lebih baik akan lebih

menguatkan sehingga menghasilkan afiliasi yang lebih besar.

Orang yang kesepian akan terdorong membuat afiliasi daripada

(32)

perasaan aman akan terdorong untuk membuat afiliasi daripada

orang yang mempunyai perasaan aman yang tinggi.

B. Membaca

1. Pengertian Membaca

Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia

(Poerwadarminta, 1976) pengertian membaca adalah melihat tulisan

dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Menurut Hodson

(Tarigan, 1989) membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan

digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Dengan

membaca, pembaca akan memperoleh dua jenis pengetahuan yaitu,

informasi-informasi baru dari bacaan. Dalam penelitian Kusmartanti

(2004) menyimpulkan bahwa membaca adalah suatu metode yang

dipergunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri

dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu dengan

mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada

lambang-lambang tertulis.

2. Fungsi Membaca

Menurut Soekanto (1989), membaca sebagai rekreasi memiliki

fungsi positif yaitu bahan bacaan memberikan tokoh-tokoh ideal

dengan pengalaman-penglaman yang ternyata lebih berat dari

(33)

dalam hal yang diperlukan untuk melancarkan pergaulan dan mengenal

orang.

3. Tujuan Membaca

Menurut Tarigan (1989) tujuan utama membaca adalah untuk

mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, serta memahami

makna bacaan.

Menurut Heilman (Kusmartanti, 2004) mengemukakan

beberapa tujuan membaca antara lain:

a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi

tentang topic-topic yang menarik

b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya

c. Membenahi dan meningkatkan pemahamannya tentang

masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya

d. Memperluas cakrawala, pengetahuan, wawasan atau

pandangan dengan memahami orang lain maupun tempat lain.

e. Memahami lebih cermat atau mendalam tentang kehidupan

pribadi orang-orang besar atau pemimpin dengan jalan

membaca biografinya.

C. Komik Serial Cantik 1. Pengertian Komik

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa

(34)

bergambar yang dikemas dalam bentuk buku, majalah, atau surat

kabar. Komik merupakan media visual, menyampaikan dunia penuh

pengalaman yang membuat pembaca dapat memberikan tanggapan dan

merasakan langsung pada gagasan, peristiwa, emosi yang dialami para

tokoh cerita (McCloud dalam Budiman, 2002).

Manga, adalah sebutan komik dalam bahasa Jepang atau anime

sebagai sebutan untuk animasi. Manga berkembang di dunia komik

sebagai sebuah gaya gambar yang mempunyai ke khas-annya sendiri.

Gaya gambar manga seperti yang pernah kita lihat sangat gamblang

dengan ekspresi gerak maupun karakter. Karakter yang unik dari

manga, seperti mata besar dan model rambut tajam sepertinya menjadi

ketertarikan sendiri bagi kalangan penggemar komik (Motulz, 2006;

www.komikonline.com).

Yang hebatnya, gaya manga ini bukan saja digemari oleh

kalangan anak-anak namun sudah merasuk pula ke kalangan dewasa.

Kajian lain dari gaya manga ini adalah sudah masuknya kajian manga

ke wilayah budaya atau kultur. Dengan perkembangan gaya manga di

banyak aspek kebudayan maka manga juga mempengaruhi

budaya-budaya lainnya. Perkembangan manga sudah memberikan banyak

pengaruh kepada kebudayaan pop masa kini (Motulz, 2006;

(35)

2. Komik Sebagai Komunikasi Bentuk Media Massa

Dalam komik terjadi proses komunikasi karena komik

merupakan salah satu bentuk media atau sarana berkomunikasi. Istilah

komunikasi sendiri pada dasarnya adalah proses penyampaian pikiran

dan perasaan oleh seseorang atau komunikator terhadap orang lain atau

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Menurut Gonzales (dalam Jahi, 1993), efek yang berkaitan

dengan isi pesan dari media massa terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan

penambahan pengetahuan. Media massa menjadi sumber

informasi mengenai perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan

nilai-nilai yang disampaikan komunikator. Media massa juga

mampu mempengaruhi persepsi seseorang terhadap diri maupun

lingkungannya.

b. Efek afektif berkaitan dengan emosi dan perasaan komunikan.

Media massa ternyata menimbulkan rangsangan emosi, misalnya

perasaan dan emosi tertentu ketika sedang mengkonsumsi media

massa. Atkinson (dalam Jahi, 1993) menyimpulkan bahwa

berbagai penemuan menunjukkan adanya pengaruh media massa

yang signifikan terhadap orientasi afektif, walaupun dampaknya

tidak sebesar orientasi kognitif.

c. Efek behavioral pada media massa memberikan contoh-contoh

(36)

memperoleh peneguhan dengan melihat contoh perilaku yang

ditampilkan dalam media massa.

Dapat disimpulkan pula komik memiliki berbagai fasilitas

afektif yaitu (Munandar dalam Aryanto, 2006):

a. Merangsang keingintahuan, karena pembaca lebih mudah

mengerti pada pesan yang terkandung karena komik lebih

menitiberatkan gambar dalam penyampaian cerita (McCloud

dalam Mustaquim, 2004).

b. Memberi kesempatan untuk berani mengambil resiko, karena

keberanian yang ditunjukkan oleh para tokoh komik dalam

mencapai tujuan dapat berakhir dengan bahagia atau sedih

sehingga pembaca mendapat pelajaran berharga dalam

menantikan ketidakjelasan dalam hidup (Aryanto, 2006)

c. Meningkatkan daya imajinasi, cerita dalam komik disampaikan

melalui gambar-gambar yang bersifat konkret, baik tokoh,

suasana, bunyi serta perasaan dapat merangsang kemampuan

berimajinasi (McCloud, 2001)

d. Sikap menghargai, setiap tokoh dalam komik digambarkan

dengan kelemahan dan kelebihan masing-masing sehingga

(37)

3. Jenis - Jenis Komik

Komik memiliki ciri khas yaitu, tokoh cerita adalah manusia

biasa yang menjalani kehidupan sehari-hari dan dapat melakukan

kesalahan. (www.mit.edu, 2002).

Komik terbagi menjadi dua aliran secara umum yaitu

(www.wikipedia.org):

a. Komik Shounen atau manga shounen

Komik yang ditujukan untuk remaja pria. Komik ini memiliki

ciri khas kemaskulinan yang mengisahkan bagaimana seseorang

mencapai prestasi, berperang, adu siasat, petualangan, dan

menegakkan keadilan. Seperti : Conan, Yu Gi Oh, Dears, dan

sebagainya.

b. Komik Shoujo atau manga shoujo atau Serial Cantik

Komik yang ditujukan untuk remaja putri. Isi cerita seputar

perasaan cinta, hubungan kasih muda mudi, dan persahabatan. Di

Indonesia sering disebut komik serial cantik. Seperti: Imadoki,

Kiss Kiss kiss, Heart, Happy Husttle High School, dan

sebagainya.

Komik dewasa ini lebih membantu membangkitkan minat baca,

media pengenalan budaya, media komunikasi tentang informasi

pembelajaran dan pendidikan atau pikiran pengarang, merangsang

(38)

sebagai media hiburan di saat jenuh dengan rutinitas (Bonneff, 1998;

McCloud dalam Mustaquim, 2004).

Menurut Hurlock (1988) komik disukai beberapa diantaranya

karena :

a. Komik menyediakan beberapa karakter dalam cerita yang bisa

digunakan identifikasi dan juga mampu menyediakan

kesempatan yang baik untuk mendapat wawasan mengenai

masalah pribadi dan sosialnya. Kondisi ini akan membantu

seseorang dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.

b. Menarik imajinasi seseorang dan rasa ingin tahu tentang masalah

adikodrati

c. Memberi anak pelarian sementara dari hiruk pikuk sehari-hari

d. Mengkondisikan tokoh dengan kemampuan yang lebih baik atau

tampak sering melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak

berani dilakukan sendiri oleh pembacanya, walaupun mereka

ingin melakukannya. Kondisi seperti ini memberikan rasa

kegembiraan.

e. Menyediakan tokoh yang sering kali bersifat kuat, berani, dan

berwajah menarik, sehingga memberi tokoh yang diidentifikasi.

Maka pada penelitian ini, peneliti mengambil jenis komik serial

cantik selain banyak digemari oleh remaja putri karena memiliki cerita

(39)

muda mudi yang tidak jauh beda dengan kehidupan sehari-hari remaja

putri yang senang bersahabat.

4. Pengertian Komik Serial Cantik

Seperti yang sudah diungkapkan di atas, komik serial cantik

merupakan komik yang ditujukan untuk remaja putri. Kelebihan yang

terkandung dari komik-komik ini adalah unsur bercerita dari hati ke

hati antara sang komikus dengan pembacanya. Dapat dikatakan,

komik-komik serial cantik adalah diary curahan hati sang komikus,

sehingga ketika membaca komik serial cantik, pembaca akan

cenderung terpengaruhi emosinya (Ahmad, 2005;

www.akademisamali.org). Komik serial cantik selain adanya unsur

emosi namun juga karena jalan cerita yang disajikan secara alami

dengan kehidupan sehari-hari seorang tokoh wanita atau pria dalam hal

persahabatan, cinta kasih, hubungan orang tua.

Pada tahun 1990an komik serial cantik banyak diterbitkan Elex

Media dengan ciri khas pada sampul komik terdapat kode SC (serial

cantik), kemudian tahun 2000an penerbit komik mulai banyak

bermunculan dan komik serial cantik mulai banyak diproduksi oleh

MnC (bagian dari Elex Media), 3L (Tiga Lancar) dan beberapa pada

(40)

D. Banyaknya komik serial cantik yang dibaca remaja putri

Membaca diartikan sebagai melihat dan mengerti atau dapat

melisankan apa yang tertulis (Poerwadarminta, 1976). Membaca dalam hal

ini dimaksudkan dengan membaca komik-komik jenis serial cantik dari

perpustakaan atau taman bacaan, sehingga diartikan sebagai melihat dan

mengerti apa yang tertulis dan tergambarkan dalam komik guna

mendapatkan informasi tentang pengalaman-pengalaman yang dialami oleh

para tokoh dalam komik. Ketika pembaca mendapat suatu kesenangan dari

membaca komik dan mendapat informasi yang menarik, maka pembaca

akan mencari lagi komik serial cantik dengan judul yang berbeda guna

mendapat informasi yang lebih kompleks dengan sajian yang berbeda.

Berdasarkan prinsip manusia tidak pernah puas dan komik mempengaruhi

rasa ingin tahu individu, maka tidak mengherankan kegiatan membaca

komik menjadi kegiatan yang paling digemari.

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

banyaknya komik serial cantik yang dibaca adalah jumlah judul

komik-komik jenis serial cantik yang dibaca remaja putri dalam kurun waktu

tertentu yaitu 1 minggu.

E. Remaja Putri

(41)

Masa remaja adalah masa yang penuh dengan tekanan dalam

perasaan dan emosi, sehingga hal ini membuat para remaja mudah

terpengaruh dengan lingkungannya (Hurlock,1999).

Secara jasmaniah wanita sangat berbeda dengan pria,

perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan perilaku antara aktivitas

wanita dengan aktivitas pria. Karena perbedaan itu pula menimbulkan

perbedaan isi dan bentuk perilaku, misalnya pada wanita akan

mengalami haid yang terjadi pada awal remaja dan untuk pihak pria

akan mengalami mimpi basah (Kartono, 1992).

Dalam Monks (2002) masa dimana diawali

perubahan-perubahan fisik dan tanda-tanda kelamin primer maupun sekunder ini

merupakan masa penyesuaian diri seorang remaja dengan

lingkungannya. Masa ini juga sering disebut dengan masa pencarian

identitas diri, karena remaja sudah ingin meninggalkan

perilaku-perilaku dan sifat kanak-kanak menuju kearah yang dewasa.

Remaja putri mulai menemukan nilai hidup baru, semakin

memiliki pemahaman yang jelas tentang keadaan dirinya, hal ini

membuatnya lebih kritis tentang dirinya terhadap orang lain termasuk

orangtuanya (Kartono, 1992). Seorang wanita lebih memiliki perasaan

yang feminim seperti empati, perhatian dan lebih menyayangi,

sehingga hal ini membuat mereka lebih bisa mempertahankan

(42)

Berdasarkan penelitian Booth (dalam Hasanat, 1988)

ditemukan bahwa hubungan persahabatan wanita lebih banyak secara

afektif. Wanita lebih banyak membuat kontak dengan teman-teman

dekatnya, menceritakan rahasia, dan terlibat dalam aktivitas yang lebih

spontan.

2. Batasan Remaja

Usia remaja secara global berlangsung antara usia 12 – 21

tahun dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun

remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir (Monks, 2002).

Maka sesuai dengan batasan tersebut usia remaja yang akan digunakan

dalam penelitian ini bermula dari 12-15 tahun karena memiliki

gejala-gejala negative phase yaitu keinginan untuk menyendiri, kurang ada kemauan untuk bekerja, kejemuan, kegelisahan, pertentangan sosial,

penantangan pada kewibawaan orang dewasa, kepekaan perasaan,

kurang percaya diri, mulai minat pada lawan jenis, dan kesukaan

berkhayal (Hurlock dalam Mappiare, 1982).

Remaja awal senang menolak hal-hal yang tidak masuk akal

biasanya terjadi penantangan pendapat dengan orang dewasa. Tetapi,

dengan alasan yang masuk akal, remaja bisa mengikuti pemikiran

orang dewasa (Binet dalam Mappiare, 1982). Sehingga remaja

membutuhkan teman-teman, ia senang kalau banyak teman

menyukainya, ia menyukai teman-teman yang punya sifat sama dengan

(43)

3. Dorongan Bersahabat Remaja Putri

Pada hakekatnya seorang wanita menonjolkan sifat

kesosialannya, melindungi dan memelihara kehidupan. Hal ini juga

tampak pada harapan orang tua pada umumnya untuk anak

perempuannya yaitu berperingai halus, bersikap manis, tidak boleh

berkelahi, pasrah, nrimo, setia dan sabar. Sikap khas dari wanita, bahwa anak perempuanlah yang lebih mampu memelihara dan

merawat sehingga lebih diharapkan untuk lebih mencintai orangtuanya

(Monks, 2002). Hal ini memberi asumsi bahwa remaja putri memiliki

motif bersahabat yang tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan Wong dan Cczikzentmihallyi (Martaniah, 1984) dijumpai mengapa wanita memiliki kebutuhan afiliasi tinggi karena mereka lebih banyak

menghabiskan waktu dengan teman dan lebih banyak memikirkan

teman-temannya bila berada dalam kondisi sendirian dan akan

mengalami perasaan tidak enak yang mendalam.

Pada remaja sikap penerimaan terhadap orang lain

dimanifestasikan kedalam bentuk perilaku bersahabat terhadap orang

lain. Sikap penerimaan diri yang positif pada remaja tidak hanya untuk

teman-teman sebayanya tapi juga kepada orang yang berada pada

disekitarnya. Jika remaja diterima dalam kelompok sosialnya maka

mereka dianggap mampu membuat penyesuaian sosial yang baik di

(44)

dan mengembangkan perilaku bersahabatnya bersamaan dengan

kelompoknya atau dengan orang sekitarnya.

4. Kaitan Membaca dengan Remaja Putri

Berbagai perubahan yang terjadi di masa remaja menjadi salah

satu penyebab ketidakseimbangan emosi mereka dan menyebabkan

remaja bertanya-tanya tentang dirinya sehingga membuat mereka

mulai tertarik untuk mencari jawaban-jawaban tentang apa yang terjadi

pada dirinya melalui bacaan.

Remaja lazimnya menganggap kegiatan menambah

pengetahuan itu merupakan membaca sebagai pekerjaan, tetapi jika hal

itu menyenangkan dan dilakukan secara suka rela, maka kegiatan

membaca merupakan rekreasi baginya. Kadang-kadang bahan yang

dibaca cukup “berat” namun karena mengasyikkan maka kegiatan

membaca dianggap rekreasi (Soekanto, 1989).

Menurut Hurlock (1988) buku komik lama kelamaan kurang

diminati oleh remaja putri dan lebih menyukai majalah atau novel.

Namun pada kenyataannya komik masih digemari oleh remaja karena

sekarang komik telah berkembang tidak hanya untuk anak-anak tetapi

juga bisa dinikmati oleh remaja. Hal ini tampak pada Simposium "Asia

in Comics 2004”, pembaca komik di Indonesia 80% adalah perempuan

(Ishizawa, 2004; www.google.com).

Menurut Sunaryo (1996) komik memiliki karakteristik feminim

(45)

disesuaikan dengan remaja putri. Menurut Kartono (1992) perempuan

tertarik pada hal-hal yang praktis, lebih bersifat sosial, dan kesatuan

totalitas dari tingkah laku perempuan terletak pada kehidupan

perasaannya yang didorong oleh afek-afek dan sentimen-sentimen

yang kuat. Maka secara singkat, jenis bacaan yang disenangi

dipengaruhi oleh peran sosial dalam pemilihan sumber bacaan.

F. Hubungan Antara Banyaknya Judul Komik Serial Cantik Yang Dibaca Dengan Dorongan Persahabatan Akibat Membaca Serial Cantik Pada Remaja

Dorongan Persahabatan biasa disebut dengan motif berafiliasi. Motif

ini merupakan motif yang mendorong individu untuk berinteraksi dengan

orang lain yang mengandung kepercayaan, afeksi, dan kebersamaan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Murray (Martaniah, 1984) motif berafiliasi dapat

digambarkan sebagai tendensi untuk mendapatkan kepuasan dari suatu

hubungan yang harmonis dan erat. Dengan arti lain tujuan yang ingin

dicapai oleh individu adalah dapat menjalin persahabatan dengan orang lain.

Remaja putri memiliki motif berafiliasi tinggi, hal ini dikarenakan remaja

putri lebih banyak membuat kontak dengan teman-teman dekatnya

(Dowling, 1989; Hasanat, 1988).

Dewasa ini, tidak dipungkiri bahwa remaja juga memiliki

kegemaran membaca komik untuk mengisi waktu luangnya selain

(46)

dilakukan oleh Anzu Hizawa tahun 2004, konsumen komik paling banyak

adalah perempuan (80%) (Ishizawa, 2004; www.google.com). Frekuensi

membaca komik berdasarkan survey Gotei13 (forum.bleachindonesia.com;

2006) menemukan dalam 1 hari remaja dapat membaca labih dari 3 komik.

Uniknya lagi remaja putri tetap bisa membaca komik bersama-sama dengan

teman sekelompoknya, cerita yang ada dalam komik serial cantik dapat

menjadi bahan perbincangan di antara mereka.

Komik serial cantik menyajikan bermacam-macam pengalaman

kehidupan sehari-hari remaja dalam berelasi dengan orang lain seperti

persahabatan, cinta kasih, dan hubungan kasih muda-mudi. Maka, komik ini

dapat mempengaruhi rasa ingin tahu, berani mengambil resiko, daya

imajinasi, dan sikap menghargai pada pembacanya. Alasan remaja putri

menyukai komik serial cantik karena adanya situasi yang sama dialami oleh

remaja dengan yang dialami oleh tokoh cerita, sebab cerita pada komik

serial cantik tidak jauh berbeda dari kehidupan remaja sehari-hari pada

umumnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mappiare (1982) ada perbedaan

antara minat remaja putera dengan puteri, dalam hal membaca bacaan

seperti novel atau komik, remaja putera lebih senang dengan tema-tema

petualangan, detektif, dan kepahlawanan. Sedangkan untuk remaja puteri

senang dengan kisah-kisah roman, persahabatan dan kasih sayang, hal ini

dipengaruhi oleh peran sosial masing-masing dalam pemilihan sumber

(47)

Komik dapat menimbulkan rasa ingin tahu pada pembacanya tentang

apa yang disajikan oleh media komik, karena dapat menyajikan informasi

pembelajaran secara menghibur dan menarik (Boneff, 1998; Hurlock, 1988).

Hal ini dibenarkan oleh McCloud (Mustaquim, 2004), pembaca lebih mudah

mengerti pada pesan yang terkandung karena komik lebih menitiberatkan

gambar dalam penyampaian cerita.

Rasa ingin tahu yang dirangsang oleh komik akan mendorong

pembaca komik serial cantik untuk mencari tahu tentang hal yang lain lebih

mendalam, sehingga pembaca akan berusaha untuk mengikuti alur cerita

sampai akhir dan memperbanyak informasi dari komik serial cantik dengan

judul yang lain. Hal ini dikarenakan remaja putri memiliki kebutuhan untuk

melakukan perbandingan sosial guna mengatasi ketidakjelasan identitas diri

dengan jalan mencari informasi dari lingkungan sosialnya.

Komik dapat merangsang sikap berani mengambil resiko. Menurut

Hurlock (1988) komik sering kali mengkondisikan tokoh bersifat kuat,

berani, dan berwajah tampan atau cantik sehingga memberikan tokoh ideal

untuk identifikasi. Tokoh dalam komik serial cantik sering digambarkan

sebagai seorang gadis yang kurang menarik namun memiliki sifat ceria atau

sebaliknya, namun memiliki keberanian menghadapi rintangan yang dapat

menggagalkan tujuannya.

Pembaca akan diberikan kejutan pada akhir cerita yang bisa sad

(48)

menyerah karena ketidakjelasan hal ini menimbulkan rasa simpati pembaca

pada perjuangan tokoh dan dapat memberikan kesempatan pada pembaca

untuk lebih berani mengambil resiko karena ketidakjelasan, takut, atau

mendapat kritik. Permasalahan yang dimiliki oleh remaja putri cukup

kompleks begitu pula dalam penyajian permasalahan dalam komik serial

cantik, maka remaja putri akan mencari informasi lebih banyak lagi pada

komik-komik serial cantik lainnya.

Ketika pembaca semakin menyukai dan tertarik pada perilaku tokoh

maka muncul perasaan atau emosi guna merespon sikap dan perilaku orang

lain, hal ini disebut dengan Identifikasi (Salomon, 1996). Apa yang

dilakukan oleh tokoh cerita memberikan contoh akibat yang akan didapat.

Hal ini berkaitan adanya kebutuhan akan dukungan emosional berupa

kebutuhan untuk mendapatkan simpati dari orang lain.

Cerita dalam komik disampaikan melalui gambar-gambar yang

bersifat konkret, baik tokoh, suasana, bunyi serta perasaan dapat merangsang

kemampuan berimajinasi (McCloud, 2001). Banyaknya komik serial cantik

yang dibaca semakin sering, pengetahuan atau informasi tentang

pengalaman-pengalaman tokoh komik semakin bertambah dan menjadi

sesuatu yang baru.

Penyelesaian masalah yang telah diproses secara mental bisa

diwujudkan secara konkret dalam kehidupan nyata. Dengan demikian,

banyaknya pengalaman penyelesaian masalah yang telah didapat mampu

(49)

oleh orang lain, hal ini karena remaja putri memiliki kebutuhan akan

perhatian yaitu perasaan harga diri.

Tokoh dalam komik baik itu tokoh utama, protagonis, atau antagonis

digambarkan dengan kelebihan dan kelemahannya. Semakin banyak komik

jenis serial cantik yang dibaca, pembaca akan mendapatkan banyak

informasi tentang karakter tokoh yang berbeda-beda baik itu kelebihan dan

kekurangannya. Hal ini sesuai dengan kebutuhan remaja putri akan stimulasi

positif, dapat memberikan kesempatan untuk membentuk sikap menghargai

kelebihan dan kekurangan yang ada, maka ketika remaja putri mampu

menghargai setiap individu akan tercipta kondisi yang menyenangkan dalam

proses berafiliasi.

Seperti uraian di atas, dorongan bersahabat atau motif berafiliasi

merupakan salah satu motif sekunder yang dapat dipelajari melalui

pengalaman-pengalaman, terutama pengalaman akan keberhasilan

berinteraksi. Semakin banyaknya komik serial cantik yang dibaca oleh

remaja putri maka informasi tentang pengalaman-pengalaman tokoh

semakin bertambah.

Hal ini juga sesuai dengan komponen-komponen motif berafiliasi

yang diungkapkan oleh Hill (1987) yaitu :

a. Kebutuhan untuk melakukan perbandingan sosial yaitu kebutuhan

untuk mengatasi ketidakjelasan mengenai identitas diri dengan jalan

(50)

b. Kebutuhan akan dukungan emosional berupa kebutuhan untuk

mendapatkan simpati dari orang lain;

c. Kebutuhan akan perhatian yaitu kebutuhan akan perasaan harga diri,

pujian, mempunyai kompetensi dalam pergaulan dan diakui orang

lain;

d. Kebutuhan akan stimulasi positif yaitu kebutuhan akan kondisi yang

menyenangkan dalam proses berafiliasi

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesa yang dapat disusun dari penelitian ini adalah terdapat

hubungan antara banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca dengan

(51)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah korelasional. Tujuan untuk menentukan

ada atau tidaknya korelasi antara dua variabel yaitu variabel banyaknya

judul komik serial cantik dengan dorongan bersahabat akibat membaca

serial cantik.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian

atau faktor-faktor yang berperan dalam penelitian. Pada penelitian ini,

variabel yang akan diteliti adalah :

1. Variabel tergantung : Dorongan bersahabat akibat membaca

komik serial cantik

2. Variabel bebas : Banyaknya judul komik serial cantik yang

dibaca

C. Definisi Operasional

1. Dorongan Bersahabat

Kecenderungan atau dorongan untuk melakukan relasi dengan

orang lain yang diakibatkan dari banyaknya komik serial cantik yang

dibaca. Sehingga mendapatkan kepuasan dari suatu hubungan yang

(52)

harmonis dan erat dengan individu lainnya, yang mengandung

perhatian, dukungan orang lain, dan kebersamaan dalam kelompok

dengan melakukan kegiatan yang disenangi oleh kelompoknya.

Dorongan bersahabat akan diungkapkan melalui skala yang diadaptasi

dari komponen motif berafiliasi.

2. Banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca

Kegiatan membaca buku bacaan komik jenis serial cantik.

Komik serial cantik adalah buku cerita bergambar tentang kehidupan

berelasi pada remaja. Kriteria komik serial cantik pada sampul

biasanya terdapat kode SC (serial cantik) pada Elex Media seperti :

Throbbing Tonight, Milk Crown, For you In Full Blossom, Delicius,

dan sebagainya; MnC seperti: KissKissKiss, Nine Puzzle, Seven Color

Mith, Imadoki, Scramble b!, dan sebagainya; 3L seperti: Ultra Maniak,

Heart, Get Love, H3 School, dan sebagainya. Pengarang dari komik

Serial Cantik seperti: Takada Rie, Ikeyamada Go, Watase Yuu,

Yagami Chitose, Mika Kawamura, dan sebagainya.

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan melihat jumlah buku

komik serial cantik yang dibaca oleh subjek dalam jangka waktu 1

minggu. Data banyaknya komik yang dibaca diperoleh dari angket

yang akan disebarkan di lima taman bacaan atau penyewaan komik di

Yogyakarta yaitu Taman Bacaan DIDI, Taman Bacaan KK

(53)

Terban, dan Boemi Book Rental hal ini dilakukan guna mempermudah

perolehan subjek.

D. Subjek Penelitian

Subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah remaja putri

yang berusia 12 sampai 15 tahun dan yang masih atau sedang membaca

komik dalam jangka waktu 1 bulan ini, berjumlah 105 orang. Dalam teknik

purposive sampling ini pemilihan kelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 1992).

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan 2 cara yaitu

menggunakan angket untuk mengetahui banyaknya judul komik serial cantik

dan skala dorongan bersahabat akibat membaca serial cantik dengan

menggunakan skala Likert.

1. Skala Dorongan Bersahabat

Skala diadaptasi dari motif berafiliasi yang disusun

berdasarkan komponen yang dikemukakan oleh Hill (1987) yaitu :

a. Kebutuhan akan perbandingan sosial

Kebutuhan untuk mengatasi ketidakjelasan mengenai identitas

diri dengan jalan mencari informasi dari lingkungan sosial:

komunikasi dengan orang lain, memperoleh pendapat dan

(54)

b. Kebutuhan akan dukungan emosional

Kebutuhan untuk mendapatkan simpati dari orang lain: keinginan

berteman dan mendapatkan simpati saat bermasalah.

c. Kebutuhan akan stimulasi positif

Kebutuhan akan kondisi yang menyenangkan dalam proses

berafiliasi: memiliki hubungan dekat dengan orang lain, kontak

fisik yang menunjukkan kasih sayang dan cinta, keinginan

membina hubungan yang harmonis.

d. Keinginan untuk diperhatikan

Kebutuhan akan harga diri, pujian, mempunyai kompetensi

dalam pergaulan dan diakui orang lain.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut disusun aitem-aitem

pernyataan skala sebanyak 48 butir tentang terdiri dari 24 butir

aitem Favorabel dan 24 butir aitem Unfavorable. Butir-butir

pernyataan dalam skala motif berafiliasi disusun berdasarkan

modifikasi dari skala Likert, yakni dengan menggunakan empat (4)

alternatif sampai satu (1) dimana jawaban Selalu (SL) diberi skor

4, jawaban Sering (SR) diberi skor 3, Jarang (JR) diberi skor 2,

Tidak Pernah (TP) diberi skor 1 sedangkan untuk kelompok yang

(55)

Jarang (JR) diberi skor 3, Sering (SR) diberi skor 2, Selalu (SL)

diberi skor 1.

Tabel 1.

Blue Print Skala Dorongan Bersahabat Jumlah No Komponen Aspek Motif Berafiliasi

Favorabel Unfavorabel Jumlah

Perbandingan Sosial

Pengamatan pada orang lain 3 3 6

1

Memperoleh pendapat 3 3 6

Dukungan Emosional

Mendapatkan simpati ketika mendapat

masalah 3 3 6

2

Membutuhkan kehadiran orang lain 3 3 6

Stimulus Positif

Hubungan dekat dengan orang lain 3 3 6 3

Keinginan membina hubungan yang

harmonis 3 3 6

Perhatian

Keinginan untuk diperhatikan 3 3 6

4

Merasa dihargai dalam lingkungannya 3 3 6

Jumlah Total 24 24 48

2. Angket banyaknya judul komik serial cantik yang dibaca

Angket adalah metode pengumpul data yang mengungkap data

faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh

subjek. Pertanyaan dalam angket merupakan pertanyaan langsung

terarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap berupa

fakta atau opini yang menyangkut diri responden. Hal ini berkaitan

(56)

merupakan orang yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri

(Azwar, 1999).

Berdasar survey yang dilakukan oleh Gotei13 bahwa pembaca

komik dapat membaca lebih dari 3 komik dalam 1 hari dan pencarian

data subjek dari taman bacaan yaitu setiap peminjaman komik diberi

waktu maksimal 2 hari sekali maka dalam 1 minggu terjadi 3 kali

peminjaman.

±

F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas diartikan sebagai ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut (Azwar, 2001).

Pada penelitian ini pengukuran validitas alat tes yang

digunakan adalah metode validitas isi. Validitas isi ini merupakan

validitas yang estimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis

rasional atau lewat professional judgment yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing skripsi, untuk melihat sejauh mana isi tes tersebut

mencerminkan atribut yang hendak diukur, sehingga alat tes tersebut

(57)

2. Seleksi Item

Seleksi item pada skala yang akan digunakan dalam penelitian

ini dilakukan dengan memakai koefisien korelasi item total ( ),

yang nantinya menghasilkan indeks daya beda item. Daya beda item

ditunjukkan oleh statistik yang diperoleh dengan teknik komputasi

product moment dari pearson.

r

xy

r

xy

Perhitungan yang dilakukan adalah dengan mengkorelasikan

skor subjek pada item yang bersangkutan dengan skor total. Indeks

daya beda item bergerak dari 0 sampai dengan 1.00. Menurut Azwar

(2001) untuk mengambil butir-butir yang sahih ditetapkan r 0.30,

karena item yang mencapai korelasi minimal 0.30 daya pembedanya

dianggap memuaskan.

3. Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau

keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan

pengukuran. Suatu hasil pengukuran terhadap kelompok subjek yang

sama menghasilkan angka yang relative sama, selama aspek yang

diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam aplikasinya

reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (

r

) yang angkanya berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. semakin tinggi koefisien

reliabilitas yang diperoleh (mendekati 1), semakin tinggi tinggi tingkat

kepercayaan hasil pengukuran alat tersebut bagi kelompok subjek yang

diteliti (Azwar, 2001).

(58)

Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas alat

tes ini adalah koefisien alpha dari Cronbach, sebab koefisien alpha mempunyai nilai praktis dan koefisien yang tinggi karena hanya

dilakukan satu kali pada sekelompok subjek (Azwar, 2001). Dengan

menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 11.5

Sedangkan untuk reliabilitas angket banyaknya judul komik

serial cantik yang dibaca adalah menggunakan reliabilitas subjek. Hal

ini dikarenakan bentuk angket adalah pertanyaan terbuka secara

langsung yaitu dengan cara pengecekan kembali pada daftar atau data

peminjam dalam jangka waktu seminggu per bulan.

G. Metode dan Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan tujuan untuk mengolah data hasil

penelitian yang masih berupa data kasar menjadi data yang lebih mudah

dibaca dan diinterpretasi. Data akan dianalisis dengan menggunakan analisis

statistik, karena statistik bersifat objektif sehingga sedapat mungkin

menghindari unsur subjektif dan bersifat universal, dapat digunakan hampir

dalam setiap penelitian.

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik

korelasi product moment dari Pearson. Teknik ini dipilih karena kedua variabel menghasilkan data yang berjenis interval, yaitu angka-angka skala

(59)

A. Orientasi Kancah Penelitian

Profil Taman Bacaan

Taman Bacaan merupakan tempat untuk meminjam buku-buku cerita

terutama komik-komik dengan peminjaman satu buku pembaca tidak sampai

harus mengeluarkan uang ≤ Rp.2.000,- hal ini sangat disenangi oleh para pembaca terutama para remaja yang masih sekolah karena sesuai dengan

uang saku mereka. Penelitian ini dilaksanakan di empat taman bacaan di

Yogyakarta, yaitu:

a. Taman Bacaan Boemi Book Rental

Alamat :Jln. Perintis Kemerdekaan No.58,

Yogyakarta

Pemilik : Mba Rahma, dan mba Eri

Jumlah Pelanggan : ± 650 orang

b. Taman Bacaan KK Lempuyangan

Alamat : Bawah Jembatan Layang Lempuyangan

Pemilik : Pak Teddy, Mas Wawan, dan Mas Arman

Jumlah Pelanggan : ± 6000an

c. Taman Bacaan KK Taman Siswa

Alamat : Jl. Taman Siswa 113A, Yogyakarta

Petugas : Mas Novi

(60)

Jumlah Pelanggan : ± 2000an

d. Taman Bacaan KK Terban

Alamat : Jl. dr. Sardjito 28, Yogyakarta

Petugas : Mba Ami dan Mas Wintolo

Jumlah Pelanggan : ± 3000an

Alasan pengambilan data di Taman Bacaan tersebut di atas, karena

peneliti merupakan salah satu anggota dan sudah mengenal dekat dengan

petugas jaga di Taman Bacaan tersebut sehingga dapat memperlancar

proses pengambilan data penelitian.

B. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

1. Perizinan Penelitian

Sebelum melaksanakan sebuah penelitian di Taman Bacaan,

maka diperlukan sebuah izin dari Taman Bacaan yang bersangkutan.

Selain sebagai bentuk akses masuk ke dalam Taman Bacaan, perizinan

juga dapat membantu peneliti agar lebih mudah melaksanakan

penelitian karena di dalam prosesnya peneliti akan banyak

memperoleh bantuan dari pihak Taman Bacaan.

Surat keterangan permohonan izin penelitian No:

128.e/D/KP/Psi/USD/XI/2007 yang ditujukan kepada Pemilik Taman

Bacaan KK Lempuyangan, Pemilik Taman Bacaan KK Taman Siswa,

(61)

Book Rental telah diberikan secara langsung pada tanggal 10

November 2007.

2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur

Sebelum melaksanakan pengambilan data, peneliti

melaksanakan proses try out skala penelitian di Taman Bacaan DIDI yang diasumsikan memiliki kesamaan dengan taman bacaan pada

umumnya. Hal ini bertujuan agar skala yang digunakan untuk

pengambilan data merupakan skala yang sungguh-sungguh mewakili

variabel-variabel yang akan diukur.

Dalam uji coba skala penelitian ini, peneliti mengambil subjek

yaitu remaja putri yang berusia 12-15 tahun yang sedang membaca

komik serial cantik dalam waktu 1 bulan ini. Subjek yang diambil

secara random tersebut berjumlah 69 orang.

Peneliti menyebarkan skala secara langsung pada tanggal 1

November sampai 7 November 2007 bertempat di Taman Bacaan

DIDI, Kotagede, Yogyakarta. Karena keterbatasan waktu dan jumlah

subjek yang datang, peneliti meminta bantuan pada dua subjek untuk

menyebarkan skala pada kelompok bermainnya berjumlah 20 skala.

Dari 69 skala yang disebarkan kepada pembaca di Taman

Bacaan DIDI, kesemuanya dikembalikan sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan dan keseluruhan data hasil skala tersebut dapat

dianalisis karena memenuhi persyaratan untuk dianalisis, baik dari tiap

(62)

Alat ukur yang dipergunakan adalah skala dorongan bersahabat

akibat membaca serial cantik yang disusun sendiri oleh peneliti

menggunakan skala motif berafiliasi. Keseluruhan skala ini 48 butir

yang terdiri dari 24 item favorabel dan 24 item unfavorabel. Adapun

Blue Print dari skala tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Penyebaran Skala Motif Berafiliasi

Jumlah

No

Komponen Aspek Motif

Berafiliasi Favorabel Unfavorabel Jumlah Prosentase

1 Perbandingan Sosial

Untuk mengetahui banyaknya judul komik serial cantik yang

dibaca, digunakan metode angket. Pertanyaan dalam angket berupa

Gambar

Tabel 1.
Tabel 2
Tabel 4
Tabel 6
+4

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap dalam

Tujuannya selain ingin mendapat keuntungan dan tambahan uang saku, usaha ini diharapkan dapat meringankan beban orang tua kita sehingga tidak perlu membiayai uang

Sumber Wringin merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Bondowoso yang mempunyai sistem pemerintahan yang sama dengan kecamatan lain di Bondowoso3. Unit

Kadar konsentrasi yang abnormal dari lipid dan lipoprotein akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan termasuk peningkatan serum low density lipoprotein (LDL)

Pada tahun yang sama, Majelis Umum PBB, dalam resolusi 2444 (XXIII) mendukung rekomendasi dari Konperensi agar Sekretaris Jenderal PBB, setelah melakukan konsultasi dengan

Hasil obserfasi aktifitas guru dan siswa serta hasil tes akhir siswa pada tindakan siklus dua memberikan hasil yang baik dalam pelaksanaan penelitian tindakan,

yang menjadi warga negara adalah orang orang indonesia asli dan orang orang bansa lain yang di sahkan oleh Undang Undang sebagai warga negara UUD 1945 (p.26. ayat 2) WNI. UUD

[r]