• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA LAUNDRY MENGGUNAKAN JASA LAUNDRY

B .GAYA HIDUP MAHASISWA

C. HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA LAUNDRY MENGGUNAKAN JASA LAUNDRY

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan alasan karena ingin mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan keputusan menggunakan jasa laundry.

Pada penelitian ini adalah peneliti mengetahui sedikit banyak bagaimana hubungan antara gaya hidup dengan pengambilan keputusan menggunakan jasa laundry.Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan dimana hipotesanya adalah semakin seseorang menganut gaya hidup,maka pengambilan keputusan dalam menggunakan jasa laundry semakin terbatas. Subyek penelitian adalah mahasiswaUniversitas Sumatera Utara.Dimana apabila seseorang sudah ingin membeli sesuatu hanya karena tujuan bergaya-gaya ataupun pengaruh lingkungan tanpa berfikir panjang,maka ia akan langsung melakukan pembelian pada produk atau jasa yang diinginkan tersebut. Mahasiswa yang tinggal tidak bersama orangtua/keluarga dengan biaya hidup yang mereka terima rata-rata Rp. 300.000 – 500.000/bulannya. Subyek penelitian berjumlah 20 orang, dengan perincian Laki-laki 10 orang dan Perempuan 10 orang. Dimana semua subjek merupakan anak kost uyang tinggal di sekitar Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan membeli barang atau jasa.Karena konsumen melihat adanya sesuatu yang baru dari setiap produk/jasa seperti kualitas,fitur-fitur yang disediakan pasar.Serta tawaran-tawaran menarik yang disediakan pasar membuat mereka tertarik untuk

meningkatkan pembelian terhadap suatu produk/jasa.Sederas apa pun arus persaingan yang ada di pasar,konsumen tetaplah penentu dalam membuat keputusan pembelian.Pilihan-pilihan produk seperti jasa yang ditawarkan tentunya secara tidak langsung,akan mempengaruhi pengambilan keputusan membeli bagi konsumen.Pasar hanya menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang bermacam-macam.

Namun pada akhirnya, konsumen yang memiliki hak untuk bebas memilih apa dan bagaimana produk yang nantinya akan mereka konsumsi. Dalam membeli dan mengkonsumsi sesuatu terlebih dahulu konsumen membuat keputusan mengenai produk apa yang dibutuhkan, kapan dan bagaimana dan dimana proses pembelian atau konsumsi itu akan terjadi. Atau dengan kata lain diperlukan suatu proses pengambilan keputusan untuk membeli sesuatu baik barang atau jasa. Menurut Setiadi (2003), pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang dapat disebut sebagai suatu pemecahan masalah.

Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai atau dipuaskan. Selanjutnya konsumen membuat keputusan perilaku mana yang ingin dilakukan untuk dapat mencapai sasaran tersebut. Dengan demikian hal ini dapat memecahkan masalahnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu aliran timbal balik yangberkesinambungan diantara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku.

Pada tahap pertama merupakan pemahaman adanya masalah. Selanjutnya, terjadi evaluasi terhadap alternatif yang ada dan tindakan yang paling sesuai dipilih. Pada tahap berikutnya, pembelian dinyatakan dalam tindakan. Pada akhirnya barang yang telah dibeli akan digunakan dan konsumen melakukan evaluasi ulang mengenai keputusan yang telah diambilnya

Dengan demikian konsumen dalam memilih suatu produk akan memilih berdasarkan pada apa yang paling dibutuhkan dan apa yang paling sesuai dengan dirinya yang salah satunya adalah gaya hidup (lifestyle). Konsep gaya hidup sebagai sebuah konstruk kesadaran dari frame of reference yang diciptakan relatif bebas oleh individu untuk menguatkan identitasnya dalam pergaulan dan membantunya dalam komunikasi.

Dalam pengertian ini, gaya hidup menunjuk pada frame of reference (kerangka acuan) yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku. Dengan kata lain, lifestyle merupakan karakteristik individu yang terbentuk dan tercetak melalui interaksi sosial sebagai suatu pergerakan dalam lingkaran kehidupan. Salah satu tipe gaya hidup (lifestyle) itu adalah gaya hidup value minded. Value dirumuskan sebagai : “apa yang Anda peroleh”dibagi“berapa banyak yang anda bayar”atau dirumuskan sebagai berikut : Manfaat = Nilai (Knapp ,2002 ) Dirasakan Biaya Para konsumen merasa bahwa mereka membayar dalam tiga cara penting yaitu : waktu, uang dan perasaan. Faktor waktu bagi seorang yang menganut gaya hidup value minded menjadi hal yang utama dan mempengaruhi secara langsung dalam proses pengambilan keputusan membelinya.

Konsumen dengan gaya hidup ini sangat mengharapkan keefesienan waktu dalam mencari dan membeli suatu produk. Waktu yang terbuang dengan sia–sia untuk mencari suatu barang karena ketidak-tersediaannya akan mengurangi nilai barang tersebut bagi konsumen. Pertimbangan terhadap besarnya dana (uang) yang harus dikeluarkan dalam membeli suatu barang juga sangat mempengaruhi seorang konsumen dalam melakukan proses pengambilan keputusan pembelian. Harga suatu barang yang dirasakan terlalu besar (tinggi) dari barang lain yang memiliki harga lebih murah dan kualitas yang relatif sama akan cenderung menyebabkan munculnya pola perilaku membeli yang berbeda dari konsumen. Dan yang tak kalah penting adalah rasa puas dari pemakaian atau penggunaan barang tersebut yang akan menyebabkan pengulangan perilaku pembelian.

Dapat disimpulkan bahwa nilai dari suatu barang dirasakan pas apabila besarnya biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang dirasakan dari barang yang dibeli tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan konsumen dengan gaya hidup value mindedadalah konsumen yang dalam melakukan proses pengambilan keputusan membelinya dipengaruhi oleh pertimbangan terhadap nilai (value) yang dapat diperoleh dari barang yang dibeli tersebut, yang dipengaruhi oleh pertimbangan terhadap ketiga hal di atas yakni : waktu, uang dan perasaan. Fenomena yang berkembang di masyarakat dewasa ini khususnya dalam aktivitas rumah tangga adalah munculnya usaha laundry dry and cleaning menawarkan berbagai produk–produk dan kemudahan dalam hal mencuci, mulai dari cuci kering , cuci dan setrika,bebas pilih pewangi pakaian sesuai selera konsumen sampai kepada menyediakan paket hemat yang semakin memikat hati

konsumen yang memenuhi kebutuhan pasar dan ditawarkan dengan harga yang terjangkau .Para pengelolanya sebagai suatu bentuk pemenuhan pasar yang bersegmentasi pada kebutuhan rumah tangga khususnya menyediakan jasa dalam hal mencuci.Situasi yang demikian ini menjadikan seolah–olah barang–barang tersebut berlomba–lomba mencari pembelinya.Kelompok usia remaja merupakan salah satu pasar yang potensial bagi produsen karena belanja ternyata memiliki arti tersendiri bagi remaja. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Bahwa perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang dibatasi pada rentang usia remaja akhir (18 – 21) tahun.

Adapun dasar penggunaan sampel mahasiswa Universitas Sumatera Utara karena dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mahasiswa Universitas Sumatera Utara lebih bersifat heterogen artinya bahwa taraf kehidupan (taraf ekonomi) keluarganya umumnya menyebar dari jenjang ekonomi ke bawah sampai ekonomi ke atas. Dan juga dari pengamatan yang telah dilakukan peneliti khususnya terhadap kelompok mahasiswa yang tinggal secara kost, bahwa mereka cenderung memiliki gaya hidup yang value minded terlihat dari penggunaan barang-barang (produk-produk) kebutuhan sehari-hari yang tidak berdasarkan

merek-merek tertentu yang bergengsi dan mahal namun pembelian umumnya dilakukan atas dasar produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan pribadinya.

D.PENGARUH GAYA HIDUP MAHASISWA TERHADAP

PERTUMBUHAN USAHA LAUNDRI DI KAWASAN UNIVERSITAS

Dokumen terkait