• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Hidup Mahasiswa Terhadap Pertumbuhan Usaha Laundry di Kawasan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Hidup Mahasiswa Terhadap Pertumbuhan Usaha Laundry di Kawasan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

1

TUGAS AKHIR

PENGARUH GAYA HIDUP MAHASISWA TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA LAUNDRY DI KAWASAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh :

MYRIAM NOVENA

112103058

PROGRAM STUDI D-III KESEKRETARIATAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(2)

NAMA : MYRIAM NOVENA

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NIM : 112103058

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGARUH GAYA HIDUP MAHASISWA TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA LAUNDRY DI KAWASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Tanggal : Agustus 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

NIP: 19741012 200003 2 003 (Dr. Beby Karina FawzeeaSembiring,SE,MM)

Tanggal : Agustus 2014 DEKAN

(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : MYRIAM NOVENA

NIM : 112103058

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : PENGARUH GAYA HIDUP MAHASISWA

TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA LAUNDRY DI KAWASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Medan, Agustus 2014 Menyetujui Pembimbing

(Dr. Elisabeth Siahaan, SE, M.Ec NIP. 19831008 201012 2 003

)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang dengan kasih, kesetiaan, berkat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang sederhana ini guna memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam rangka menyelesaikan Pendidikan DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua ini adalah semata-mata karena kasih dan campur tangan Tuhan yang begitu besar dalam kehidupan penulis selama menyelesaikan Tugas Akhir ini. Biarlah ini adalah untuk dan demi kemuliaan nama Tuhan saja.

Dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa penyajiannya masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis telah berusaha dengan sungguh-sungguh agar tugas akhir ini dapat disajikan dengan baik. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menjadi masukan yang berarti bagi tugas-tugas selanjutnya.

Dari awal sampai selesai penulis Tugas Akhir ini telah banyak menerima bimbingan moril maupun material dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, D.T.M. & H,M.Sc, (CTM),Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

(5)

ii

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring SE,MM selaku Ketua Progaram Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Magdalena LL Sibarani, SE, Msi selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE, M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, masukan dan dorongan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Ucapan Terima Kasih penulis yang sangat spesial kepada kedua Orang Tua penulis (Porman Marbun / Lestianna Tumanggor ) yang telah memberikan segenap kasih sayang, dorongan, bahkan semangat dan pengorbanan yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

8. Kepada adik-adik penulis tersayang Mayana Norberta, Putra Mario, Ana Anastasia, Nikolas Gultom, Bertovasius dan Suryani Amelia yang memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 9. Buat kakak, teman terdekat dan sahabat yang selalu memberi motivasi dan

semangat : Vita ivana , Cesilia Grace, Christina Natalia , Bobby Nadeak , Irene anastasias,Rizal Kaban, Agnes Simorangkir , Emmerisa Milala, Susi

(6)

10.Sinaga, Karyuni , Retno Yuli Yanti , Vera Anggreini , Hardiyanti Aceh , Efry Ejayani , Hazwani Tarigan , Retno Yuli Yanti.

11.Seluruh teman-teman penulis Stambuk 2011 di Program Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 12.Semua teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan memberi dorongan serta semangat kepada penulis. Akhir kata, besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(7)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 4

E. JadwalPenelitian ... 5

F. SistematikaPenulisan ... 6

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Profil Singkat Laundry A ... 9

B. Profil Singkat Laundry B ... 10

C. Profil Singkat Laundry C ... 10

D. Profil Singkat Laundry D ... 11

BAB III : PEMBAHASAN A. Pengertian Gaya Hidup ... 12

B. Gaya Hidup Mahasiswa ... 16

C. Hubungan Gaya Hidup Dengan Pengambilan Keputusan Menggunakan Jasa Laundry ... 20

D. Pengaruh Gaya Hidup Mahasiswa terhadap pertumbuhan Usaha Laundry di Kawasan Universitas Sumatara Utara Beserta Rekapitulasi Hasil Kuisioner ... 25

(8)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(9)

vi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Jadwal kegiatan ... 5 Tabel 3.1 RekapitulasiHasilKuisinoner Usaha Laundry di

SekitarUniversitas Sumatera Utara ... 33

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan gaya hidup dan tuntutan ekonomi pada zaman modern seperti sekarang ini, menuntut agar seseorang dapat mengatur waktunya seefisien mungkin, baik dalam urusan pribadi maupun pekerjaan mereka. Dengan semakin banyaknya kegiatan, maka beberapa urusan di dalam rumah kurang menjadi perhatian karena lelah setelah seharian beraktifitas.

Kemajuan teknologi juga memberikan pengaruh terhadap gaya hidup masyarakat sekarang terutama di kota besar yang mana masyarakat menginginkan agar semua hal yang dilakukan serba praktis dan cepat.Sama halnya dengan mahasiswa yang disibukkan dengan kegiatan perkuliahan mereka yang menuntut mereka terkadang tidak dapat membagi waktu antara pekerjaan kampus dengan pekerjaan rumah.Perubahan gaya hidup yang demikian menyebabkan adanya tuntutan kepraktisan dalam menjawab kebutuhan pribadi mereka, misalnya dalam hal mencuci pakaian dan menyetrika.

(11)

banyak terdapat kos-kosan atau rumah kontrakan, dimana penyewa kos atau kontrakan tak sempat atau tak bisa melakukan cuci dan setrika baju sendiri.

Keberadaan jasa laundry bagi masyarakat dinamis di perkotaan terutama di daerah kontrakan atau kos-kosan sudah merupakan gaya hidup tersendiri, bukan karena malas tetapi mereka memprioritaskan mana yang bisa didelegasikan dan mana yangbisa mereka lakukan sendiri karena faktor tenaga, waktu dan tuntutan hidup. Kota Medan khususnya kawasan Universitas Sumatera utara banyak sekali dihuni oleh mahasiswa yang tentunya sibuk dengan aktifitas masing-masing sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencuci pakaian mereka, ditambah lagi dengan kondisi cuaca saat ini yang sering hujan, mengakibatkan pakaian lebih mudah menjadi kotor sehingga mencuci pakaian secara manual akan sulit menjadi kering karena tidak adanya sinar matahari.

Melihat fenomena ini maka banyak pengusaha mulai melirik usaha laundry karena diharapkan dapat memberikan keuntungan serta tingkat pengembalian modal yang tinggi. Maka tidak salah apabila laudry merupakan salah satu bisnis jasa yang pasti akan terus berkembang.

Tidak hanya di Medan, di kota-kota besar lainnya pun, pasarnya cukup menggiurkan. Di Jogjakarta misalnya yang tercatat memiliki 300.000 mahasiswa dan pelajar, konon bisa menghasilkan perputaran omset tidak kurang dari Rp 1,5 miliar per bulan dan ini hanya dinikmati 300-an laundry. Secara garis besar, saat ini berkembang dua jenis binatu berdasarkan model penghitungan biaya. Yang

(12)

terlebih dahulu ada yakni berdasarkan jumlah pakaian per potong, kemudian menyusul model laundry dengan mengitung berat cucian atau laundry kiloan yang

belakangan mulai marak.

Usaha laundry sebagai alternative mencuci bagi mahasiswa,membuat bisnis ini cukup menjanjikan.Hampir tiap tempat di daerah Medan khusus nya sekitar kampus Universitas Sumatera Utara banyak berdiri usaha-usaha mandiri jasa laundry.Karena teramat banyak nya bisnis ini, hingga konsumen pun di hadirkan dengan banyak pilihan.Apalagi konsumen dari kalangan mahasiwa yang tentu nya mencari harga jasa yang terjangkau bagi kantong nya.

Pilihan-pilihan yang ditawarkan antara lain,Misal nya dari harga terjangkau, paket cepat dalam penyelesaian cucian,antar jemput laundry hingga kebersihan nya. Banyak laundry yang telah ada sekarang ini, menggunakan cuci mesin. Hal ini di karenakan lebih efisien,lebih cepat,dan tidak memakan banyak tenaga.

(13)

karena itu penelitian ini dilakukan dengan maksud mengetahui PENGARUH GAYA HIDUP MAHASISWA TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA LAUNDRYDI KAWASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam Tugas Akhir ini adalah “Bagaimanakah pengaruh gaya hidup mahasiswa terhadap perkembangan laundry di kawasan Universitas Sumatera Utara”.

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui dan mendeskripsikan perubahan gaya hidup mahasiswa serta pengaruhnya terhadap perkembangan usaha laundry khususnya di kawasan Universitas Sumatera Utara.

D.Manfaat Penelitian

1.BagiPengusaha

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi akan masukan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanannya an mempersempit ancaman yang akan dihadapi dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.

2.BagiPembaca

Sebagai bahan pembanding dan referensi bagi peneliti-peneliti lain dan semua pihak yang membutuhkan.

(14)

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun aplikasi,serta sebagai sarana pemberi saran dan informasi kepada usaha laundry demi perkembangan usaha laundry tersebut.

E. Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan pada usaha laudry di kawasan Universitas Sumatera Utara. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN

MINGGU KE

I II III IV V VI

1 Persiapan

2

Pengumpulan

Data

3

Penulisan

Laporan

(15)

F.Sistematika Penulisan

Agar pembahasan Tugas Akhir ini dilaksanakan secara sistematis danterarah maka penulis membagi luas pembahasan Tugas Akhir ini dalam empat (4) bab, yang dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hal yang dianggap penting dan relevan dengan judul Tugas Akhir yang dimaksud, dengan tujuan agar penulisan Tugas Akhir ini dapat lebih terarah dan sistematis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistemtika penelitian terdiri dari jadwal kegiatan dan sistematika pembahasan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

Dalam bab ini, dijelaskan mengenai gambaran umumusaha laundry di sekitar Universitas Sumatera Utara.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini, diuraikan mengenai penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian tersebut dilakukan pada usaha laundry yang ada disekitar jalan Jamin ginting Padang Bulan dan pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap pertumbuhan usaha laundry di sekitar Universitas Sumtera Utara.

(16)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

8 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

Profil singkat laundry dry and clean di sekitar Universitas Sumatera Utara Medan.

Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis yaitu “entreprende” yang berarti petualang,pencipta,dan pengelola usaha. secara umum kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

Dengan semakin berkembangnya aktivitas kewirausahaan saat ini, memberikan dampak positif dengan lahirnya berbagai usaha. Bisnis laundry bisa menjadi alternatif pilihan untuk berwirausaha. Bisnis laundry mulai berkembang di tahun 1990-an, sejak adanya sistem franchise atau waralaba dari luar negeri.

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul bisnis sejenis yang menggunakan waralaba lokal dan agency system yang dapat memberikan layanan dengan harga terjangkau. Layanan yang tadinya hanya bisa dinikmati oleh masyarakat kelas atas, kini bisa dijangkau oleh kelas menengah dan bawah khususnya mahasiswa.

(18)

Dalam menjalankan usaha atau bisnis diperlukan usaha dan kerja keras agar mencapai kesuksesan dan tetap maju dan berkembang.Usaha laundry merupakan salah satu usaha yang berhasil dan banyak ditemukan di medan khusunnya di sekitar Univeritas sumatera Utara,dimana telah berjalan bertahun tahun dan memiliki karakter serta yang berbeda-beda.

Dengan semakin maraknya pertumbuhan usaha laundry di sekitar Universitas Sumatera Utara berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa USU khususnya. Hal ini dapat diliat dengan semakin banyaknnya mahasiswa yang menjadi customer laundry.

Berikut profil singkat dari empat usaha laundry yang telah penulis teliti di sekitar Universitas Sumatera Utara.

A. Sejarah Singkat Laundry A

(19)

B. Sejarah Singkat Laundry B

Laundry B merupakan salah satu usaha dibidang jasa pelayanan cuci dan setrika pakaian yang berada di sekitar Universitas Sumatera Utara.Usaha ini merupakan usaha keluarga yang sudah berlangsung sekitar4 tahun.Pemilik laundry ini adalah Bapak Tarigan dengan memperkerjakan 5 pegawai dalam .Usaha ini menggunakan ruangan dengan besar 5m x 5m untuk menjalankan operasinya.Laundry B menyediakan berbagai paket untuk para konsumennya, khususnya bagi mahasiswa. Dalam menjalankan usahanya Bapak Tarigan berupaya menciptakan inovasi- inovasi untuk tetap dapa bersaing dengan para kompetitor sejenis.

C. Sejarah Singkat Laundry C

Laundry C merupakan salah satu usaha jasa yang bergerak dalam bidangpelayanan cuci setrika pakaian.Usaha ini terletak di Jl.Berdikari Padang Bulan Medan,pemilik usaha ini adalah ibu M Sembiring yang berdiri.Dalam menjalankan usaha ini memiliki 4 karyawan yang mana masing-masing dari mereka di tempatkan pada setiap bagian .Modal awal usaha ini adalah sekitar Rp 50.000.000. Usaha ini beroperasi dalam sebuah bangunan dengan luas 4m x 5m. Laundry C menggunakan deterjen dan pewangi pakaian yang berbeda, serta pelayanan yang terbaik kepada para konsumen untuk tetap menjaga loyalitas konsumennya.

(20)

D. Sejarah Singkat Laundry D

(21)

12

BAB III PEMBAHASAN

A . PENGERTIAN GAYA HIDUP

Pengertian "gaya hidup" menurut KBBI adalah: pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu.

Gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sekap terhadap diri sendiri dan lingkungannya.Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu. Adapun Gaya hidup menurut Kotler (2002 : 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang ekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang

(22)

pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan

Rismiati (2001 : 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan

sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.

Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.

Psikografik (Psychographic) adalah ilmu tentang pengukuran dan pengelompokkan gaya hidup konsumen (Kotler, 2002 : 193). Sedangkan psikografik menurut Sumarwan (2003 : 58), adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.

(23)

menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan, pekerjaan dan aktivitas lainnya.Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologis konsumen (psyco).

Psikografik adalah pengukuran kuantitatifgaya hidup, kepribadian dan demografik konsumen.Psikografik sering diartikansebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinions), yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen.Psikografik memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat dan pendapat konsumen.Pendekatan psikografik sering dipakai produsen dalam mempromosikan produknya, seperti yang dinyatakan oleh Kotler bahwa psikografik senantiasa menjadi metodologi yang valid dan bernilai bagi banyak pemasar.

1. Profil gaya hidup (a lifestyle profile) yang menganalisis beberapa karakteristik yang membedakan antara pemakai dan bukan pemakai suatu produk.

2. Profil produk spesifik (a product-specific profile) yang mengidentifikasi kelompok sasaran kemudian membuat profil konsumen tersebut berdasarkan dimensi produk yang relevan.

3. Studi yang menggunakan kepribadian ciri sebagai faktor yang menjelaskan, menganalisis kaitan beberapa variabel dengan kepribadian ciri, misalnya kepribadian ciri yang mana yang sangat terkait dengan konsumen yang sangat memperhatikan masalah lingkungan.

4. Segmentasi gaya hidup (a general lifestyle segmentation)membuat pengelompokkan responden berdasarkan kesamaan preferensinya.

(24)

5. Segmentasi produk spesifik, adalah studi yang mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan produk yang dikonsumsinya.

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar mencari hubungan antara produknya dengan kelompok gaya hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas mengarsahkan mereknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.

Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang .

(25)

(minat), dan opini (pandangan-pandangan). Menurut Setiadi sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek tertentu bisa mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga dilihat dari apa yang disenangi, ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.

B .GAYA HIDUP MAHASISWA

Pengertian mahasiswa adalah komunitas yang diharapkan dapat menerapkan pendidikan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari seperti yang dikemukakan oleh Ishak Fauzi (2000 : 221) bahwa mahasiswa merupakan seorang individu yang sedang menjalani kurun waktu tertentu dalam dunia pendidikan, terjembatinya atau dikomunikasikannya antara masa pendidikan teoritis dengan masa pendidikan yang mulai mencocokan realitas sosial di luar lingkungan kampus dengan kaidah-kaidah teoritis yang mereka pelajari dan disinilah bermula wawasan idealisme sebagai akibat hasil refleksinya antar pengetahuan social yang ada dengan kaidah nilai universal yang mereka pelajari atau yakini.

Tiap mahasiswa mempunyai identitas sendiri baik itu karekter, sifat yang ada dalam diri sendiri ataupun identitas yang melekat dalam diri manusia berasal dari luar misalnya status sosialnya dimata manusia lain. Perilaku individu dapat dipelajari dengan identitas yang muncul baik itu sifat, sikap, kata-kata (penrnyataan) atau perbuatan yang dilakukan mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa denga pendidikan yang dimilikinya maka akan memperoleh ruang interaksi dan mobilitas yang luas tidak hanya didalam kampus namun juga diluar

(26)

kampusnya. Interaksi dan mobilitas yang dilakukan mahasiswa bisa sebagai bentuk pencarian di identitas seorang mahasiswa.

Mahasiswa merupakan pelajar yang belajar di Perguruan Tinggi, jenjang pendidikan setelah masa Sekolah Menengah Atas. Dilihat dari sudut usia, kebanyakan mahasiswa mulai dari angkatan 2011, yang berkisar antara umur 19 tahun merupakan tahap golongan remaja akhir (masa dewasa dini). Gaya hidup mahasiswa ini tak jauh berbeda pula dengan pelajar sekolah menengah, mereka masih cenderung berubah-ubah karakternya untuk menacapai tujuan menemukan jati diri. Mahasiswa sering berkumpul menghabiskan waktu luang mereka untuk berbagi informasi dan pengalaman.

Dengan meluasnya kehidupan kehidupan kota yang memiliki sisi-sisi budaya, sosial dan kejiwaannya sendiri, maka perilaku konsumtif telah muncul sebagai cirri-ciri menonjol dalam kehidupannya. Kegemaran atau hal-hal yang disukai konsumen terbentuk melalui pembangunan pusat-pusat kota sebagai tempat hiburan yang berlebihan, system penerangan listrik dan transportasi umum, restoran, café, salon-salon mewah, bioskop, pusat-pusat perbelanjaan, kebiasaan pameran, dan lain-lain. Dengan adanya pembangunan-pembangunan tersebut merupakan salah satu faktor yang meningkatkan banyaknya perilaku konsumtif diberbagai negara, termasuk Indonesia dan terutama dikalangan kampus seperti Universitas Sumatera Utara.

(27)

remaja itu. Alasannya karena pola konsumsi seseorang mulai terbentuk saat ia memasuki usia remaja. Lebih lanjut dikatakannya, bahwa perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh masyarakat disekitarnya terutama oleh teman sebayanya dengan menjadi bagian dari lingkungannya itu. Kebutuhan untuk diterima dan diakui menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk membeli produk atau menggunakan produk yang sesuai dengan harapan dan trend yang ada disekitarnya. maju dan pesatnya teknologi komunikasi massa sehingga membuat hampir tidak ada batasan geografis, etnis, politis maupun sosial sehingga informasi yang ada pada satu masyarakat dengan masyarakat lain bisa disampaikan dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga pola pemasyarakat lain dapat diketahui dengan cepat dan diikuti oleh masyarakat lain khususnya mahasiswa yang mengikuti trend mode dari masyarakat daerah lain bahkan dari artis atau public figure. Hal ini jugalah yang membuat perilaku konsumtif pada mahasiswa semakin besar Universitas Sumatera Utara keadaan sosial ekonomi mahasiswa Universitas Sumatera Utara lebih bersifat heterogen artinya bahwa taraf kehidupan ekonomi mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan keluarganya pada umumnya menyebar dari jenjang ekonomi bawah sampai ekonomi atas. Dan dari pengamatan lanjutan pada terhadap kelompok mahasiswa Universitas Sumatera Utara, bahwa mereka cenderung memiliki pola hidup konsumtif yang terlihat dari penggunaan dan pembelian produk-produk yang tidak berdasarkan kebutuhan pokoknya sehari-hari namun lebih kepada penampilan, merek, harga

(28)

diri atas penggunaan produk, harga dan produk-produk yang bergengsi. Hal ini juga dapat terlihat dari semakin berkembangnya kawasan perbelanjaan yang terdapat di areal Kampus.Hal ini juga dapat dilihat dari maraknya pertumbuhan usaha laundry di kawasan Universitas Sumatera Utara yang tentu saja di karenakan oleh gaya hidup mahasiswa yang terus berubah seiring dengan perkembangan zaman . Alasan nggak ada waktu, malas, nggak bisa ini, nggak bisa itu agaknya sudah wajar melanda hampir semua mahasiswa dan mahasiswi. Hal ini tampak terlihat jelas dalam hal mencuci pakaian. Hampir sebagian besar mahasiswa mencuci dengan jasa laundry atau tukang cuci. Biaya yang dikeluarkan pun beragam, ada yang hitungannya per kg, per bulan, bahkan per semeste.

(29)

C. HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA LAUNDRY

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan alasan karena ingin mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan keputusan menggunakan jasa laundry.

Pada penelitian ini adalah peneliti mengetahui sedikit banyak bagaimana hubungan antara gaya hidup dengan pengambilan keputusan menggunakan jasa laundry.Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan dimana hipotesanya adalah semakin seseorang menganut gaya hidup,maka pengambilan keputusan dalam menggunakan jasa laundry semakin terbatas. Subyek penelitian adalah mahasiswaUniversitas Sumatera Utara.Dimana apabila seseorang sudah ingin membeli sesuatu hanya karena tujuan bergaya-gaya ataupun pengaruh lingkungan tanpa berfikir panjang,maka ia akan langsung melakukan pembelian pada produk atau jasa yang diinginkan tersebut. Mahasiswa yang tinggal tidak bersama orangtua/keluarga dengan biaya hidup yang mereka terima rata-rata Rp. 300.000 – 500.000/bulannya. Subyek penelitian berjumlah 20 orang, dengan perincian Laki-laki 10 orang dan Perempuan 10 orang. Dimana semua subjek merupakan anak kost uyang tinggal di sekitar Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan membeli barang atau jasa.Karena konsumen melihat adanya sesuatu yang baru dari setiap produk/jasa seperti kualitas,fitur-fitur yang disediakan pasar.Serta tawaran-tawaran menarik yang disediakan pasar membuat mereka tertarik untuk

(30)

meningkatkan pembelian terhadap suatu produk/jasa.Sederas apa pun arus persaingan yang ada di pasar,konsumen tetaplah penentu dalam membuat keputusan pembelian.Pilihan-pilihan produk seperti jasa yang ditawarkan tentunya secara tidak langsung,akan mempengaruhi pengambilan keputusan membeli bagi konsumen.Pasar hanya menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang bermacam-macam.

Namun pada akhirnya, konsumen yang memiliki hak untuk bebas memilih apa dan bagaimana produk yang nantinya akan mereka konsumsi. Dalam membeli dan mengkonsumsi sesuatu terlebih dahulu konsumen membuat keputusan mengenai produk apa yang dibutuhkan, kapan dan bagaimana dan dimana proses pembelian atau konsumsi itu akan terjadi. Atau dengan kata lain diperlukan suatu proses pengambilan keputusan untuk membeli sesuatu baik barang atau jasa. Menurut Setiadi (2003), pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang dapat disebut sebagai suatu pemecahan masalah.

(31)

Pada tahap pertama merupakan pemahaman adanya masalah. Selanjutnya, terjadi evaluasi terhadap alternatif yang ada dan tindakan yang paling sesuai dipilih. Pada tahap berikutnya, pembelian dinyatakan dalam tindakan. Pada akhirnya barang yang telah dibeli akan digunakan dan konsumen melakukan evaluasi ulang mengenai keputusan yang telah diambilnya

Dengan demikian konsumen dalam memilih suatu produk akan memilih berdasarkan pada apa yang paling dibutuhkan dan apa yang paling sesuai dengan dirinya yang salah satunya adalah gaya hidup (lifestyle). Konsep gaya hidup sebagai sebuah konstruk kesadaran dari frame of reference yang diciptakan relatif bebas oleh individu untuk menguatkan identitasnya dalam pergaulan dan membantunya dalam komunikasi.

Dalam pengertian ini, gaya hidup menunjuk pada frame of reference (kerangka acuan) yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku. Dengan kata lain, lifestyle merupakan karakteristik individu yang terbentuk dan tercetak melalui interaksi sosial sebagai suatu pergerakan dalam lingkaran kehidupan. Salah satu tipe gaya hidup (lifestyle) itu adalah gaya hidup value minded. Value dirumuskan sebagai : “apa yang Anda peroleh”dibagi“berapa banyak yang anda bayar”atau dirumuskan sebagai berikut : Manfaat = Nilai (Knapp ,2002 ) Dirasakan Biaya Para konsumen merasa bahwa mereka membayar dalam tiga cara penting yaitu : waktu, uang dan perasaan. Faktor waktu bagi seorang yang menganut gaya hidup value minded menjadi hal yang utama dan mempengaruhi secara langsung dalam proses pengambilan keputusan membelinya.

(32)

Konsumen dengan gaya hidup ini sangat mengharapkan keefesienan waktu dalam mencari dan membeli suatu produk. Waktu yang terbuang dengan sia–sia untuk mencari suatu barang karena ketidak-tersediaannya akan mengurangi nilai barang tersebut bagi konsumen. Pertimbangan terhadap besarnya dana (uang) yang harus dikeluarkan dalam membeli suatu barang juga sangat mempengaruhi seorang konsumen dalam melakukan proses pengambilan keputusan pembelian. Harga suatu barang yang dirasakan terlalu besar (tinggi) dari barang lain yang memiliki harga lebih murah dan kualitas yang relatif sama akan cenderung menyebabkan munculnya pola perilaku membeli yang berbeda dari konsumen. Dan yang tak kalah penting adalah rasa puas dari pemakaian atau penggunaan barang tersebut yang akan menyebabkan pengulangan perilaku pembelian.

(33)

konsumen yang memenuhi kebutuhan pasar dan ditawarkan dengan harga yang terjangkau .Para pengelolanya sebagai suatu bentuk pemenuhan pasar yang bersegmentasi pada kebutuhan rumah tangga khususnya menyediakan jasa dalam hal mencuci.Situasi yang demikian ini menjadikan seolah–olah barang–barang tersebut berlomba–lomba mencari pembelinya.Kelompok usia remaja merupakan salah satu pasar yang potensial bagi produsen karena belanja ternyata memiliki arti tersendiri bagi remaja. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Bahwa perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan sampel mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang dibatasi pada rentang usia remaja akhir (18 – 21) tahun.

Adapun dasar penggunaan sampel mahasiswa Universitas Sumatera Utara karena dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mahasiswa Universitas Sumatera Utara lebih bersifat heterogen artinya bahwa taraf kehidupan (taraf ekonomi) keluarganya umumnya menyebar dari jenjang ekonomi ke bawah sampai ekonomi ke atas. Dan juga dari pengamatan yang telah dilakukan peneliti khususnya terhadap kelompok mahasiswa yang tinggal secara kost, bahwa mereka cenderung memiliki gaya hidup yang value minded terlihat dari penggunaan barang-barang (produk-produk) kebutuhan sehari-hari yang tidak berdasarkan

(34)

merek-merek tertentu yang bergengsi dan mahal namun pembelian umumnya dilakukan atas dasar produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan pribadinya.

D.PENGARUH GAYA HIDUP MAHASISWA TERHADAP

PERTUMBUHAN USAHA LAUNDRI DI KAWASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BESERTA REKAPITULASI HASIL KUISIONER

Di era yang modern ini, faktor gaya hidup menjadi salah satu aspek yang essensial. Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya. Terutama mahasiswa belajar di kota metropolitan.

(35)

Mahasiswa seharusnya mampu menyaring pengaruh lingkungan tersebut. Namun, kurangnya kepercayaan diri dan kurangnya pengetahuan menyebabkan mereka lebih senang meniru ketimbang mengembangkan potensi mereka dan menjadi diri sendiri. Akibatnya pengaruh buruk yang lebih banyak berpengaruh. Ini mengancam mental bangsa kita, sebab mahasiswa adalah generasi muda yang terdidik dan diharapkan mampu memberi contoh baik.

Pengaruh barat yang banyak mempengaruhi, misalnya cara berpakaian cukup memprihatinkan. Cara berpakaian yang minim, terbuka dan mengumbar aurad dianggap keren buat masyarakat. Berpakaian dengan cara demikian sangat bertentangan dengan adat timur yang berlaku di Indonesia. Norma kesopanan pun mulai ditinggalkan.

Tidak hanya dalam hal bersosialisasi serta mengikuti mode terkini perubahan gaya hidup mahasiswa ini juga terjadi dalam hal mencuci pakaian. Pekerjaan rumah yang satu ini sering kali membebani seseorang karena berpengaruh dengan penampilannya. Sama halnya dengan mahasiswa dimana pola gaya hidup yang segalanya ingin dicapai dengan instan juga diterapkannya dalam hal mencuci pakaian. Dengan alasan nggak ada waktu , malas , nggak bisa

ini , nggak bisa itu , membuat mereka lebih memilih menggunakann jasa laundry

karena dinilai dapat mempermudah pekerjaan mereka meskipun harus mengeluarkan sejumlah biaya.

Dengan semakin berkembangnya aktivitas kewirausahaan saat ini, memberikan dampak positif dengan lahirnya berbagai usaha.

(36)

Bisnis laundry kiloan bisa menjadi alternatif pilihan untuk berwirausaha. Bisnis laundry mulai berkembang di tahun 1990-an, sejak adanya sistem franchise atau waralaba dari luar negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul bisnis sejenis yang menggunakan waralaba lokal dan agency system yang dapat memberikan layanan dengan harga terjangkau. Layanan yang tadinya hanya bisa dinikmati oleh masyarakat kelas atas, kini bisa dijangkau oleh kelas menengah dan bawah. Mengkaji tentang fenomena keberadaan laundry sangatlah unik untuk ditelisik lebih dalam. Bisnis sektor jasa ini kian menjamur dan saling bersaing satu sama lain. Seiring dengan semakin banyaknya bisnis sektor jasa ini mau tak mau mereka yang menjalankan bisnis ini harus memiliki strategi dan siap saling sikut satu dengan yang lain untuk meraup konsumen dan keuntungan yang signifikan. Dalam sejarahnya di dunia, laundrypada awalnya hanya dilakukan di sungai. Dengan adanya revolusi industri yang terjadi di Inggris kala itu, ditemukanlah mesin cuci yang kini di pakai oleh usahalaundry tersebut.

(37)

Pola gaya hidup seperti ini juga terjadi pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara , dimana hampir setiap mahasiswa menggunakan jasa laundry untuk mencuci pakaian mereka. Alasan yang di lontarkan juga beragam, salah satunya sibuk kuliah. Jadwal kuliah yang padat serta banyaknya tugas yang harus dikerjakan membuat mereka tidak mempunyai waktu untuk mengurusi masalah rumah tangga seperti mencuci. Alasan lain yang mendorong mereka menggunakan jasa laundry antara lain : lebih praktis , simple , lebih bersih dan wangi ketimbang mencuci sendiri.

Melihat fenomena ini, membuat para Entrepreneur (wirausahaan) mulai melirik usaha ini, di tambah lagi dengan banyaknya permintaan terhadap jasa laundry . Para pengusaha memanfaatkan kondisi ini untuk mengembangkan usaha mereka, hampir setiap tahunnya usaha laundry yang berada di sekitar Universitas Sumatera Utara terus bertambah.

Selain karena perubahan gaya hidup mahasiswa alasan lain para pengusaha ini melirik bisnis laundry adalah karena kondisi cuaca saat ini yang mengakibatkan pakaian sering lebih mudah menjadi kotor, bahkan dimusim penghujan, dengan mencuci manual pasti akan sulit menjadi kering, oleh karenanya banyak yang menyerahkan pakaian kotor mereka ke laundry-laundry. Serta trend mencuci di laundry juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

Selain alasan yang telah di paparkan sebelumnya terdapat 5 (lima) alasan lain para wirausahawan menjalankan usaha laundry, anta lain yaitu :

(38)

1. Bebas menyalurkan ide, hobi, passion, serta bakat yang dimiliki melalui bisnis laundry yang dirintis. Terkadang sebagai seorang karyawan harus membatasi ide, hobi, serta bakat yang dimiliki sesuai dengan tuntutan kerja yang ditekuni. Keterbatasan inilah yang kemudian mendorong masyarakat untuk mencari sebuah kebebasan dengan merintis bisnis kecil-kecilan dari rumah, sesuai dengan hobi, passion, atau bakat yang mereka miliki.

2. Bebas berbisnis tanpa mengesampingkan keluarga. Ketika bekerja untuk orang lain, bisa dipastikan bila hampir seluruh waktu akan tercurahkan di luar rumah dan mengesampingkan kebersamaan dengan keluarga. Lain halnya bila membuka peluang bisnis rumahan eperti laundry , bisa dipastikan bila waktu bersama keluarga tidak akan tersita dan bisa tetap mengontrol jalannya usaha tanpa harus meninggalkan keluarga tercinta.

(39)

4. Bebas mewariskan kesuksesan bisnis kepada keluarga besar. Apabila bekerja di perusahaan orang lain, maka prestasi kerja yang pernah diraih hanya akan menjadi sejarah bagi perusahaan tersebut. Namun apabila kita memutuskan merintis bisnis rumahanlaundry , kesuksesan bisnis tersebut bisa diwariskan kepada anak, cucu, atau keluarga besar lainnya yang siap melanjutkan perjalanan bisnis tersebut. Tidak heran bila banyak bisnis rumahan yang awalnya dirintis dengan modal kecil, kini mulai sukses berkembang menjadi bisnis keluarga yang cukup besar.

5. memberikan kepuasan bagi pelakunya. Tak hanya mendatangkan materi yang berlimpah, menjalankan bisnis dari rumah juga memberikan kepuasan tersendiri bagi para pelakunya. Sebab, mereka bebas untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya, bebas menentukan besarnya pendapatan setiap bulan, bebas mengatur jam kerja dan waktu untuk keluarga, serta bebas menentukan tujuan usaha yang ingin mereka capai.

Serta banyak alasan-alasan lain yang mendorong para pengusaha untuk membuka dan mengembangkan usaha laundry khusunya di sekitar Universitas Sumatera Utara, dengsn harapan dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Usah

Dengan menetapkan sasaran utama adalah mahasiswa membuat usaha ini terus berkembang seiring dengan perjalan waktu. Bahkan di sekitar Universitas Sumatera Utara pun usaha laundry ini telah menjamur, hampir di sepanjang jalan

(40)

Jamin Ginting Padang Bulan berdiri usaha laundry yang berlomba – lomba menawarkan produk –produk terbaik mereka untuk menarik minat konsumen khususnya mahasiswa, mulai dari mematok harga yang paling rendah perkilonya, menyediakan paket- paket hemat bahkan ada juga yang menyediakan garansi terhadap pakaian yang rusak ataupun hilang yang di sebabkan oleh pihak laundry.

Perubahan gaya hidup mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berangsur angsur terus meningkat akan semakin berdampak terhadap pertumbuhan usaha laundry, tidak menjadi hal yang mengherankan lagi jika setiap tahunnya usaha laundry di kawasan Universitas Sumatera Utara akan terus berkembang, karena permintaan akan jasa laundry ini sudah menjadi kebutuhan mahasiswa mahasiswi Universitas Sumatera Utara.

(41)

Tabel 3.1

Rekapitulasi hasil kuisioner usaha Laundry di sekitar Universitas Sumatera Utara

Nama

Laki -laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Usia 35 tahun 40 tahun 40 tahun 40 tahun 30 tahun 30 tahun 43 tahun 38 tahun 32 tahun 36 tahun

Status Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Lajang Menikah Lajang Menikah Lajang

Jumlah anak

1 Orang 3 Orang 2 orang 3 orang 3 orang - 2 Orang - 2 orang -

(42)
(43)

usaha usaha Sumber: Hasil pengelolaan data primer (2014)

(44)

Berdasarkan rekapitulasi data yang telah di peroleh dapat dilihat bahwa dari sepuluh usaha laundry yang telah di teliti menunjukkan bahwa pengusaha laki-laki dan perempuan memiliki perbandingan yang sama yaitu 5 pengusaha laki-laki dan 5 pengusaha perempuan. Hal ini merupakan bukti bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam menjalankan suatu usaha laundry. Kisaran usia mereka sekitar 30- 45 tahun meskipun usia ini tidak lagi termasuk kedalam usia produktif namun para pengusaha ini tetap produktif dalam menjalankan usaha mereka. Sebagian dari pengusaha laundry ini sudah menikah meskipun ada 3 pengusaha yang belum menikah, hampir setiap pengusaha yang sudah menikah mempunyai 1- 3 orang anak. Meskipun sudah menikah para pengusaha ini tetap dapat menjalankan usaha mereka dengan baik.

Dari tabel 3.1 diatas kita dapat melihat bahwa dari 10 sample laundry hampir setiap lanudry menawarkan produk yang sama hanya saja ada bebrapa yang berbeda seperti : laundry B yang memberikan garansi terhadap pakaian yang rusak ataupun hilang yang disebabkan oleh kalalaian pihak laundry, laundry D yang menyediakan paket express selesa isatu hari serta laundry I yang menawarkan bebas pilih pewangi pakaian sesuai dengan keinginan konsumen. Meskipun demikian persaingan antara laundry tersebut sangat sengit untuk mendapatkan loyalitas konsumen mereka.

(45)

1. Meneruskan usaha keluarga

2. Adanya permintaan untuk produk/jasa 3. Untuk menjadi mandiri secara finansial 4. Untuk mendorong perekonomian keluarga

5. Bekerja sebagai karyawan dengan upah tidak memadai

Alasan-alasan ini lah yang mendorong para pengussaha laundry tersebut membuka usaha laundry kiloan di sekitar Uiversitas Sumatera Utara. Tidak hanya itu saja menurut beberapa pengusaha alasan lain para pengusaha membuka usaha laundry adalah :

1. Memanfaatkan gaya hidup malas mencuci.

2. Perubahan gaya hidup dan tuntutan kesibukan, banyak mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga, yang tidak memiliki waktu untuk mencuci pakaian mereka, dan menyerahkannya pada usaha laundry kiloan 3. Kondisi cuaca saat ini yang mengakibatkan pakaian sering lebih mudah

menjadi kotor, bahkan dimusim penghujan, dengan mencuci manual pasti akan sulit menjadi kering, oleh karenanya banyak yang menyerahkan pakaian kotor mereka ke laundry-laundry pakaian.

4. Trend mencuci di laundry sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peniliti pada 10 jenis usaha laundry, tidak semua usaha laundry tersebut berdiri pada bangunan milik sendiri, beberapa usaha ini berdiri dan menjalankan operasi pada sebuah bangunan yang

(46)

disewa oleh pemilik atau bahkan menggunkan bangunan milik keluarga untuk dpat menjalankan usaha mereka. Meskipun modal usaha dalam menjalankan usaha laundry ini tidak terbilang besar namun tetap saja beberapa pengusaha memilih untuk menyewa sebuah bangunan ketimbang harus membelinya.

Modal yang di gunakan para pengusaha ini juga berasal dari sumber yang berbeda-beda seperti laundry A,C,E,F dan I memperoleh dana modal dari usaha sendiri yang sebelumnya dijalankan, sementara laundry B,D dan G memperoleh modal dari pendapatan pekerjaan informal anggota rumah tangga lainnya. Berbeda dengan laundry Hdan J yang mendapatkan modal mereka dari Upah responden karena bekerja di sektor swasta.

Berdasarkan data yang telah diperoleh 9 dari 10 laundry, yang menjadi kelompok pembeli terbesar mereka adalah mahasiswa dan masyarakat umum. Namun laundry F memiliki kelompok pembeli lain seperti teman dan keluarga. Mahasiswa dan masyarakat umum adalah faktor utama pertumbuhan usaha laundry.

(47)

38 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Mahasiswa di sekitar Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu pasar yang potensial bagi pengusaha laundry . Karena mahasiswa cenderung lebih menyukai sesuatu yang serba instan sehingga terjadi gaya hidup yang konsumtif. Hal ini berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laundry di sekitar Universitas Sumatera Utara. Semakin mahasiswa bergaya hidup konsumtif, maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan usaha laundry . Semakin meningkatnya pertumbuhan usaha laundry , maka jumlah lapangan pekerjaan akan bertambah sehingga mengurangi jumlah pengangguran.

B. SARAN

1. Bagi pengusaha laundry , meskipun perkembangan usaha semakin meningkat bukan berarti ada istilah manipulasi dalam produk. Dalam hal ini seperti : penggunaan deterjen murahan yang dapat merusak pakaian dan lingkungan , pengurangan pelayanan termasuk di dalamnya kebersihan dan kerapian pakaian.

2. Bagi mahasiswa, diharapkan mahasiswa dapat mengendalikan kecenderungan dalam berperilaku konsumtif, seperti dalam halnya mencuci pakaian , pola gaya hidup yang mau enaknya saja harusnya dapat di

(48)

3. hilangkan atau pun di hindari serta lebih bersikap hati-hati dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Barry. 1994. Pengertian Konsumtif

Celia Lury. 1998. Budaya Konsumen. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Ishak Fauzi. 2000. Pengertian Mahasiswa

Pratiwi, Evika Febriana. 2012. “ Gaya Hidup dan Perilaku Konsumtif Mahasiswa

dalam Persepektif Status Sosial Ekonomi Orang Tua”.Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Malang. Malang.

Raja Bongsu Hutagalung, dkk. 2010. Kewirausahaan. Medan. Susanto. 2006. Pengertian Gaya Hidup Sumarwan .2003. Psikografik Gaya Hidup,vol 158.

Tambunan. Gaya Hidup

Widiastuti. 2009. Pengertian Gaya Hidup

Yuyus Suryana dan Kartib Bayu. 2010. Kewirausahaan. Kencana, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Clelland (1987) berpendapat bahwa individu dengan motif berprestasi akan bekerja lebih baik dalam bidang usaha karena dunia usaha mensyaratkan setiap orang yang terlibat di

independen seperti Modal kerja, Kuas tempat, Jumlah Pekerja dan Jumlah Jam Operasional usaha rumah makan dapat menjelaskan variasi terhadap pendapatan usaha rumah makan di

Secara parsial variabel usaha pajak ( Tax Effort ) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota di Sumatera

berubah-ubah selama masa hidupnya. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan

Terdapat 54 orang responden mahasiswa yang sangat setuju memilih tempat berbelanja yang cukup murah untuk menghemat pengeluaran , 44 orang lainnya berpendapat

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/i di Universitas

Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil Laundry

Pengaruh lingkungan Pemasaran terhadap Kinerja Pemasaran melalui Strategi Pemasaran pada usaha jasa laundry di Surabaya Pada statistik deskriptif hubungan antara variabel Strategi