• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa Terhadap Pertumbuhan Usaha Kuliner (Studi pada Usaha Kuliner di Sekitar Universtas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa Terhadap Pertumbuhan Usaha Kuliner (Studi pada Usaha Kuliner di Sekitar Universtas Sumatera Utara)"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA KULINER (STUDI PADA USAHA KULINER DI SEKITAR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)

Oleh :

SUSI SINAGA

112103056

PROGRAM STUDI D-III KESEKRETARIATAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang dengan kasih, kesetiaan, berkat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang sederhana ini guna memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam rangka menyelesaikan Pendidikan DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua ini adalah semata-mata karena kasih dan campur tangan Tuhan yang begitu besar dalam kehidupan penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini. Biarlah ini adalah untuk dan demi kemuliaan nama Tuhan saja.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir ini penulis menyadari bahwa penyajiannya masih jauh dari sempurna.Namun demikian penulis telah berusaha dengan sungguh-sungguh agar tugas akhir ini dapat disajikan dengan baik.Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menjadi masukan yang berarti bagi tugas-tugas selanjutnya.

Dari awal sampai selesai penulis tugas akhir ini telah banyak menerima bimbingan moril maupun material dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, D.T.M. & H,M.Sc, (CTM),Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CAselaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(3)

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku Ketua Program Studi D-III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Magdalena. L. L Sibarani, SE, M.Si, selaku Sekretaris Ketua Program Studi D-III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE, M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, masukan dan dorongan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Ucapan Terima Kasih penulis yang sangat spesial kepada kedua Orang Tua penulis (Dapot Sinaga/Rosta Girsang) yang telah memberikan segenap kasih sayang, dorongan, bahkan semangat dan pengorbanan yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

8. Kepada adik-adikku tersayang Fran K Bonor Sinaga, Nentry C Sinaga, dan Leonardo Paul Rejeki Sinaga yang memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(4)

iv

10.Seluruh teman-teman penulis Stambuk 2011 di Program Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 11.Semua teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan memberi dorongan serta semangat kepada penulis. Akhir kata, besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.

Medan, Juli 2014 Penulis

(Susi Sinaga) 112103056

(5)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Jadwal Penelitian ... F. Sistematika Penulisan ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Gaya Hidup Konsumtif... B. Teori Gaya Hidup Konsumtif... C. Teori Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa... D. Usaha Kuliner...

BAB III PEMBAHASAN

A. Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa... B. Pertumbuhan Usaha Kuliner di Sekitar Universitas Sumatera

Utara...

C. Peranan Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa Terhadap Pertumbuhan Usaha Kuliner...

(6)

vi

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.

2.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian ...

Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Usaha Kuliner Di Sekitar Universitas

Sumatera Utara...

6

28

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Posisi yang paling potensial bagi para pebisnis untuk mengembangkan usahanya adalah di sekitar Universitas Sumatera Utara. Usaha jenis kuliner (makanan dan minuman) berkembang pesat di daerah Universitas Sumatera Utara. Dilihat dari bermunculannya satu per satu usaha dari tahun ke tahun. Adapun jenis-jenisnya seperti : minuman dingin (jus, es, kolak durian), gorengan, jenis kue dan roti, jenis mie yang di goreng dan berkuah ditawarkan di sekitar Universitas Sumatera Utara.

Semakin meningkatnya jumlah para penjual dan berbagai jenis makanan yang dijual di sekitar Universitas Sumatera Utara, hal ini semakin menambah unik lokasi sekitar universitas. Terlihat dari, disekitar lokasi yang selalu banyak ditemukan jenis makanan dan minuman dan selalu ramai akan mahasiswa yang datang untuk nongkrong dan bersantai.

(8)

viii

Selain identik dengan berbagai kuliner, tak asing lagi didengar bahwa di sekitar Universitas Sumatera Utara juga terdapat banyak tempat kost/rumah kontrakan bagi para mahasiswa. Hal ini akan semakin menambah tingkat pemasukan bagi para penjual. Kebanyakan anak kost ataupun yang mengontrak di daerah sekitar Universitas Sumatera Utara adalah pelajar, mahasiswa dan pekerja. Mereka tidak hanya menghabiskan waktu di sekolah, kampus ataupun di kantor tempat bekerja. Melainkan melakukan aktifitas tambahan seperti les privat, mengikuti kelompok-kelompok organisasi, serta bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini akan menghabiskan waktu mereka dengan segala aktivitas tersebut dan alhasil rasa lelah yang muncul. Akibatnya timbul rasa malas untuk memasak makanannya sendiri, dan akan membeli makanan dari luar. Mahasiswa dalam hal ini melakukan konsumsi lebih banyak dengan cara yang instan-instan atau siap saji.

Bukan hanya itu saja, mahasiswa membeli kuliner cenderung hanya untuk bergaya, supaya pernah merasakan makanan yang terkenal ataupun diminati banyak orang tetapi belum tentu itu seleranya. Ada yang terikut-ikut sama teman-temannya, supaya tidak dikatakan ketinggalan jaman. Ada juga yang korban dari iklan-iklan seperti televisi, radio, dan internet. Pada saat seperti ini dikatakan mengkonsumsi suatu produk bukan karena kebutuhan tetapi hanya karena keinginan dan mengkonsumsi produk tersebut tanpa mengetahui apa manfaat sebenarnya bagi dirinya sendiri. Hal ini merupakan gaya hidup (lifestyle) yang berlebihan/konsumtif. Tak jarang di temui pada setiap individu yang bergaya

(9)

hidup seperti hal di atas, terlebih kepada mahasiswa yang mudah terpengaruh oleh lingkungan.

Perbedaan gaya hidup mahasiswa dapat dilihat dari sisi perspektif status sosial ekonomi orang tua. Semakin tinggi jabatan orang tua atau semakin meningkatnya tingkat perekonomian orang tua, maka semakin banyak mahasiswa yang bergaya hidup konsumtif. Didukung dengan banyaknya jumlah uang bulanan yang diberikan kepada anak, maka semakin tinggi pula tingkat konsumsinya dan akan cenderung bergaya hidup konsumtif. Hasil survei sebagian anak yang di wawancarai bahwa uang bulanan dari tahun ke tahun semakin bertambah mulai dari Rp 100.000,- hingga mencapai Rp 500.000,- . Hal ini menunjukkan tingkat pendapatan orang tua semakin meningkat dan sangat berpengaruh bagi kehidupan seorang anak.

Keadaan sosial ekonomi mahasiswa Universitas Sumatera Utara bersifat heterogen. Artinya, bahwa taraf kehidupan ekonomi mahasiswa Universitas Sumatera Utara pada umumnya dari ekonomi menengah keatas. Dapat dilihat dari pendapatan orang tua dan meningkatnya uang bulanan yang diberikan menyebabkan terjadinya bergaya hidup konsumtif. Cenderung bergaya hidup konsumtif terlihat dari penggunaan dan pembelian yang tidak berdasarkan kebutuhan pokoknya dalam sehari-hari namun lebih kepada penampilan, merek makanan, harga diri atas pengkonsumsian makanan serta harga makanan yang bergengsi.

(10)

x

di mana, serta makan bersama siapa). Semua ini juga terjadi karena adanya faktor pendukung tambahan yang membuat keinginan untuk lebih tampil update yaitu media sosial. Media sosial yang dimaksudkan seperti : twitter, facebook, wechat, istagram, path, balckberry messanger, dll. Hal ini salah satu faktor pendukung bergaya hidup konsumtif.

Semakin tinggi pendapatan orang tua, semakin meningkat uang saku ataupun uang bulanan seorang anak. Semakin luas pergaulan anak, semakin tinggi pengaruhnya terhadap anak, dan semakin berkembangnya teknolongi, semakin tinggi pula tingkat penunjukan diri seorang anak. Hal-hal diatas sangat berpengaruh terhadap mahasiswa, terkhusus dibidang bergaya hidup. Situasi seperti ini dapat meningkatkan pertumbuhan usaha makanan dan minuman. Seolah-olah tak pernah habis, maka tempat kuliner berlomba-lomba menyajikan menu istimewa dengan cita rasa beragam. Mulai dari rasa yang benar-benar khas Indonesia hingga ke barat-baratan.

Pertumbuhan usaha kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara semakin meningkat. Dapat dilihat dari bertambahnya jumlah usaha kuliner yang berada di sekitar Universitas Sumatera Utara yang mampu mengurangi jumlah pengangguran di sekitar Universitas Sumatera Utara. Bahkan, usaha kuliner yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini, menghidupkan suasana malam di sekitar Universitas Sumatera Utara, Medan.Oleh karena itu, observasi ini dilakukan dengan maksud mengetahui “PERANAN GAYA HIDUP KONSUMTIF MAHASISWA TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA

(11)

KULINER (STUDI PADA USAHA KULINER DI SEKITAR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)”

B. Rumusan Masalah

Bagaimana peranan gaya hidup konsumtif mahasiswa terhadap pertumbuhan usaha kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa peranan gaya hidup konsumtif mahasiswa terhadap pertumbuhan usaha kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Pengusaha Kuliner

Sebagai bahan tambahan pengetahuan dalam pengelolaan usaha untuk lebih baik pada masa yang akan datang.

2. Bagi Pembaca

Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian lanjutan dimasa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan peranan gaya hidup konsumtif mahasiswa terhadap pertumbuhan usaha kuliner.

3. Bagi Peneliti

(12)

xii

E. Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan di sekitar Universitas Sumatera Utara Jl. Jamin Ginting dan Jl. Dr. Mansyur Medan.Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

No Kegiatan Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan 2 Pengumpulan Data

3 Penulisan Laporan

F. Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini dibagi atas empat bab dan setiap babnya dibagi beberapa sub-sub bab antara lain:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan yang mencakup jadwal penelitian dan rencana isi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada babini berisiuraiantentangtelaahpenelitian-penelitiansebelumnyadan uraian teoriyang berkenaan denganmasalahdanpermasalahanyangdiangkat. Kutipan-kutipandaripenelitian-penelitian yang terdahulu yang berhubungandenganmasalah yang diteliti.

(13)

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti membahas mengenai : gaya hidup konsumtif mahasiswa dan peranannya terhadap pertumbuhan usaha kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara serta rekapitulasi hasil kuisioner peneliti.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gaya Hidup Konsumtif

Konsumtif bagian daripada gaya hidup dimana gaya hidup (lifestyle) diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia didalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan dimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat,perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial.Gaya hidup secara umum didefenisikan sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya.

Konsumtif diartikan sebagai pemakaian (pembelian) atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan kebutuhan yang dipentingkan (Barry, 1994).Oleh karena itu, arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam arti luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.

Pengertian konsumtif, menurut Yayasan Lembaga Konsumen (YLK), yaitu batasan tentang perilaku konsumtif sebagai kecenderungan manusia untuk

(15)

menggunakan konsumsi tanpa batas.Definisi konsep perilaku konsumtif sebenarnya amat variatif.Akan tetapi pada intinya perilaku konsumtif adalah membeli atau mengunakan barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atasdasar kebutuhan. Dalam psikologi, ini dikenal sebagai compulsive buying disorder (penyakit kecanduan belanja). Penderitanya tidak menyadari dirinya terjebak dalam kubangan metamorfosa antara keinginan dan kebutuhan.Hal ini bisa menyerang siapa saja, perempuan atau laki-laki.

Perilaku konsumtif menurut Rosandi (2004) adalah suatu perilaku membeli yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional lagi. Suatu keinginan dalam mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang dibutuhkan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal.

Perilaku konsumtif biasanyalebih dipengaruhi oleh faktor emosi dari pada rasio. Karena pertimbangan-pertimbangan dalam membuat keputusan untukmembeli suatu produk, lebih menitikberatkan pada status sosial, mode, dan kemudahan dari padapertimbanganekonomis.

(16)

10

Adapun pengertian lain daripada gaya hidup menurut para ahli yaitu: Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minatdan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan statussosialnya(Susanto, 2006).

Gaya hidup merupakan frame ofreference yang dipakai seseorang dalam bertingkahlaku dan konsekuensinya akanmembentuk pola perilaku tertentu, terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan olehorang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana iamembentukimage di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya(Widiastuti,2009). Untukmerefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol–simbol statustertentu yang sangatberperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.

Sebuah gaya hidup memungkinkan dapat digunakan sebagai cara yangmudah untukmengenal pembedaan kelompok-kelompok dalam masyarakat.Seolah-olah lewat gaya hidupkelompok sosial dapat diidentifikasi kehadirannya.Gaya adalah satu wahana dimanaseseorang dapat dinilai dan menilaiorang lain. Gaya sebagai wahana pendefinisian diri (self).Gaya juga merupakan wahana untuk memahami masyarakat baik gayadalam organisasi,kepemimpinan, dan konsumsi.Gaya sebagai elemen pembentuk kesadaran yang total dandasyat tentangdunia sebagai informasi dan sebagai pembentuk citra dari diri sendiri.

Seseorang cenderung ingin memiliki sesuatu yang mencerminkan gaya, karena dengan gaya seseorang dapat mendefinisikan dirinya sendiri. Maka dari itu gaya hidup juga dapat diartikan pola (durasi, intensitas, kuantitas) penggunaan

(17)

waktu,ruang dan barang di dalam kehidupan sosial. Gaya hidup dibentuk didalam sebuahruang social(social space), yang didalamnya terjadi sintesis antara aktivitasbelanja dan kesenangan.Didalamkapitalisme masyarakat dikonstruksikan secarasosial ke dalam berbagai ruang gaya hidup,yang menjadikan mereka sangatbergantung pada irama pergantian gaya, citra, status yangditawarkan didalamnya.

Manusiamengaktualisasikan dirinya lewat semiotisasi kehidupan. Semiotisasi kehidupantersebutmerupakan suatu tanda-tanda dan kode-kode dimana diwujudkan dalambentuk waktu, uangdan barang. Didalam dunia konsumerisme, apapun dapatdikontruksi sebagai bagian darigaya hidup, selama ia dapat dirubah menjadi citra,tanda dan gaya.Gaya hidup adalah cara seseorang mengkonsumsiwaktu dan uangnya untukmengaktualisasikan dirinya.

Dariberbagai pendapat mengenai gayahidup, konsep gaya hidupyang dipakai dalam penelitianini adalah cara seseorangmenampilkan identitas dirinya lewat penggunaan waktu, uang danbarang.Untuk menangkap suatu gaya hidup dapat dilihat dari barang-barang yangdimiliki, dikonsumsi, dan yang dipakai sehari-hari dan yangbiasanya bersifat modis, trendi. Dalamartian mengikutimode dan mengikuti trend berbagai jenis kuliner yang terkenal.Untuk dapat mencapaisesuatu gaya hidup yangdinginkan, biasanya seseorang harus pula mengeluarkanbiaya lebih atau ekstra. Pengeluaranbiaya yang berlebih tersebut memicuseseorang mengkonsumsi barang dan jasa.

(18)

12

yang seharusnya mengisi waktunya dengan menambah pengetahuan, keterampilan, dan keahlian, serta mengisi kegiatan mereka dengan berbagai macam kegiatan positif sehingga memiliki orientasi ke masa depan sebagai manusia yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Tetapi, kehidupan kampus telah membentuk gaya hidup khas dikalangan mahasiswa dan terjadi akulturasi sosial budaya tinggi dalam mempertahankan prestise dari masing-masing individu. Sebelum terjadi globalisasi dan modernisasi masih banyak mahasiswa yang berorientasi ke masa depan dan jarang melakukan hal-hal yang aneh. Berbeda dengan sekarang, mahasiswa berubah dalam hal berpakaian, pergaulan, pemakaian uang dan kebutuhan lain yang menjadi berlebihan, tidak sesuai kebutuhan.

Berbagai hasil penelitian tentang gaya hidup mahasiswa tentunya sudah banyak dilakukan dengan berbagai macam kebiasaan didalamnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Wulan Nindya Mantri (2007) tentang ”perbedaan gaya hidup konsumtif mahasiswa UNNES dan UNIKA dalam kehidupan kampus”,

yang menjelaskan bahwa mahasiswa konsumtif merupakan mahasiswa yang mengikuti mode di dalam ataupun di luar kampus. Sering pergi ke tempat-tempat yang dapat meningkatkan citra pergaulannya dan sering melakukan kegiatan belanja atau disebut shoping oleh mahasiswa pada umumnya.Produk-produk yang menarik untuk dikonsumsi oleh mahasiswa adalah produk-produk yang dapat mendukung penampilan dan produk-produkyang dapat memenuhi kepuasan. Mahasiswa konsumtif seringnya membeli produk baru padahal

(19)

produk yang lama belum rusak atau masih dapat digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif mahasiswa dalam kehidupan kampus yaitu : a. Perilaku pergaulan mahasiswa,

b. Kehidupan ekonomi mahasiswa, c. Pengaruh informasi dan teknologi, d. Didikan dari orangtua dan keluarga.

Gaya hidup mahasiswa, mengarah kepada perilaku konsumtif yang bertujuan untuk meningkatkan prestise.Gaya hidup merupakan istilah yang sedang populer saat ini dalam kehidupan mahasiswa. Dahulu mahasiswa tidak terlalu mementingkan urusan penampilan dan gaya hidup. Mereka lebih mementingkan masalah kebutuhan pokok daripada masalah penampilan, tetapi sekarang berbeda keadaannya karena kini urusan penampilan dan gaya hidup mulai menjadi perhatian serius, terutama dikalangan mahasiswa.

Perkembangan disegala bidang terjadi sekarang ini, baik secara langsung maupun tidak langsung menuntut mahasiswa untuk mampu beradaptasi dengan berbagai bentuk perubahan dan pembaharuan. Banyak mahasiswa yang melakukan apa saja untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Mahasiswa di kampus, terutama perempuan berlomba- lomba mengenakan pakaian mahal dari berbagai jenis merek yang tersedia di pasaran.Tujuan mereka adalah untuk mendukung penampilan dan memperlihatkan bahwa pakaian yang mereka pakai itu mahal, tidak semua orang dapat memiliki pakaian tersebut.

(20)

14

tidak mau dianggap kuper, kuno, cupu, baik dalam hal berpakaian, pengkonsumsian makanan, maupun dalam hal pergaulan.Kenyataannya, mahasiswa yang membeli produk-produk mahal demi memenuhi kebutuhan dan agar selalu dianggap up to date.Mahasiswa rela meminjam uang untuk membeli barang bermerek, melakukan hal yang selalu berhubungan dengan perlombaan meningkatkan citra pergaulan dikalangan mahasiswa.

Tingkat konsumsi yang berlebihan cenderung mengarah ke ajang memamerkan barang, dan mengarah pada kesenjangan sosial yang semakin jauh antara mahasiswa yang mempunyai gaya hidup mewah dengan yang memiliki gaya hidup sederhana. Mahasiswa terbawa oleh kebiasaan-kebiasaan yang ditimbulkan dari adanya para mahasiswa lain yang kehidupan ekonominya sudah terbiasa tinggibaik dalam sikap maupun perilakunya, terpengaruh teknologi yang semakin tinggi peradabannya.

B.Teori Gaya Hidup Konsumtif

Teori gaya hidup (lifestyle) yang digunakan sebagai penjelasan mengenai deskripsi gaya hidupkonsumtif. Gaya hidupmerupakan bagian dari budaya yang lahir secaraspontan dari kalangan masyarakat. Masyarakat terbagi kedalam kelas bawah dan kelas menengah keatas. Dalam mengisi waktu luangnya, masyarakat akan mengalami yang dinamakan dengan gaya hidup. Gaya hidup ada yang normal dan ada yang berlebihan atau disebut dengan konsumtif. Cenderung dalam bergaya hidup konsumtif dilakukan oleh golongan masyarakat kelas menengah keatas.

(21)

Teori gaya hidup (lifestyle) lebih mengarahkan pada bagaimanainterpretasi kita untuk memahami tentang suatu fenomena yang terjadi. Teorigaya hidup (lifestyle) dicirikan dengan penggunaan tanda-tanda (signs), symbol-simbol(symbol), dan petanda-petanda(signifieds). Gaya hidup yang ditawarkandalam masyarakat adalah hasil pergulatan diri kita dalam pencarian identitas dan sensibilitas kita dengan lingkungan dimana kita hidup. Jadigaya hidup tidakterlepas dari pencarian identitas serta kesenangan dari penggunaan tanda- tanda(signs), petanda-petanda (signifieds), serta simbol-simbol (symbols).

Gaya mulai menjadi modus keberadaan manusia modern. “Kamu bergayamaka kamu ada, kalau kamu tidak bergaya siap-siaplah dianggap tidak ada:diremehkan, diabaikan atau mungkin dilecehkan”.Ketika gaya menjadi segala-galanyamaka perburuan penampilan dancitra juga akan masuk dalam konsumsi. Gaya hidup adalah tindakan konsumsiyang menjadi suatu gaya.Gaya hiduptidakterlepas dari penggunaan uang.

(22)

16

dalam pengkonsumsian makanan dikalangan remajayang cenderung ingin mencari identitas diri dan penghargaan.

Untuk mencapaisuatu gaya hidup yang diinginkan seseorang memerlukan uang yang lebihatauekstra. Dengan demikian, uang menjadi lebih berkuasa.Seseorang yang mempunyai uang lebih akan lebih leluasa untuk menampilkangaya hidupnya dengan penggunaan simbol.Disini terjadi pertukaran simbolikantara uang dengan makanan itu sendiri.

Suatu konsumsi tidak harusdipahami sebagai nilai manfaat, suatu keperluan material, tetapiterutama sebagai konsumsi tanda.Logika yang mendasarinya bukan lagi logikakebutuhan (need) melainkan adalah logika hasrat (desire).

C.Teori Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa

Kebanyakan mahasiswa ingin terlihat eksis, tidak ketinggalan jaman dan akan berusaha mengikuti trend yang ada sekarang ini. Jika seorang mahasiswa berada di lingkungan pergaulan yang teman-temanya berpenampilan glamour, maka ia akan merasa tidak mau tertandingi dan berkeinginan melampaui penampilan temannya.Jika seorang mahasiswa berteman dengan orang-orang yang memiliki gadget atau smartphone berteknologi tinggi, ia pun akan berusaha untuk memiliki smartphone yang lebih canggih dari temannya. Jika teman-temannya mengkonsumsi makanan yang mahal dan terkenal, maka ia akan mengkonsumsinya juga.

Rentang masa remaja berlangsung pada usia 11-23 tahun, yang artinya sebagian besar mereka belum masuk usia kerja. Lalu bagaimana mereka bisa

(23)

mendapatkan uang untuk memenuhi semua keinginan mereka?Ya, orang tua. Bagi keluarga dengan kesanggupan materi atau ekonomi menengah keatas memberikan uang saku yang banyak bukanlah sebuah masalah, tapi bagi sebagian orang dengan tingkat ekonomi menengah kebawah menuruti kemauan sang anak merupakan sebuah beban.

Bagi mereka yang berada dalam himpitan ekonomi, jika anak sudah merengek bahkan sampai memaksa dan mengancam, orang tua hanya bisa menuruti keinginan mereka, orang tua rela berhutang, mencari pekerjaan tambahan, menjual barang-barang hanya demi memenuhi keinginan anaknya.Miris memang, pergaulan anak yang seharusnya merupakan tahap untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi remaja, malah menjadi tahap yang menguras tenaga serta keuangan orang tua.

Dalam memenuhi kebutuhannya, kebanyakan mahasiswa seringkali didorong oleh motif tertentu untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibutuhkan. Motif konsumsi yang berkembang pada mahasiswamodern saat ini adalah lebih banyak berdasarkan emosional motif daripada rasional motif. Fenomena yang dihadapi mahasiswa modern dalam kehidupan sehari-hari adalah diwarnai dengan maraknya kegiatan konsumsi. Konsumsi terhadap suatu barang merupakan gaya hidup tertentu dari kelompok status tertentu. Konsumsi terhadap barang merupakan gaya hidup tertentu.

(24)

18

banyak dibandingkan mahasiswa yang berada di kelas bawah. Hal ini terjadi karena dengan sumberdaya yang melimpah akan membuat mahasiswa mudah dalam membelanjakannya dan apabila penggunaan tersebut dilakukan tanpa landasan rasional maka akan mengarah pada perilaku konsumtif.

Mahasiswa merupakan pelajar yang belajar di Perguruan Tinggi, jenjang pendidikan setelah masa Sekolah Menengah Atas. Dilihat dari sudut usia, kebanyakan mahasiswaberkisar antara umur 19-23 tahun, merupakan tahap golongan remaja akhir (masa dewasa dini). Gaya hidup mahasiswa ini tak jauh berbeda pula dengan pelajar sekolah menengah, mereka masih cenderung berubah-ubah karakternya untuk mencapai tujuan menemukan jati diri.Mahasiswa sering berkumpul menghabiskan waktu luang mereka untuk berbagi informasi dan pengalaman.

KotaMedan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan merupakan kota yang sedang mengalami pengembangan kota yang pesat. Tak jarang ditemui mahasiswa yang ingin tampil lebih maju dan terdepan di jaman yang sudah modern ini. Mahasiswa yang selalu berlomba-lomba mengkonsumsi berbagai produk yangtidak dibutuhkan (need), tetapi mengkonsumsi yang diinginkan (want).

D.Usaha Kuliner

Usaha adalah salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan guna memenuhi kebutuhan finansial yang dikembangkan oleh pemilik. Usaha terbagi menjadi tiga yaitu: usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Walaupun tingkatnya berbeda-beda namun dalam menjalankannya

(25)

sama-sama dibutuhkan tanggung jawab dan keberanian dalam menerima resiko. Serta cara pengembangannya pun relatif sama.

Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan (makanan dan minuman). Kuliner merupakan suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan pengkonsumsian makanan. Sehingga kuliner dapat dikatakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup. Adapun kuliner mulai dari jenis makanan dan minuman yang sederhana hingga yang berkelas tinggi dan mewah.

Usaha kuliner dapat diartikan, sebuah usaha yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman. Usaha ini merupakan bisnis yang tidak pernah mati dan akan semakin tumbuh subur seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan gaya hidup yang ingin serba instan/cepat saji. Selain karena semakin bertambahnya jumlah penduduk dari hari ke hari, perubahan ekonomi juga dapat mempengaruhi semakin majunya usaha-usaha kuliner.

Persiapan awal yang perlu diperhatikan untuk memulai usaha kuliner, diantaranya adalah menyiapkan modal, tempat/lokasi yang strategis, mengetahui peluang pasar, perizinan usaha, serta promosi yang tepat agar usaha kuliner dapat terus berjalan dengan baik. Selain itu, keterampilan dasar seperti memasak, mengolah bahan-bahan, serta info-info tempat berbelanja bahan yang murah tapi berkualitas juga harus dipahami.

(26)

20

perhatian khusus dari para pecintanya. Hal ini akan membuat semakin hidup usaha kuliner tersebut. Meskipun menunya sama, bahan baku juga sama, namun ketika dikemas lewat kreativitas dan inovasi, pangsa pasarnya akan tetap terbuka lebar. Dapat dikatakan, usaha kuliner tidak akan pernah punah karena usaha kuliner akan selalu mengalami pertumbuhan pesat dan menjalankannya tidak sesulit yang dipikirkan oleh orang-orang yang putus asa dalam membuka sebuah usaha.

(27)

A.Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa

Seiring dengan tingginya produksi, distribusi dan peredaran produk makanan dan minuman, beserta iklan-iklan produksi sedikit banyak mempengaruhi pola pikir mahasiswa. Budaya konsumtif akhirnya lahir sebagai bentuk pemenuhan gaya hidup seperti yang dikampanyekan dalam iklan. Faktor lingkungan memberikan peranan besar pembentukan perilaku konsumtif.Mahasiswa lebih senang membeli makanan dan minuman terkenal dan bermerek meskipun kualitasnya terkadang tidak lebih baik daripada makanan dan minuman yang dibuat sendiri ataupun juga dengan makanan dan minuman yang mereknya tidak begitu terkenal. Kecenderungan yang demikian terbangun karena terkait citra diri, bahwa dengan mengkonsumsi makanan dan minuman bermerek maka statusnya seorang mahasiswa tersebut akan terangkat.

(28)

22

mahasiswa inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasarmahasiswa.

Dikalangan mahasiswa yang memiliki orang tua dengan kelas ekonomi yang cukup berada, terutama di kota-kota besar, pusat-pusat kuliner sudah menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode makanan yang sedang beredar.Alhasil, muncullah perilaku yang konsumtif.

Lain halnya dengan mahasiswa anak kost yang cenderung bergaya hidup konsumtif. Alasan mereka melakukan gaya hidup konsumtif (makan diluar) adalah karena adanya rasa lelah setelah melakukan aktivitas seharian. Sehingga kemauan untuk memasak makanannya sendiri berkurang. Ada juga karena timbulnya rasa malas serta ajakan dari teman untuk bergabung makan diluar. Mahasiswa juga ada yang lebih membenarkan cara yang instan-instan atau siap saji dalam mengkonsumsi makanan. Karena bagi anak kost terutama yang hanya tinggal sendiri atau berdua didalam satu kamar, akan merasa lebih rugi jika memasak. Selain memakan waktu, tenaga, juga akan memakan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan membeli makanan siap saji dari luar.

Dari sejumlah hasil penelitian, terdapat banyak perbedaan dalam pola konsumsi yang dilakukan mahasiswa. Ada yang dari status ekonomi orang tua dan juga dari tingkat aktivitas yang dilakukan seorang mahasiswa, serta pengaruh daerah tempat tinggal.

Perilaku konsumtif pada mahasiswa sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usiamahasiswa sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri.

(29)

Seorang mahasiswa ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebayanya menyebabkan mahasiswa berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang terjadi.

Terkadang yang menjadi masalah adalah apa yang dituntut oleh mahasiswa, diluar dari kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana. Hal ini menyebabkan banyak orang tua yang mengeluh saat anaknya mulai memasuki dunia remaja dan telah menjadi mahasiswa.

Fenomena ini merupakan gambaran bergaya hidup kebanyakan mahasiswa.“Saya membeli maka saya ada.”Status sosial mahasiswa ditandai dari kemampuannya memiliki produk- produk baru dan mewah.Mahasiswa akan merasa dirinya bukan bagian dari ‘modern’ bila melewatkan hiruk-pikuk hal-hal yang modern atau lebih terkenal. Sebabstatus sosial itulah yang penting dan harus dikejar. Kebanyakan eksistensi mahasiswa diukur sejauh mana ia mampu membeli.

(30)

24

Inilah yang membuat kebanyakan mahasiswaakan melakukan cara apa saja tanpa memperdulikan etika untuk memperoleh apa yang diinginkan.Semua dilakukan demi mewujudkan janji muluk kapitalisme dengan produk-produk yang mempermudah kehidupan.Mahasiswa semakin dikendalikan oleh budaya konsumerisme.Tiada hari tanpa berbelanja dan membeli.Mahasiswa pun semakin sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan.Konsumerisme mengajarkan agar semua ‘keinginan’ dipandang sebagai ‘kebutuhan’ yang harus dipenuhi.

Kenyataan hidup mahasiswa sehari-hari kebanyakan dipenuhi dengan iklan yang penuh bujuk rayu.Tidak peduli siang dan malam, berbagai produk baru siap ditawarkan dan didesakkan sedemikian rupa agar dimiliki dan dinikmati.Nilai-nilai yang ditawarkan kerapkali membuat pertahanan hidup mahasiswa tak berdaya akibat rayuan serta jebakan iklan-iklan.

Pada globalisasi ini pilihan lebih banyak ditentukan oleh apa yang terlihat pancaindra. Pilihan ini bukan digerakkan daya nalar yang sehat, melainkan hanya sekadar pemenuhan akan kebutuhan penyenangan indrawi belaka. Media iklan yang begitu dahsyat, rasa malas, dan rasa lelah, kerapkali membuat mata tidak lagi awas.Hal ini menciptakan mentalitas konsumtif mahasiswa. Fenomena ini sekarang membudaya pada mahasiswa.Semua serbainstan.Budaya instan alias siap saji membuat mahasiswa tidak lagi berpikir panjang.Bukan teladan hidup sederhana, melainkan kemewahan.Hal ini menciptakan mahasiswa yangtidak produktif karena bergaya hidup menjadi bagian status sosial sehingga mahasiswa berbudaya konsumtif. Gaya hidup seperti membuat biaya hidup menjadi tinggi

(31)

karena mahasiswa tidak tahu lagi mana yang penting dan bermanfaat serta lebih berguna dalam hidupnya.

Mahasiswa yang bergaya hidup konsumtif terjadikarena permintaannya selalu dituruti oleh orang tuanya. Dilihat dari segi pemberian uang saku/bulanan yang mengakibatkan berlebihannya uang saku. Terjadi juga karena adanya pengaruh lingkungan atau ajakan dari teman-teman untuk merasakan produk-produk yang kurang dibutuhkan dan memang kurang bermanfaat dibandingkan dengan kebutuhan pokok.Rasa dari dalam diri supaya tidak ketinggalan jaman, rasa lelah akibat melakukan berbagai aktivitas, sertaserta ingin mendapatkan pengakuan dari teman-temannya.Hal ini juga didukung perubahan-perubahan yang cepat dalam teknologi informasi dan telah merubah budaya sebagian mahasiswa.

B.Pertumbuhan Usaha Kuliner di Sekitar Universitas Sumatera Utara

(32)

26

Melihat keadaan di sekitar Universitas Sumatera Utara yang selalu ramai akan pengunjung usaha kuliner, sehingga timbul niat seseorang untuk membuka usaha kuliner lainnya guna menambah pendapatannya. Kejadian ini semakin meningkatkan pertumbuhan usaha kuliner di sekitar universitas. Semakin banyak orang yang berjiwa wirausaha semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan usaha kuliner. Semakin banyak yang mendirikan usaha kuliner sama halnya dengan semakin bertambahnya lapangan pekerjaan baru, sehingga mengurangi jumlah pengangguran. Pertumbuhan usaha kuliner berdampak positif bagi masyarakat. Selain mengurangi jumlah pengangguran, usaha kuliner juga memenuhi kebutuhan jasmani setiap orang.

C.Peranan Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa Terhadap Pertumbuhan

Usaha Kuliner

Mahasiswa cenderung bergaya hidup konsumtif terlebih dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Hal-hal yang instan atau siap saji lebih akurat dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Alasannya, kebanyakan mahasiswa di sekitar Universitas Sumatera Utara adalah anak rantau dari berbagai daerah. Mahasiswa yang merantau mayoritas anak kost. Mahasiswa yang anak kost melakukan aktivitas bukan hanya di kampus. Mereka melakukan aktivitas tambahan diluar mata kuliah, seperti bersosialisasi dengan lingkungan, les tambahan, dll. Hal ini menyebabkan timbulnya rasa lelah yang berujung akan mengkonsumsi makanan yang siap saji. Selain itu, adanya timbul rasa malas, adanya ajakan dari teman untuk makan diluar, serta adanya pemikiran bahwa membeli makanan siap saji lebih irit dibandingkan dengan memasak.

(33)

Mahasiswa yang bukan anak kost atau asli penduduk Medan juga melakukan hal yang sama, yaitu mengkonsumsi kuliner yang berada disekitar universitas. Alasannya, meluangkan waktu bersantai bersama teman-teman setelah selesai kuliah. Terkadang ada yang lapar tiba-tiba, ataupun hanya ingin tau bagaimana rasanya kuliner sekitar Universitas Sumatera Utara.

Didukung dengan banyaknya usaha kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara, maka semakin mudah bagi mahasiswa dalam mendapatkan makanan yang diinginkan sesuai selera. Semakin banyak jenis kuliner yang dijual, semakin tinggi tingkat konsumtif mahasiswa. Semakin tinggi tingkat konsumtif mahasiswa, semakin berkembang usaha kuliner. Usaha kuliner secara terus menerus mengalami perkembangan, dilihat dari bermunculannya satu persatu usaha dalam satu tahun.

(34)

28

Tabel 3.1

Rekapitulasi hasil kuisioner usaha kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara

Nama

Jenis usaha Kuliner Kuliner Kuliner Kuliner Kuliner Kuliner Kuliner Kuliner Kuliner Kuliner

Data pemilik

Jenis kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki

Usia 35 tahun 39 tahun 24 tahun 26 tahun 28 tahun 39 tahun 38 tahun 23 tahun 26 tahun 24 tahun

Status Menikah Menikah Lajang Lajang Menikah Menikah Menikah Lajang Lajang Lajang

Jumlah anak 3 Orang 2 Orang - - 4 orang 2 Orang 3 Orang - - -

Data usaha kuliner Produk yang

Bakso Kolak durian

dan es koteng

Kolak durian

Alasan membuka usaha

Bekerja

Usaha sendiri Usaha sendiri Berjualan Jus buah

Berjualan jus buah

Usaha sendiri Usaha sendiri Padagang Usaha sendiri Pedagang sayuran Sumber: Hasil pengelolaan data primer (2014)

(35)

1. Penjelasan mengenai warung A dan B : mahasiswa sangat mendukung dalam pertumbuhan usaha. Karena jumlah mahasiswa semakin meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun silam. Dan kebanyakan mahasiswa menikmati gorengan sebagai cemilan pada sore hari mulai dari jam 14.00-16.00 setelah selesai makan siang. Sehingga penjual sudah mengerti pada saat-saat jam berapa ia harus menggoreng dengan jumlah yang lebih banyak. Didukung pula dengan adanya tempat untuk pembeli seperti kursi dan meja, sehingga pembeli bisa saling berinteraksi dengan teman-temannya dalam menikmati gorengan tersebut. Tak jarang mahasiswa yang berkunjung untuk membeli, memakan langsung di tempat dan bercakap-cakap dengan temannya. 2. Penjelasan mengenai warung C dan D : mahasiswa juga merupakan faktor

pendukung dalam pertumbuhan usaha jus. Dikarenakan banyak pembeli dari pada produk jus adalah kalangan mahasiswa. Minuman yang terbuat dari buah ini sangat baik di konsumsi sehingga semua kalangan dapat menikmatinya. Jus dapat di konsumsi pada saat dingin ataupun terik matahari. Pada saat terik ditambahi dengan “es” pada saat dingin, hanya buahnya saja di blender. Tetapi pada hasil wawancara peneliti, orang-orang yang mengkonsumsinya adalah mahasiswa dan pada saat menikmatinya adalah pada saat santai atau sedang bersantap makan.

(36)

30

fasilitas televisi yang mendukung untuk acara-acara menonton bersama atau nobar. Kebanyakan yang senang dengan suasana seperti ini adalah kalangan-kalangan muda, tak lain adalah mahasiswa.

4. Penjelasan mengenai warung G dan H : dalam pertumbuhan usaha bakso ini, mahasiswa salah satu faktor pendukungnya. Kebanyakan mahasiswa setelah selesai makan siang akan melakukan aktifitasnya yang lain. Semakin waktu berputar dan sore pun tiba sekitar pukul 14.30-15.30 di sela-sela seperti ini, terkadang rasa lapar itu muncul dan tanggung untuk melakukan makan nasi. Karena akan malas makan pada malam hari jika memakan nasi (makanan pokok orang Indonesia). Dengan kejadian seperti ini, kebanyakan orang-orang termasuk juga mahasiswa akan mengkonsumsi bakso ataupun jenis mie berkuah lainnya seperti mie ayam, mie kuah, dll.

5. Penjelasan mengenai warung I dan J: mahasiswa merupakan salah satu faktor pendukung pertumbuhan usaha ini. Yang berkunjung ke usaha kuliner ini kebanyakan mahasiswa yang ingin bersantai, bercengkrama dengan sesama teman ada juga mahasiswa yang menikmatinya bersama pacarnya. Karena usaha dibidang kolak durian ini seperti di daerah sekitar Dr. Mansyur mulai dari pintu 1 sampai pintu 4 semua usaha menyediakan sarana seperti kursi dan meja. Dan didukung dengan adanya pepohonan yang sangat besar dan rindang di sekitarnya, sangat cocok untuk tempat bersantai tanpa terkena cahaya matahari. Sehingga tempat ini sangat ramai pengunjung mulai dari siang hari sampai pada sore hari dan pengunjung ataupun pembelinya kebanyakan adalah mahasiswa.

(37)
(38)

32

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Mahasiswa di sekitar Universitas Sumatera Utara merupakansalah satu pasar yang potensial bagi pengusaha kuliner. Karena mahasiswa cenderung lebih menyukai makanan dan minuman yang instan-instan/siap saji sehingga terjadi gaya hidup yang konsumtif. Hal ini berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan usaha kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara.Semakin mahasiswa bergaya hidup konsumtif, maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan usaha kuliner. Semakin meningkatnya pertumbuhan usaha kuliner, maka jumlah lapangan pekerjaan akan bertambah sehingga mengurangi jumlah pengangguran.

B. SARAN

1. Bagi pengusaha kuliner, meskipun perkembangan usaha semakin meningkat bukan berarti ada istilah manipulasi dalam produk. Dalam hal ini seperti : pengurangan ukuran, pengurangan cita rasa, serta tidak menambahkan bahan kimia yang dilarang untuk dikonsumsi manusia.

2. Bagi mahasiswa, diharapkan mahasiswa dapat mengendalikan kecenderungan dalam berperilaku konsumtif, seperti dalam halnya mengkonsumsi makanan dan minuman, hendaklah sesuai dengan yang dibutuhkan (need) bukan dengan yang diinginkan (want), ingat prinsip “lebih sehat mengkonsumsi makanan dan minuman yang dibuat sendiri dibanding dengan makanan dan minuman yang dibuat/dikelola oleh orang

(39)

lain” serta lebih bersikap hati-hatilah dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial.

(40)

34

DAFTAR PUSTAKA

Barry. 1994. Pengertian Konsumtif

Febriana, PratiwiEvika. 2012. Gaya Hidup dan Perilaku Konsumtif Mahasiswa

dalam Persepektif Status Sosial Ekonomi Orang Tua. Skripsi.Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Malang.Malang.

Filona, RosandiAndika. 2004. Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya.Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya. Jakarta.

Hutagalung, Raja Bongsu, dkk. 2010. Kewirausahaan. Medan.

Lury, Celia. 1998. Budaya Konsumen. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Mantri, Wulan Nindya. 2007. Perbedaan gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa UNNES dan UNIKA dalam Kehidupan Kampus. Skripsi

Suryana, Yuyus, dkk. 2010. Kewirausahaan. Kencana, Jakarta. Susanto. 2006. Pengertian Gaya Hidup Tambunan. Gaya Hidup

Widiastuti. 2009. Pengertian Gaya Hidup

(41)

LEMBAR KUISIONER SURVEIUSAHA KULINER

1.PENDAHULUAN

Selamat pagi,siang,sore, malam. Saya adalah mahasiswi semester VI (enam) jurusan DIII Kesekretariatan FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU). Saya sedang melakukan penelitian mengenai wirausaha jenis makanan kuliner di sekitar Universitas Sumatera Utara, Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan gaya hidup konsumtif mahasiswa terhadap kuliner sekitar Universitas Sumatera Utara membawa dampak baik atau keberuntungan bagi pertumbuhan usaha kuliner ataupun sebaliknya. Penelitian ini akan sangat membantu saya untuk mengerjakan Tugas Akhir sebagai syarat lulus dari DIII Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Seluruh informasi yang diberikan akan dirahasiakan.

Terimakasih untuk waktu dan kesediaan untuk mengisi kuisioner ini.

2. INFORMASI DIRI

Sekarang saya akan menanyakan beberapa pertanyaan seputar informasi diri anda.

2.1 JenisKelamin : Perempuan Laki-laki

2.2 Umur:

2.3 Status: Lajang Menikah Jan

da/ dud a 2.4 Jika anda sudah menikah,

apakah anda memiliki anak

4. Hindu 5.lainn ya

97/9 8/99

(42)

36

LANJUTAN KUISIONER SURVEI USAHA KULINER

3. INFORMASI OPERASIONAL USAHA

Sekarang saya akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait mengenai usaha yang anda jalankan dan pengalaman kerja anda.

3.1 Jenis usaha utama apa yang anda jalankan saat ini? (pilih satu) 1= Manufaktur (proses pengolahan

awal- akhir) 2= Perdagangan

3= Jasa

4=Lainnya , tolong sebutkan ; 97/ 98/ 99

3.2 Tolong sebutkan produk makanan atau minuman yang anda sediakan :

1) 2) 3)

3.3 Apa alasan anda membuka usaha ini? 1= Bekerja sebagai karyawan

dengan upah tidak memadai 2= Mempunyai fleksibilitas untuk mengatur pekerjaan dan tugas rumah tangga

3= Untuk kesenangan dan hobi 4= Adanya permintaan untuk produk/jasa

5= Untuk menjadi mandiri secara Finansial

6= Untuk mendukung keluarga 7= Meneruskan usaha keluarga 8= Lainnya , sebutkan jika ada 97/

98/ 99

97= Tidak Berlaku 98= Menolak Untuk menjawab 99= Tidak tahu

LANJUTAN KUISIONER SURVEI USAHA KULINER

3.4 Berapa lama anda habiskan waktu dalam bekerja, baik waktu normal

maupun rata-rata pertahun? (tolong berikan jawban dengan kerangka waktu sebanyak mungkin minimal satu)

Berapa jam perhari:

Berapa jam perminggu:

Berapa Bulan pertahun:

3.5 Apakah anda memiliki masalah dalam menyeimbangkan pekerjaan dengan tanggung jawab di rumah tangga ?

(43)

0.tidak Jika YA, apakah hal tersebut masalah sedang/besar? 97/ 98/ 99 1= sedang 2= besar

4.PENGAHASILAN RUMAH TANGGA

4.1 Apakah sumber utama penghasilan rumah tangga anda? 1= usaha / perusahaan / pekerjaan

sendiri

2= Pendapatan dari pekerjaan informal anggota rumah tangga lainnya

3= Upah responden dari sektor Formal karena bekerja di sektor pemerintah

4= Upah responden karena bekerja di sektor swasta

5= Upah anggota rumah tangga lainnya dari sektor formal karena bekerja di sektor pemerintah 6= Upah anggota rumah tangga lainnya dari sektor formal karena bekerja di sektor swasta

7= Usaha anggota rumah tangga lainnya dari sektor non-pertanian 8= Bantuan sosial/pensiun/tunjangan lainnya

9= Sewa, bunga keuntungan usaha, tabungan

10= Sumbangan, hadiah daan beasiswa

11= Remiten ( pengiriman uang dari luar negeri)

12= Tunjangan perceraian

13= Bantuan dari lembaga Agama 14= Lainnya . sebutkan :

LANJUTAN KUISIONER SURVEI USAHA KULINER

5.LOKASI USAHA

Sekarang saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan mengenai ruang fisik dimana anda bekerja

5.1 Dimana anda melakukan kegiatan usaha yang utama?

1= rumah milik keluarga

2= Ruangan milik keluarga (diluar rumah) 3= Rumah yang disewa oleh keluarga 4= Ruangan yang disewakan (diluar rumah)

5= Ruang publik dalam masyarakat ( tidak bayar sewa)

6= Kios atau tempat di pasar

7= Ruangan di toko orang lain

8= Usaha yang tidak menetap-tidak ada alamat tetap

9= lainnya. Sebutkan

97/ 98/ 99 5.2 Apakah tempat usaha anda memiliki sertifikat tanah?

(44)

38 5.3 Apakah anda memliki masalah dengan kebijakan/peraturan lokal atau

hukum yang membatasi anda ketempat usaha?

0= Tidak Jika YA, apakah hal tersebut merupakan masalah sedang atau masalah besar?

97/ 98/ 99

1= Ya 2= Tidak

LANJUTAN KUISIONER SURVEI USAHA KULINER

6.AKSES PASAR

Sekarang saya akan menanyakan beberapa informasi mengenai usaha yanganda jalankan.

6.1 Siapa yang menjadi kelompok pembeli paling utama barang atau jasa yang sediakan ?

1= Keluarga/ teman 2= Masyarakat umum

3= Ibu Rumahtangga

4=Mahasiswa 97/

98/ 99 6.2 Siapa yang menjadi kelompok pembeli utama kedua barang atau jasa

yang sediakan ? 1= Keluarga/ teman 2= Masyarakat umum

3= Ibu Rumahtangga

4= Mahasiswa 97/

98/ 99

7.FAKTOR PENDUKUNG DALAM MENJALANKAN USAHA

Sekarang saya akan mengajukan pertanyaan mengenai tingkat perkembangan usaha anda.

7.1 Apakah mahasiswa sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan usaha anda ini?

1= Tidak 2= Sangat tidak mendukung 3= Mendukung

4= Sangat mendukung

5= Lainnya . sebutkan 97/ 98/ 99

(45)

97= Tidak Berlaku 98= Menolak Untuk menjawab 99= Tidak tahu

LANJUTAN KUISIONER SURVEI USAHA KULINER

8. LABA/RUGI DAN TURVONER

Sekarang saya akan menanyakan beberapa laba dan rugi dari usaha yang anda jalankan. Laba adalah sejumlah uang yang tersisa setelah semua biaya

dibayarkan. Sedangkan ‘rugi’ adalah ketika biaya usaha yang dikeluarkan lebih banyak daripada total uang yang diterima dari pelanggan – hal ini disebut turvoner/ perputaran

8.1 Selama tahun lalu apakah usaha anda biasanya mendapat keuntungan?

97/ 98/ 99 1= YA Jika tidak, apakah anda mengalami kerugian atau

hanya impas- tidak ada keuntungan maupun kerugian

2= Tidak untung maupun rugi 3= Rugi

8.2 Dibandingkan dengan 12 bulan lalu, apakah usaha anda menjadi lebih baik, baik atau tidak ada perubahan, buruk atau jauh lebih buruk

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait