• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.2 Analisis Bio-Teknik

6.2.3 Hubungan Effort dengan CPUE

Analisis bio-teknik digunakan untuk menduga stok atau potensi sumberdaya ikan, serta untuk mengetahui kondisi optimum dari tingkat upaya penangkapan (E). Untuk menduga hasil tangkapan maksimum lestari (MSY), dilakukan dengan cara menganalisis hubungan antara upaya penangkapan (E) dengan hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE).

Berdasarkan hasil analisis regresi hubungan antara CPUE dengan effort pancing layur, diperoleh nilai kofisien regresi a sebesar 59,107 dan koefisien kemiringan (b) sebesar -0,0048. Fungsi produksi perikanan layur di Perairan Teluk Palabuhanratu menurut persamaan model surplus produksi Schaefer yaitu

CPUE = 59,107 - 0,0048 E. Hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan y = 2.9458x + 5.8871 R2 = 0.3187 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun CP UE ( k g /tr ip )

model surplus produksi Schaefer tersebut diperoleh nilai effort lestari (Emsy) sebesar 6.157 trip per tahun dan hasil tangkapan lestari (hmsy) sebesar 181,9603 ton per tahun.

Dari hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa upaya penangkapan untuk unit penangkapan layur yang seharusnya dilakukan tidak boleh lebih dari 6.157 trip per tahun dan tingkat produksi tidak boleh lebih dari 181,9603 ton per tahun. Pada kenyataannya upaya penangkapan aktual yang dilakukan telah melebihi nilai

effort lestari (Emsy) yaitu sebesar 8.449 trip per tahun dan tingkat produksi aktual lebih rendah dibandingkan dengan tingkat produksi lestari (hMSY) yaitu sebesar 140,661 ton per tahun.

Hal tersebut telah menggambarkan bahwa sumberdaya ikan layur di Perairan Teluk Palabuhanratu telah mengalami penurunan, sehingga perlu dilakukan pengendalian intensitas pengusahaan penangkapan ikan layur terhadap penggunaan pancing layur.

Gambar 14. Hubungan antara Effort dengan CPUE Penangkapan Ikan Layur

Kecenderungan produktivitas pancing layur dapat diketahui melalui hubungan korelasi antara CPUE dengan upaya penangkapan (E). Hubungan korelasi antara CPUE dengan upaya penangkapan dapat dilihat pada Gambar 14. Berdasarkan persamaan model surplus produksi Schaefer, hubungan CPUE

dengan upaya penangkapan ditunjukkan oleh persamaan CPUE = 59,107 - 0,0048

E dengan koefisien determinasi 0,79. Korelasi negatif antara CPUE dengan upaya penangkapan mengindikasikan bahwa produktivitas pancing layur akan semakin

y = -0.0048x + 59.107 R2 = 0.7924 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1000 3000 5000 7000 9000 11000 Effort (trip) C P U E ( k g pe r t ri p)

menurun dengan adanya peningkatan upaya penangkapan. Hal tersebut dapat terjadi karena peningkatan upaya penangkapan yang tidak diimbangi dengan peningkatan hasil tangkapan.

Hasil analisis dengan menggunakan model fungsi produksi lestari Schaefer dinilai masih belum dapat menunjukkan keadaan sumberdaya ikan yang sebenarnya. Pada model fungsi produksi lestari Schaefer, parameter biologi (r, q

dan K) masih tersembunyi di dalam nilai a dan b. Nilai r, q dan K tersebut diperlukan untuk melihat besarnya pengaruh upaya penangkapan terhadap hasil tangkapan, sediaan (stok) dan besar keuntungan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan modifikasi terhadap model fungsi produksi lestari Schaefer dengan menggunakan teknik estimasi parameter biologi untuk menduga nilai r, q dan K. Estimasi parameter bilogi untuk memperoleh nilai r, q dan K dilakukan dengan menggunakan teknik

CYP (Clark, Yoshimoto dan Pooley) dan diestimasi dengan OLS (Ordinary Least Square).

Teknik CYP yang dilakukan yaitu meregresikan persamaan yang merupakan hubungan antara CPUE dan E. Dari hasil regresi diperoleh persamaan yang lebih sederhana dan selanjutnya persamaan tersebut diestimasi dengan OLS. Hasil estimasi ketiga parameter biologi tersebut digunakan untuk menentukan nilai-nilai pada kondisi MSY, MEY dan Open acces. Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan CYP, diperoleh hasil sebagai berikut (Tabel 9 dan Lampiran 3).

Tabel 9. Hasil Regresi dengan Menggunakan CYP Parameter

regresi Koefisien St. Error t. Stat F R 2

β0 -2,21577 0,99208 -2,23343

β1 -0,75002 0,28667 -2,61626

β2 -0,00029 7,31779E-05 -4,08518

8,36065 0,05933 Sumber : Hasil analisis

Hasil regresi tersebut diperoleh dengan menggunakan OLS dan nilai dugaan parameter biologi (r, q dan K) dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10. diperoleh nilai koefisien pertumbuhan alami (r) sebesar 14,00150 yang artinya ikan layur akan tumbuh secara alami tanpa ada gangguan dari gejala alam mau

pun dari kegiatan manusia yang terjadi secara mendadak dengan koefisien sebesar 14,00150 per tahun. Koefisien penangkapan (q) sebesar 0,00478 artinya, setiap peningkatan satuan upaya penangkapan dengan pancing layur akan berpengaruh sebesar 0,00478 ton per unit terhadap hasil tangkapan ikan layur. Nilai koefisien daya dukung lingkungan (K) sebesar 58,93474 menunjukkan bahwa lingkungan memiliki kapasitas untuk menampung biomassa ikan layur sebesar 58,93474 ton per tahun.

Tabel 10. Nilai Dugaan Parameter Bio-Teknik

Parameter Biologi Nilai

r (ton per tahun) 14,00150

q (ton per unit) 0,00478

K (ton per tahun) 58,93474

Sumber : Hasil analisis

Berdasarkan parameter bio-teknik (Tabel 10), diperoleh hubungan antara produksi/hasil panen dengan upaya penangkapan ikan layur (E) mengikuti persamaan berikut h = 0,281897548 E (1 – 0,0003416369090 E). Grafik hubungan antara hasil tangkapan ikan layur pada kondisi lestari dengan effort

lestari, dengan menggunakan pendekatan model CYP disajikan pada Gambar 15.

Gambar 15. Hubungan antara Hasil Tangkapan Ikan Layur pada Kondisi Lestari dengan Effort Lestari dengan Model CYP

hMSY = 206,290 ton/tahun

EMSY= 1.464 trip

(ton)

Kondisi MSY merupakan batas dari pemanfaatan sumberdaya ikan layur yang dapat dilakukan tanpa mengganggu kelestariannya untuk tumbuh kembali. Pada kondisi ini merupakan kondisi maksimum lestari, yang apabila hasil tangkapan aktual lebih besar dari pada kondisi ini akan menyebabkan hasil tangkapan ikan layur menjadi tidak sustainable.

Besarnya nilai potensi lestari ikan layur di Perairan Teluk Palabuhanratu adalah 206,29 ton per tahun, yang dapat ditangkap dengan upaya sebesar 1.464 trip per tahun. Nilai rente ekonomi yang diperoleh pada pengusahaan kondisi MSY

adalah sebesar Rp 1.022.031.605 per tahun.

Hasil tangkapan ikan layur pada kondisi MSY lebih besar dibandingkan dengan hasil tangkapan pada kondisi aktual. Pada kondisi aktual hasil tangkapan ikan layur yang diperoleh hanya sebesar 140,66 ton per tahun. Jika dilihat dari besarnya tingkat upaya yang dilakukan, dapat terlihat bahwa pada kondisi MSY

upaya yang dilakukan lebih kecil dibandingkan pada kondisi aktual yaitu sebesar 8.449 trip per tahun. Hal tersebut menyebabkan keuntungan yang diperoleh pada kondisi aktual mencapai (Rp 23.061.452,70). Hal tersebut diakibatkan adanya penambahan biaya per trip dan adanya peningkatan effort yang tidak seimbang dengan hasil tangkapan yang diperoleh.

Gambar 16. Kurva Produksi Aktual dan Produksi Lestari

Dari Gambar 16 dapat terlihat bahwa kurva produksi aktual ikan layur berada di atas kurva produksi lestari, hal tersebut menunjukkan bahwa pada

-8000 -7000 -6000 -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 0 1000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun P roduk s i ( Ton) Produksi (h) aktual Produksi (h) lestari

kondisi aktual di Perairan Teluk Palabuhanratu telah dilakukan eksploitasi secara terus menerus, sehingga mengalami biological overfishing. Apabila kondisi

biological overfishing dibiarkan, maka akan menyebabkan terancamnya kelestarian sumberdaya ikan layur dan berdampak juga terhadap kehidupan nelayan pancing layur.

Dokumen terkait