• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di suatu Perusahaan atau tempat kerja terdapat beberapa lapisan yang saling berkaitan untuk tujuan yang berbeda. Diantaranya adalah adanya pemilik perusahaan, pekerja dan di tambah dengan adanya suatu wadah organisasi pekerja. Yang digunakan untuk menampung, memperjuangkan hak dan kewajiban pekerja/buruh. Dan sebagai pihak penghubung antara pekerja dengan Pengusaha, Serikat Pekerja juga harus dapat bertindak adil dalam masing – masing pihak. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Maka Serikat Pekerja perlu untuk menjalin hubungan pada para pekerja dengan pengusaha. 2.1 Bentuk Hubungan Hukum antara SPSI dengan Pekerja

Serikat buruh, serikat pekerja, serikat karyawan atau organisasi wadah pegawai di luar kedinasan lainnya memiliki definisi yang sama, yaitu: organisasi yang memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Pendefinisian tersebut ditegaskan didalam Undang – undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, dan undang – undang lainnya yang terkait dengan hubungan industrial, seperti Undang – undangNomor 13 Tahun 2003 dan Undang – undang Nomor 2 Tahun 2004. Undang – undang dimaksudkan merupakan hasil ratifikasi dari konvensi ILO. Namun jika terdapat perbedaan, biasanya terletak pada sejarah terbentuknya masing – masing organisasi.

Didalam penjelasan Undang – undang Nomor 21 tahun 2000 ditegaskan, bahwa : Pekerja/buruh merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya, menjamin kelangsungan perusahaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Sehubungan dengan hal itu, Serikat Pekerja/serikat buruh merupakan sarana untuk memperjuangkan kepentingan pekerja/buruh dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan. Oleh karena itu, pekerja/buruh dan Serikat Pekerja harus memiliki rasa tanggung jawab atas kelangsungan perusahaan dan sebaliknya pengusaha harus memperlakukan pekerja/buruh sebagai mitra sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Untuk pengangkatan dari anggota serikat pekerja ini di sesuaikan dengan Anggaran Dasar dari Serikat Pekerja sendiri. Serikat pekerja dapat berfungsi sebagai penggalang motivasi dan semangat kerja. Keberadaan serikat pekerja bukan hanya berfungsi untuk menciptakan ketentraman dan keamanan kerja diperusahaan, akan tetapi juga menutup pintu bagi anasir luar yang ingin mengganggu perusahaan, baik dalam rangka mencari keuntungan pribadi maupun dalam rangka persaingan antara perusahaan.

Baik secara nasional ataupun internasional, kerjasama dan solidaritas antar sesama pekerja baik secara nasional dan internasional adalah suatu hal yang sangat penting untuk meningkatkan pengaruh yang lebih luas, hal ini memungkinkan pekerja menjadi lebih terwakili dan mempertinggi kekuatan yang efektif dalam menghadapi tekanan. Kerjasama dan solidaritas serikat

pekerja adalah kesempatan untuk pekerja dalam perwakilan kepentingan secara kolektif menjadi satu, satu suara bulat, berbasis pada keyakinan.

Dalam menjalankan Hubungan Industrial masing – masing pelaku mempunyai fungsi:

Untuk pekerja dengan serikat pekerja, memiliki fungsi:

1. Menjalankan pekerjaan sesuai kewajibannya

2. Menjaga ketertiban guna kelangsungan produksi

3. Menyalurkan aspirasi secara demokratis

4. Mengembangkan ketrampilan dan keahlian

5. Memajukan perusahaan

6. Memperjuangkan kesejahteraan anggota dan keluarganya. 35

Dari fungsi pekerja dan serikat pekerja di atas dapat kita ketahui bahwa antara pekerja dengan serikat pekerja memiliki hubungan yang sama untuk tujuan bersama. Apabila kita lihat dari keanggotaan dari serikat pekerja, merupakan berasal dari pekerja di perusahaan itu sendiri. Serta mereka juga memiliki kewajiban untuk memajukan perusahaan yang di tempatinya. Itupun buat kesejahteraan para pekerja, makin maju suatu perusahaan, makin sejahterah pula para pekerja dari perusahaan tersebut. Jadi hubungan antara serikat pekerja dengan pekerja adalah harus saling mendukung, guna untuk memperjuangkan haknya dan untuk kemajuan perusahaan itu sendiri. Semakin maju perusahaan tersebut maka makin sejahterahlah kehidupan para pekerjanya.

Di PT. PAL Indonesia hubungan antara SPSI dengan para pekerja dikira sudah baik dan tidak ada masalah. Karena dari pihak Serikat Pekerja sendiri untuk menjaga hubungan dengan para pekerja Serikat Pekerja selalu mengadakan rapat. Sebagai contoh, serikat pekerja pusat PT PAL biasanya

35

mengadakan pertemuan dengan para pimpinan serikat pekerja dari masing – masing serikat pekerja departemen, setiap 3 bulan sekali. Untuk mengetahui atau menyampaikan keluhan - keluhan dari para pekerja kepada perusahaan. Supaya para pekerja merasa nyaman bekerja di Perusahaan PT. PAL Indonesia (Persero).36

2.2 Bentuk Hubungan Hukum antara SPSI dengan PT. PAL INDONESIA (Persero) Sistem hubungan perburuhan terdiri atas tiga bagian para pekerja, manajemen, dan serikat pekerja. Pemerintah mempengaruhi interaksi diantara ketiganya. Para pekerja dapat terdiri dari manajer atau anggota serikat buruh, dan sebagian anggota serikat pekerja adalah bagian dari sistem manajemen serikat pekerja (pemimpin serikat pekerja lokal). Setiap hubungan yang terjadi di antara ketiganya diatur oleh perundang – undangan tertentu. Masing – masing pihak dalam model hubungan perburuhan diatas biasanya mempunyai tujuan yang berbeda. Para pekerja lebih mementingkan perbaikan kondisi kerja, upah, dan kesempatan – kesempatan pengembangan karir. Manajemen mempunyai tujuan organisasi secara menyeluruh (misalnya, meningkatkan keuntungan, pangsa pasar, dan tingkat pertumbuhan) dan juga berusaha melestarikan hak – hak prerogatif manajerial untuk mengatur tenaga kerja dan mencapai tujuan – tujuan pribadi para manajer (seperti promosi atau prestasi). Pemerintah berkepentingan dalam menciptakan kondisi ekonomi yang setabil dan sehat, perlindungan hak – hak pribadi, dan keamanan serta keadilan dalam melaksanakan pekerjaan.

36

Hubungan kerja adalah hubungan (hukum) antara pengusaha dengan dengan pekerja/buruh (karyawan) berdasarkan Perjanjian Kerja. Dengan demikian, hubungan kerja tersebut adalah merupakan sesuatu yang abstrak, sedangkan perjanjian kerja adalah sesuatu yang konkrit, nyata. Dengan adanya perjanjian kerja, maka akan lahir perikatan. Dengan perkataan lain, perikatan yang lahir karena adanya perjanjian kerja inilah yang merupakan hubungan kerja. Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, unsur- unsurhubungan kerja terdiri dari adanya pekerjaan, adanya perintah dan adanya upah (Pasal 1 angka 15 UUK). Sedangkan hubungan bisnis adalah hubungan yang didasarkan pada hubungan kemitraan atau hubungan keperdataan (bugerlijke maatschap, partnership agreement.

Adanya hubungan antara pekerja dengan pengusaha atau pemilik perusahaan sangatlah diperlukan, untuk menjaga keharmonisan dalam tempat kerja tersebut. Sehingga bisa tercipta suasana yang kondusif, terakui dan kenyamanan dalam bekerja. Suatu hubungan akan timbul / terjadi apabila adanya suatu kesepakatan diantara kedua pihak yang akan dibuat sebagai alat pengikat hubungan kerja tersebut.

Hubungan antara buruh dengan majikan adalah sebagai berikut:

a. Secara juridis buruh adalah memang bebas, oleh karena prinsip negara kita ialah bahwa tidak seorang pun boleh diperbudak, diperulur atau diperhamba.

b. Secara Sosiologis buruh adalah tidak bebas, sebab sebagai orang yang tidak

mempunyai bekal hidup selain daripada tenaganya itu, ia terpaksa untuk bekerja pada orang lain. Dan majikan inilah yang pada dasarnya menentukan syarat – syarat kerja.37

37

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

Selain itu juga Pengusaha dan Organisasi Pengusaha mempunyai fungsi:

1. Menciptakan kemitraan

2. Mengembangkan usaha

3. Memperluas lapangan kerja

4. Memberikan kesejahteraan pekerja secara terbuka, demokratis dan

berkeadilan.38

Serikat Pekerja juga berhubungan langsung pada pengusaha guna untuk membuat suatu perjanjian kerja atau biasa dikenal dengan PKB. Hal ini sesuai dengan fungsi serikat pekerja pada butir pertama yang mengatakan “Sebagai Pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan Industrial”.

Dalam pembuatan perjanjian kerja bersama sangat perlu adanya kesepakatan bersama antara pengusaha dengan perwakilan pekerja, yang dalam hal ini adalah serikat pekerja/buruh. Karena kedepannya yang menjadi objek hukum adalah berdasarkan dari hasil perjanjian Kerja bersama ini. Untuk pembuatan perjanjian kerja bersama bisa dilihat dalam sekema di bawah ini:

38

Gambar 1: Skema Obyek Hukum dalam hubungan ker ja

Sumber: Asri Asri Wijaya, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar

Grafika , Jakarta, 2009, hlm 41

Dari skema diatas bisa kita lihat bahwa perjanjian kerja bersama sangat penting adanya untuk mencapai kemakmuran bersama, serta terpenuhinnya hak dan kewajiban dari pekerja dan pengusaha. Dan peranan perwakilan pekerja disini sangatlah dibutuhkan untuk menemukan kata sepakat dan tidak merugikan kedua belah pihak di perusahaan tersebut. Serta dari skema tersebut bisa kita lihat hubungan hukum antara serikat pekerja dengan pengusaha dalam pembuatan Perjanjian Kerja. Yang dimana Perjanjian Kerja Bersama merupakan bentuk kesepakatan dari hubungan antara serikat pekerja dengan

Serikat pekerja yang merupakan organisasi dari pekerja, beranggotakan pekerja, dan untuk pekerja. Memiliki hubungan yang sangat berhubungan dengan perusahaan bahkan sangat berpengaruh pada perusahaan yang di tempati

Peraturan perundang – undangan, ketertiban umum dan kesusilaan Tidak boleh bertentangan

Hubungan kerja yang berisi Pengusaha hak dan kewajiban pekerja

Dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama

oleh serikat pekerja tersebut. Dapat kita ketahui perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat mensejahterahkan para pekerjanya. Dan untuk mensejahterahkan itu salah satunya adalah dari suatu perjanjian yang dibuat untuk memenuhi hak dan kewajiban dari pekerja dan perusahaan. Sehingga pekerja bisa nyaman dan tenang dalam bekerja.

Untuk membuat perjanjian itu dilakukan oleh pekerja dan pengusaha, agar tercapai kesepakatan antara keduanya dan disetujui keduanya. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dari hasil isi perjanjian tersebut. Dan dalam pembuatan perjanjian itu tidak mungkin semua pekerja di perusahaan itu ikut dalam pembuatannya. Serikat pekerjalah dalam hal ini yang akan tampil untuk membuat perjanjian antara pekerja dan perusahaan. Serikat pekerja sebagai perwakilan dari seluruh pekerja di perusahaan itulah yang akan menyampaikan seluruh aspirasi dari seluruh pekerja. Dan yang selanjutnya akan dibicarakan di meja pembuatan perjanjian kerja bersama itu. Yang selanjutnya isi perjanjian tersebut akan menjadi Undang – undang bagi pekerja dan pengusaha yang harus di taati. Seperti yang di sebutkan dalam Kitab Undang – undang Hukum Perdata Pasal 1338 yang berbunyi:

Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku (sebagai undang – undang) bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan – alasan yang oleh Undang – undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.39

PT. PAL Indonesia untuk mengenai hubungan hukum antara Serikat Pekerja dengan Pimpinan PT. PAL Indonesia adalah dituangkan dalam bentuk

39

Subekti, Tjitrosudibio, Kitab Undang – undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 2008, hlm 342

Perjanjian Kerja Bersama. Karena Serikat Pekerja berasal dari pekerja dan nantinya hasil hubungan tersebut juga kembali kepada para pekerja, dan tentunya untuk kepentingan kemajuan PT. PAL Indonesia juga. Serta untuk lebih memupuk hubungan dari Serikat Pekerja PT. PAL dengan Perusahaan PT. PAL Indonesia (Persero), setiap 6 bulan sekali Serikat Pekerja mengadakan pertemuan dengan pimpinan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan secara langsung dari keadaan di lapangan khususnya mengenai para pekerja. Karena dari pertemuan ini Serikat pekerja juga akan melaporkan hasil pertemuannya dengan para ketua dari serikat pekerja dari masing – masing

serikat pekerja departemen di PT. PAL Indonesia.40

40

BAB III

FUNGSI SERIK AT PEKERJ A DI P T. PAL INDONESIA

Dokumen terkait