• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman skripsi ini, maka kerangka dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari beberapa sub – sub:

Bab pertama pendahuluan, bab ini merupakan gambaran secara umum dan menyeluruh tentang pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini serta pertanggung jawaban sistematika. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pembaca agar dapat mengetahui secara garis besar pokok permaslahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini.

Bab kedua membahas mengenai bentuk hubungan antara serikat pekerja/ serikat buruh dengan pihak PT. PAL Indonesia (Persero). Bab ini terdiri atas dua sub bab. Sub bab yang pertama membahas mengenai bagaimana bentuk hubungan hukum antara SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) dengan Pekerja. Dan Sub bab yang kedua membahas mengenai Hubungan Hukum SPSI dengan Pihak PT. PAL Indonesia (Persero).

Bab ketiga menguraikan mengenai rumusan masalah yaitu tentang fungsi dari Serikat pekerja/serikat buruh di PT. PAL Indonesia (Persero). Di bab ini juga terdapat enam sub bab yang membahas tentang fungsi serikat pekerja di PT. PAL Indonesia (PERSERO). Sub bab pertama membahas fungsi serikat pekerja sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan industrial. Sub bab kedua membahas fungsi serikat pekerja sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya. Sub bab ketiga membahas fungsi

serikat pekerja sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang – undangan. Sub keempat membahas fungsi serikat pekerja sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya. Sub kelima membahas fungsi serikat pekerja sebagai perencana, pelaksana dan penanggung jawab pemogokan pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Sub keenam membahas fungsi serikat pekerja sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan.

Bab keempat penutup merupakan bagian terakhir dan sebagai penutup dalam penulisan skripsi ini yang berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya dan juga berisikan saran dari permasalahan tersebut. Dengan demikian bab penutup ini merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi ini sekaligus merupakan rangkuman jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini.

BAB II

HUBUNGAN HUKUM ANTARA SERIKAT PEK ERJ A DENGAN

PERUSAHAAN PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

Di suatu Perusahaan atau tempat kerja terdapat beberapa lapisan yang saling berkaitan untuk tujuan yang berbeda. Diantaranya adalah adanya pemilik perusahaan, pekerja dan di tambah dengan adanya suatu wadah organisasi pekerja. Yang digunakan untuk menampung, memperjuangkan hak dan kewajiban pekerja/buruh. Dan sebagai pihak penghubung antara pekerja dengan Pengusaha, Serikat Pekerja juga harus dapat bertindak adil dalam masing – masing pihak. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Maka Serikat Pekerja perlu untuk menjalin hubungan pada para pekerja dengan pengusaha. 2.1 Bentuk Hubungan Hukum antara SPSI dengan Pekerja

Serikat buruh, serikat pekerja, serikat karyawan atau organisasi wadah pegawai di luar kedinasan lainnya memiliki definisi yang sama, yaitu: organisasi yang memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Pendefinisian tersebut ditegaskan didalam Undang – undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, dan undang – undang lainnya yang terkait dengan hubungan industrial, seperti Undang – undangNomor 13 Tahun 2003 dan Undang – undang Nomor 2 Tahun 2004. Undang – undang dimaksudkan merupakan hasil ratifikasi dari konvensi ILO. Namun jika terdapat perbedaan, biasanya terletak pada sejarah terbentuknya masing – masing organisasi.

Didalam penjelasan Undang – undang Nomor 21 tahun 2000 ditegaskan, bahwa : Pekerja/buruh merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya, menjamin kelangsungan perusahaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Sehubungan dengan hal itu, Serikat Pekerja/serikat buruh merupakan sarana untuk memperjuangkan kepentingan pekerja/buruh dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan. Oleh karena itu, pekerja/buruh dan Serikat Pekerja harus memiliki rasa tanggung jawab atas kelangsungan perusahaan dan sebaliknya pengusaha harus memperlakukan pekerja/buruh sebagai mitra sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Untuk pengangkatan dari anggota serikat pekerja ini di sesuaikan dengan Anggaran Dasar dari Serikat Pekerja sendiri. Serikat pekerja dapat berfungsi sebagai penggalang motivasi dan semangat kerja. Keberadaan serikat pekerja bukan hanya berfungsi untuk menciptakan ketentraman dan keamanan kerja diperusahaan, akan tetapi juga menutup pintu bagi anasir luar yang ingin mengganggu perusahaan, baik dalam rangka mencari keuntungan pribadi maupun dalam rangka persaingan antara perusahaan.

Baik secara nasional ataupun internasional, kerjasama dan solidaritas antar sesama pekerja baik secara nasional dan internasional adalah suatu hal yang sangat penting untuk meningkatkan pengaruh yang lebih luas, hal ini memungkinkan pekerja menjadi lebih terwakili dan mempertinggi kekuatan yang efektif dalam menghadapi tekanan. Kerjasama dan solidaritas serikat

pekerja adalah kesempatan untuk pekerja dalam perwakilan kepentingan secara kolektif menjadi satu, satu suara bulat, berbasis pada keyakinan.

Dalam menjalankan Hubungan Industrial masing – masing pelaku mempunyai fungsi:

Untuk pekerja dengan serikat pekerja, memiliki fungsi:

1. Menjalankan pekerjaan sesuai kewajibannya

2. Menjaga ketertiban guna kelangsungan produksi

3. Menyalurkan aspirasi secara demokratis

4. Mengembangkan ketrampilan dan keahlian

5. Memajukan perusahaan

6. Memperjuangkan kesejahteraan anggota dan keluarganya. 35

Dari fungsi pekerja dan serikat pekerja di atas dapat kita ketahui bahwa antara pekerja dengan serikat pekerja memiliki hubungan yang sama untuk tujuan bersama. Apabila kita lihat dari keanggotaan dari serikat pekerja, merupakan berasal dari pekerja di perusahaan itu sendiri. Serta mereka juga memiliki kewajiban untuk memajukan perusahaan yang di tempatinya. Itupun buat kesejahteraan para pekerja, makin maju suatu perusahaan, makin sejahterah pula para pekerja dari perusahaan tersebut. Jadi hubungan antara serikat pekerja dengan pekerja adalah harus saling mendukung, guna untuk memperjuangkan haknya dan untuk kemajuan perusahaan itu sendiri. Semakin maju perusahaan tersebut maka makin sejahterahlah kehidupan para pekerjanya.

Di PT. PAL Indonesia hubungan antara SPSI dengan para pekerja dikira sudah baik dan tidak ada masalah. Karena dari pihak Serikat Pekerja sendiri untuk menjaga hubungan dengan para pekerja Serikat Pekerja selalu mengadakan rapat. Sebagai contoh, serikat pekerja pusat PT PAL biasanya

35

mengadakan pertemuan dengan para pimpinan serikat pekerja dari masing – masing serikat pekerja departemen, setiap 3 bulan sekali. Untuk mengetahui atau menyampaikan keluhan - keluhan dari para pekerja kepada perusahaan. Supaya para pekerja merasa nyaman bekerja di Perusahaan PT. PAL Indonesia (Persero).36

2.2 Bentuk Hubungan Hukum antara SPSI dengan PT. PAL INDONESIA (Persero) Sistem hubungan perburuhan terdiri atas tiga bagian para pekerja, manajemen, dan serikat pekerja. Pemerintah mempengaruhi interaksi diantara ketiganya. Para pekerja dapat terdiri dari manajer atau anggota serikat buruh, dan sebagian anggota serikat pekerja adalah bagian dari sistem manajemen serikat pekerja (pemimpin serikat pekerja lokal). Setiap hubungan yang terjadi di antara ketiganya diatur oleh perundang – undangan tertentu. Masing – masing pihak dalam model hubungan perburuhan diatas biasanya mempunyai tujuan yang berbeda. Para pekerja lebih mementingkan perbaikan kondisi kerja, upah, dan kesempatan – kesempatan pengembangan karir. Manajemen mempunyai tujuan organisasi secara menyeluruh (misalnya, meningkatkan keuntungan, pangsa pasar, dan tingkat pertumbuhan) dan juga berusaha melestarikan hak – hak prerogatif manajerial untuk mengatur tenaga kerja dan mencapai tujuan – tujuan pribadi para manajer (seperti promosi atau prestasi). Pemerintah berkepentingan dalam menciptakan kondisi ekonomi yang setabil dan sehat, perlindungan hak – hak pribadi, dan keamanan serta keadilan dalam melaksanakan pekerjaan.

36

Hubungan kerja adalah hubungan (hukum) antara pengusaha dengan dengan pekerja/buruh (karyawan) berdasarkan Perjanjian Kerja. Dengan demikian, hubungan kerja tersebut adalah merupakan sesuatu yang abstrak, sedangkan perjanjian kerja adalah sesuatu yang konkrit, nyata. Dengan adanya perjanjian kerja, maka akan lahir perikatan. Dengan perkataan lain, perikatan yang lahir karena adanya perjanjian kerja inilah yang merupakan hubungan kerja. Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, unsur-unsurhubungan kerja terdiri dari adanya pekerjaan, adanya perintah dan adanya upah (Pasal 1 angka 15 UUK). Sedangkan hubungan bisnis adalah hubungan yang didasarkan pada hubungan kemitraan atau hubungan keperdataan (bugerlijke maatschap, partnership agreement.

Adanya hubungan antara pekerja dengan pengusaha atau pemilik perusahaan sangatlah diperlukan, untuk menjaga keharmonisan dalam tempat kerja tersebut. Sehingga bisa tercipta suasana yang kondusif, terakui dan kenyamanan dalam bekerja. Suatu hubungan akan timbul / terjadi apabila adanya suatu kesepakatan diantara kedua pihak yang akan dibuat sebagai alat pengikat hubungan kerja tersebut.

Hubungan antara buruh dengan majikan adalah sebagai berikut:

a. Secara juridis buruh adalah memang bebas, oleh karena prinsip negara kita ialah bahwa tidak seorang pun boleh diperbudak, diperulur atau diperhamba.

b. Secara Sosiologis buruh adalah tidak bebas, sebab sebagai orang yang tidak

mempunyai bekal hidup selain daripada tenaganya itu, ia terpaksa untuk bekerja pada orang lain. Dan majikan inilah yang pada dasarnya menentukan syarat – syarat kerja.37

37

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

Selain itu juga Pengusaha dan Organisasi Pengusaha mempunyai fungsi:

1. Menciptakan kemitraan

2. Mengembangkan usaha

3. Memperluas lapangan kerja

4. Memberikan kesejahteraan pekerja secara terbuka, demokratis dan

berkeadilan.38

Serikat Pekerja juga berhubungan langsung pada pengusaha guna untuk membuat suatu perjanjian kerja atau biasa dikenal dengan PKB. Hal ini sesuai dengan fungsi serikat pekerja pada butir pertama yang mengatakan “Sebagai Pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan Industrial”.

Dalam pembuatan perjanjian kerja bersama sangat perlu adanya kesepakatan bersama antara pengusaha dengan perwakilan pekerja, yang dalam hal ini adalah serikat pekerja/buruh. Karena kedepannya yang menjadi objek hukum adalah berdasarkan dari hasil perjanjian Kerja bersama ini. Untuk pembuatan perjanjian kerja bersama bisa dilihat dalam sekema di bawah ini:

38

Gambar 1: Skema Obyek Hukum dalam hubungan ker ja

Sumber: Asri Asri Wijaya, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar

Grafika , Jakarta, 2009, hlm 41

Dari skema diatas bisa kita lihat bahwa perjanjian kerja bersama sangat penting adanya untuk mencapai kemakmuran bersama, serta terpenuhinnya hak dan kewajiban dari pekerja dan pengusaha. Dan peranan perwakilan pekerja disini sangatlah dibutuhkan untuk menemukan kata sepakat dan tidak merugikan kedua belah pihak di perusahaan tersebut. Serta dari skema tersebut bisa kita lihat hubungan hukum antara serikat pekerja dengan pengusaha dalam pembuatan Perjanjian Kerja. Yang dimana Perjanjian Kerja Bersama merupakan bentuk kesepakatan dari hubungan antara serikat pekerja dengan

Serikat pekerja yang merupakan organisasi dari pekerja, beranggotakan pekerja, dan untuk pekerja. Memiliki hubungan yang sangat berhubungan dengan perusahaan bahkan sangat berpengaruh pada perusahaan yang di tempati

Peraturan perundang – undangan, ketertiban umum dan kesusilaan Tidak boleh bertentangan

Hubungan kerja yang berisi Pengusaha hak dan kewajiban pekerja

Dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama

oleh serikat pekerja tersebut. Dapat kita ketahui perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat mensejahterahkan para pekerjanya. Dan untuk mensejahterahkan itu salah satunya adalah dari suatu perjanjian yang dibuat untuk memenuhi hak dan kewajiban dari pekerja dan perusahaan. Sehingga pekerja bisa nyaman dan tenang dalam bekerja.

Untuk membuat perjanjian itu dilakukan oleh pekerja dan pengusaha, agar tercapai kesepakatan antara keduanya dan disetujui keduanya. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dari hasil isi perjanjian tersebut. Dan dalam pembuatan perjanjian itu tidak mungkin semua pekerja di perusahaan itu ikut dalam pembuatannya. Serikat pekerjalah dalam hal ini yang akan tampil untuk membuat perjanjian antara pekerja dan perusahaan. Serikat pekerja sebagai perwakilan dari seluruh pekerja di perusahaan itulah yang akan menyampaikan seluruh aspirasi dari seluruh pekerja. Dan yang selanjutnya akan dibicarakan di meja pembuatan perjanjian kerja bersama itu. Yang selanjutnya isi perjanjian tersebut akan menjadi Undang – undang bagi pekerja dan pengusaha yang harus di taati. Seperti yang di sebutkan dalam Kitab Undang – undang Hukum Perdata Pasal 1338 yang berbunyi:

Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku (sebagai undang – undang) bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan – alasan yang oleh Undang – undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.39

PT. PAL Indonesia untuk mengenai hubungan hukum antara Serikat Pekerja dengan Pimpinan PT. PAL Indonesia adalah dituangkan dalam bentuk

39

Subekti, Tjitrosudibio, Kitab Undang – undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 2008, hlm 342

Perjanjian Kerja Bersama. Karena Serikat Pekerja berasal dari pekerja dan nantinya hasil hubungan tersebut juga kembali kepada para pekerja, dan tentunya untuk kepentingan kemajuan PT. PAL Indonesia juga. Serta untuk lebih memupuk hubungan dari Serikat Pekerja PT. PAL dengan Perusahaan PT. PAL Indonesia (Persero), setiap 6 bulan sekali Serikat Pekerja mengadakan pertemuan dengan pimpinan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan secara langsung dari keadaan di lapangan khususnya mengenai para pekerja. Karena dari pertemuan ini Serikat pekerja juga akan melaporkan hasil pertemuannya dengan para ketua dari serikat pekerja dari masing – masing

serikat pekerja departemen di PT. PAL Indonesia.40

40

BAB III

FUNGSI SERIK AT PEKERJ A DI P T. PAL INDONESIA

(PERSERO)

Di PT. PAL Indonesia (Persero) juga memiliki pekerja – pekerja yang ahli dalam bidangnya. Selain itu juga di PT. PAL Indonesia (Persero) juga terdapat organisasi pekerja, atau biasa juga disebut dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Di PT. PAL Indonesia (Persero) Serikat Pekerja lahir atau berdiri pada 30 Mei 2000 yang bertempat di PT. PAL Indonesia (Persero). Yang sekarang di ketuai oleh Bapak Yuniarto Leksana.

Gambar 2: Sk r etar iat SP PT. PAL Indonesia (Per ser o)

Sumber: PT. PAL Indonesia (Persero)

Serikat Pekerja yang kita ketahui merupakan wadah organisasi para pekerja untuk memperjuangkan hak dan kewajibannya serta memajukan perusahaan yang di tempati bekerja para pekerja/buruh tersebut. Serikat Pekerja/buruh itu sendiri memiliki azas, sifat dan tujuan yang sudah di atur di Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Buruh.

Fungsi Serikat Pekerja tertuang dalam Pasal 4 ayat 2 Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Buruh, yaitu:

a. Sebagai Pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan Industrial.

b. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang

ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya.

c. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan

berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

d. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan

kepentingan anggotanya.

e. Sebagai perencana, pelaksana dan penanggung jawab pemogokan

pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

f. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di

perusahaan.

Sesuai dengan pasal 102 Undang – Undang Tenaga Kerja 2003, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.

Adapun hasil penelitian yang akan dibahas oleh penulis, yang berdasarkan dari hasil penelitian di PT. PAL Indonesia (Persero). Penulis akan membahas mengenai fungsi dari serikat pekerja yang ada 6 poin. Pembahasan dari fungsi serikat pekerja itu penulis sesuaikan dengan keadaan yang ada di PT. PAL Indonesia (Persero). Dan data yang di dapat berasal dari wawancara dan kuisener dengan para pekerja di PT. PAL Indonesia.

Di PT. PAL Indonesia terdapat beberapa divisi dan dari beberapa divisi itu membawahi beberapa departemen. Serta di PT. PAL Indonesia memiliki

1500 pekerja di semua bagian.41 Dan dari semua pekerja penulis mengambil sempel 10 orang untuk mendapatkan rata – rata lamanya para pekerja yang bekerja di PT. PAL Indonesia sampai dengan tahun 2012 ini.

Tabel 1 : Lama Pek er ja Bek er ja di PT. PAL Indonesia

Lama J umlah Beker ja Angka % 1 Tahun 1 10 % > 5 Tahun 3 30 % > 10 Tahun 6 60 % Total 10 100 %

Sumber : Kuisener di PT. PAL Indonesia (Persero)

Dari Tabel di atas pekerja yang ada di PT PAL lebih dari 50% sudah bekerja lebih dari 10 Tahun. Bahkan dari informasi ada yang sudah mencapai 25 Tahun bekerja di PT. PAL Indonesia (Persero). Dengan usia bekerja yang sudah lama dan pastinya pengalaman kerja yang banyak baik didalam maupun di luar daerah bahkan luar negeri, sudah pasti kualitas kerja juga sangat baik. Dengan kualitas pekerja yang baik dan didukung peralatan yang canggih, PT. PAL Indonesia merupakan perusahaan yang mampu bersaing di tingkat Nasional bahkan Internasional di bidang perkapalan.

Kualitas perusahaan yang mampu bersaing di tingkat Internasional merupakan suatu kebanggan bagi negara. Di balik suksesnya suatu perusahaan juga terdapat komponen pendukung. Yaitu diantaranya adalah pemimpin yang baik dan berkualitas, pekerja yang berkualitas juga serta organisasi pekerja yang membantu dan saling mendukung antara satu dengan yang lain.

41

Dan dari semua komponen tersebut Serikat Pekerja juga sangat dibutuhkan karena bisa disebut juga sebagai penyalur antara pekerja dengan pimpinan. Dari fungsi serikat pekerja yang telah disebutkan diatas, dibawah ini akan dibahas mengenai fungsi Serikat Pekerja yang ada di PT. PAL Indonesia (Persero).

3.1 Sebagai Pihak Dalam Pembuatan Per janjian Ker ja Ber sama Dan Penyelesaian Per selisihan Industr ial

Fungsi Serikat Pekerja yang pertama adalah sebagai pihak pembuat perjanjian kerja bersama serta perselisihan Industrial. Perjanjian kerja bersama merupakan hasil kesepakatan kerja, baik hak dan kewajiban dari perkerja serta pengusaha. Yang dibuat dan disetujui oleh pengusaha dan pewakilan pekerja, yaitu Serikat Pekerja. Istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ada setelah di buatnya Undang – undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja. Yang dimaksudkan untuk menggantikan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB).

Sentanoe Kertonegoro, menganggap KKB tidak sama dengan PKB, yaitu:

Perjanjian Kerja Bersama adalah:

1. Dasar dari individualisme dan liberalisme (free fight liberalisme)

berpandangan bahwa antara pekerja dan pengusaha adalah dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda dalam perusahaan.

2. Mereka bebas melakukan perundingan dan membuat perjanjian tanpa campur

tangan pihak lain.

3. Dibuat melalui perundingan yang bersifat tawar – menawar (bargaining) masing – masing pihak akan berusaha memperkuat kekuatan tawar – menawar, bahkan dengan menggunakan senjata mogok dan penutupan perusahaan.

4. Hasilnya adalah perjanjian yang merupakan keseimbangan dari kekuatan tawar – menawar.42

Kesepakatan Kerja Bersama adalah:

1. Dasar adalah hubungan industrial Pancasila berpandangan bahwa antara

pekerja dan pengusaha terdapat hubungan yang bersifat kekeluargaan dan gotong - royong.

2. Mereka bebas melakukan perundingan dan memuat perjanjian asal saja, tetapi

memperhatikan kepentingan yang lebih luas, yaitu masyarakat, bangsa dan negara.

3. Dibuat melalui musyawarah untuk mufakat, tidak melalui kekuatan tawar – menawar, tetapi yang diperlukan sifat yang keterbukaan, kejujuran, dan pemahaman terhadap kepentingan semua pihak. Kehadiran serikat pekerja dalam rangka meningkatkan kerja sama dan tanggung jawab bersama.

4. Hasilnya adalah suatu kesepakatan yang merupakan titik optimal yang bisa dicapai menurut kondisi yang ada, dengan memperhatikan kepentingan semua pihak.43

Untuk pelaksanaan dari pemenuhan hak dan kewajiban bagi kesejahteraan pekerja, PT. PAL berpedoman dari hasil rapat pembuatan Perjanjian Kerja Bersama.Semua yang berhubungan dengan hak dan kewajiban pekerja, mulai dari upah kerja, penghargaan dan yang lainnya. Begitu pula untuk penyelesaian dari maslah yang ada. PT. PAL berusaha untuk penyelesaiannya dilakukan melalui Lembaga Kerja Sama Bipartit. Seperti yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama:

“ Dalam rangka untuk membina hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan, Pengusaha dan pekerja atau Serikat Pekerja(SP PAL) wajib mengutamakan penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara bipartit sesuai dengan ketentuan undang – undang No. 02 tahun 2004 tentang

penyelesaihan Hubungan Industrial.44

42

Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta, 2009,

hlm 92-93

43

Ibid 44

Perjanjian Kerja Bersama antara PT.PAL Indonesia (Persero) 2010, Pasal 95 tentang penyelesaihan perselisihan Hubungan Industrial, Hlm 27

Untuk permasalahan Industrial seperti demo atau pemogokan kerja, di PT. PAL Indonesia untuk penyelesaiaan masalahnya diusahakan dengan cara musyawarah atau biasa disebut bipatrid. Dengan Serikat Pekerja selalu mengikuti, memfasilitasi para pekerja untuk melakukan penyampaian aspirasinya tersebut. Supaya tidak terjadi anarkis dan sebagai pihak untuk melakukan dialog dengan pimpinan perusahaan guna untuk pemenuhan tuntutan dari pekerja.

3.2 Sebagai Wakil Peker ja/Bur uh Dalam Lemb aga Ker ja Sama Dibidang Ketenagaker jaan Sesuai Dengan Tingkatannya

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa serikat pekerja merupakan perwakilan dari seluruh pekerja, suatu perusahaan. Yang membawa kewajiban

Dokumen terkait