Sebuah teks multimodal disusun oleh lebih dari satu sumber semiotik.
Sumber semiotik dalam penelitian ini adalah tanda verbal dan tanda visual yang
diwujudkan dalam bentuk teks verbal dan teks visual dalam teks multimodal
mangayun. Kedua model teks ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lain
dalam menciptakan makna. Hal ini diwujudkan melalui hubungan-hubungan yang
saling menjelaskan, melengkapi, dan hubungan sebab akibat. Hubungan
inter-semiotik logis antara teks verbal dan teks visual dalam menyampaikan makna
dalam teks multimodal mangayun menunjukkan bahwa teks verbal yang
menciptakan makna sehingga membutuhkan teks visual, seperti pada teks
multimodal mangayun.
1. Hubungan repeating/pengulangan
Hubungan repeating/pengulangan yaitu teks verbal dan visual berkali-kali
diulang (temporal/time). Teks verbal diayun ho amang diayun, dianggun dibue-
bue, ho do amang si ubat lungun, jadima ho anak na soleh, sareto mandok syukur tu Tuhan, malum nyae sombu lungun, horas torkis markahirasan, tutup doa allohumma amin, sian sude koum na markunjung, jadima ho anak namukmin, cita-cita nian marujung berulang-ulang diucapkan begitu juga dengan visual yang
berulang-ulang juga, kemudian teks verbal diatas merupakan proses action yang
menyangkut kegiatan fisik sama halnya dalam visual memperlihatkan kegiatan
fisik seperti sentuhan atau dorongan ketika mengayun anak. Hubungan repeating
ini menyampaikan makna dan memberi penegasan dari teks verbal dan visual
bahwa acara ini adalah upacara mangayun. Selain itu, dengan hubungan reapeting
ini menunjukkan bahwa teks verbal dan visual inilah yang menjadi inti dari upacara
Misalnya;
Teks verbal Teks visual
diayun ho
amang diayun
dianggun dibue-bue
2. Hubungan Comparative/perbandingan
Hubungan comparative, yaitu hubungan perbandingan antara teks verbal
dan visual pada tingkatan umum dan abstraksi. Teks mangayun ini memiliki
empat teks yang berhubungan dengan perbandingan, yaitu jadima ho anak na
soleh dijelaskan melalui proses classifical dan visual ayah memakai peci, artinya
teks verbal memiliki perbandingan umum bahwa anak yang soleh ditandai dengan
petanda peci. Kemudian riang sude koum namarkunjung merupakan proses
tindakan (action) dan visual lambaian tangan ibu. Artinya teks verbal memiliki
perbandingan umum bahwa tindakan yang dilakukan oleh ibu (aktor) merupakan
kagiatan yang menyangkut fisik yaitu lambaian tangan. Ringgas mangarejohon
sumbayang adalah proses tindakan (action) dan visual ayah memakai peci,
hubungan perbandingan abstaksi. Artinya proses tindakan pada ringgas
mangarejohon sumbayang direpresentasikan berdasarkan arti rajin mengerjakan
sholat dengan petanda peci yang dipakai ayah. Selanjutnya, sude hamu si oban
dame merupakan proses action, hamu adalah anak yang diayun sekaligus menjadi
aktor dan dame sebagai gol, ini juga diperlihatkan pada visual bahwa keluarga
sangat bahagia kehadiran anak yang diayun sebagai anak yang ditunggu-tunggu
kelahirannya. Artinya hubungan ini adalah hubungan perbandingan umum.
Makna yang ingin disampaikan teks verbal dan visual ini adalah kebahagiaan
keluarga dan kaum kerabat atas kehadiran anak yang diayun dan sekaligus
harapan agar anak menjadi anak yang soleh.
Misalnya;
Teks verbal Teks visual
Jadima ho anak na soleh
Ringgas mangarejohon sumbayang
3. Hubungan Additive
Hubungan additive dalam teks verbal dan visual pada teks multimodal
mangayun terdiri atas anggunan na marbunga-bunga da amang, diayun ho, patidahon holong ni ama ina, maroban sangap, sholawat salam tu Rasululloh, marlagut kahanggi anakboru mora da amang, sapangido anso ho anak paragama, marlagut koum sisolkot. Hubungan ini menunjukkan bahwa teks
verbal dan teks visual saling melengkapi dalam menyampaikan makna. Artinya
dalam hubungan ini, teks verbal menyampaikan makna melalui partisipan dan
proses yang kemudian dilengkapi oleh visual melalui gambar sehingga makna
dapat dimengerti. Teks verbal anggunan na marbunga-bunga da amang
disampaikan dengan partisipan berupa thing yaitu anggunan yang kemudian
dilengkapi oleh visual dengan gambar ayunan, hal ini menjelaskan teks verbal
tersebut dengan menunjukkan pada visual apa yang dimaksudkan teks verbal
sehingga dapat dipahami. Kemudian teks verbal diayun ho menyampaikan makna
denga proses yang dilengkapi dengan visual. Artinya dengan teks verbal diayun
ho diperlihatkan pada visual gambar dorongan ke ayunan yang berarti mengayun
anak. Patidahon holong ni ama ina menyampaikan makna melalui proses
sehingga dapat dimengerti, artinya ketika teks verbal patidahon holong ni ama
ina direalisasikan dalam visual dengan belaian kasih sayang ayah dan ibu.
Makna teks maroban sangap disampaikan melalui proses yang
direalisasikan dengan visual yaitu jabatan tangan ucapan selamat, artinya teks
verbal dilengkapi oleh visual yang memberikan pemahaman makna teks. Teks
verbal sholawat salam tu Rasululloh dengan visual ibu menunduk seolah-olah
verbal dan visual. Kemudian teks verbal sagala koum mandoahon hamunu
dengan visual kehadiran tamu-tamu memberi penjelasan melalui proses. Artinya
dengan teks verbal sagala koum mandoahon dengan kehadiran tamu yang secara
langsung ingin mendoakan anak yang diayun sehingga ketika teks perbal hadir
dengan visual memberi pemahaman makna dari keduanya. Marlagut kahanggi
anakboru mora da amang dengan visual memperlihatkan kahanggi, memberi
pemahaman utuh pada teks verbal dan visual. Sapangido anso ho anak
paragama dengan visual ayah yang memakai baju koko memberi pengertian
terhadap makna teks verbal dan visual. Marlagut koum sisolkot dijelaskan dengan
proses yang memberi pemahaman terhadap teks verbal dan visual. Artinya kedua
teks saling melengkapi dalam menyampaikan makna. Makna yang ingin
disampaikan teks verbal dan visual pada hubungan additive ini adalah
kebahagiaan keluarga dan kaum kerabat atas upacara mangayun anak dan harapan
keluarga agar anak menjadi anak yang beragama dan menyayangi keluarganya
Misalnya;
Teks verbal Teks visual
Anggunan na marbunga-bunga
Patidahon holong ni ama ina
Sagala koum mandoahon hamunu
4. Hubungan Consequential
a. Consequential; consequence dengan efek yang dapat dipastikan dimiliki teks
verbal dan visual. Teks verbal Simbor ma ho amang laho magodang yang
direpresentasikan oleh visual dengan efek yang sudah dipastikan yaitu
sentuhan ayah kepada anak yang diayun, ho do jagar-jagar ni ama ina da
amang direpresentasikan oleh visual dengan efek yang sudah dipastikan yaitu
anak yang diayun, mayam-mayam ni si mangido direpresentasikan oleh visual
dengan efek yang sudah dipastikan yaitu anak, ida ho amang sude on ancogot
da amang direpresentasikan oleh visual dengan efek yang sudah dipastikan
visual dengan efek yang sudah dipastikan yaitu acara mangayun, nazar ni
ama ina dipalalu direpresentasikan oleh visual dengan efek yang sudah
dipastikan yaitu acara mangayun, malum nyae direpresentasikan oleh visual
dengan efek yang sudah dipastikan yaitu anak yang sehat.
Misalnya consequential; concequence
Teks verbal Teks visual
Mayam-mayam ni si mangido
Nazar ni ama ina dipalalu
Ho do jagar-jagar ni ama ina
Simbor ma ho amang laho magodang
b. Concequential; contingency adalah hubungan yang mengacu pada efek yang
tidak pasti, artinya teks verbal memiliki efek dan teks visual tidak, atau
sebaliknya tidak ada hubungan yang pasti antara keduanya. Teks verbal; nauli
bulung riang mangayun tidak ada hubungan yang mengacu pada efek yang
pasti pada visual, karena dalam visual anak diayun oleh ayah, ibu dan
kahanggi bukan seperti yang ada pada teks verbal nauli bulung. Horas torkis ama ina magabe tidak ada hubungan yang mengacu pada efek yang pasti pada
visual. Tu anak sangape boru tidak ada hubungan yang mengacu pada efek
yang pasti pada visual, karena dalam visual kedua anak yang diayun berjenis
kelamin laki-laki. Kemudian teks verbal simbur ma ho amang laho magodang
tidak ada hubungan yang mengacu pada efek yang pasti pada visual. Teks
verbal peng-peng muse laho matua tidak ada hubungan yang mengacu pada
efek yang pasti pada visual. Teks verbal na sian jae sian julu tidak ada
hubungan yang mengacu pada efek yang pasti pada visual, karena dalam
visual tidak diperlihatkan dari mana asal kaum kerabat yang hadir. Teks
verbal ho do udut ni tangan na pondok tidak ada hubungan yang mengacu
pada efek yang pasti pada visual. Teks verbal tamba ni gogo na so sadia tidak
ada hubungan yang mengacu pada efek yang pasti pada visual. Teks verbal
nadung lan on ulang gabe lotok tidak ada hubungan yang mengacu pada efek
yang pasti pada visual. Teks verbal bege tondimu aso matogu tidak ada
hubungan yang mengacu pada efek yang pasti pada visual, muda dung
maginjang magodang tidak ada hubungan yang mengacu pada efek yang pasti
pada visual, ma gogo ho marsipoda, haru sibukku merjeng marnyiang tidak
manjalaki na suada tidak ada hubungan yang mengacu pada efek yang pasti
pada visual, poken di Aek Nabara tidak ada hubungan yang mengacu pada
efek yang pasti pada visual, Hadungdung tu si Pagabu tidak ada hubungan
yang mengacu pada efek yang pasti pada visual, dao nian sagala mara
bahaya tidak ada hubungan yang mengacu pada efek yang pasti pada visual, horas ma tondi madingin tidak ada hubungan yang mengacu pada efek yang
pasti pada visual, jana sayur matua bulung tidak ada hubungan yang mengacu
pada efek yang pasti pada visual. Makna yang ingin disampaikan teks verbal
dan visual pada hubungan consequential ini adalah kebahagiaan keluarga dan
kaum kerabat atas upacara mangayun anak dan harapan keluarga agar anak
menjadi anak yang beragama, tercapai semua cita-cita dan menyayangi
Misalnya;
Teks verbal Teks visual
Nauli bulung riang mangayun
Horas torkis ama ina magabe
Tu anak sang ape boru
Peng-peng laho matua
Bege tondi mu aso ma togu
Muda dung manginjang
106 BAB V