• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Kerangka Teori

6.1 Hubungan Internasional

Sejak abad kedelapanbelas hubungan antarnegara disebut hubungan internasional. Dunia negara pada dasarnya merupakan dunia wilayah: ini merupakan cara dalam mengatur secara politis wilayah berpenduduk dunia, suatu jenis tertentu organisasi politik wilayah yang berdasarkan pada sejumlah besar pemerintahan yang berbeda yang secara hukum merdeka satu sama lain. Sebagian besar negara mungkin bersahabat, tidak mengancam dan mencintai perdamaian. Tetapi, sebagian kecil negara mungkin bermusuhan dan agresif, dan tidak ada pemerintahan dunia yang mencegah mereka. 7

Urusan dunia yang menjadi semakin penting menimbulkan keinginan terciptanya suatu pengetahuan yang dapat lebih diandalkan menganai bagaimana caranya bangsa-bangsa di dunia ini saling mengadakan hubungan. Dalam usaha untuk mewujudkan hubungan tersebut maka kemajuan teori memainkan peranan kunci untuk menunjang pengetahuan yang lebih dapat diandalkan.8 Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.9

Kejasama internasional bukan saja dilakukan antarnegara secara individual tetapi juga dilakukan antarnegara yang bernaung dalam organisasi atau lembaga internasional. Mengenai kerjasama internasional Koesnadi Kartasasmita mengatakan bahwa kerjasama internasional merupakan suatu keharusan sebagai

7 Robert Jackson & Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, hal 3.

8R. Soeprapto, Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi, dan Perilaku, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997, hal. 39.

akibat adanya hubungan interdependensi dan bertambah kompleksitas kehidupan menusia dalam masyarakat internasional.10

Perkembangan situasi hubungan internasional ditandai dengan berbagai kerjasama internasional dan berkembangnya berbagai aspek diantaranya rasionalisme ekonomi di berbagai kawasan yang telah membawa oengaruh semakin besarnya persoalan sosial ekonomi yang lebih menyita perhatian negara-negara dunia melalui kerjasama internasional. Negara-negara-negara di dunia semakin memperkuat posisi saling ketergantungan secara global yag semakin nyata dengan titik beratnya adalah upaya meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa yang dilandasi prinsip saling percaya, menghargai dan menghormati. Kerjasama dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, budaya dan keamanan dijalin oleh suatu negara dengan satu atau lebih negara lainnya.

Perkembangan yang pesat dalam hubungan luar negeri yang paling penting adalah kerjasama internasional yang dirumuskan dalam bentuk perjanjuan. Setiap perjanjian internasional yang dilaksanakan akan mengikat suatu negara yang menyatakan terikat ke dalamnya melalui suatu peraturan perundang-undangan nasional. Adanya implementasi suatu perjanjian internasional pada perundang-undangan nasional dimaksudkan agar suatu perjanjian internasional dapat dilaksanakan dalam suatu negara.

Menurut Kalevo Jaakko Holsti, kerjasama internasional dapat didefenisikan sebagai berikut:11

a. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan saling bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi oleh semua pihak sekaligus.

10

Koesnadi Kartasasmita, Administrasi Internasional, Bandung: Lembaga Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, 1977, hal. 19.

11 K.J Holsti,

Politik Internasional, Kerangka untuk Analisis, Jilid II, Terjemehan M. Tahrir Azhari, Jakarta: Erlangga, 1988, hal. 652.

b. Pandangan atau harapan dari suatu negara bahwa kebijakan yang diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara itu untuk mencapai kepentingan dan nilai-nilainya.

c. Persetujuan atau masalah-masalah tertentu antara dua negara atau lebih dalam rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau benturan kepentingan

d. Aturan resmi atau tidak remi mengenai transaksi di masa depan yang dilakukan untuk melaksanakan persetujuan

e. Transaksi anatara negara untuk memenuhi persetujuan mereka.

Defenisi Schwarzenberger menyatakan bahwa ilmu hubungan internasional adalah bagian dari sosiologi yang khusus mempelajari masyarakat internasional. Ilmu hubungan internasional dalam arti sempit mengatakan bahwa ilmu hubungan internasional sebagai subjek akademis terutama memperhatikan hubungan politik antar-bangsa. Defenisi ini memberi tekanan pada aspek hubungan politik karena dipandang perlu untuk memberi arti yang lebih luas mengenai hubungan antarnegara. Jadi hubungan internasional dalam arti umum tidak hanya mencakup unsur politik tetapi juga unsur-unsur ekonomi, sosial, kultural, dan sebagainya, seperti misalnya dalam hal perpindahan penduduk, perpindahan ide-ide dari suatu negara ke negara melalui imigrasi, pariwisata, atau pertukaran kebudayaan (cultural-exchange).12

Charles McClelland mendefenisikan hubungan internasional sebagai suatu studi mengenai semua bentuk pertukaran, transaksi, hubungan, arus informasi, serta berbagai respon perilaku yang muncul diantara dan antarmasyarakat yag terorganisir secara terpisah termasuk komponen-komponennya. Sprout & Sprout menyatakan bahwa studi hubungan internasional membahas mengenai aktor-aktor (negara, pemerintah, pemimpin, diplomat, masyarakat) yang bertujuan mencapai maksud-maksud tertentu (sasaran, tujuan, harapan) dengan menggunakan

sarana (seperti diplomasi, pemaksaan, persuasi) yang dikaitan dengan power atau kapabilitasnya.13

Hubungan internasional pada dasarnya adalah merupakan studi tentang interaksi antaraktor atau kesatuan sosial tertentu termasuk segala sesuatu di seputar interkasi dan interkasi tersebut berlangsung dalam suatu sistem internasional. Disebabkan oleh adanya hubungan antar dua atau lebih pelaku terjadilah interaksi, selama terjadinya interaksi tersebut timbulah berbagai aktivitas yang saling mempengaruhi. 14 Dalam membahas interaksi antar negara, J.Frankel mengatakan ada dua tipe hubungan ekstrim yaitu (1) konflik dan (2) kerjasama, sedangkan situasi yang jatuh diantara dua tipe yang ekstrim itu disebut (3) persaingan. 15

Kepentingan nasional merupakan konsep yang inti dalam kajian masalah internasional selama negara-bangsa (nation-state) masih merupakan aktor hubungan internasional yang dominan. K.J. Holsti mengidentifikasikan kepentingan nasional kedalam tiga klasifikasi, yaitu: (1) core values atau sesuatu yang dianggap paling vital bagi negara dan menyangkut eksistensi suatu negara; (2) middle-range objectives, biasanya menyangkut kebutuhan memperbaiki derajat perekonomian; (3) long-range goals, merupakan sesuatu yang bersifat idela , misalnya keinginan unutk mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia. Donald E. Nuechterlin menyebutkan empat jenis kepentingan nasional:

1. Kepentingan pertahanan, diantaranya menyangkut kepentingan untuk melindungi warga negaranya serta wilayah dan sistem politiknya dari ancaman negara lain;

2. Kepentingan ekonomi, yakni kepentingan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara melalui hubungan ekonomi dengan negara lain;

13Umar Suryadi Bakry, Pengantar Hubungan Internasional, Bekasi: Jayabaya University Press, 1999, hal. 3 14 R.Soeprapto, op.cit., hal 155.

3. Kepentingan tata internasional, yakni kepentingan untuk mewujudkan atau mempertahankan sistem politik dan ekonomi internasional yang menguntungkan bagi negaranya;

4. Kepentingan idiologi, yaitu kepentingan untuk mempertahankan atau melindungi idiologi negaranya dari ancaman idiologi negara lain.

Tujuan utama suatu negara melakukan kerjasama internasional adalah untuk memenuhi kepentingan nasionalnya yang tidak dimiliki di dalam negeri. Untuk itu, negara yang memiliki kebutuhan nasional tersebut memperjuangkan kepentingan nasionalnya di luar negeri. Untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya yang tidak dapat dipenuhinya dapat melakukan kerjasama dengan negara lain. Negara yang memenuhi kebutuhan negara yang tidak dapat memenuhi negara tersebut kemudian juga dapat memanfaatkan kebutuhan yang tidak ada dalam negaranya ke negara lain.

Kerjasama internasional dilakukan sekurang-kurangnya memiliki dua syarat utama, yaitu, pertama, adanya keharusan untuk menghargai kepentingan nasional masing-masing anggota terlibat. Tanpa adanya penghargaan tidak mungkin dapat dicapai suatu kerjasama seperti yang diharapkan semula. Kedua, adanya keputusan bersama dalam mengatasi setiap persoalan yang timbul. Untuk mencapai keputusan bersama diperlukan komunikasi dan konsultasi secara berkesinambungan. Frekuensi komunikasi dan konsultasi harus lebih tinggi dari pada komitmen.

Konsep hubungan internasional lain yang dianggap penting oleh pakar hubungan internasional adalah kekuasaan (power). K.J. Holsti mengartikan power sebagai kemampuan umum suatu negara untuk menguasai atau mengawasi perilaku negara lain. Dalam konsep Holsti unsur pokok power adalah pengaruh (influence) dan kapabilitas (capability). Unsur pengaruh diperlukan sebagai perangkat untuk mencapai atau mempertahankan tujuan, sedangkan kapabilitas merupakan kekuatan fisik atau mental yang digunakan sebagai perangkat

pendesak untuk membujuk, mengacam, atau memberikan sanksi kepada negara lain.16

Columbis & Wolfe juga setuju bahwa power merujuk ada “apa saja” yang bisa menciptakan dan mempertahankan pengendalian aktor (negara) A terhadap aktor (negara) B. Negara yang kuat akan memiliki power yang lebih besar untuk mempengaruhi dan mengendalikan tindakan negara B sesuai dengan keinginan negara A.17

Menurut Morgenthau dalam Politik Antar Bangsa, elemen-elemen yang menentukan power suatu negara adalah sebagai berikut:

Dengan adanya power, negara yang bergantung terhadap negara lainnya akan semakin gampang dikendalikan dan dikuasai. Walaupun power bersifat eksplisit namun pengaruhnya sangat besar dalam hubungan internasional.

18

1. Letak Geografis

Faktor geografis merupakan fator yang paling stabil dimana tergantungnya power suatu negara. lokasi suatu negara secara geografis merupakan faktor fundamental yang mempunyai kepentingan permanen, terutama dalam menentuka politik luar negeri suatu bangsa.

2. Sumber Daya Alam

Pengaruh power suatu negara dalam hubungannya dalam bangsa lain adalah sumber daya alam. Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri atau kekurangan akan sumber daya alam merupakan faktor yang relatif stabil dalam kekuasaan nasional

3. Kapasitas industri

16 Umar Suryadi Bakry, op,cit., hal 64. 17 Ibid., hal 65

18 Hans J. Morgenthau,

Politik Antar Bangsa: Perjuangan untuk Kekuasaan dan Perdamaian Edisi Indonesia, Cetakan pertama April 1990, A. Knopf,Inc., New York, hal. 116-158.

Teknologi berupa peralatan perang dan komunikasi modern yang dapat meningkatkan keseluruhan perkembangan industri merupakan elemen power negara yang sangat penting. Kemenangan suatu negara dalam peperangan modern sangat bergantung dari kualitas industri.

4. Kesiagaan militer

Yang memberikan kepentingan sesungguhnya dari faktor geografis, sumber daya alam dan kapasitas industri kepada suatu negara adalah kesiagaan militer. Ketergantungan power negara atas kesiapsiagaan militer terlihat dengan jelas.

5. Penduduk

Penduduk yang banyak memang tidak dapat dikatakan memiliki power yang besar. namun tidak ada negara yang dapat tetap atau mempunyai power yang besar jika tidak termasuk ke dalam golongan bangsa dengan penduduk terbesar. Tanpa penduduk yang besar, tidak mungkin membangun dan memelihara bangunan industri yang diperlukan. 6. Karakter Nasional dan semangat nasional

Karakter nasional dan semangat nasional adalah hal yang penting. Semangat nasional adalah ketetapan hati dengan mana suatu bangsa mendukung politik luar negeri pemerintahannya dalam masa damai dan perang.

7. Kualitas Diplomasi

Dari seluruh faktor yang membentuk power suatu negara yang terpenting dan yang lebih tidak stabil adalah kualitas diplomasi. Semua faktor lainnya yang menentukan power suatu negara adalah merupakan bahan mentah dari hal mana kekuasaan suatu bangsa diciptakan.

Perang/ konflik dan perdamaian adalah dua konsep hubungan internasional yang tidak dapat terpisahkan. Perang dalam konsep hubungan internasional, yakni: 1) Perang merupakan kondisi tidak normal dalam hubungan dua negara atau lebih, 2) Perang merupakan pertikaian yang terorganisir antara dua negara

atau lebih, 3) Perang melibatkan penggunaan kekuatan bersenjata secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu, 4) perang mengandung sikap permusuhan dengan intensitas yang besar (tinggi), 5) perang berpijak pada sejumlah aturan yang telah dilembagakan atau disepakati bersama. Konsep perdamaian yaitu sebuah kondisi tanpa perang, permusuhan, konflik, kekerasan, dan ketegangan. Keadaan damai yang ideal tidak hanya merupakan kondisi tanpa perang dan bebas dari bentuk kekerasan lainnya, tetapi juga ditandai dengan tingkat interaksi yang tinggi.19

Para pakar liberal hubungan internasional mengatakan bahwa hubungan internasional dapat dicirikan sebagai dunia dimana negara-negara bekerjasama satu sama lain untuk memelihara perdamaian dan kebebasan serta mengejar perubahan progresif.20

Pola interaksi hubungan internasional tidak dapat dipisahkan dengan segala bentuk interaksi yang berlangsung dalam pergaulan masyarakat internasional, baik oleh pelaku negara-negara (state-actors) maupun oleh pelaku-pelaku bukan negara (non-state actors). Pola hubungan atau interaksi ini dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Tentu yang diharapkan adalah berlangsungnya pola-pola kerjasama. Permasalahannya adalah bagaimana memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan kerjasama yang berlangsung secara adil dan saling menguntungkan; bagaimana mencegah dan menghindari konflik serta bagaimana mengubah kondisi-kondisi persaingan (kompetisi) dan pertentangan (konflik) menjadi kerjasama.

Hubungan antar negara ditentukan oleh sifat negara dan masyarakat internasional. Sifat umum negara adalah bahwa negara merupakan bentuk tertinggi dari organisasi manusia dan negara hanya diperintah oleh kepentingan nasionalnya.

21

19 Ibid., hal 70

20 Robert Jackson & Georg Sorensen, op.cit., hal. 6 21 T.May Rudy,

Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-masalah Global : Isu, Konsep, Teori, dan Paragidma, Bandung: Refika Aditama, 2003, hal. 2.

Hubungan dan kerjasama internasional muncul karena kedaan kebutuhan masing-masing negara yang berbeda sedangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki pun tidak sama. Hal ini menjadikan suatu negara membutuhkan kemampuan dan kebutuhannya yang ada di negara lainnya. Kerjasama internasional dilakukan sekurang-kurangnya harus memiliki dua syarat utama, yaitu pertama, adanya keharusnya untuk menghargai kepentingan nasional masing-masing anggota yang terlibat. Tanpa adanya penghargaan tidak mungkin dapat dicapi suatu kerjasama seperti yang diharapkan semula. Kedua, adanya kepetusan bersama dalam mengatasi setiap persoalan yang timbul. Untuk mencapai keputusan bersama, diperlukan komunikasi dan konsultasi secara berkesinambungan. Frekuensi komunikasi dan konsultasi harus lebih tinggi dari komitmen. 22

Faktor ekonomi merupakan faktor penting dalam hubungan internasional karenan menentukan atau mempengaruhi national power atau kapabilitasnya. Negara-negara maju atau industri yang telah berhasil mengkombinasikan teknologi dengan modal, tenaga kerja terlatih dan bahan-bahan mentah tidak hanya menikmati standar hidup yang tinggi tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap hubungannya dengan negara lain. Negara yang lebih maju mempunyai power yang kuat untuk dapat melakukan dominasi terhadap negara lainnya.

Dalam pandangan kaum liberal, pilihan kerjasama ekonomi juga mengurangkan politik luar negeri yang bermusuhan dengan negara lain. Kerjasama ekonomi dalam organisasi level regional mengurangkan konflik karena perdagangan dan kolaborasi ekonomi antaranggotanya. Organisasi regional bisa mengubah politik luar negeri dua negara yang selalu bermusuhan menjadi bersahabat. Negara- negara memperluas konsepsi kepentingan nasionalnya dalam rangka memperluas wilayah kerjasama. Perkembangan ekonomi yang saling bergantung membuat negara tidak dapat egois dalam menggunakan kekuatan 22 Sjamsumar Dam dan Riswandi,

Kerjasama ASEAN, Latar Belakang, Perkembangan dan Masa Depan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995, hal. 15.

militer negara ain karena khawatir akan hukuman yang dilakukan negara lain yang merugikan kepentingan ekonomi mereka. 23

Pemahaman tentang hubungan internasional memiliki ruang lingkup yang kompleks. Hubungan internasional dibentuk oleh hubungan antarnegara yang saling memiliki nilai-nilai berharga yang ingin diraih demi kehidupan warga negaranya, nilai-nilai tersebut adalah hal-hal yang sangat dibutuhan oleh warga negaranya seperti keamanan, kebebasan, ketertiban, keadilan dan kesejahteraan. Saling keterkaitan antarmasalah di masing-masing negara menjadi pembahasan hubungan internasional yang terjadi, seperti menyangkut masalah ekonomi, keamanan, budaya, HAM, tenaga kerja dan lain sebagainya. Dengan hubungan internasional maka permasalahan- permasalahan masing-masing negara akan sangat menentukan kemakmuran suatu negara.

Nilai dasar pertama negara yang harus ditegakkan adalah kebebasan, baik kebebasan pribadi maupun kebebasan nasional atau kemerdekaan. Nilai dasar kedua dan ketiga yang harus diterapkan suatu negara adalah ketertiban dan keadilan. Negara- negara memiliki kepentingan bersama dalam membangun dan memelihara ketertiban internasional sehingga mereka dapat hidup berdampingan dan berinteraksi atas dasar stabilitas, kepastian, dan dapat diarmalkan. Nilai dasar ketiga yang diharapkan dari negara adalah kesejahteraan sosio-ekonomi warganegara. Masyarakat mengharapkan pemerintahnya menjalankan kebijakan yang tepat dalam menyedikan lapangan pekerjaan yang tinggi, inflasi yang rendah, investasi yang stabil, pergerakan perdagangan dan komersial yang tidak terganggu dan seterusnya. 24

Saling ketergantungan yang menyebabkan terjadinya dislokasi tenaga kerja khususnya yang terjadi antara Indonesia-Malaysia disebabkan oleh berbagai faktor. Selain dari faktor lokasi dan budaya, faktor ekonomi memgang peranan 23 Abubakar Eby Hara, Pengantar Analisis Politik Luar Negeri: dari Realisme sampai Konstruktivisme, Bandung: NUANSA, 2011, hal 64.

yang sangat penting. Jauh berkurangnya jumlah lapangan kerja Indonesia yang mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah pengangguran menyebabkan Indonesia harus melakukan mobilisasi ke luar negeri.

Jalur diplomasi merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh kedua negara. Diplomasi merupakan suatu perangkat dalam Prestige politics yaitu suatu politik yang membentuk pemikiran masyarakat atau negara mengenai posisi suatu masyarakat atau negara lain dan bertujuan untuk menekankan kepada bangsa-bangsa lain mengenai kekuasaan yang sesungguhnya dimiliki suatu bangsa atau yang mereka yakini atau yang ingin diyakininya kepada bangsa-bangsa lain bahwa suatu negara memilikinya.25

Diplomasi memainkan peranan besar dalam mengatur kebijakan-kebijakan internasional. Banyak masalah yang bisa diselesaikan melalui diplomasi. Secara umum diplomasi bertujuan untuk mencari cara terbaik menurut Hans. J. Morgenthau dalam Politics Among Nations, sarana diplomasi yang sangat menentukan ada tiga yaitu bujukan (persuassion), kompromi (compromise) dan ancaman kekerasan (threat of force).26

Hubungan Indonesia dengan Malaysia telah bergantung sejak lama dimana kedua negara bekerjasama di bidang ekonomi. Volume investasi dan perdagangan di kedua negara ini dari tahun ke tahun berkembang. Hubungan ketergantungan berlaku dalam penyediaan dan permintaan terhadap tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Dalam bidang pendidikan, kebudayaan dan seni, kedua negara juga mempunyai hubungan yang meningkat. Kaum liberal melihat ini merupakan bagian dari kerjasama yang saling menguntungkan sebagai dua partner kerjasama dan bukan sebagai dua negara yang sedang berkonflik.27

25 Hans J. Morgenthau, op.cit., hal. 95.

26 Boer Mauna, Diplomasi dan Hukum Diplomasi, Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan Departemen Luar Negeri, 2002, hal. 102.

Pelaksanaan kerjasama internasional permasalahannya bukan hanya terletak pada identifikasi sasaran-sasaran bersama dan metode untuk mencapainya tetapi terletak pada pencapaian sasaran itu. Kerjasama pun akan diusahakan apabila manfaat yang diperoleh diperkirakan akan lebih besar daripada konsekuensi-konsekuensi yang harus ditanggung setiap negara yang sedang bekerja sama. Sesuai dengan tujuannya, kerjasama internasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Karena hubungan kerjasama internasional dapat mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan penyelesaian masalah diantara dua atau lebih negara tersebut.

Dokumen terkait