HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-MALAYSIA
(STUDI ANALISIS: DAMPAK EKONOMI DAN POLITIK DARI PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE MALAYSIA PERIODE 2004-2009)
D I S U S U N OLEH
Nama : Utari Romauli Sitorus NIM : 090906042
Dosen Pembimbing : Dra. T. Irmayani, M.Si
Dosen Pembaca :Drs. Tonny P.Situmorang, M.Si
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
UTARI ROMAULI SITORUS (090906042)
HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-MALAYSIA
(Studi Analisis Dampak Ekonomi dan Politik dari Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia Periode 2004-2009). Rincian isi Skripsi : 99 halaman, 13 tabel, 3 grafik, 1 diagram, 24 buku, 10 situs internet, 5 dokumen dan artikel, serta 5 wawancara. (Kisaran buku dari tahun 1981-2012).
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba memberikan gambaran mengenai fenomena yang terjadi dalam proses pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Indonesia ke Malaysia. Kajian mengenai hubungan bilateral Indonesia-Malaysia dalam proses kerjasama di bidang ketenagakerjaan menarik untuk dikaji karena proses mobilisasi tenaga kerja Indonesia telah terjadi sejak abad ke 20. Masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1980an mendorong perpindahan tenaga kerja dari Indonesia bekerja ke luar negeri khususnya dalam penelitian ini adalah Malaysia. Kebijakan pemerintah untuk melakukan kerjasama dengan Malaysia dalam penyediaan tenaga kerja adalah salah satu cara untuk mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Permasalahan yang diangkat dalam proses perpindahan tenaga kerja Indonesia ke Malaysia adalah mengenai bagaimana dampak positif di bidang ekonomi dan politik bagi Indonesia dalam kerjasama bilateral ini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau penggambaran secara mendalam tentang seberapa besar dampak positif di bidang ekonomi dan politik dari hubungan kerjasama ketenagakerjaan antara Indonesia-Malaysia. Dalam penelitian ini ada 5 orang narasumber, penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan memberi gambaran mengenai situasi atau kondisi yang terjadi dengan menggunakan analisa kualitatif yaitu data-data yang dikumpulkan kemudian dieksplor secara mendalam.
jumlah angkatan kerja di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Dampak di bidang politik adalah hubungan Indonesia-Malaysia yang tetap baik khususnya di bidang ketenagakerjaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
UTARI ROMAULI SITORUS (090906042)
INDONESIA-MALAYSIA BILATERAL RELATIONS
(Analysis Study Economic and Political Impact of Delivery of Indonesian Workers (TKI) to Malaysia during 2004-2009). Details of thesis contents : 99 pages, 13 tables, 3 graphs, 1 diagram, 24 books, 10 internet sites, 5documents and articles, as well as five interviews. (Publications from 1981-2012)
ABSTRACT
This study tries to provide an overview of the phenomena that occur in the process of sending Indonesian Workers (TKI) in Indonesia to Malaysia. The study of the bilateral relations between Indonesia and Malaysia in the process of cooperation in the field of labor is interesting to study because of the mobilization of Indonesian workers have occurred since the 20th century. Unemployment problem that occurred in Indonesia since the 1980s to encourage labor migration from Indonesia to work abroad, especially in this study is Malaysia. The government's policy to cooperate with Malaysia in the supply of labor is one way to reduce the problem of unemployment in Indonesia. Issues raised in the process of labor migration from Indonesia to Malaysia is about how a positive impact on the economics and politics for Indonesia in the bilateral cooperation.
This research is a descriptive study which is intended to explain or portrayal in depth about how much positive impact on the economics and politics of labor relations of cooperation between Indonesia and Malaysia. In this study there are 5 speakers, a qualitative descriptive study with the aim of giving an overview of the situation or condition that occurs by using qualitative analysis of data collected then explored in depth.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Halaman Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : Utari Romauli Sitorus
NIM : 090906042
Departemen : Ilmu Politik
Judul : Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia (Studi Analisis Dampak Ekonomi dan Politik dari Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia Periode 2004-2009)
Menyetujui :
Ketua Departemen Ilmu Politik
(Dra. T. Irmayani, M.Si) NIP. 196806301994032001
Dosen Pembimbing Dosen
Pembaca
(Dra. T. Irmayani, M.Si) (Drs. Tonny P.Situmorang, M.Si)
NIP. 196806301994032001
NIP.196210131987031004
Mengetahui : Dekan FISIP USU
KATA PENGANTAR Salam damai sejahtera,
Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat yang berlimpah dari Allah
Bapa, yang telah memberikan kasihnya untuk kesehatan jasmaniah sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya karena anugerah, penyertaan serta
kekuatan yang luar biasa dari Tuhan Yesus sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi berjudul “HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-MALAYSIA (STUDI ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN POLITIK DARI PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE MALAYSIA TAHUN 2004-2009” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan jenjang S1 pada program studi Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penyusunan
skripsi ini merupakan sebuah rangkaian proses yang dilakukan oleh setiap
mahasiswa dalam mencapai kelulusan pada perkuliahan di tingkat akhir, termasuk
mahasiswa Departemen Ilmu Politik Fisip USU.
Penelitian ini terdiri dari 4 bab dengan rincian, BAB I: Membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: Membahas sejarah Tenaga Kerja Indonesia (TKI). BAB III: Memuat penyajian dan analisis data yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah
diberikan kepada narasumber, data tersebut disajikan dan dianalisis sesuai dengan
dampak ekonomi dan politik dari pengiriman TKI ke Malaysia. BAB IV: Berisi kesimpulan atas kritik dan saran yang terkait dengan penelitian.
Melalui skripsi mengenai “Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia” ini
diharapkan dapat mengetahui dan memahami bagaimana hubungan bilateral
antara Indonesia-Malaysia khususnya di di bidang ketenagakerjaan (TKI) serta
memperluas khasanah dan pengetahuan di bidang politik dan menjadi bahan
rujukan bagi mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu
Politik. Sementara bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan dalam membuat karya ilmiah dan menganalisis kondisi negara
Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam tulisan, susunan kalimat
maupun proses analisisnya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis akan
menyambut dan menerima kritik serta saran yang nantinya akan membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Medan, 27
Maret 2014
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak masukan, bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Terima Kasih kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. Selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Terima Kasih kepada Ibu T.Irmayani, M.Si. Selaku Ketua Departemen
Ilmu Politik FISIP USU, sekaligus sebagai dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan bantuan, arahan, motivasi dan masukan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Terima Kasih kepada Bapak Tonny P. Situmorang, M.Si selaku Dosen
Pembaca yang telah banyak memberikan bantuan, catatan, dan arahannya
dalam setiap penulisan skripsi ini hingga akhir.
4. Terima Kasih Kepada Para dosen yang telah memberikan ilmunya selama
penulis menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
5. Terima Kasih kepada seluruh staff pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik USU yang telah banyak membantu menyelesaikan urusan
administrasi terkait perkuliahan selama masa studi di departemen Ilmu
Politik FISIP USU. Kepada kak Siti, bang Burhan dan kak Ema
6. Terima Kasih kepada Bapak Lepi selaku Kepala Seksi Penempatan
Tenaga Kerja ke Luar Negeri di Dinas Sosial dan Tenaga kerja Medan,
Bapak Raswin Siallagan, Bapak Basri, dan Bapak Rama Doni di
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi SUMUT, Bapak Hermansyah
di Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Medan,
Bapak Misyadi dan Kakak Manalu (TKI) yang telah bersedia menjadi
narasumber dalam penelitian ini. Tuhan memberkati.
7. Terima Kasih kepada Orang Tua saya Tercinta Ibu L. Marpaung dan
Bapak P. Sitorus yang yang selalu mendoakan, mengarahkan dan
membimbing saya. Buat bapak, terima kasih untuk pengorbanan, kerja
keras dan kesabaranmu. Terima kasih tak terhingga untuk mama yang
selalu sabar, menguatkan, menyayangi, mendoakan dan tidak pernah lelah
berjuang demi kami anak-anakmu. Terima kasih untuk semua kasih
sayang dan pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Semoga kalian
panjang umur, sehat dan diberikan berkat yang indah oleh-Nya. Semoga
saya dimampukan Tuhan untuk menjadi anak yang terbaik dan
membanggakan kalian di masa depan. Bapak dan Mama adalah motivasi
terbesar saya dalam hidup ini. Tuhan memberkati.
8. Terima Kasih kepada ketiga adik saya tercinta Randi A. Sitorus yang
sedang menempuh perkuliahan di Teknik Kimia USU, Rinawati Sitorus
yang akan mengikuti UN dan SNMPTN dan Chaterine Sitorus kelas 2 SD.
Terima kasih untuk adik-adikku yang selalu setia mendoakan dan
mendukung saya. Terima kasih juga untuk Novita Siallagan, Alekson
Siallagan, kakak Novalin Baringbing, Kakak Meli Silaen, Tante Betty
Marpaung, mamatua H. Marpaung, Tante Linda & Lina Marpaung, adikku
Etha, Kirey, dan Fiadel yang telah mendoakan dan menguatkan saya dan
9. Terima Kasih kepada sahabat-sahabat terbaik dan tercinta selama
menjalani perkuliahan di Departemen Ilmu Politik ini, Evi Rizki
Rahmadani (sahabat yang terbaik, selalu sabar dan setia bersamaku), Rita
Silalahi (sabahat yang tersabar, baik dan yang terlucu yang pernah
kukenal) dan Elisa Laura Munthe (sahabat optimis, selalu berpikir postif
dan dewasa). Terima kasih untuk semua bantuan, kebersamaan, dan
persahabatan kita. Saya harap waktu dan Tujuan hidup kita tidak pernah
memutuskan tali persahabatan kita. I love you dan God bless you. Tuhan
membalas semua kebaikan kalian.
10. Terima Kasih kepada teman-teman terbaik lainnya di Departemen Ilmu
Politik: Febri Mahyani, Desy Lmbanraja, Riska Deniati Hutasoit, Albert
Septian, Frans Sinulingga, Tri Edo Ati Pinem, Novi Hariani, Meiyliska
Purba, Dea Darus, Tri Maulia Ningsih, Molly, Kakak Widya Sihite (‘08),
Friska Sianturi (Kesos). Terima kasih banyak untuk semua waktu
kebersamaan kita selama di Kampus. I always remember about us. Dan
kepada seluruh teman-teman stambuk 2009 yang tidak dapat saya sebut
satu persatu, terima kasih atas segalanya.
11.Terima kasih kepada teman-teman yang selalu setia dan terus mensupport
saya dalam kesusahan. Sabahat terbaik di masa SMA sampai sekarang
yaitu CJ8 (Cinta Jesus 8) Yuliana T Nainggolan (sahabat terbaik yang
menjadi inspirasi dalam hidupku), Cronika Lmbn Toruan (my soulmate
forever), Carolin (wanita yang kuat), Angeline Sitompul (lemah lembut),
Carina Siahaan (Sahabat yang optimis), Octhara Sembiring Keloko (lucu
dan gaul), Fani Girsang (penuh canda). Doa terbaik untuk kalian
Medan, 27
Maret 2014
Penulis
Utari Romauli
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
i DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR DIAGRAM ... xv
i BAB I PENDAHULUAN...1
1. Latar Belakang Masalah ... 1
2. Perumusan Masalah ... 1
3. Pembatasan Masalah ... 6
4. Tujuan Penelitian ... 6
5. Manfaat Penelitian ... 6
6. Kerangka Teori ... 7
6.1 Hubungan Internasional ... 7
6.2 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ... 18
7. Metodologi Penelitian ... 20
7.1 Metode Penelitian ... 20
7.2 Jenis Penelitian ... 21
7.4 Teknik Analisis Data ... 22
8. Sistematika Penulisan ... 22
BAB II SEJARAH TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) ... 23
II.A Sejarah Migrasi Indonesia pada
Masa Kolonialisme dan orde lama ... 23
II.B Kondisi Ketenagakerjaan
di Era Orde Baru ... 26
II.C Kondisi Ketenagakerjaan
di Era Reformasi ... 31
C.1 Masa Pemerintahan BJ. Habibie
(Mei 1998-Oktober 1999) ... 31
C.1 Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid
(Oktober-Juli 2001) ... 33
C.1 Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri
(Juli 2001-2004) ... 34
C.1 Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
(2004-2009) ... 37
BAB III DAMPAK EKONOMI DAN POLITIK
DARI PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)
KE MALAYSIA PERIODE 2004-2009) ... 42
III.A Dampak Ekonomi bagi Indonesia
dari Pengiriman TKI Tahun 2004-2009 ... 42
A.1 Peningkatan Devisa Indonesia
Tahun 2004-2009 ... 42
A.2 Penyerapan Angkatan Kerja
III. B Dampak Politik bagi Indonesia
dari pengiriman TKI Tahun 2004-2009 ... 66
B.1 Peningkatan Hubungan/Kerjasama Indonesia-Malaysia...66
1. Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia Tahun 1959-2003 ... 66
2. Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia Tahun 2004-2009 ... 74
BAB IV PENUTUP ... 93
IV.A Kesimpulan ... 93
IV. B Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 96
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Data Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia
pada Masa Orde Baru ... 30
TABEL 2 Kebijakan Pemerintah terkait Penempatan
dan Perlindungan Migrasi Tenaga Kerja
mulai Tahun 1966-2004... 36
TABEL 3 Kebijakan Perlindungan Pemerintahan SBY
Terhadap buruh Migran Indonesia ... 39
TABEL 4 Remitansi TKI Tahun 1983-2012 ... 46
TABEL 5 Jumlah Remitansi dan TKI dari Malaysia
Tahun 2004-2009 ... 49
TABEL 6 Jumlah Cadangan Devisa Indonesia
Tahun 2004-2009 ... 53
TABEL 7 Jumlah Angkatan Kerja, Bekerja,
Pengangguran, Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) ... 56
TABEL 8 Perbandingan Jumlah TKI di Negara-negara
Kawasan Asia Pasifik Tahun 2004-2009... 62
TABEL 9 Perbandingan Buruh Migran Laki-laki dan
Perempuan Indonesia di Malaysia
dilihat dari Sektor kerja ... 64
TABEL 10 Perkembangan Sektor Kerja TKI di Malaysia ... 65
TABEL 11 Bentuk Perjanjian/Kerjasama Indonesia-Malaysia
Tahun 1959-2003 ... 70
Tenaga Kerja pada Masa Soeharto-Megawati ... 73
TABEL 13 Beberapa Perjanjian Ketenagakerjaan
TABEL GRAFIK
GRAFIK 1 Angkatan Kerja, Bekerja, dan Pengangguran ... 55
GRAFIK 2 Persentasi Pengangguran Berdasarkan
Pendidikan Tahun 2005 ... 58
GRAFIK 3 Penyebaran TKI di Asia Pasifik ... 60
GRAFIK 4 Komposisi Penyebaran Penempatan TKI di
TABEL DIAGRAM
DIAGRAM 1 Proses Penempatan TKI Menurut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
UTARI ROMAULI SITORUS (090906042)
HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-MALAYSIA
(Studi Analisis Dampak Ekonomi dan Politik dari Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia Periode 2004-2009). Rincian isi Skripsi : 99 halaman, 13 tabel, 3 grafik, 1 diagram, 24 buku, 10 situs internet, 5 dokumen dan artikel, serta 5 wawancara. (Kisaran buku dari tahun 1981-2012).
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba memberikan gambaran mengenai fenomena yang terjadi dalam proses pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Indonesia ke Malaysia. Kajian mengenai hubungan bilateral Indonesia-Malaysia dalam proses kerjasama di bidang ketenagakerjaan menarik untuk dikaji karena proses mobilisasi tenaga kerja Indonesia telah terjadi sejak abad ke 20. Masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1980an mendorong perpindahan tenaga kerja dari Indonesia bekerja ke luar negeri khususnya dalam penelitian ini adalah Malaysia. Kebijakan pemerintah untuk melakukan kerjasama dengan Malaysia dalam penyediaan tenaga kerja adalah salah satu cara untuk mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Permasalahan yang diangkat dalam proses perpindahan tenaga kerja Indonesia ke Malaysia adalah mengenai bagaimana dampak positif di bidang ekonomi dan politik bagi Indonesia dalam kerjasama bilateral ini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau penggambaran secara mendalam tentang seberapa besar dampak positif di bidang ekonomi dan politik dari hubungan kerjasama ketenagakerjaan antara Indonesia-Malaysia. Dalam penelitian ini ada 5 orang narasumber, penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan memberi gambaran mengenai situasi atau kondisi yang terjadi dengan menggunakan analisa kualitatif yaitu data-data yang dikumpulkan kemudian dieksplor secara mendalam.
jumlah angkatan kerja di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Dampak di bidang politik adalah hubungan Indonesia-Malaysia yang tetap baik khususnya di bidang ketenagakerjaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
UTARI ROMAULI SITORUS (090906042)
INDONESIA-MALAYSIA BILATERAL RELATIONS
(Analysis Study Economic and Political Impact of Delivery of Indonesian Workers (TKI) to Malaysia during 2004-2009). Details of thesis contents : 99 pages, 13 tables, 3 graphs, 1 diagram, 24 books, 10 internet sites, 5documents and articles, as well as five interviews. (Publications from 1981-2012)
ABSTRACT
This study tries to provide an overview of the phenomena that occur in the process of sending Indonesian Workers (TKI) in Indonesia to Malaysia. The study of the bilateral relations between Indonesia and Malaysia in the process of cooperation in the field of labor is interesting to study because of the mobilization of Indonesian workers have occurred since the 20th century. Unemployment problem that occurred in Indonesia since the 1980s to encourage labor migration from Indonesia to work abroad, especially in this study is Malaysia. The government's policy to cooperate with Malaysia in the supply of labor is one way to reduce the problem of unemployment in Indonesia. Issues raised in the process of labor migration from Indonesia to Malaysia is about how a positive impact on the economics and politics for Indonesia in the bilateral cooperation.
This research is a descriptive study which is intended to explain or portrayal in depth about how much positive impact on the economics and politics of labor relations of cooperation between Indonesia and Malaysia. In this study there are 5 speakers, a qualitative descriptive study with the aim of giving an overview of the situation or condition that occurs by using qualitative analysis of data collected then explored in depth.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
UTARI ROMAULI SITORUS (090906042)
HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-MALAYSIA
(Studi Analisis Dampak Ekonomi dan Politik dari Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia Periode 2004-2009). Rincian isi Skripsi : 99 halaman, 13 tabel, 3 grafik, 1 diagram, 24 buku, 10 situs internet, 5 dokumen dan artikel, serta 5 wawancara. (Kisaran buku dari tahun 1981-2012).
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba memberikan gambaran mengenai fenomena yang terjadi dalam proses pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Indonesia ke Malaysia. Kajian mengenai hubungan bilateral Indonesia-Malaysia dalam proses kerjasama di bidang ketenagakerjaan menarik untuk dikaji karena proses mobilisasi tenaga kerja Indonesia telah terjadi sejak abad ke 20. Masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1980an mendorong perpindahan tenaga kerja dari Indonesia bekerja ke luar negeri khususnya dalam penelitian ini adalah Malaysia. Kebijakan pemerintah untuk melakukan kerjasama dengan Malaysia dalam penyediaan tenaga kerja adalah salah satu cara untuk mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Permasalahan yang diangkat dalam proses perpindahan tenaga kerja Indonesia ke Malaysia adalah mengenai bagaimana dampak positif di bidang ekonomi dan politik bagi Indonesia dalam kerjasama bilateral ini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau penggambaran secara mendalam tentang seberapa besar dampak positif di bidang ekonomi dan politik dari hubungan kerjasama ketenagakerjaan antara Indonesia-Malaysia. Dalam penelitian ini ada 5 orang narasumber, penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan memberi gambaran mengenai situasi atau kondisi yang terjadi dengan menggunakan analisa kualitatif yaitu data-data yang dikumpulkan kemudian dieksplor secara mendalam.
jumlah angkatan kerja di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Dampak di bidang politik adalah hubungan Indonesia-Malaysia yang tetap baik khususnya di bidang ketenagakerjaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
UTARI ROMAULI SITORUS (090906042)
INDONESIA-MALAYSIA BILATERAL RELATIONS
(Analysis Study Economic and Political Impact of Delivery of Indonesian Workers (TKI) to Malaysia during 2004-2009). Details of thesis contents : 99 pages, 13 tables, 3 graphs, 1 diagram, 24 books, 10 internet sites, 5documents and articles, as well as five interviews. (Publications from 1981-2012)
ABSTRACT
This study tries to provide an overview of the phenomena that occur in the process of sending Indonesian Workers (TKI) in Indonesia to Malaysia. The study of the bilateral relations between Indonesia and Malaysia in the process of cooperation in the field of labor is interesting to study because of the mobilization of Indonesian workers have occurred since the 20th century. Unemployment problem that occurred in Indonesia since the 1980s to encourage labor migration from Indonesia to work abroad, especially in this study is Malaysia. The government's policy to cooperate with Malaysia in the supply of labor is one way to reduce the problem of unemployment in Indonesia. Issues raised in the process of labor migration from Indonesia to Malaysia is about how a positive impact on the economics and politics for Indonesia in the bilateral cooperation.
This research is a descriptive study which is intended to explain or portrayal in depth about how much positive impact on the economics and politics of labor relations of cooperation between Indonesia and Malaysia. In this study there are 5 speakers, a qualitative descriptive study with the aim of giving an overview of the situation or condition that occurs by using qualitative analysis of data collected then explored in depth.
BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri- industri yang berpondasikan pada sistem ekonomi
liberal menjadikan sikap yang kuat untuk berkompetisi di antara negara- negara
dunia. Sikap saling membutuhkan dan untuk saling melengkapi menjadi dorongan
yang kuat dalam melakukan hubungan kerjasama di berbagai negara. Negara
berkembang yang kaya dengan sumber daya alam akan tetapi kurang modal dan
tidak memiliki teknologi canggih berusaha keras untuk menjadi pemodal/ investor
dari negara maju, sebaliknya negara maju yang ingin mengembangkan usahanya
dan untuk semakin mendapatkan keuntungannya akan tetapi kekurangan kawasan
membutuhkan negara berkembang untuk melakukan hubungan kerjasama. Negara
berkembang yang kaya akan sumber daya alam dan tenaga kerja serta memiliki
kestabilan ekonomi dan politik adalah daya tarik bagi negara maju.
Sejalan dengan perkembangan globalisasi ekonomi dan kekuatan pasar
global tentang ketimpangan kesempatan kerja di berbagai negara khusunya di
negara-negara ASEAN telah menjadi isu penting yang sering dibicarakan para
pakar dan pembuat kebijakan. Salah satu penyebab ketidaksamaan kesempatan
kerja itu merupakan dampak dari proses globalisasi ekonomi yang pada akhirnya
mempengaruhi kemampuan berbagai negara menyerap tenaga kerja di berbagai
sektor. Keadaan itu juga mempengaruhi pola perpindahan penduduk dari satu
negara ke negara lain.1
Negara dengan perekonomian yang terbuka dan makin mengandalkan
perdagangan luar negeri, khususnya ekspor nonmigas, migrasi tenaga kerja Rendahnya kesempatan kerja itu juga dipengaruhi oleh
ketidaksiapan negara (khususnya negara berkembang) dalam arus liberalisme.
1 M. Arif Nasution,
antarnegara (international migration) akan ikut mempengaruhi pertumbuhan
ekonominya. Kemampuan pembangunan ekonomi untuk menciptakan kesempatan
kerja baru yang belum memadai akan mengakibatkan pengagguran terbuka yang
sulit dihindari. Oleh karena itu salah satu kebijakan yang dikembangkan oleh
pemerintah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan ini ialah dengan mendorong
tenaga kerja ke luar negeri.2
Masalah tenaga kerja ini juga mempengaruhi hubungan ketenagakerjaan
antara Indonesia dan Malaysia yang saat ini menciptakan saling ketergantungan
bukan hanya di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya tetapi juga tenaga
kerja. Hubungan kerjasama ini juga dilandasi dengan hubungan bilateral dan
regional (ASEAN). Berjalannya program Dasar Ekonomi Baru di Malaysia
membuat kadar pengagguran semakin rendah di Malaysia yaitu turun dari 7,5%
pada Tahun 1970 hingga 5,7% pada tahun 1980 dan kadar itu turun lagi hingga
2,8% pada tahun 1995. Pada tahap ini, Malaysia telah sampai ke peringkat yang
dinamakan full employment (penyerapan tenaga kerja secara penuh).3
Data Badan Pusat statistik tahun 2009 mencatat bahwa negara tujuan TKI
terbagi tiga kawasan yaitu Asia Pasifik dan Amerika, Timur tengah dan Afrika,
serta kawasan Eropa. Di kawasan Asia Pasifik dan Amerika, negara Malaysia
adalah negara tujuan terbesar yaitu ada 123.886 orang dengan jumlah TKI
perempuan sebanyak 62.512 orang dan laki-laki sebanyak 61.374 orang. Di
kawasan Timur Tengah dan Afrika, negara Arab Saudi adalah tujuan terbesar Seakan
mengatasi masalah kurangnya tenaga kerja di Malaysia, keberadaan Tenaga Kerja
Indonesai (TKI) saat ini juga dipengaruhi oleh berbagai masalah perekonomian
dan politik Indonesia sehingga TKI melakukan migrasi besar-besaran ke
Malaysia.
2 Prijono Tjiptoherijanto, Migrasi Internasional: Proses, Sistem, dan Masalah Kebijakan, dalam edisi M. Arif Nasution, Globalisasi dan Migrasi Antar Negara, Bandung: Kerjasama Yayasan Adikarya IKAPI dengan The Ford Foundation, 1999, hal. 107.
yaitu 276.633 orang.4
Ditinjau dari sejarah, pengiriman tenaga kerja ke Malaysia didominasi
oleh orang Jawa dimulai pada awal abad ke-20 sebelum masa kemerdekaan
Malaysia tepatnya pada masa kolonial Inggris. Kedatangan kuli kontrak atau
sering diistilahkan dengan kata merantau tenaga kerja Indonesia ke Malaysia tidak
dihalangi oleh posisi kedua negara yang masih dibawah kekuasaan asing. Namun
hubungan pengiriman tenaga kerja Indonesia sebagai kuli kontrak ke Malaysia
tidaklah menjadi satu penghalang bagi kedua negara. Di era kolonialisme sampai
pada Orde Lama pengiriman TKI masih belum meningkat. Awal kemerdekaan
Indonesia masih membutuhkan ruang untuk membenahi diri dari penjajahan
sehingga arus pengiriman TKI masih belum meningkat.
Berdasarkan data statistik tersebut, Malaysia dan Arab
Saudi adalah negara tujuan utama TKI dalam mencari pekerjaan.
Integrasi Indonesia dengan dunia Internasional mulai terbuka pada masa
kepemimpinan Soeharto di tahun 1970-an. Masuknya globalisasi di tahun tersebut
membuka hubungan kerjasama baik regional maupun internasional. Di Tahun
1966-1998 pada masa pemerintahan Soeharto krisis ekonomi dan masalah
stabilitas politik mencapai titik puncak. Tingginya angka pengangguran dan
pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkatkan keresahan masyarakat dan
kebijakan tentang migrasi Internasional mulai disusun. Peraturan tentang
pengiriman Tenaga Kerja Indonesia mulai diatur dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1970 yaitu Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)
dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN). Tingginya angka pekerja di Indonesia
membuat pemerintah Soeharto berpikir bahwa pembatasan TKI yang tidak
terdidik dan terlatih akibat banyaknya permasalahn TKI di Malaysia pada waktu
itu bukan solusi sehingga migrasi internasional semakin meningkat. .
Di awal Reformasi di tahun 1999 pada masa kepemimpinan Habibie
gelombang kebebasan dan demokratisasi terjadi. Paradigma kehidupan sosial,
politik, ekonomi berlahan mengarah pada dunia internasional dan regional. Arus
globalisasi yang semakin kuat ditambah dengan tingkat partisipasi masyarakat
untuk migrasi ke Malaysia menjadikan migrasi besar-besaran terjadi. Hal ini
menyebabkan pengiriman TKI ke Malaysia semakin meningkat. Pengiriman TKI
adalah kebijakan Habibie pada masa itu dalam menangani titik puncak masalah
pengangguran. Kebijakan pengiriman TKI dalam mengatasi masalah
pengangguran terus terjadi di setiap pergantian kepemimpinan presiden di
Indonesia yaitu pada masa Megawati sampai tahun 2004.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik ada 9.427.590
orang pengangguran terbuka menurut Pendidikan Terakhir yang ditamatkan
(Tidak sekolah, Tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, SMK, Diploma I/II/III/
Akademi, Universitas) di periode Februari tahun 2008 dan 9.394.515 orang di
periode Agustus. Pada tahun 2009 di periode Februari ada 9.258.964 orang dan
8.962.617 orang pada periode Agustus.5
Pengiriman TKI membawa dampak yang positif dilihat dari perspektif
pembangunan nasional antara lain: 1) peningkatan pendapatan keluarga, 2)
peningkatan devisa negara, 3) peningkatan ketrampilan kerja, 4) pengurangan
masalah pengagguran.
Banyaknya pengganguran di Indonesia
menjadi masalah besar oleh pemerintah. Minimnya lapangan pekerjaan sementara
angka pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi semakin memicu tingginya
angka pengagguran di Indonesia. Banyaknya angkatan kerja yang tidak terdidik
juga memicu angka pengangguran di dalam negeri.
6
5
Kestabilan politik Indonesia dimata internasional semakin
tinggi di dalam hubungan kerjasama khususnya bilateral dan regional. Indonesia
yang dianggap sebelah mata oleh internasional karena dianggap menutup diri kini
semakin dirangkul oleh dunia internasional. Dalam hubungan bilateral dengan
Malaysia di bidang ketenagakerjaan membuka arus kerjasama semakin terbuka
dan Indonesia menjadi negara anggota ASEAN yang bisa bekerja-sama.
Dampak pengiriman TKI tentunya memiliki paradoks sendiri karena
ketika dunia menjadi semakin terbuka dunia akan semakin timpang. Kesesuaian
antara teori dan kenyataan yang diterima oleh negara-negara yang terlibat dari
liberalisme dunia ternyata tidak sejalan. Ketimpangan negara-negara berkembang
dan negara maju dalam mengikuti arus liberalisme akan semakin melebar.
Perlunya membongkar kembali keseimbangan antara teori dan realitas yang
terjadi di Indonesia di tengah arus kerjasama dengan Malaysia dalam pengiriman
TKI untuk melihat seberapa jauh kerjasama tersebut menguntungkan Indonesia.
Dampak pengiriman TKI adalah masalah penting untuk diteliti lebih
dalam. Indonesia sebagai negara pengirim TKI terbesar di Malaysia harusnya
menerima hasil dari semua kerjasama ini. Permasalahan seperti penganguran,
hubungan bilateral dikedua negara, masalah meningkatnya devisa Indonesia dan
berbagai masalah ekonomi sosial di indonesia lainnya harusnya menunjukkan
kondisi yang semakin lebih tinggi sebagai manfaat dari hubungan kerjasama ini.
Hal ini untuk melihat seberapa besar dampak dari hubungan kerjasama dibidang
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah penulis tertarik untuk meneliti apa dampak
ekonomi dan politik dari pengiriman Tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia
Tahun 2004-2009?
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di
atas maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah apa
3. Pembatasan Masalah
Dalam melakukan penelitian penulis perlu membuat pembatasan masalah
terhadap masalah yang akan dibahas supaya hasil penelitiannya tidak
menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Keuntungan yang diperoleh Indonesia dari segi ekonomi (devisa
negara, penyerapan angkatan kerja) pada tahun 2004-2009
2. Dampak positif bagi Indonesia dilihat dari sisi politik (peningkatan
hubungan kerjasama Indonesia-Malaysia) pada tahun 2004-2009
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis keuntungan yang diperoleh Indonesia dari segi
ekonomi dalam pengiriman TKI ke Malaysia
2. Untuk menganalisis dampak positif di bidang politik dari pengiriman
TKI ke Malaysia
5.Manfaat Penelitian
Manfaat dari diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan ilmiah di
bidang politik tentang ekonomi politik.
2. Secara kelembagaan, penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam
membenahi hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia di bidang
ketenagakerjaan.
3. Secara Individu, penelitian ini memiliki manfaat sebagai proses dalam
mengembangkan kemampuan berpikir penulis dan sebagai tahap akhir
6.Kerangka Teori
6.1 Hubungan Internasional
Sejak abad kedelapanbelas hubungan antarnegara disebut hubungan
internasional. Dunia negara pada dasarnya merupakan dunia wilayah: ini
merupakan cara dalam mengatur secara politis wilayah berpenduduk dunia, suatu
jenis tertentu organisasi politik wilayah yang berdasarkan pada sejumlah besar
pemerintahan yang berbeda yang secara hukum merdeka satu sama lain. Sebagian
besar negara mungkin bersahabat, tidak mengancam dan mencintai perdamaian.
Tetapi, sebagian kecil negara mungkin bermusuhan dan agresif, dan tidak ada
pemerintahan dunia yang mencegah mereka. 7
Urusan dunia yang menjadi semakin penting menimbulkan keinginan
terciptanya suatu pengetahuan yang dapat lebih diandalkan menganai bagaimana
caranya bangsa-bangsa di dunia ini saling mengadakan hubungan. Dalam usaha
untuk mewujudkan hubungan tersebut maka kemajuan teori memainkan peranan
kunci untuk menunjang pengetahuan yang lebih dapat diandalkan.8 Hubungan
internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan
sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi
interaksi.9
Kejasama internasional bukan saja dilakukan antarnegara secara individual
tetapi juga dilakukan antarnegara yang bernaung dalam organisasi atau lembaga
internasional. Mengenai kerjasama internasional Koesnadi Kartasasmita
mengatakan bahwa kerjasama internasional merupakan suatu keharusan sebagai
7 Robert Jackson & Georg Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, hal 3.
8R. Soeprapto, Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi, dan Perilaku, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997, hal. 39.
akibat adanya hubungan interdependensi dan bertambah kompleksitas kehidupan
menusia dalam masyarakat internasional.10
Perkembangan situasi hubungan internasional ditandai dengan berbagai
kerjasama internasional dan berkembangnya berbagai aspek diantaranya
rasionalisme ekonomi di berbagai kawasan yang telah membawa oengaruh
semakin besarnya persoalan sosial ekonomi yang lebih menyita perhatian
negara-negara dunia melalui kerjasama internasional. Negara-negara-negara di dunia semakin
memperkuat posisi saling ketergantungan secara global yag semakin nyata dengan
titik beratnya adalah upaya meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa yang
dilandasi prinsip saling percaya, menghargai dan menghormati. Kerjasama dalam
bidang ekonomi, politik, pendidikan, budaya dan keamanan dijalin oleh suatu
negara dengan satu atau lebih negara lainnya.
Perkembangan yang pesat dalam hubungan luar negeri yang paling
penting adalah kerjasama internasional yang dirumuskan dalam bentuk
perjanjuan. Setiap perjanjian internasional yang dilaksanakan akan mengikat suatu
negara yang menyatakan terikat ke dalamnya melalui suatu peraturan
perundang-undangan nasional. Adanya implementasi suatu perjanjian internasional pada
perundang-undangan nasional dimaksudkan agar suatu perjanjian internasional
dapat dilaksanakan dalam suatu negara.
Menurut Kalevo Jaakko Holsti, kerjasama internasional dapat
didefenisikan sebagai berikut:11
a. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan saling
bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi oleh
semua pihak sekaligus.
10
Koesnadi Kartasasmita, Administrasi Internasional, Bandung: Lembaga Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, 1977, hal. 19.
11 K.J Holsti,
b. Pandangan atau harapan dari suatu negara bahwa kebijakan yang
diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara itu untuk mencapai
kepentingan dan nilai-nilainya.
c. Persetujuan atau masalah-masalah tertentu antara dua negara atau lebih
dalam rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau benturan
kepentingan
d. Aturan resmi atau tidak remi mengenai transaksi di masa depan yang
dilakukan untuk melaksanakan persetujuan
e. Transaksi anatara negara untuk memenuhi persetujuan mereka.
Defenisi Schwarzenberger menyatakan bahwa ilmu hubungan
internasional adalah bagian dari sosiologi yang khusus mempelajari masyarakat
internasional. Ilmu hubungan internasional dalam arti sempit mengatakan bahwa
ilmu hubungan internasional sebagai subjek akademis terutama memperhatikan
hubungan politik antar-bangsa. Defenisi ini memberi tekanan pada aspek
hubungan politik karena dipandang perlu untuk memberi arti yang lebih luas
mengenai hubungan antarnegara. Jadi hubungan internasional dalam arti umum
tidak hanya mencakup unsur politik tetapi juga unsur-unsur ekonomi, sosial,
kultural, dan sebagainya, seperti misalnya dalam hal perpindahan penduduk,
perpindahan ide-ide dari suatu negara ke negara melalui imigrasi, pariwisata, atau
pertukaran kebudayaan (cultural-exchange).12
Charles McClelland mendefenisikan hubungan internasional sebagai suatu
studi mengenai semua bentuk pertukaran, transaksi, hubungan, arus informasi,
serta berbagai respon perilaku yang muncul diantara dan antarmasyarakat yag
terorganisir secara terpisah termasuk komponen-komponennya. Sprout & Sprout
menyatakan bahwa studi hubungan internasional membahas mengenai aktor-aktor
(negara, pemerintah, pemimpin, diplomat, masyarakat) yang bertujuan mencapai
maksud-maksud tertentu (sasaran, tujuan, harapan) dengan menggunakan
sarana (seperti diplomasi, pemaksaan, persuasi) yang dikaitan dengan power atau
kapabilitasnya.13
Hubungan internasional pada dasarnya adalah merupakan studi tentang
interaksi antaraktor atau kesatuan sosial tertentu termasuk segala sesuatu di
seputar interkasi dan interkasi tersebut berlangsung dalam suatu sistem
internasional. Disebabkan oleh adanya hubungan antar dua atau lebih pelaku
terjadilah interaksi, selama terjadinya interaksi tersebut timbulah berbagai
aktivitas yang saling mempengaruhi. 14 Dalam membahas interaksi antar negara,
J.Frankel mengatakan ada dua tipe hubungan ekstrim yaitu (1) konflik dan (2)
kerjasama, sedangkan situasi yang jatuh diantara dua tipe yang ekstrim itu disebut
(3) persaingan. 15
Kepentingan nasional merupakan konsep yang inti dalam kajian masalah
internasional selama negara-bangsa (nation-state) masih merupakan aktor
hubungan internasional yang dominan. K.J. Holsti mengidentifikasikan
kepentingan nasional kedalam tiga klasifikasi, yaitu: (1) core values atau sesuatu
yang dianggap paling vital bagi negara dan menyangkut eksistensi suatu negara;
(2) middle-range objectives, biasanya menyangkut kebutuhan memperbaiki
derajat perekonomian; (3) long-range goals, merupakan sesuatu yang bersifat
idela , misalnya keinginan unutk mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia.
Donald E. Nuechterlin menyebutkan empat jenis kepentingan nasional:
1. Kepentingan pertahanan, diantaranya menyangkut kepentingan untuk
melindungi warga negaranya serta wilayah dan sistem politiknya dari
ancaman negara lain;
2. Kepentingan ekonomi, yakni kepentingan pemerintah untuk meningkatkan
perekonomian negara melalui hubungan ekonomi dengan negara lain;
13Umar Suryadi Bakry, Pengantar Hubungan Internasional, Bekasi: Jayabaya University Press, 1999, hal. 3 14 R.Soeprapto, op.cit., hal 155.
3. Kepentingan tata internasional, yakni kepentingan untuk mewujudkan atau
mempertahankan sistem politik dan ekonomi internasional yang
menguntungkan bagi negaranya;
4. Kepentingan idiologi, yaitu kepentingan untuk mempertahankan atau
melindungi idiologi negaranya dari ancaman idiologi negara lain.
Tujuan utama suatu negara melakukan kerjasama internasional adalah
untuk memenuhi kepentingan nasionalnya yang tidak dimiliki di dalam negeri.
Untuk itu, negara yang memiliki kebutuhan nasional tersebut memperjuangkan
kepentingan nasionalnya di luar negeri. Untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya
yang tidak dapat dipenuhinya dapat melakukan kerjasama dengan negara lain.
Negara yang memenuhi kebutuhan negara yang tidak dapat memenuhi negara
tersebut kemudian juga dapat memanfaatkan kebutuhan yang tidak ada dalam
negaranya ke negara lain.
Kerjasama internasional dilakukan sekurang-kurangnya memiliki dua
syarat utama, yaitu, pertama, adanya keharusan untuk menghargai kepentingan
nasional masing-masing anggota terlibat. Tanpa adanya penghargaan tidak
mungkin dapat dicapai suatu kerjasama seperti yang diharapkan semula. Kedua,
adanya keputusan bersama dalam mengatasi setiap persoalan yang timbul. Untuk
mencapai keputusan bersama diperlukan komunikasi dan konsultasi secara
berkesinambungan. Frekuensi komunikasi dan konsultasi harus lebih tinggi dari
pada komitmen.
Konsep hubungan internasional lain yang dianggap penting oleh pakar
hubungan internasional adalah kekuasaan (power). K.J. Holsti mengartikan power
sebagai kemampuan umum suatu negara untuk menguasai atau mengawasi
perilaku negara lain. Dalam konsep Holsti unsur pokok power adalah pengaruh
(influence) dan kapabilitas (capability). Unsur pengaruh diperlukan sebagai
perangkat untuk mencapai atau mempertahankan tujuan, sedangkan kapabilitas
pendesak untuk membujuk, mengacam, atau memberikan sanksi kepada negara
lain.16
Columbis & Wolfe juga setuju bahwa power merujuk ada “apa saja” yang
bisa menciptakan dan mempertahankan pengendalian aktor (negara) A terhadap
aktor (negara) B. Negara yang kuat akan memiliki power yang lebih besar untuk
mempengaruhi dan mengendalikan tindakan negara B sesuai dengan keinginan
negara A.17
Menurut Morgenthau dalam Politik Antar Bangsa, elemen-elemen yang
menentukan power suatu negara adalah sebagai berikut:
Dengan adanya power, negara yang bergantung terhadap negara
lainnya akan semakin gampang dikendalikan dan dikuasai. Walaupun power
bersifat eksplisit namun pengaruhnya sangat besar dalam hubungan internasional.
18
1. Letak Geografis
Faktor geografis merupakan fator yang paling stabil dimana
tergantungnya power suatu negara. lokasi suatu negara secara
geografis merupakan faktor fundamental yang mempunyai
kepentingan permanen, terutama dalam menentuka politik luar negeri
suatu bangsa.
2. Sumber Daya Alam
Pengaruh power suatu negara dalam hubungannya dalam bangsa lain
adalah sumber daya alam. Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan
pangan sendiri atau kekurangan akan sumber daya alam merupakan
faktor yang relatif stabil dalam kekuasaan nasional
3. Kapasitas industri
16 Umar Suryadi Bakry, op,cit., hal 64. 17 Ibid., hal 65
18 Hans J. Morgenthau,
Teknologi berupa peralatan perang dan komunikasi modern yang dapat
meningkatkan keseluruhan perkembangan industri merupakan elemen
power negara yang sangat penting. Kemenangan suatu negara dalam
peperangan modern sangat bergantung dari kualitas industri.
4. Kesiagaan militer
Yang memberikan kepentingan sesungguhnya dari faktor geografis,
sumber daya alam dan kapasitas industri kepada suatu negara adalah
kesiagaan militer. Ketergantungan power negara atas kesiapsiagaan
militer terlihat dengan jelas.
5. Penduduk
Penduduk yang banyak memang tidak dapat dikatakan memiliki power
yang besar. namun tidak ada negara yang dapat tetap atau mempunyai
power yang besar jika tidak termasuk ke dalam golongan bangsa
dengan penduduk terbesar. Tanpa penduduk yang besar, tidak mungkin
membangun dan memelihara bangunan industri yang diperlukan.
6. Karakter Nasional dan semangat nasional
Karakter nasional dan semangat nasional adalah hal yang penting.
Semangat nasional adalah ketetapan hati dengan mana suatu bangsa
mendukung politik luar negeri pemerintahannya dalam masa damai
dan perang.
7. Kualitas Diplomasi
Dari seluruh faktor yang membentuk power suatu negara yang
terpenting dan yang lebih tidak stabil adalah kualitas diplomasi. Semua
faktor lainnya yang menentukan power suatu negara adalah merupakan
bahan mentah dari hal mana kekuasaan suatu bangsa diciptakan.
Perang/ konflik dan perdamaian adalah dua konsep hubungan internasional
yang tidak dapat terpisahkan. Perang dalam konsep hubungan internasional,
yakni: 1) Perang merupakan kondisi tidak normal dalam hubungan dua negara
atau lebih, 3) Perang melibatkan penggunaan kekuatan bersenjata secara sadar
untuk mencapai tujuan tertentu, 4) perang mengandung sikap permusuhan dengan
intensitas yang besar (tinggi), 5) perang berpijak pada sejumlah aturan yang telah
dilembagakan atau disepakati bersama. Konsep perdamaian yaitu sebuah kondisi
tanpa perang, permusuhan, konflik, kekerasan, dan ketegangan. Keadaan damai
yang ideal tidak hanya merupakan kondisi tanpa perang dan bebas dari bentuk
kekerasan lainnya, tetapi juga ditandai dengan tingkat interaksi yang tinggi.19
Para pakar liberal hubungan internasional mengatakan bahwa hubungan
internasional dapat dicirikan sebagai dunia dimana negara-negara bekerjasama
satu sama lain untuk memelihara perdamaian dan kebebasan serta mengejar
perubahan progresif.20
Pola interaksi hubungan internasional tidak dapat dipisahkan dengan
segala bentuk interaksi yang berlangsung dalam pergaulan masyarakat
internasional, baik oleh pelaku negara-negara (state-actors) maupun oleh
pelaku-pelaku bukan negara (non-state actors). Pola hubungan atau interaksi ini dapat
berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan
(conflict). Tentu yang diharapkan adalah berlangsungnya pola-pola kerjasama.
Permasalahannya adalah bagaimana memelihara, mempertahankan, dan
meningkatkan kerjasama yang berlangsung secara adil dan saling
menguntungkan; bagaimana mencegah dan menghindari konflik serta bagaimana
mengubah kondisi-kondisi persaingan (kompetisi) dan pertentangan (konflik)
menjadi kerjasama.
Hubungan antar negara ditentukan oleh sifat negara dan
masyarakat internasional. Sifat umum negara adalah bahwa negara merupakan
bentuk tertinggi dari organisasi manusia dan negara hanya diperintah oleh
kepentingan nasionalnya.
21
19 Ibid., hal 70
20 Robert Jackson & Georg Sorensen, op.cit., hal. 6 21 T.May Rudy,
Hubungan dan kerjasama internasional muncul karena kedaan kebutuhan
masing-masing negara yang berbeda sedangkan kemampuan dan potensi yang
dimiliki pun tidak sama. Hal ini menjadikan suatu negara membutuhkan
kemampuan dan kebutuhannya yang ada di negara lainnya. Kerjasama
internasional dilakukan sekurang-kurangnya harus memiliki dua syarat utama,
yaitu pertama, adanya keharusnya untuk menghargai kepentingan nasional
masing-masing anggota yang terlibat. Tanpa adanya penghargaan tidak mungkin
dapat dicapi suatu kerjasama seperti yang diharapkan semula. Kedua, adanya
kepetusan bersama dalam mengatasi setiap persoalan yang timbul. Untuk
mencapai keputusan bersama, diperlukan komunikasi dan konsultasi secara
berkesinambungan. Frekuensi komunikasi dan konsultasi harus lebih tinggi dari
komitmen. 22
Faktor ekonomi merupakan faktor penting dalam hubungan internasional
karenan menentukan atau mempengaruhi national power atau kapabilitasnya.
Negara-negara maju atau industri yang telah berhasil mengkombinasikan
teknologi dengan modal, tenaga kerja terlatih dan bahan-bahan mentah tidak
hanya menikmati standar hidup yang tinggi tetapi juga mempunyai pengaruh
terhadap hubungannya dengan negara lain. Negara yang lebih maju mempunyai
power yang kuat untuk dapat melakukan dominasi terhadap negara lainnya.
Dalam pandangan kaum liberal, pilihan kerjasama ekonomi juga
mengurangkan politik luar negeri yang bermusuhan dengan negara lain.
Kerjasama ekonomi dalam organisasi level regional mengurangkan konflik karena
perdagangan dan kolaborasi ekonomi antaranggotanya. Organisasi regional bisa
mengubah politik luar negeri dua negara yang selalu bermusuhan menjadi
bersahabat. Negara- negara memperluas konsepsi kepentingan nasionalnya dalam
rangka memperluas wilayah kerjasama. Perkembangan ekonomi yang saling
bergantung membuat negara tidak dapat egois dalam menggunakan kekuatan
22 Sjamsumar Dam dan Riswandi,
militer negara ain karena khawatir akan hukuman yang dilakukan negara lain yang
merugikan kepentingan ekonomi mereka. 23
Pemahaman tentang hubungan internasional memiliki ruang lingkup yang
kompleks. Hubungan internasional dibentuk oleh hubungan antarnegara yang
saling memiliki nilai-nilai berharga yang ingin diraih demi kehidupan warga
negaranya, nilai-nilai tersebut adalah hal-hal yang sangat dibutuhan oleh warga
negaranya seperti keamanan, kebebasan, ketertiban, keadilan dan kesejahteraan.
Saling keterkaitan antarmasalah di masing-masing negara menjadi pembahasan
hubungan internasional yang terjadi, seperti menyangkut masalah ekonomi,
keamanan, budaya, HAM, tenaga kerja dan lain sebagainya. Dengan hubungan
internasional maka permasalahan- permasalahan masing-masing negara akan
sangat menentukan kemakmuran suatu negara.
Nilai dasar pertama negara yang harus ditegakkan adalah kebebasan, baik
kebebasan pribadi maupun kebebasan nasional atau kemerdekaan. Nilai dasar
kedua dan ketiga yang harus diterapkan suatu negara adalah ketertiban dan
keadilan. Negara- negara memiliki kepentingan bersama dalam membangun dan
memelihara ketertiban internasional sehingga mereka dapat hidup berdampingan
dan berinteraksi atas dasar stabilitas, kepastian, dan dapat diarmalkan. Nilai dasar
ketiga yang diharapkan dari negara adalah kesejahteraan sosio-ekonomi
warganegara. Masyarakat mengharapkan pemerintahnya menjalankan kebijakan
yang tepat dalam menyedikan lapangan pekerjaan yang tinggi, inflasi yang
rendah, investasi yang stabil, pergerakan perdagangan dan komersial yang tidak
terganggu dan seterusnya. 24
Saling ketergantungan yang menyebabkan terjadinya dislokasi tenaga
kerja khususnya yang terjadi antara Indonesia-Malaysia disebabkan oleh berbagai
faktor. Selain dari faktor lokasi dan budaya, faktor ekonomi memgang peranan
23 Abubakar Eby Hara, Pengantar Analisis Politik Luar Negeri: dari Realisme sampai Konstruktivisme, Bandung: NUANSA, 2011, hal 64.
yang sangat penting. Jauh berkurangnya jumlah lapangan kerja Indonesia yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah pengangguran menyebabkan
Indonesia harus melakukan mobilisasi ke luar negeri.
Jalur diplomasi merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh
kedua negara. Diplomasi merupakan suatu perangkat dalam Prestige politics yaitu
suatu politik yang membentuk pemikiran masyarakat atau negara mengenai posisi
suatu masyarakat atau negara lain dan bertujuan untuk menekankan kepada
bangsa-bangsa lain mengenai kekuasaan yang sesungguhnya dimiliki suatu
bangsa atau yang mereka yakini atau yang ingin diyakininya kepada
bangsa-bangsa lain bahwa suatu negara memilikinya.25
Diplomasi memainkan peranan besar dalam mengatur kebijakan-kebijakan
internasional. Banyak masalah yang bisa diselesaikan melalui diplomasi. Secara
umum diplomasi bertujuan untuk mencari cara terbaik menurut Hans. J.
Morgenthau dalam Politics Among Nations, sarana diplomasi yang sangat
menentukan ada tiga yaitu bujukan (persuassion), kompromi (compromise) dan
ancaman kekerasan (threat of force).26
Hubungan Indonesia dengan Malaysia telah bergantung sejak lama dimana
kedua negara bekerjasama di bidang ekonomi. Volume investasi dan perdagangan
di kedua negara ini dari tahun ke tahun berkembang. Hubungan ketergantungan
berlaku dalam penyediaan dan permintaan terhadap tenaga kerja Indonesia di
Malaysia. Dalam bidang pendidikan, kebudayaan dan seni, kedua negara juga
mempunyai hubungan yang meningkat. Kaum liberal melihat ini merupakan
bagian dari kerjasama yang saling menguntungkan sebagai dua partner kerjasama
dan bukan sebagai dua negara yang sedang berkonflik.27
25 Hans J. Morgenthau, op.cit., hal. 95.
26 Boer Mauna, Diplomasi dan Hukum Diplomasi, Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan Departemen Luar Negeri, 2002, hal. 102.
Pelaksanaan kerjasama internasional permasalahannya bukan hanya
terletak pada identifikasi sasaran-sasaran bersama dan metode untuk mencapainya
tetapi terletak pada pencapaian sasaran itu. Kerjasama pun akan diusahakan
apabila manfaat yang diperoleh diperkirakan akan lebih besar daripada
konsekuensi-konsekuensi yang harus ditanggung setiap negara yang sedang
bekerja sama. Sesuai dengan tujuannya, kerjasama internasional adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama. Karena hubungan kerjasama internasional
dapat mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan penyelesaian masalah
diantara dua atau lebih negara tersebut.
6.2 Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Dalam perkembangan dewasa ini, penggunaaan kata perburuhan, buruh,
dan sebagainya sering ditemukana. Kata-kata tersebut sudah digantikan dengan
kata ketenagakerjaan. Pada tahun 1969 dengan disahkannya UU No. 14 Tahun
1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja istilah buruh digantikan
dengan istilah Tenaga Kerja yaitu orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Suatu perumusan yang luas, karena
meliputi siapa saja yang mampu bekerja, baik dalam hubungan kerja (formal)
maupun di luar hubungan kerja (informal) yang dicirikan dengan bekerja di
bawah perintah orang lain dengan menerima upah.28
Undang-undang ketenagakerjaan kemudian mengalami perubahan dengan
dikeluarkanya UU No. 13 Tahun 2003. Dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan telah merumuskan istilah ketenagakerjaan sebagai hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa
kerja. Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa, yang daitur dalam UU
ketenagakerjaan adalah segala hal yang berkaitan dengan pekerja/buruh,
menyangkut hal-hal sebelum masa kerja (pre-employment), antara lain:
menyangkut pemagangan, kewajiban mengumumkan lowongan kerja dan
lain-lain.
Dalam UU No. 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja (man
power) terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
(labour Force) terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur
atau yangs edang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari
golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan
lain atau penerima pendapatan. Tenaga kerja mencakup siapa saja yang
dikategorikan sebagai angkatan kerja dan juga yang bukan angkatan kerja
sedangkatn angkatan kerja adalah mereka yang bekerja dan yang tidak bekerja
(pengangguran). 29
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian tenaga kerja indonesia (TKI).
Menurut pasal 1 bagian (1) UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, TKI adalah setiap warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam
hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Sedangkan
menurut buku pedoman pengawasan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia
adalah warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang melakukan
kegiatan di bidang perekonomian, sosial, keilmuan, kesenian, dan olahraga
profesional serta mengikuti pelatihan kerja di luar negeri baik di darat, laut
maupun udara dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja.
Sementara itu dalam pasal 1 Kep. Manakertran RI No Kep
104A/Men/2002 tentang penempatan TKI keluar negeri disebutkan bahwa TKI
adalah laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka
29 Agusmidah,
waktu tertent berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.
Prosedur penempatan TKI ini harus benar-benar diperhatikan oleh calon TKI
yang ingin bekerja ke lur negeri tetapi tidak melalui prosedur yang benar dan sah
maka TKI tersebut nantinya akan menghadapi masalah di negara tempat dia
bekerja Berdasarkan beberapa pengertian TKI tersebut maka dapat dikemukakan
bahwa TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk
bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja
melalui penempatan TKI dengan menerima upah.
Aris Ananta dalam bukunya Liberalisasi Ekspor dan Impor Tenaga Kerja
Suatu Pemikiran Awal menerangkan bahwa kehadiran tenaga kerja di Indonesia
dibutuhkan oleh negara lain ssat sekarang cenderung menawarkan pekerjaan yang
sering disebut dengan pekerjaan 3-D (Dirty, Difficult, and Dangerous) yang
dikarenkan penduduk negara maju cenderung menolak pekerjaan tersebut. Pada
sisi lain dengan jumlah tenaga kerja yang berlebih Indonesia mempunyai
kelebihan tenaga kerja yang murah. Pada saat ini adanya suatu kenyataan bahwa
Indonesia mengalami kelebihan tenaga kerja yang tidak terampil, dengan upah
penghasilan yang rendah. Di samping itu, banyak negara yang lebih maju
daripada Indonesia telah mencapai tahap pengimpor tenaga kerja tidak terampil.
Dalam bahasa yang lebih teknis dikatakan bahwa terdapat penyumbangan tenaga
kerja ke Malaysia untuk tenaga kerja yang tidka terampil dan murah dari
Indonesia.
7. Metodologi Penelitian 7.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif.
arena populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat.30
Penelitian deskriptif juga merupakan sebuah proses pemecahan suatu masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau menerangkan keadaan sebuah objek
maupun subjek penelitian seseorang, lembaga maupun masyarakat pada saat
sekarang dengan berdasarkan fakta-fata yang tampak sebagaimana adanya.31
7.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus
memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses studi.Penelitian
kualitatif berorientasi pada upaya memahami fenomena secara menyeluruh.32
Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan
manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan
analisis data secara induktif, bersifat deskriptif, membatasi studi dengan fokus.33
7.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan. Dalam
penelitian ini data primer didapat dengan melakukan wawancara
mendalam dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung
dan terbuka kepada informan atau pihak yang berhubungan dengan
masalah penelitian
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah
maupun telah diolah. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
30 Sudarwan Danin, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora,
Bandung: Pustaka Setia, 2002, hal.41 31 Hadari Nawawi,
Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1987, hal 63.
32 Sudarwan Danin,
op.cit., hal 33.
buku-buku, majalah, jurnal, dan internet yang masih memiliki
relevansi dengan penelitian ini.
7.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknika analisis data
deskriptif kualitatif yaitu berusaha menyimpulkan data yang berhubungan dengan
objek penelitian. Data-data yang dikumpulkan baik dari buku-buku mauun data
hasil wawancara akan dianalisis dengan teori-teori yang ada sehingga menemukan
pemahaman yang lebih dalam terhadap permasalahan ini.
8. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, kerangka teori,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan
BAB II : TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)
Bab ini akan diuraikan tentang sejarah tenaga kerja Indonesia dari masa pra
kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, sampai masa reformasi.
BAB III: DAMPAK EKONOMI DAN POLITIK PENGIRIMAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE MALAYSIA TAHUN 2004-2009
Bab ini akan dideskripsikan data-data yang didapat dari berbagai sumber dan hasil
wawancara. Bab ini juga akan berisikan tentang hasil analisis data-data yang telah
di dapat dengan teori untuk mendapatkan hasil dari rumusan permasalahan. Pada
bab ini akan dibahas tentang dampak pengiriman tenaga kerja (TKI) ke Malaysia.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini beirisi kesimpulan dari hasil analisis tentang masalah pengiriman tenaga
kerja dengan tinjauan ekonomi politik dan rekomendasi dari hasil penelitian yang
BAB II
SEJARAH TENAGA KERJA INDONESIA
Dalam konteks ketenagakerjaan, para ahli menyebutkan globalisasi sebagai
alasan terjadinya proses kerjasama ketenagakerjaan. Hubungan regional, bilateral
ataupun multilateral semakin memperkokoh kerjasama dibidang ketenagakerjaan.
Negara-negara dunia memiliki kesempatan untuk saling melengkapi kekurangan
di masing-masing negaranya untuk berkompetisi di tengah pasar besar. Dengan
adanya hubungan antarnegara juga semakin membuka peluang kepada
masing-masing negara untuk memanfaatkan keberadaan hubungan tersebut dengan
menerapkan kebijakan tertentu agar tercapainya tujuan bersama.
Perjalanan panjang kerjasama pengiriman tenaga kerja tercatat sebagai proses
perkembangan perdagangan ekonomi dunia yang semakin berkembang dari tahun
ke tahun. Migrasi tenaga kerja terjadi karena adanya perbedaan antarnegara,
terutama dalam memperoleh kesempatan dibidang ekonomi. Migrasi internasional
Indonesia dicirikan dengan tingkat pendidikan yang rendah, berumur antara 15-40
tahun. Banyak TKI mempunyai etos kerja yang rendah jika dibandingkan dengan
tenaga kerja dari Thailand, Filipina, dan Korea Selatan. Rendahnya kualitas TKI
berarti rendahnya pengetahuan mereka tentang hak-haknya.34
II.A Sejarah Migrasi Indonesia pada masa Kolonialisme dan Orde Lama
Tenaga kerja
Indonesia menjadi sasaran utama oleh beberapa negara Industri besar, khususnya
negara-negara tidak menerapkan pendidikan yang tinggi. Negara-negara industri
lebih menekankan pada kemampuan ketrampilan dan tenaga dari tenaga kerja
tersebut.
Perpindahan tenaga kerja Indonesia antarpulau dan luar negeri tidak bisa
dipisahkan dari masa orde lama dan orde baru bahkan sejak masa penjajahan di
34
tahun 1887. Pada tahun tersebut, tenaga kerja dikirim ke beberapa daerah jajahan
seperti Suriname, Kaledonia, dan Belanda.35
Selama periode 1875-1940 pekerja Indonesia sudah bekerja sebagai kuli
kontrak di Suriname dan New Caledonia. Menurut catatan sensus 1930 jumlah
pekerja Indonesia di Suriname sekitar 31.000 orang, di New Caledonia sekitar
6.000 orang. Migran internasional yang bekerja di Suriname dan New Caledonia
pada waktu itu adalah migran paksaan/ kuli kontrak. Pada masa kolonial
kebanyakan migrasi internasional bersifat paksaan (forced Migration) dan
cendrung permanen (mobilitas penduduk yang bersifat menetap).
Di masa kolonial di Indonesia
pengiriman tenaga kerja dijadikan alat untuk menghasilkan tujuan kolonial di
Indonesia. Banyak buruh-buruh yang dikirimkan ke negara penerima tenaga kerja
dengan tujuan untuk mendapatkan kepentingan-kepentingan para kolonial.
36
Kebanyakan para migran bekerja sebagai kuli kontrak di
perkebunan-perkebunan milik pengusaha asing. Migrasi internasional berkaitan dengan
kepentingan negara penjajah dan para pengusaha asing, bukan karena desakan
kebutuhan para migran. Nasib para pekerja sangat menyedihkan karena dipaksa
bekerja tanpa ada perlindungan hukum dan aturan kerja. Upah mereka rendah dan
jam kerja panjang tanpa didukung oleh fasilitas kerja. Mereka diperlakukan tanpa
ada peri kemanusiaan.
Dimulai pada abad ke 20, migrasi dari Indonesia ke Malaysia yang berlaku
secara besar-besaran dalam konteks ekonomi kolonial yang memerlukan tenaga
kerja yang ramai di Malaysia. Sebagian orang Jawa datang untuk menjadi kuli
kontrak pemodal Inggris. Pada masa yang sama ada juga orang-orang Melayu
dari Malaysia yang merantau ke Indonesia dan kemudian terus menetap di
35
Awani Irewati, Kebijakan Indonesia Terhadap Masalah TKI di Malaysia dalam edisi Awani Irewati, Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Masalah TKI ilegal di Negara ASEAN,
Jakarta: Pusat Penelitian Politik LIPI, 2003, hal 34.
36
Indonesia.37
Di masa kolonial penggunaan buruh Indonesia di Malaysia dalam berbagai
sektor tenyata menjadi tradisi dan adat merantau dalam kehidupan mereka dan
menjadi suatu daya hidup yang positif dan dinamik. Pada masa kolonial baik di
Indonesia maupun Malaysia pihak pemerintah telah merencanakan berbagai
program dan projek pembangunan. Pembangunan tentunya khusus untuk
kepentingan membena keutuhan ekonomi dan politik kolonial.
Perantauan yang terjadi baik dari Indonesia ke Malaysia maupun
sebaliknya sudah mulai terjadi pada masa kolonial di kedua negara saat itu.
38
Inggris pada abad ke 20an, mulai merencanakan pembangunan ekonomi di
semenanjung khususnya untuk pengenalan pertanian ladang. Perencanaan
pembangunan ekonomi Inggris pada saat itu adalah untuk memajukan daerah di
Malaysia sehingga kepentingan Inggris tercapai. Dalam melaksanakan program
tersebut, I