• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kadar Troponin T dengan Mortalitas pada Pasien Syok Sepsis

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.3. Hubungan Kadar Troponin T dengan Mortalitas pada Pasien Syok Sepsis

Hubungan Kadar Troponin T dengan mortalitas pada pasien syok sepsis yang dirawat di PICU dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3. Hubungan kadar troponin T dengan mortalitas pada pasien syok sepsis yang dirawat di PICU

Variabel Kadar TroponinT P OR IK95% Positif (n,%) Negatif (n,%) Meninggal Tidak Meninggal 14 (93.3%) 1 (6.7%) 11 (57.9%) 8 (42.1%) 0.047 10.182 1.102-94.104

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa dari semua pasien syok sepsis yang mengalami peningkatan kadar troponin T sebanyak 93,3% meninggal. Sedangkan dari semua pasien syok sepsis yang tidak mengalami peningkatan kadar troponin T, hanya 57,9% yang meninggal.

Uji hipotesis yang digunakan adalah Fisher’s exact test, dengan nilai P sebesar 0,047. Artinya, secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan kadar troponin T dengan mortalitas pada pasien syok sepsis.

Parameter kekuatan hubungan yang digunakan adalah OR, yaitu sebesar 10,18 dengan IK 95% 1,102 – 94,104. Artinya, pasien syok sepsis dengan peningkatan kadar troponin T mempunyai kemungkinan 10,18 kali untuk mengalami kematian dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami peningkatan kadar troponin T.

Gambar 4.1: Hubungan antara kadar troponin T dengan lama rawatan.

Berdasarkan gambar 4.1, dijumpai nilai P sebesar 0.021, artinya terdapat korelasi yang bermakna antara kadar troponin T dan lama rawatan dengan nilai r=0.387 yang artinya menunjukkan hubungan yang lemah antara kadar troponin T dengan lama rawatan.

L am a r aw at an (ha ri) Kadar Troponin T (µg/L)

Gambar 4.2: Hubungan kadar troponin T dengan hemoglobin

Berdasarkan gambar 4.2, dijumpai nilai P sebesar 0.001, artinya terdapat korelasi yang bermakna antara kadar troponin T dan kadar hemoglobin dengan nilai r=0.545 yang artinya menunjukkan hubungan cukup kuat antara kadar troponin T dengan kadar hemoglobin.

Kadar Troponin T (µg/L) H em ogl obi n ( gr % )

BAB 5. PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan di unit perawatan intensif anak Rumah Sakit H. Adam Malik Medan, dari 34 sampel pasien syok sepsis berdasarkan karakteristik demografi subjek, menunjukkan persentase anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan (58.8%), sedangkan dari umur dijumpai 26 pasien berumur 1 - 50 bulan (76.5%). Berdasarkan lama rawatan, 32 pasien paling lama dirawat selama 1-25 hari (94.2%) dengan 19 pasien kadar hemoglobinnya 10.6-15.5 gr% (55.9%). Sebanyak 25 anak yang mengalami syok sepsis pada umumnya mengalami peningkatan jumlah leukosit , yaitu > 12.000/mm3

Penelitian di Brazil tahun 2008 menemukan bahwa dari 218 pasien sepsis dan syok sepsis, persentase anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan (58,3%), umur terbanyak 1.1-185.1 bulan, dan lama rawatan 1-82 hari.

(73.5%). Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian sebelumnya, namun pada penelitian tersebut yang dinilai adalah peningkatan troponin I pada pasien syok sepsis.

Kelainan kardiovaskular cukup sering dijumpai pada pasien sepsis. Sekitar 50% pasien sepsis berat dan syok sepsis dapat mengalami gangguan fungsi jantung yang ditandai dengan penurunan fungsi ventrikel kiri.

19

8,17 Pada

studi ini kami menemukan peningkatan troponin T pada pasien syok sepsis sebesar 44,1%. Sejauh ini, penelitian ini merupakan penelitian pertama yang

menilai hubungan peningkatan kadar troponin T pada anak yang mengalami syok sepsis dengan mortalitas.

Berdasarkan meta-analisis terbaru dari 3278 pasien sepsis yang dirawat di unit perawatan intensif dijumpai peningkatan kadar troponin sebesar 12%-85%, dengan frekuensi rata-rata 43%.17 Penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 tentang kadar troponin I pada anak dengan syok sepsis menemukan bahwa troponin meningkat pada lebih dari 50% anak pada awal penyakit mereka. Pengukuran tanda biokimia tersebut dapat membantu dalam mendeteksi cedera jantung pada pasien syok sepsis dan memprediksi hasilnya.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan troponin pada pasien sepsis dapat memperkirakan adanya disfungsi miokard dan peningkatan rata-rata mortalitas.

33

17 Peningkatan kadar troponin adalah salah

satu penanda cedera miokard yang digunakan untuk diagnosis infark miokard pada pasien dewasa, tetapi kondisi-kondisi lain juga dapat menyebabkan cedera miokard. Pada anak dengan syok sepsis peningkatan protein ini lebih mungkin disebabkan oleh cedera jantung yang diinduksi oleh sepsis.

Penelitian ini lebih difokuskan pada troponin T dibandingkan troponin I karena troponin T bisa terdeteksi lebih cepat dibandingkan troponin I, yaitu 3-4 jam setelah terjadi kerusakan pada sel otot jantung dan tetap tinggi dalam serum selama 1-2 minggu. Pada troponin I dapat terjadi false positive atau terjadinya reaksi silang dengan

4,33

faktor rheumatoid, antibodi heterofil, gumpalan fibrin, bilirubin, atau produk hemolisis.7,35

Penelitian ini menemukan adanya hubungan yang bermakna antara kadar troponin T dan mortalitas pada pasien syok sepsis. Dijumpai kadar troponin T positif pada 15 pasien (44.1%) dan troponin T negatif pada 19 pasien (55.9%). Dari 15 pasien dengan kadar troponin T positif, 14 diantaranya meninggal (93.3%) dan hanya 1 pasien (6.7%) sembuh dan keluar dari rumah sakit. Penelitian yang dilakukan di Bangkok melaporkan bahwa dari 40 pasien dewasa dengan syok sepsis, kadar troponin T meningkat dijumpai pada 17 pasien (42.5%) dan tidak meningkat pada 23 pasien (57.5%), dimana troponin T positif memiliki angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan troponin T negatif (100 % vs 48%, P < 0.001). Lamanya pasien menderita hipotensi dan pemberian vasopressor dengan dosis maksimal juga berkorelasi dengan peningkatan troponin jantung.4

Peningkatan troponin pada keadaan sepsis sering dijumpai, namun sampai saat ini belum diketahui secara pasti mekanisme peningkatan troponin pada pasien sepsis.

Pada penelitian ini, semua pasien mendapatkan inotropik baik dopamin maupun dobutamin, namun tidak dilakukan pemeriksaan ulang kadar troponin setelah pasien mendapatkan inotropik tersebut.

35 Sepsis dan proses inflamasi sistemik lainnya

dapat menyebabkan depresi miokard dan kerusakan sel jantung, meningkatkan konsumsi oksigen, menurunkan sirkulasi mikrovaskular, dan penurunan pengiriman oksigen ke jantung karena hipoksemia sistemik, disfungsi mikrosirkulasi, hipotensi, dan kadang-kadang anemia yang akhirnya akan menyebabkan pelepasan troponin ke sirkulasi.26 Pasien sepsis berat

dengan gangguan fungsi jantung memiliki peningkatan risiko kematian 70% -90% lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien sepsis tanpa kelainan fungsi jantung.

Dari penelitian ini, dengan menggunakan regresi linier kami menemukan hubungan yang lemah antara peningkatan kadar troponin T dengan lama rawatan.

31

Penelitian terbaru pada dewasa menemukan bahwa dari 926 pasien sepsis, 645 (69,7%) dijumpai peningkatan kadar troponin T sedangkan 281 (30,3%) kadar troponin T tidak terdeteksi. Selama dirawat, 15% pasien dengan troponin T negatif meninggal dan pasien dengan kadar troponin T positif sebesar 31,9% yang meninggal (P< 0.0001). Penelitian tersebut juga menilai lama rawatan pasien dimana didapati hasil pasien dengan troponin T positif yang meninggal dibawah 30 hari sebesar 31% dan 17% troponin T negatif (P< 0.0001). Peningkatan troponin T pada pasien sepsis yang dirawat di ruang rawat intensif berhubungan dengan lama rawatan dan kematian jangka pendek, tidak berhubungan dengan kematian jangka panjang.39 Penelitian lain juga menyimpulkan bahwa peningkatan kadar troponin berhubungan dengan lama rawatan dan kematian (P<0.001).

Penelitian ini juga menunjukkan hubungan cukup kuat antara kadar troponin T dengan kadar hemoglobin. Penelitian terbaru pada pasien dengan gangguan kardiovaskular (gagal jantung) telah menunjukkan hubungan antara anemia ringan-sedang dengan memburuknya gejala gagal jantung, dan peningkatan angka kematian. Namun penelitian tersebut tidak

menemukan hubungan yang bermakna antara peningkatan kadar troponin I dengan anemia (P=0.3).41

Anemia sering dijumpai pada pasien dengan gangguan kardiovaskular yaitu sebesar 25%-50%.

41 Ketika terjadi iskemia miokard maka membran sel

menjadi lebih permeabel sehingga komponen intraseluler seperti troponin jantung merembes ke dalam interstisium dan ruang intravaskuler. Akan terjadi pelepasan troponin dini segera setelah terjadi jejas iskemia diikuti oleh pelepasan troponin miofibriler yang lebih lama yang menyebabkan pola pelepasan bifasik yang terutama terjadi pada troponin T.28 Anemia, takikardia, dan kebutuhan oksigen jantung yang tinggi dapat memperburuk iskemia.31

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian kami, ternyata peningkatan kadar troponin T berpengaruh terhadap lama rawatan dan mortalitas pasien yang dirawat di ruang rawat intensif. Peningkatan kadar troponin T mungkin bisa dijadikan penanda awal sudah terjadinya syok pada anak dengan sepsis, menggambarkan tingkat keparahan penyakit, dan menunjukkan prognosis yang buruk.

Penelitian ini masih mempunyai beberapa kelemahan seperti desain penelitian yang hanya bersifat observasional, jumlah sampel yang sedikit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan suatu studi acak tersamar dan jumlah sampel yang lebih besar.

Dokumen terkait