• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Hubungan antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani dengan Tingkat Adopsi terhadap Program KRPL

Faktor sosial ekonomi yang diduga berhubungan dengan tingkat adopsi petani adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan dan jumlah tanggungan.

Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi dengan tingkat adopsi petani, maka dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.

a. Hubungan Umur Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL

Dalam penelitian ini diduga bahwa makin muda petani biasanya mempunyai semangat ingin tahu apa yang belum diketahui, sehingga dengan demikian petani berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya belum berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut.

Dengan asumsi bahwa semakin tinggi umur petani maka respon petani terhadap adopsi inovasi akan semakin berkurang. Gambaran hubungan umur dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 20. Hubungan Umur dengan Tingkat Adopsi Petani

Uraian Umur (Tahun) Tingkat Adopsi (Skor)

Range 21 – 70 4 – 12

Rata - Rata 44,5 7,86

rs -0,064 ttabel : 2,160

thitung : -0,231

Data diolah dari lampiran 1

Untuk melihat hubungan umur dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman.Dari hasil analisis pada tabel 20, diperoleh nilai rs =-0.064. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,064 menunujukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel umur dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Koefisien bertanda negatif menunjukkan bahwa apabila umur petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL menurun dan demikian sebaliknya apabila umur petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL meningkat. Nilai thitung sebesar -0,231 menunjukkan bahwa thitung < ttabel (α = 0,05) = 2,160.

Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel umur dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua variabel ditolak.

Makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka belum berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa petani yang melaksanakan Program KRPL berada diantara rentang umur 20 – 50 tahun yaitu sebanyak 11 orang dari total sampel sebesar 15 orang. Hal ini berarti dengan bertambahnya umur petani maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL menurun dan demikian juga sebaliknya.

b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Adopsi petani Terhadap Program KRPL

Pendidikan merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya akan menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju penggunaan praktek pertanian yang lebih modern. Petani yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat dalam melaksanakan adopsi. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin tinggi juga tingkat adopsinya.

Gambaran hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 21. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Adopsi Petani Uraian Tingkat Pendidikan

(Tahun) Tingkat Adopsi (Skor)

Range 6 - 18 4 – 12

Rata – Rata 9,6 7,86

rs -0,136 ttabel : 2,160

thitung : -0,495

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Untuk melihat hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka diuji dengan maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman.Dari hasil analisis pada tabel 21, diperoleh nilai rs =-0,136. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,136 menunujukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Koefisien bertanda negatif menunjukkan bahwa apabila tingkat pendidikan petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL menurun dan demikian sebaliknya apabila tingkat pendidikan petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL meningkat. Nilai thitung sebesar -0,495 menunjukkan bahwa thitung < ttabel (α = 0,05) = 2,160. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua variabel ditolak.

Tingkat pendidikan yang rendah pada umumnya kurang menyenangi inovasi, sehingga sikap mental untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu pertanian kurang. Namun hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa petani

yang paling banyak menerapkan Program KRPL di daerah penelitian adalah petani dengan tingkat pendidikan yang rendah yaitu tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang sementara petani dengan tingkat pendidikan Perguruan tinggi hanya sebanyak 2 orang. Ini berbanding terbalik dengan asumsi diatas. Petani sampel di daerah penelitian memang menerapkan Program KRPL dengan kemauan sendiri tanpa adanya pandangan bahwa semakin sedikit ilmu yang mereka miliki maka mental mereka untuk menambah ilmu pengetahuan berkurang. Hal ini patut diapresiasi mengingat pada umumnya memang petani kebanyakan hanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

c. Hubungan Pengalaman Bertani Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pangalaman lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan.

Gambaran hubungan pengalaman bertani dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 22. Hubungan Pengalaman Bertani dengan Tingkat Adopsi Petani Uraian Pengalaman Bertani

(Tahun) Tingkat Adopsi (Skor)

Range 2 - 30 4 – 12

Rata – Rata 11 7,86

rs 0,360 ttabel : 2,160

thitung : 1,391

Untuk melihat hubungan pengalaman bertani dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka diuji dengan maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman. Dari hasil analisis pada tabel 22, diperoleh nilai rs =0,360. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,360 menunujukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara variabel pengalaman bertani dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Koefisien bertanda positif menunjukkan bahwa apabila pengalaman bertani petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL juga meningkat dan demikian sebaliknya apabila pengalaman bertani petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL menurun. Nilai thitung sebesar 1,391 menunjukkan bahwa thitung < ttabel (α = 0,05) = 2,160. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel pengalam bertani dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua variabel ditolak.

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam membuat keputusan. Namun dari hasil penelitian di lapangan, petani yang menerapkan Prgram KRPL kebanyakan merupakan petani pemula dengan rentang tahun antara 1 – 10 tahun sebanyak 10 orang, hal ini berbanding terbalik dengan asumsi diatas. Petani sampel di daerah penelitian melaksanakan Program KRPL dengan alasan dikarenakan kegiatan yang ada dalam program mudah untuk dilaksanakan. Selain itu penyuluh juga turut serta membantu dalam proses pelaksanaan program.

d. Hubungan Luas Lahan Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL

Petani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani yang berlahan sempit, hal ini dikarenakan keefesienan penggunaan sarana produksi.

Gambaran hubungan luas lahan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 23. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Adopsi Petani

Uraian Luas Lahan (Ha) Tingkat Adopsi (Skor)

Range 0,0125 - 0,05 4 – 12

Rata – Rata 0,0135 7,86

rs 0,352 ttabel : 2,160

thitung : 1,356

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Untuk melihat hubungan luas lahan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman.Dari hasil analisis pada tabel 23, diperoleh nilai rs =0.352. Nilai koefisien korelasi sebesar -0,352 menunujukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara variabel luas lahan dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Koefisien bertanda positif menunjukkan bahwa apabila luas lahan petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL meningkat dan demikian sebaliknya apabila luas lahan petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL juga menurun. Nilai thitung sebesar 1,356 menunjukkan bahwa thitung < ttabel (α = 0,05) = 2,160. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel luas lahan dengan

variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua variabel ditolak. Luas lahan yang dimaksud dalam pembahasan adalah luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani, bukan luas lahan pekarangan rumah. Luas lahan pertanian yang dimiliki oleh petani pada umunnya ditanami dengan tanaman palawija jagung, dan hortikultura seperti sawi, dan kangkung. Untuk Program KRPL sendiri, luas lahan pekarangan tidak berpengaruh besar dalam kegiatannya, dikarenakan dengan luas lahan yang sempit dan sedikit pun petani bisa melaksanakan Program KRPL dengan memanfaatkan polybag dan sistem tanam vertikultur yang ditanami sayur - sayuran.

e. Hubungan Jumlah Tanggungan Dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Program KRPL

Dalam penelitian ini diduga bahwa jumlah tanggungan keluarga petani memiliki hubungan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL. Hal ini berarti semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin tinggi adopsi terhadap Program KRPL. Dugaan ini didasari pada asumsi bahwa tanggungan keluarga, akan mendorong petani untuk melakukan lebih banyak kegiatan ataupun aktivitas. Gambaran hubungan jumlah tanggungan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 24. Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Tingkat Adopsi Petani Uraian Jumlah Tanggungan Tingkat Adopsi (Skor)

Range 0 - 3 4 – 12

Rata – Rata 1 7,86

rs -0,055 ttabel : 2,160

thitung : -0,199

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Untuk melihat hubungan luas lahan dengan tingkat adopsi terhadap Program KRPL maka dianalisis dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman.Dari hasil analisis pada tabel 24, diperoleh nilai rs =0.055 . Nilai koefisien korelasi sebesar -0,055 menunujukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel jumlah tanggungan dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Koefisien bertanda negatif menunjukkan bahwa apabila jumlah tanggungan petani bertambah maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL menurun dan demikian sebaliknya apabila pengalaman bertani petani berkurang maka tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL meningkat. Nilai thitung sebesar -0,199 menunjukkan bahwa thitung < ttabel (α = 0,05) = 2,160. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel pengalam bertani dengan variabel tingkat adopsi petani terhadap Program KRPL. Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kedua variabel ditolak.

Semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin tinggi adopsi terhadap Program KRPL. Dugaan ini didasari pada asumsi bahwa tanggungan keluarga, akan mendorong petani untuk melakukan lebih banyak kegiatan ataupun aktivitas.

Jumlah tanggungan petani pada umumnya dapat membantu petani dalam kegiatan Program KRPL namun pada kenyataan dilapangan jumlah tanggungan tidak mempengaruhi petani dalam kegiatan Program KRPL, petani sendiri yang berperan aktif dalam kegiatan Program KRPL.

BAB VI

Dokumen terkait