• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Kelembaban Tanah Permukaan dengan Penggunaan Lahan di Wilayah Dataran Kabupaten Purworejo

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3. Pembahasan dan Analisis Data

3.3.3. Hubungan antara Kelembaban Tanah Permukaan dengan Penggunaan Lahan di Wilayah Dataran Kabupaten Purworejo

Kelembaban tanah permukaan memiliki perbedaan dengan setiap penutup lahan atau penggunaan lahan di wilayah dataran. Hal itu terlihat dari hasil analisis statistik tetapi setiap penggunaan lahan memiliki rata – rata dan jika kadar kelembaban tanah permukaan melebihi dari keadaan rata – rata berarti terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut.

Tabel 3.7. Kelembaban Tanah Permukaan pada Penggunaan Lahan di Wilayah Dataran Kabupaten Purworejo

Descriptive Statistics

N Range Min Max Mean Std. Deviation Permukiman 5 42.5 37.5 80.0 64.500 19.5576 Sawah 15 30.0 70.0 100.0 93.167 9.1840 Campuran 2 .0 50.0 50.0 50.000 .0000 Tanaman 2 11.2 18.8 30.0 24.400 7.9196 Tegalan 1 .0 87.5 87.5 87.500 . Belukar 1 .0 12.5 12.5 12.500 . Lahankosong 4 55.0 .0 55.0 21.250 23.9357 Tubuhair 4 .0 100.0 100.0 100.000 .0000

Tabel 3.7. Descriptive Statistics terlihat bahwa dari 33 sampel telah dilakukan pengukuran pada penggunaan lahan. Sampel lahan sawah paling banyak dilakukan dikarenakan sebagian besar wilayah dataran dipergunakan untuk penggunaan lahan persawahan. Setiap kadar kelembaban tanah diharapkan mewakili penggunaan lahan yang ada di wilayah dataran walaupun tidak semua jenis penggunaan lahan belum teridentifikasi. Kelembaban tanah permukaan pada tegalan sebesar 87,5% dan hanya terdapat 1 sampel dimana letak tegalam hampir sebagian besar berada di dekat aliran sungai. Tegalan memiliki keadaan tanah permukaan cepat mengalami kerut terlihat dengan adanya retakan – retakan tanah tetapi kandungan air didalamnya banyak (basah) karena dekat dengan aliran sungai terlebih keadaan vegetasi yang rendah hingga cahaya matahari selalu menyinari permukaan tanah tersebut. Sehingga dapat dipastikan bahwa kelembaban tanah permukaan untuk daerah tegalan yang disekitar aliran sungai berada diatas 80%. Kelembaban tanah untuk belukar sekitar 12,5% dan merupakan penggunaan lahan yang ditumbuhi oleh vegetasi yang liar. Sebagian besar belukar terdapat di daerah dekat pantai atau aliran sungai jali bagian selatan dengan keadaan tanah yang berupa pasir. Selain itu belukar tidak terlalu membutuhkan banyak penyerapan air sehingga tumbuh didaerah dengan kelembaban tanah yang kering hingga sangat kering.

Kelembaban tanah permukaan untuk tubuh air dapat dipastikan bahwa memiliki kandungan air paling besar yaitu 100%. Hal itu dapat langsung terlihat seperti di kali jati dan kali bogowonto yang selalu pasang dan jarang sekali surut dan hanya mempengaruhi keadaan sekitarnya seperti vegetasi dan tanah. Kelembaban tanah permukaan untuk tanaman dalam hal ini merupakan tanaman jagung ,tebu, cabai, dan semangka. Sampel yang dilakukan untuk pengukuran sebanyak 2 sampel tetapi dapat memberikan keadaan untuk semua kelembaban tanah permukaan pada tanaman di wilayah dataran. Hampir seluruh tanaman tersebut berada di sebelah selatan Kabupaten Purworejo dan media tanah yang digunakan hampir menyerupai pasir dan memiliki partikel untuk meloloskan air sangat besar. Tanaman tersebut jika ditanam menggunakan media tanah seperti pasir mempunyai kandungan kelembaban tanah dari keadaan kering hingga sangat

kering. Kandungan air tanah pasir tidak akan melebihi dari 30%. Oleh karena itu, tanaman tersebut terus dilakukan penyiraman untuk mempertahankan kandungan air didalam tanah dan jika panen tanah diistiratkan dan menjadi lahan kosong dan banyak sekali sisa – sisa pemanenan dengan membakar lahan tersebut.

Lahan kosong sulit untuk didefinisikan bagaimana keadaan yang dimaksud dengan lahan kosong. Lahan kosong tidak sepenuhnya berupa tanah lapang tanpa tumbuhan melainkan terdapat vegetasi yang tumbuh dilihat dari letak dan keberadaan lahan kosong. Jika lahan kosong berada disekitar daerah pantai dan benar – benar tidak dimanfaatkan berarti keadaan internal tanah di lahan kosong tersebut memang belum dapat dioptimalkan. Sebaliknya jika lahan kosong merupakan lahan yang tadinya digunakan sebagai tempat untuk melakukan aktifitas seperti pertanian maka lahan tersebut hanya diistirahatkan hal seperti itu sulit untuk diketahui kadar kelembaban tanah yang sesungguhnya. Sampel dari lahan kosong menunjukan bahwa lahan kosong sebagian besar berada di daerah yang sulit terjangkau oleh aktifitas manusia. Kadar kelembaban tanah permukaan lahan kosong berada pada keadaan sangat kering dengan vegetasi yang tumbuh sangat jarang. Keadaan lahan kosong berbeda jika berada di dekat lahan permukiman karena memiliki kelembaban tanah permukaan yang berbeda dengan cakupan vegetasi yang rendah.

Kelembaban tanah permukaan untuk penggunaan lahan permukiman dan campuran memiliki keterkaitan karena identifikasi penggunaan lahan campuran merupakan keadaan vegetasi yang tumbuh di sekitar permukiman itu sendiri dengan berbagai macam vegetasi dan bukan merupakan untuk pertanian. Kelembaban tanah dari penggunaan lahan campuran konstan yaitu 50% dan termasuk kelembaban tanah kering. Penggunaan lahan campuran merupakan vegetasi yang tumbuh tidak terlalu tinggi dan menyebar sehingga cahaya matahari dapat masuk ke permukaan tanah dan didukung keadaan temperatur permukaan yang panas untuk mempercepat evaporasi dan evapotranspirasi. Permukiman sendiri memiliki kelembaban tanah rata – rata yaitu 64,5% dan termasuk sedang. Lingkungan sekitar dari permukiman mempengaruhi kelembaban tanah permukaan itu sendiri karena dengan keadaan permukiman yang padat dipastikan

memiliki kelembaban tanah permukaan kering. Tanah yang disekitar permukiman sulit menyerap air dan sebagian besar menjadi limpasan permukaan dan cepat mengalami evaporasi. Sebaliknya jika permukiman memiliki keadaan lingkungan dengan vegetasi minimal sedang akan memberikan pengaruh besar untuk kelembaban tanah permukaan karena tanah lebih lama mengalami proses evaporasi sehingga air memiliki waktu untuk masuk kedalam partikel – partikel tanah dengan waktu yang berbeda – beda. Keadaan tersebut akan membuat lingkungan permukiman bisa memiliki kelembaban tanah permukaan basah bukan berarti akan tergenang air.

Penggunaan lahan terakhir merupakan sawah dengan tanaman utama padi. Melihat bahwa untuk wilayah dataran memiliki beberapa jenis tanah seperti alluvial, regosol, dan latosol. Semua jenis tanah tersebut akan berpengaruh untuk semua penggunaan lahan tetapi untuk sawah lebih berperan banyak terutama kelembaban tanah permukaan. Sawah memiliki beberapa tahap dalam pengolahan maupun masa penanaman padi. Jika sawah dalam tahap penanaman maka keadaan tanah sawah akan berbeda dikarenakan saat pengolahan tanah dengan cara dibajak akan membuat keadaan tanah berubah dari profil tanahnya. Selanjutnya dilakukan pengairan dan jika keadaan tersebut terekam oleh citra maka tampak seperti tubuh air ataupun memiliki kelembaban tanah yang sangat basah terlebih tidak ada tanaman yang tumbuh. Sawah akan memiliki perbedaan lagi jika telah ditanam padi dan tumbuh hingga menjadi padi muda. Keadaan kelembaban tanah permukaan akan berbeda pula karena padi lebih banyak menyerap air dan dapat menjadi kelembaban tanah kering hingga sedang tetapi hal tersebut dapat berlaku jika petani tidak melakukan pengairan. Jika sawah telah masuk masa panen maka keadaan kelembaban tanah permukaan lebih berbeda karena padi telah dipanen dan tanah yang dibawahnya digunakan untuk pijakan dalam memanen. Pijakan tersebut mempengaruhi kelembaban tanah permukaan terlebih temperatur permukaan akan lebih dominan karena evaporasi lebih besar dan kelembaban tanah permukaan sawah bisa menjadi kering. Sebagian tanah sawah merupakan tanah yang dapat lebih lama menahan air dipermukaan. Jika ada masukan air akan lebih lama tertampung sehingga sawah kosong bisa menjadi genangan dan hal

tersebut dapat membantu pemulihan dari tanah sawah untuk dilakukan pengolahan kembali.

Perbedaan kelembaban tanah permukaan di setiap penggunaan lahan dipengaruhi dari vegetasi yang tumbuh disekitar dan temperatur permukaan, untuk keadaan permukiman maupun lahan yang tidak dipergunakan untuk lahan pertanian. Sebaliknya untuk lahan pertanian terutama sawah dipengaruhi oleh perilaku petani terhadap lahan sawah dan jenis tanah. Sebagian besar sawah berada di tanah alluvial, dan tanah latosol walaupun terdapat di tanah regosol yang didominasi oleh pasir. Tanah sawah regosol tersebut tidak murni ditanam pada media tanah seperti pasir melainkan ada pembentukan profil tanah dengan menambahkan tanah yang sama dengan tanah sawah yang seharunya. Sehingga sawah dapat tumbuh untuk kelembaban tanah permukaan dan memiliki siklus yang hampir sama dengan tanah aluvial dan latosol. Peranan vegetasi dan temperatur permukaan dalam mempengaruhi kelembaban tanah permukaan di setiap penggunaan lahan dapat dikenali dengan melihat Tabel 3.8. Keadaan vegetai dengan temperatur permukaan memiliki keterkaitan dan tidak langsung mempengaruhi kelembaban tanah permukaan itu sendiri.

Secara spasial analisis kewilayahan kelembaban tanah permukaan dapat terlihat dari persebaran kelembaban tanah permukaan terhadap batas – batas kenampakan yang lain seperti kerapatan vegetasi, temperatur permukaan, dan penggunaan lahan. Semua itu dihubungkan melalui batas – batas dari hasil pemrosesan terutama batas daerah penelitian. Sehingga akan diketahui bagaimana keadaan dari tanah tersebut secara keseluruhan, karena hanya dengan spasial yang dapat menggabungkan hal itu. Tabel 3.8. memperlihatkan bagaimana keadaan kerapatan vegetasi yang tumbuh serta kelembaban tanah permukaan dari setiap penggunaan lahan yang ada. Terlihat bahwa tidak seluruh vegetasi memiliki hubungan yang berbanding terbalik tetapi juga terdapat keadaan vegetasi yang memiliki temperatur yang hampir sama dengan klasifikasi kerapatan vegetasi. Temperatur permukaan dapat dikatakan sangat rendah hingga tinggi dilihat dari hasil pengolahan yang dilakukan dengan melihat temperatur permukaan dan persebaran suhu dari data yang telah ada.

Tabel 3.8. Perbandingan Jenis Penggunaan Lahan Terhadap Kerapatann Vegetasi dan Temperatur Permukaan di Wilayah Dataran Kabupaten Purworejo.

No Jenis Penggunaan Lahan Kerapatan Vegetasi Temperatur

Permukaan Keterangan

1 Sawah Sedang - rendah Rendah - sedang Objek sawah memiliki temperatur rendah – sedang walaupun keadaan vegetasi sedang – rendah dikarenakan sawah memperlihatkan keadaan vegetasi yang berbeda – beda.

2 Tegalan Sangat rendah - sedang Tinggi - rendah Tegalan paling banyak ditanam dekat aliran sungai dengan variasi tanaman yang berbeda – beda.

3 Lahan Kosong Sangat rendah Tinggi Kerapatan vegetasi berbanding terbalik dengan temperatur prmukaan. 4. Tanaman Sedang - rendah Sedang - tinggi Tanaman dipengaruhi dari keadaan tanah dan vegetasi yang tumbuh.

5. Belukar Rendah Tinggi Kerapatan vegetasi berbanding terbalik dengan temperatur permukaan.

6. Campuran Sedang - tinggi Sedang - rendah Dipengaruhi dari vegetasi yang ada dan objek yang tampak selain vegetasi.

7. Permukiman Rendah - sedang Sangat - Tinggi Dipengaruhi dari bangunan yang lebih dominan dibandingkan dengan vegetasi yang ada.

8. Tubuh air Sangat rendah Rendah Tubuh air memiliki temperatur permukaan yang hampir sama dengan

kerapatan vegetasi. Sumber: Hasil Pengolahan Citra Landsat 7 ETM+ dan Kerja lapangan Tahun 2011.

3.3.4. Pengaruh Warna Tanah dan Jenis Tanah Terhadap Kelembaban

Dokumen terkait