• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Lama Pendidikan Petani Sampel dengan Kehadiran Petani

No Kelompok Umur (Tahun)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Melaksanakan kerja sama penyuluhan nasional, regional dan internasional 5.Melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya, dan swasta

5.2.2. Hubungan Lama Pendidikan Petani Sampel dengan Kehadiran Petani

Mengikuti Penyuluhan di Daerah Penelitian

Lama pendidikan formal yang dimiliki oleh petani akan menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan dalam mengambil suatu keputusan. Hasil analisis hubungan antara lama pendidikan dengan kehadiran petani mengikuti

penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 15 dibawah ini :

Tabel 15. Hubungan Lama Pendidikan Petani Sampel dengan Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan di Daerah Penelitian

No Lama

Pendidikan

Tingkat Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan

Jumlah

Rendah Sedang Tinggi

1 SD (1-6) 0 (0%) 10 (50%) 3 (15%) 13 (65%) 2 SLTP (7-9) 0 (0%) 1 ( 5% ) 0 ( 0 %) 1 ( 5% ) 3 SMU (10-12) 0 (0%) 2 (10%) 3 (15%) 5 (25%) 4 S1 (13- 17 ) 0 (0%) 1 ( 5% ) 0 ( 0% ) 1 ( 5% )

Jumlah 14 (70%) 6 (30%) 20 (100%)

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 6

Tabel 15 menunjukkan bahwa kelompok tingkat pendidikan SD (1-6 tahun),

terdapat 3 orang (15%) yang nilainya tinggi, 10 orang (50%) yang nilainya sedang dan

tidak ada orang (0%) yang nilainya rendah terhadap tingkat kehadiran petani dalam

mengikuti penyuluhan. Kelompok tingkat pendidikan SLTP (7-9 tahun), terdapat 1

orang (5%) yang nilainya sedang, sedangkan pada kelompok yang nilainya tinggi dan

rendah tidak terdapat seorangpun yang berhubungan terhadap tingkat kehadiran petani

mengikuti penyuluhan. Pada kelompok tingkat pendidikan SMU (10-12 tahun), terdapat

3 orang (15%) yang nilainya tinggi, 2 orang (10%) yang nilainya sedang dan tidak ada

orang (0%) yang nilainya rendah terhadap tigkat kehadiran petani mengikuti

(5%)yang nilainya sedang dan tidak ada orang (0%) yang nilainya tinggi maupun rendah

pada tinkat kehadiran petani mengikuti penyuluhan.

Erat tidaknya hubungan lama pendidikan petani dengan kehadiran petani

mengikuti penyuluhan didaerah penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan

Korelasi Rank Spearman pada Lampiran 6, diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0.0307

dan nilai thitung = 0.1303. Oleh karena thitung =0.1303 < t (α/0.05) = 2.101, berarti Ho

diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara lama pendidikan petani

sampel dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan di daerah penelitian. Oleh

karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara lama pendidikan petani

dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan didaerah sampel ditolak.

Hal ini disebabkan karena sampainya informasi yang diberikan hingga sampai

pada taraf mempercayai yang berpengaruh adalah proses penyampaian atau metode

penyampaian sehingga taraf pendidikan tidak mempengaruhi terhadap proses

penerimaan informasi.

5.2.3. Hubungan Lama Bertani Petani Sampel dengan Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan di Daerah Sampel

Pengalaman bertani seorang petani dapat dilihat dari penguasaannya terhadap teknik-teknik bertani yang baik atau dapat dikatakan mampu mrngelola usahataninya denan baik dan mampu mengatasi setiap masalah atau kendala yang dihadapi dalam usahataninya. Hasil analisis hubungan antara pengalaman bertani dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan di daerah sampel dapat diuraikan pada Tabel 16 Berikut:

Tabel 16. Hubungan Lama Bertani Petani Sampel dengan Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan di Daerah Penelitian

No Lama

Bertani (tahun)

Tingkat Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan

Jumlah

1 7 - 24 0 ( 0% ) 9 (45%) 6 (30%) 15 (75%) 2 25 - 42 0 ( 0% ) 3 (15%) 0 ( 0% ) 3 (15%) 3 43 - 60 0 ( 0%) 2 (10%) 0 ( 0% ) 2 (10%)

Jumlah 14 (70%) 6 (30%) 20 (100%)

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 7

Tabel 16 menunjukkan bahwa kelompok lama bertani 7-24 tahun terdapat 6 orang (30%)yang nilainya tinggi, 9 orang (45%) yang nilainya sedang dan tidak ada orang (0%) yang nilainya rendah terhadap kehadiran petani mengikuti penyuluhan. Kelompok lama bertani 25-42 tahun, terdapat 3 orang (15%) yang nilainya sedang dan tidak ada orang pada kelompok yang bernilai tinggi dan rendah terhadap tingkat kehadiran petani mengikuti penyuluhan. Pada kelompok umur 43-60 tahun, terdapat 2 orang (10%) yang nilainya sedang dan tidak ada orang pada kelompok yang bernilai tinggi dan rendah terhadap tingkat kehadiran petani mengikuti penyuluhan.

Erat tidaknya hubungan lama bertani petani sampel dengan kehadiran petani

mengikuti penyuluhan didaerah penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan

Korelasi Rank Spearman pada Lampiran 7, diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0.2865

dan nilai thitung = 1.2683. Oleh karena thitung = 1.2683 < t (α/0.05) = 2.101, berarti Ho

diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara lama bertani petani

sampel dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan di daerah penelitian. Oleh

karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara lama bertani petani

sampel dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan didaerah sampel ditolak.

5.3.4. Hubungan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel dengan Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan di Daerah Sampel

Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor ekonomi yang perlu diperhatikan dalam menentukan tingkat keberhasilan asam glugur sebagai komoditi unggulan. Hasil analisis hubungan antara jumlah tanggungan dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan di daerah sampel dapat dilihat ada Tabel

No Jumlah Tanggungan

(jiwa)

Tingkat Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan

Jumlah

Rendah Sedang Tinggi

1 1- 5 0 (0%) 8 (40%) 5 (25%) 13 (65%)

2 6-10 0 (0%) 6 (30%) 1 ( 5% ) 7 (35%)

Jumlah 14 (70%) 6 (30%) 20 (100%)

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 8

Tabel 17 menunjukkan bahwa pada kelompok jumlah tanggungan 1-5 jiwa,

terdapat 5 orang (25%) yang nilainya tinggi, 8 orang (40%) yang nilainya sedang dan

tidak ada orang (0%) yang nilainya rendah terhadap tingkat kehadiran petani mengikuti

penyuluhan. Sementara pada kelompok jumlah tanggungan jiwa antara 6-10 orang,

terdapat 1 orang (5%) yang nilainya tinggi, 6 orang yang nilainya sedang dan dan tidak

ada orang (0%) yang nilainya rendah terhadap tingkat kehadiran petani mengikuti

penyuluhan.

Erat tidaknya hubungan jumlah tanggungan keluarga petani sampel dengan

kehadiran petani mengikuti penyuluhan didaerah penelitian dapat dianalisis dengan

menggunakan Korelasi Rank Spearman pada Lampiran 8, diperoleh koefisien korelasi

(rs) = 0.4009 dan nilai thitung = 1.856. Oleh karena thitung = 1.856 < t (α/0.05) = 2.101, berarti

Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara jumlah tanggungan

keluarga petani sampel dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan di daerah

penelitian. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara jumlah

tanggungan keluarga petani sampel dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan

5.3.5. Hubungan Total Pendapatan Keluarga Petani Sampel dengan Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan di Daerah Sampel

Total pendapatan keluarga petani berasal dari pendapatan petani baik dari

usahatani maupun non usahatani dihitung dalam satuan rupiah. Total pendapatan keluara

dalam penelitian ini berkisar antara Rp 672.000 – Rp 19.200.000. Hasil analisis

hubungan antara total pendapatan keluarga dengan tingkat kehadiran petani mengikuti

penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 18 Berikut :

Tabel 18. Hubungan Total Pendapatan Keluarga Petani Sampel dengan Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan di Daerah Penelitian

No Total Pendapatan Keluarga (Rp)

Tingkat Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan

Jumlah

Rendah Sedang Tinggi

1 672.000-4.320.000 0 ( 0% ) 12 (60%) 6 (30%) 18 (90%) 2

4.321.000-19.200.000

0 ( 0% ) 2 (10%) 0 ( 0% ) 2 (10%)

Jumlah 14 (70%) 6 (30%) 20 (100%)

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 9

Tabel 18 menunjukkan bahwa pada kelompok total pendapatan keluarga Rp 672.000 – Rp 4.320.000, terdapat 6 orang (30%) yang nilainya tinggi, 12 orang

(60%) yang nilainya sedang dan tidak ada orang (0%) yang nilainya rendah terhadap kehadiran petani mengikuti penyuluhan. Sementara pada kelompok total

pendapatan keluarga Rp 4.321.000 – Rp 19.200.000, terdapat 2 orang (10%) yang nilainya sedang, dan tidak ada orang (0%) yang nilainya tinggi maupun rendah

pada tingkat kehadiran petani mangikuti penyuluhan.

Erat tidaknya hubungan total pendapatan keluarga petani sampel dengan

(rs) = 0.2327 dan nilai thitung = 1.0153. Oleh karena thitung = 1.0153 < t (α/0.05) = 2.101,

berarti Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara total

pendapatan keluarga petani sampel dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan di

daerah penelitian. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara

total pendapatan keluarga petani sampel dengan kehadiran petani mengikuti

penyuluhan didaerah sampel ditolak.

5.3.6. Hubungan Luas Lahan Petani Sampel dengan Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan di Daerah Sampel

Luas lahan yang dimiliki petani merupakan salah satu faktor dalam menentukan

tingkat pendapatan petani dengan tingkat keberhasilannya dalam mengelola

usahataninya. Semakin luas lahannya dan semakin besar produksinya, maka pendapatan

juga akan meningkat. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel 19

Berikut.

Tabel 19. Hubungan Luas Lahan Petani Sampel dengan Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan di Daerah Penelitian

No Luas Lahan (batang)

Tingkat Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan

Jumlah

Rendah Sedang Tinggi

1 1 - 12 0 ( 0% ) 9 (45%) 6 (30%) 15 (75%) 2 13 – 26 0 ( 0%) 4 (20%) 0 ( 0% ) 4 (20%) 3 27 – 40 0 ( 0%) 1 ( 5% ) 0 ( 0% ) 1 ( 5% )

Jumlah 14 (70%) 6 (30%) 20 (100%)

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 10

Tabel 19 menunjukkan bahwa pada kelompok luas lahan 1-12 batang, terdapat 6 orang (30%) yang nilainya tinggi, 9 orang (45%) yang nilainya sedang

dan tidak ada orang (0%) yang nilainya rendah terhadap tingkat kehadiran petani mengikuti penyuluhan. Sementara pada kelompok luas lahan 13-26 batang, terdapat 4 orang (20%) yang nilainya sedang, dan tidak ada orang (0%) yang

nilainya tinggi ataupun rendah pada tingkat kehadiran petani mengikuti penyuluhan. Sedangkan pada kelompok luas lahan 27-40 batang terdapat 1 orang (5%) yang nilainya sedang, dan tidak ada orang (0%) yang nilainya tinggi ataupun

rendah terhadap tingkat kehadiran petani mengikuti penyuluhan.

Erat tidaknya hubungan luas lahan yang dimiliki petani sampel dengan

kehadiran petani mengikuti penyuluhan didaerah penelitian dapat dianalisis dengan

menggunakan Korelasi Rank Spearman pada Lampiran 10, diperoleh koefisien korelasi

(rs) = 0.3067 dan nilai thitung = 1.3669. Oleh karena thitung = 1.3669 < t (α/0.05) = 2.101,

berarti Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat hubungan luas lahan petani

sampel dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan di daerah penelitian. Oleh

karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara luas lahan petani

sampel dengan kehadiran petani mengikuti penyuluhan didaerah sampel ditolak.

Dokumen terkait