• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Leverage dengan Return Saham

Dalam dokumen Puji Astuti S4309030 (Halaman 51-57)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.3 Hubungan antara Leverage dengan Return Saham

Menurut Munawir (2004: 124), utang atau levera ge adalah semua kewajiban keuangan perusahaan pada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana utang ini merupakan sumber dana/modal yang berasal dari kreditor.

Salah satu rasio pengukur dari Levera ge yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total utang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya. Secara matematis DER dapat diformulasikan sebagai berikut:

DER =

(8)

Total Debt merupakan total lia bilities (baik utang jangka pendek maupun jangka panjang), total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjamam (utang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total utang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

Semakin besar utang, semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang tetap mengambil utang sangat bergantung pada biaya relatif. Biaya utang lebih kecil daripada dana ekuitas, dengan menambahkan

commit to user

utang ke dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitas, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar, sebaliknya biaya utang lebih besar daripada dana ekuitas, dengan menambahkan utang ke dalam neracanya, justru akan menurunkan profitabilitas perusahaan (Walsh 2004).

Menurut Riyanto (2001: 155) kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya menunjukkan “solvabilitas” suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang “solva ble” berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya. Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan struktur permodalan suatu perusahaan yang merupakan perbandingan antara total utang dengan ekuitas yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan. Ba lancing theory menyatakan bahwa keputusan untuk menambah utang tidak hanya berdampak negatif, tetapi juga dapat berdampak positif karena perusahaan harus berupaya menyeimbangkan manfaat dengan biaya yang ditimbulkan akibat utang.

Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya Debt to Equity Ratio (DER) karena adanya efek dari corporate ta x shield. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar sempurna dan ada pajak, umumnya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan utang dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak. Dengan demikian apabila terdapat dua perusahaan dengan laba operasi yang sama, tetapi perusahaan yang satu menggunakan utang dan membayar bunga, sedangkan

commit to user

perusahaan yang lain tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil, sehingga menghemat pendapatan.

Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan komposisi total utang (utang jangka panjang dan utang jangka pendek) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur), atau semakin besar penggunaan utang akan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor, sehingga harga saham akan semakin rendah.

Sebaliknya para kreditur lebih menyukai levera ge ratio yang rendah, sebab levera ge ra tio yang rendah berarti kreditur mempunyai tingkat keamanan terhadap piutang yang lebih tinggi. Dan semakin besar levera ge ratio berarti perusahaan semakin cepat menjadi insova ble. Setiap ada penambahan jumlah utang secara a bsolute, maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan karena bertambahnya utang disertai dengan bertambahnya aktiva sehingga jumlah excess va lue dalam angka a bsolute adalah tetap tetapi dalam angka relatif atau presentasinya adalah semakin kecil.

Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Ang (1997), menyatakan penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return saham perusahaan juga semakin menurun. Sebagaimana dikatakan Sawir (2001) semakin

commit to user

tinggi utang (DER) cenderung menurunkan return saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini juga didukung dengan beberapa bukti empiris tentang pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham yaitu penelitian yang dilakukan oleh Adami et a l. (2010) dan penelitian George dan Hwang (2007), Penelitian yang dilakukan oleh Adami et a l. (2010) di London Stock Excha nge dengan sampel 792 perusahaan hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan dan negatif antara levera ge dengan return saham. Demikian juga penelitian George dan Hwang (2007) yang menemukan bahwa levera ge mempunyai hubungan negatif dengan return saham.

Berdasarkan argumen di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis-3: Levera ge (Debt to Equity Ratio) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

2.4 Kerangka Berfikir

Arus kas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar, sehingga dapat dikatakan bahwa return yang diterima oleh investor tergantung dari kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan, semakin besar kas bersih yang dihasilkan oleh perusahaan, maka return yang diterima oleh investor juga semakin tinggi, begitu juga sebaliknya apabila kas bersih yang dihasilkan perusahaan kecil, maka

commit to user

return yang diterima juga kecil, sehingga ada hubungan yang positif dan signifikan antara arus kas operasi dengan return saham.

Price Ea rnings Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang dapat digunakan oleh investor untuk menilai kewajaran suatu harga saham. Rasio ini dilihat oleh investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan (future ea rnings) dari suatu perusahaan. PER yang tinggi menunjukkan pertumbuhan dan kinerja perusahaan cukup baik, dan semakin tinggi PER menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, dan apabila harga saham semakin tinggi, maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga ca pita l gains juga semakin meningkat. Dengan demikian Price Ea rnings Ratio (PER) mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap return saham.

Levera ge adalah semua kewajiban keuangan perusahaan pada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana utang ini merupakan sumber dana/modal yang berasal dari kreditor. Salah satu rasio pengukur dari Levera ge yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total utang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya.

Tingkat DER yang tinggi menunjukkan komposisi total utang (utang jangka panjang dan utang jangka pendek) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur), atau semakin besar penggunaan utang akan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin

commit to user Arus Kas Operasi

Price Earnings Ratio

Leverage

tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return saham perusahaan juga semakin menurun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

Untuk menggambarkan hubungan antara variabel yang satu (Independen) dengan Variabel yang lain (Dependen), berdasarkan kajian teori dan penelitian-penelitian terdahulu sebagaimana diuraikan di atas, maka kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :

Gambar 1

Bagan Pengaruh Variabel Arus Kas Operasi, Price Ea rnings Ratio dan Levera ge Terhadap Return Saham

– + +

Return Saham

commit to user

Dalam dokumen Puji Astuti S4309030 (Halaman 51-57)

Dokumen terkait