commit to user i
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL
TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2006 – 2010
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
PUJI ASTUTI
NIM: S4309030
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user ii
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL
TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2006 – 2010
Disusun oleh:
PUJI ASTUTI NIM: S4309030
Telah disetujui Pembimbing
Pada tanggal:
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Y.Anni Aryani, M.Prof.Acc.,Ph.D.,Ak. Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si,Ak. NIP.196509181992032002 NIP.195509161988031001
Mengetahui:
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Dr. Payamta, M.Si, Ak. CPA. NIP. 196609251992031002
commit to user iii
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2006 – 2010
Disusun oleh:
PUJI ASTUTI NIM: S4309030
Telah disetujui Tim Penguji
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
Mengetahui:
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi
commit to user iv
PERNYATAAN
Nama : Puji Astuti
NIM : S4309030
Program Studi : Magister Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Analisis Pengaruh
Faktor Fundamental terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di
BEI Periode 2006 – 2010” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang
bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, 10 Agustus 2012
Yang menyatakan,
commit to user v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Setiap coretan pena pada karya ini merupakan wujud dari keEsaan dan Hidayah
yang diberikan Allah SWT kepada hambaNya,
dan wujud kesetiaan sebagai pengikut nabi Muhammad SAW
Setiap dentingan waktu terwujudnya karya ini merupakan ketulusan doa Suami dan
Anak-anakku yang senantiasa mengiringi langkahku dan senantiasa
Menemani dengan penuh kasih sayang.
Setiap aura semangat yang menyelimuti diriku merupakan jerih payah
Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabat dekatku
Terima kasih telah memberi warna kehidupan
dari inspirasi yang engkau siratkan padaku
Setiap goresan tinta dalam setiap bab di karya ini merupakan hasil
hempasan kritik dan saran dari pembimbingku
Dan hasil karya sederhana ini merupakan wujud dari
hasil usahaku dan doaku,
untuk menemukan suatu makna kehidupan yang hakiki
commit to user vi
HALAMAN MOTTO
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;
kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak
dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,
karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat, karunia dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis
dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham
pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2006 – 2010” ini disusun untuk
memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Magister
Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini bukan hasil dari
jerih payah sendiri, akan tetapi banyak pihak yang telah membantu. Pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
hingga selesainya Tesis ini. Dengan kerendahan hati, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
3. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
4. Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA., selaku Ketua Program Studi Magister
commit to user viii
5. Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak., selaku Sekretaris Program
Studi Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret, dan selaku pembimbing
I yang telah meluangkan waktu dan pikiran, serta motivasi peneliti dalam
penyusunan tesis.
6. Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si., Ak., selaku pembimbing II yang telah
memberikan waktu dan segala kemudahan serta kesabaran mengarahkan
dalam penyusunan tesis.
7. Bapak Ibu dosen beserta staf di Program Studi Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan
bimbingan keilmuan, khususnya dalam disiplin Ilmu Akuntansi.
Surakarta, 10 Agustus 2012
commit to user ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
MOTTO... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 13
1.4 Manfaat Penelitian ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 14
commit to user x
2.1.1Analisis Fundamental ………...14
2.1.2 Return Saham... 17
2.1.3 Arus Kas Operasi ... 19
2.1.4 PriceEarnings Ratio ... 21
2.1.4 Leverage ... 22
2.2 Penelitian Terdahulu ... 23
2.3 Pengembangan Hipotesis... 26
2.3.1 Hubungan antara Arus Kas Operasi dengan Return Saham ... 26
2.3.2. Hubungan antara Price Earnings Ratio dengan Return Saham ... 30
2.3.3 Hubungan antara Leverage dengan Return Saham ... 33
. 2.4 Kerangka Berfikir ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Metode Penelitian ... 40
3.2 Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel ... 40
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 41
3.3.1 Return Saham... 41
3.3.2 Arus Kas Operasi ... 42
3.3.3 Price Earnings Ratio ... 43
3.3.4 Leverage (Debt to Equity Ratio/DER) ... 44
commit to user xi
3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 45
3.4.1.1 Uji Normalitas Data... 45
3.4.1.2 Uji Multikolinieritas ... 46
3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46
3.4.1.4 Uji Autokorelasi... 47
3.4.2 Pengujian Hipotesis ... 47
3.4.2.1 Model Estimasi ... 47
3.4.2.2 Uji Hipotesis ... 48
3.4.2.2.1 Uji F-statistik ... 48
3.4.2.2.2 Uji t-statistik... 49
3.4.2.2.3 Uji Determinasi Variabel ... 50
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Statistik Deskriptif ... 51
4.1.1 Populasi dan Sampel ... 51
4.1.2 Variabel ... 52
4.2 Hasil Analisis Data ... 52
4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik... 52
4.2.1.1 Uji Normalitas ... 53
4.2.1.2 Uji Multikolinieritas ... 55
4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 56
4.2.1.4 Uji Autokorelasi... 57
commit to user xii
4.2.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 57
4.2.2.2 Koefisien Determinasi ... 58
4.2.2.3 Uji F ... 59
4.2.2.4 Uji t ... 59
4.3 Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 65
5.1 Kesimpulan... 65
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 65
5.3 Saran-saran ... 66
5.4 Implikasi ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 69
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman4.1 Proses Pengambilan Sampel... 51
4.2 Descriptive Statistics ...52
4.3 Hasil Uji Normalitas ... 53
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas... 55
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 57
4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda... 58
commit to user xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman1 Bagan Pengaruh Variabel Arus Kas Operasi, Price
Earnings Ratio dan Leverage terhadap Return Saham... 39
2 Uji Normalitas Variabel CFO ... 54
3 Uji Normalitas Variabel PER ... 54
4 Uji Normalitas Variabel DER ... 55
commit to user xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Print Out Output Hasil Uji Regresi dengan Menggunakan SPSS
commit to user ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2006 – 2010 Puji Astuti NIM: S4309030
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris faktor fundamental yang berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor fundamental yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER), dan Leverage yang diproksi dengan Debt of Equity Ratio (DER).
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan periode pengamatan selama lima tahun (2006-2010). Setelah dilakukan purposive sampling, didapatkan 16 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian, data disusun secara panel (pooling data) sehingga diperoleh unit analisis sebanyak 80 . Metode penelitian ini adalah kuantitatif, dan data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Indonesian Stock Exchange (IDX) terakhir tahun 2011. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel independen, yaitu Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER), dan satu variabel dependen yaitu return saham. Teknik analisa data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda melalui program pengolah data SPSS.
Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa hanya Arus Kas Operasi (CFO) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dan secara simultan variabel Arus Kas Operasi (CFO), Price Earnings Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham.
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE FUNDAMENTAL FACTORS TOWARD STOCK RETURN OF THE COMPANY LISTED IN IDX DURING 2006 – 2010
Puji Astuti
NIM: S4309030
This study aims to test empirically the influence of fundamental factors toward stock return of the company listed in Indonesian Stock Exchange (IDX), The fundamental factors used in this study are Cash Flow Operation (CFO), Price Earnings Ratio (PER), and laverage which approximate by Debt of Equity Ratio (DER).
The population of this study is the manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) during five years period (2006 – 2010). Based on purposive sampling, there are 16 companies which met the criteria as sample, then the data arranged in a panel manner (pooling data) until they are obtained 80 analysis unit. The method of this is quantitave, and the data are obtained from Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and Indonesian Stock Exchange (IDX) lasted in the year 2011.
The result partially shows that only Cash Flows Operation (CFO) has positive and significant impact on stock return, while the variables of Price Earnings Ratio (PER), and Debt to Equity Ratio (DER) have no significant impact on stock return. Simultaneously the variables Cash Flow Operation (CFO), Price Earnings Ratio (PER), and Debt of Equity Ratio (DER) have significant impact on stock return.
commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan sarana bagi investor untuk melakukan investasi
dananya, pasar modal juga merupakan sarana pertemuan antara investor (pemilik
dana) dengan pihak lain yang memerlukan dana. Perusahaan melakukan
emisi/penerbitan saham melalui pasar modal, dan akan memperoleh dana dari
hasil penjualan sahamnya kepada investor atau pihak yang kelebihan dana.
Investor bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal disebabkan
karena perasaan aman akan berinvestasi dan tingkat return yang akan diperoleh
dari investasi tersebut. Return memungkinkan investor untuk membandingkan
keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh
berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan.
Para investor termotivasi untuk melakukan investasi pada suatu instrumen
yang diinginkan dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang
sesuai. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Hartono 2009: 199)
Return merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukannya. Tanpa keuntungan yang diperoleh dari suatu
investasi yang dilakukannya, tentunya investor tidak mau melakukan investasi
yang tidak ada hasilnya. Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka
panjang mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan yang disebut
return, baik secara langsung maupun tidak langsung. Return saham dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi, akan
commit to user
berdasarkan data historis. Return realisasi dapat digunakan sebagai dasar penentu
return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. Di sisi lain, return pun
memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi
(Daniati dan Suhairi 2006).
Informasi yang biasa digunakan oleh para investor dikelompokkan dalam
dua hal yaitu informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi teknikal
merupakan informasi yang digunakan untuk mempelajari berbagai kekuatan di
pasar saham, Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan
kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang
merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan, dari laporan keuangan dapat
diketahui beberapa informasi fundamental antara lain: rasio-rasio keuangan, arus
kas, serta ukuran-ukuran kinerja lainnya yang dihubungkan dengan return saham.
Natarsyah (2000) dalam Aguslan (2005) menyatakan bahwa dengan
asumsi para investor adalah rasional maka aspek fundamental menjadi dasar
penilaian yang utama bagi seorang fundamentalis, argumentasi dasarnya adalah
bahwa harga saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik
(intrinsic va lue) suatu saham yang merupakan nilai sesungguhnya pada suatu saat,
tetapi juga dan bahkan lebih penting adalah harapan akan kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan nilai kekayaan di kemudian hari, karena analisis
fundamental lebih berkaitan dengan compa ny a na lysis, maka tidaklah
mengherankan apabila analisis fundamental banyak berkaitan dengan informasi
yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
Informasi fundamental secara umum dapat digambarkan sebagai informasi
commit to user
dalam laporan keuangan yang dipublikasikan sebagai salah satu kunci bagi
investor maupun kreditur dalam mengambil keputusan investasi. Investasi selalu
berkaitan dengan risiko ketidakpastian di masa yang akan datang, karena itu
investor akan menanamkan modalnya pada saham yang mempunyai tingkat
return yang tinggi dengan risiko yang minimal.
Berdasarkan argumen di atas jelas bahwa motivasi investor dalam
berinvestasi adalah selain rasa aman juga besarnya return yang akan diperoleh
dengan pertimbangan risiko seminimal mungkin, sedangkan keputusan untuk
berinvestasi para investor akan menggunakan baik informasi tehnikal maupun
informasi fundamental, namun karena investor berorintasi jangka panjang maka
cenderung menggunakan informasi fundamental. Jadi selama masih ada pasar
modal maka return akan selalu relevan untuk dibicarakan meskipun antara
penelitian yang satu dengan yang lainnya masih terjadi ketidakkonsistenan, yaitu
penelitian Aydogan dan Gursoy (2000), Triyono dan Hartono (2000), Aras dan
Yilmas (2008), Elleuch (2009), Al-Mwalla, Al Omari dan Ayat (2010) dan
Dastgir (2010) membuktikan adanya hubungan antara faktor fundamental dengan
return saham, namun penelitian Panahian dan Zolfaghari (2010), dan Erb, Harvey
dan Viskanta (1996), tidak menemukan hubungan dengan return saham.
Penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independen antara lain Arus
Kas Operasi, Price Ea rnings Ratio dan Levera ge yang diproksi dengan Debt to
Equity Ratio dan dikaitkan dengan return.
Perkembangan mengenai laporan arus kas di Indonesia ditandai dengan
dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada tanggal 7 september
commit to user
Januari 1995. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2
alinea 1 disebutkan, bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai
dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan (IAI 2009: 2.1).
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan dan kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu,
dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang, sebagaimana
diungkapkan oleh Belkaoui (2009: 143) kepentingan investor dan kreditor atas
informasi aliran kas meliputi jumlah, waktu, dan tingkat ketidakpastiannya,
informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model
untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari
berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Beberapa peneliti yang melakukan kajian terhadap arus kas terhadap
return saham antara lain Triyono dan Hartono (2000), Daniati dan Suhairi (2006),
Nasir (2008), Martani, Mulyono dan Khairurizka (2009), Elleuch (2009), Dastgir
(2010), juga Panahian dan Zolfaghari (2010).
Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian di bursa saham
Teheran sepanjang tahun 2004-2007, dengan mengambil 80 perusahaan sebagai
sampelnya, dan hasilnya tidak ada hubungan antara operating income dan ca sh
commit to user
diuji secara simultan item a ccrua l mendominasi daripada ca sh of operation dalam
hubungannya dengan stock return. Alasan adanya perbedaan tersebut karena
adanya perbedaan antara pendapatan netto dan pendapatan usaha (keuntungan dan
kerugian), atau efek dari berita dan rumor terhadap bursa Iran. Berita dan rumor
ini dapat mempengaruhi harga saham dan sebagai akibatnya berpengaruh terhadap
return saham tanpa mempengaruhi jumlah pendapatan usaha perusahaan. Selain
itu investor Iran di pasar modal Iran, lebih menghandalkan pada item a ccrua l
untuk mengevaluasi saham daripada ca sh flows dari usaha.
Triyono dan Hartono (2000) menguji kandungan laba dan informasi arus
kas yang dikelompokkan dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi, hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa dengan model level total arus kas tidak
mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham tetapi pemisahan arus
kas ke dalam komponen arus kas operasi, pendanaan dan investasi menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan dengan return saham dan temuan yang lain
dengan menggunakan model return, perubahan arus kas total, perubahan
komponen arus kas juga tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
return saham.
Daniati dan Suhairi (2006) dengan mengambil sampel pada perusahaan
otomotif dan tekstil yang terdaftar di bursa saham Jakarta tahun 1999-2004, hasil
penelitian mereka membuktikan bahwa kegiatan investasi, laba kotor dan
besarnya perusahaan secara signifikan berhubungan dengan return saham,
sedangkan kegiatan pengelolaan keuangan dari kegiatan operasional tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini sangat bertentangan
commit to user
semakin tinggi kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut dan akhirnya
akan menaikkan nilai perusahaan (return saham), sebaliknya semakin rendah arus
kas operasi, maka semakin kecil kepercayaan investor terhadap perusahaan yang
akhirnya akan menurunkan return saham, sehingga perlu diadakan penelitian
kembali tentang arus kas operasi yang dikaitkan dengan return saham.
Faktor fundamental yang lain di antaranya Price Earnings Ratio dan Debt
to Equity Ratio. Price Ea rnings Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang dapat
digunakan oleh investor untuk menilai kewajaran suatu harga saham. Rasio ini
dilihat oleh investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan
(future ea rnings) dari suatu perusahaan, investor dapat mempertimbangkan rasio
tersebut guna memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan
keuntungan yang besar di masa yang akan datang. Perusahaan dengan
kemungkinan pertumbuhan yang tinggi (high growth) biasanya mempunyai PER
yang besar, sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah (low growth)
biasanya memiliki PER yang rendah, semakin besar PER suatu saham
menunjukkan semakin mahal saham tersebut dibandingkan pendapatan per lembar
sahamnya. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik sehingga
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Tandelilin
(2010: 375) menyatakan bahwa informasi PER mengidentifikasikan besarnya
rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah ea rnings
perusahaan.
Price Ea rnings Ratio juga merupakan salah satu metode evaluasi terhadap
harga saham, apakah saham overva lued atau underva lued. Para investor akan
commit to user
besar daripada harga pasarnya. Sebaliknya, para investor akan menjual saham
ketika saham tersebut overva lued, yaitu harga pasar saham lebih besar daripada
harga sebenarnya.
Sesuai dengan teori dinyatakan bahwa PER merupakan perbandingan
antara harga pasar suatu saham (market price) dengan Earnings Per Share (EPS)
dari saham yang bersangkutan (Ang 1997). Semakin tinggi PER menunjukkan
prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan
per lembar sahamnya. Jika harga saham semakin tinggi, maka selisih harga saham
periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga ca pita l
gains juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena ca pita l gains (a ctua l
return) dihitung dari selisih harga saham periode sekarang dengan harga saham
periode sebelumnya. Berdasarkan konsep tersebut menunjukkan semakin tinggi
PER, maka return saham (a ctua l return) juga semakin meningkat, sehingga
sangat dimungkinkan PER berpengaruh positif terhadap return saham.
Penelitian yang mendukung pernyataan tersebut dilakukan oleh Aydogan
dan Gursoy (2000) juga Aras dan Yilmas (2008), hasil penelitian Aydogan dan
Gursoy (2000) menunjukkan bahwa Price-to-Ea rnings Ratios a nd
Book-to-Ma rket Ratios memiliki kekuatan prediktif terhadap return masa depan, penelitian
Aras dan Yilmas (2008) juga menemukan bahwa Price Ea rnings Ratio (PER)
merupakan salah satu variabel yang dapat di gunakan untuk memprediksi return
saham. Demikian juga penelitian Hardiningsih, Pancawati, Suryanto dan Chariri
(2002) juga Tendi, Stevanus dan Maya (2005) hasil penelitiannya menyatakan
bahwa variabel Price Ea rnings Ratio (PER) juga berpengaruh positif terhadap
commit to user
Namun penelitian Al-Mwalla, Al-Omari dan Ayad (2010) dengan
mengambil sampel 24 perusahaan yang terdaftar di Amman Stock Exchange,
menunjukkan hubungan negative antara Price Ea rnings Ratio dengan Stock
Return. Tetapi penelitian Erb, Harvey dan Viskanta (1996), hasil penelitiannya
tidak ditemukan hubungan atau pengaruh PER dengan return saham baik di
developed ma rket maupun emerging ma rket. Juga penelitian oleh Nugroho (2009)
tidak menemukan hubungan yang signifikan antara PER dengan return saham.
Wijaya (2008) yang mengambil sampel sebanyak enam perusahaan
telekomunikasi publik di Indonesia dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda menunjukkan bahwa Price Ea rnings Ratio secara negatif tidak memiliki
pengaruh terhadap return saham. Hal ini sangat bertentangan dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin tinggi PER, maka return saham juga semakin
meningkat. Dengan demikian masih ada kontradiktif antara penelitian yang satu
dengan yang lainnya, sehingga perlu diadakan penelitian kembali tentang
pengaruh PER terhadap return saham.
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal
sendiri yang digunakan untuk membayar utang. DER juga memberikan jaminan
tentang seberapa besar utang-utang perusahaan dijamin dengan modal sendiri.
Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan
akan meningkat dengan meningkatnya Debt to Equity Ratio (DER) karena adanya
efek dari corporate ta x shield. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar
sempurna dan ada pajak, umumnya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan
commit to user
Dengan demikian apabila terdapat dua perusahaan dengan laba operasi yang sama,
tetapi perusahaan yang satu menggunakan utang dan membayar bunga, sedangkan
perusahaan yang lain tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan
membayar pajak penghasilan yang lebih kecil, sehingga menghemat pendapatan.
Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menunjukkan komposisi
total utang (utang jangka panjang dan utang jangka pendek) semakin besar
apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan
berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal
(para kreditur), atau semakin besar penggunaan utang akan semakin tingginya
risiko untuk tidak mampu membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari
risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut
semakin dihindari investor, sehingga harga saham akan semakin rendah. Ang
(1997) menyatakan bahwa penurunan minat investor dalam menanamkan dananya
ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return
saham perusahaan juga semakin menurun. Sebagaimana dikatakan oleh Sawir
(2001) semakin tinggi utang perusahaan (DER) cenderung menurunkan return
saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.
Hal ini juga didukung dengan beberapa bukti empiris tentang pengaruh
Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Adami, Gough, Muradoglu dan Sivaprasad (2010) di London
Stock Exchange dengan sampel 792 perusahaan hasil penelitiannya menunjukkan
hubungan negatif antara levera ge dengan return saham. Juga penelitian George
commit to user
negatif dengan return saham, sedangkan penelitian Nugroho (2009) menunjukkan
hasil signifikan positif antara Debt to Equity Ratio dengan return saham.
Namun sebaliknya penelitian Hidayat, Harries dan Manao (2000)
menunjukkan bahwa adanya perubahan sumber dana dari pinjaman (Debt to
Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan juga hasil penelitian
dari Sari dan Hutagaol (2009) yang menunjukkan hasil tidak signifikan antara
DER dengan return saham. Oleh karena telah terjadi ketidakkonsistenan dari
penelitian-penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
menunjukkan bagaimana pengaruh DER terhadap return saham.
1.2. Perumusan Masalah
Hasil penelitian faktor fundamental yang berpengaruh terhadap return
saham menunjukkan fenomena berupa ga p antara data empiris dengan teori yang
mendasarinya, di samping itu juga adanya inkonsistensi temuan pada
masing-masing variabel antara peneliti satu dengan lainnya. Hasil penelitian Aydogan dan
Gursoy (2000), Triyono dan Hartono (2000), Aras dan Yilmas (2008), Elleuch
(2009), dan Dastgir (2010) membuktikan adanya hubungan antara faktor
fundamental dengan return saham, namun penelitian Panahian dan Zolfaghari
(2010), Al-Mwalla, Al-Omari dan Ayad (2010), Erb, Harvey dan Viskanta (1996)
tidak menemukan hubungan dengan return saham.
Panahian dan Zolfaghari (2010) melakukan penelitian di bursa saham
Teheran sepanjang tahun 2004-2007, hasilnya tidak ada hubungan antara ca sh
flows from operation dengan stock return. Triyono dan Hartono (2000) menguji
kandungan laba dan informasi arus kas yang dikelompokkan dari aktivitas
commit to user
arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham tetapi
pemisahan arus kas ke dalam komponen arus kas operasi, pendanaan dan investasi
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan return saham. Daniati dan
Suhairi (2006) hasil penelitian mereka membuktikan bahwa kegiatan operasional
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini sangat
bertentangan dengan teori yang ada, dimana semakin tinggi nilai arus kas operasi,
maka semakin tinggi kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut dan
akhirnya akan menaikkan nilai perusahaan (return saham), sebaliknya semakin
rendah arus kas operasi, maka semakin kecil kepercayaan investor terhadap
perusahaan yang akhirnya akan menurunkan return saham.
Aydogan dan Gursoy (2000) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Price-to-Ea rnings Ratios dan Book-to-Ma rket Ratios memiliki kekuatan prediktif
terhadap return masa depan, dan penelitian Aras dan Yilmas (2008) juga
menemukan bahwa Price Ea rnings Ratio merupakan salah satu variabel yang
dapat di gunakan untuk memprediksi return saham. Demikian juga Hardiningsih
et a l. (2002), Tendi et a l. (2005) hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel
Price Ea rnings Ratio (PER) juga berpengaruh positif terhadap harga atau return
saham. Namun penelitian Al-Mwalla et a l. (2010) menunjukkan hubungan
negative antara Price Ea rnings ratio dengan Stock return. Wijaya (2008) yang
mengambil sampel perusahaan telekomunikasi yang go publik di Indonesia
sebanyak enam perusahaan menunjukkan bahwa Price Earnings Ratio secara
negatif tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Hal ini bertentangan
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi PER, maka return saham
commit to user
Penelitian Sari dan Hutagaol (2009) menunjukkan hasil tidak signifikan
antara DER dengan return saham. Juga penelitian yang dilakukan oleh Adami,
Gough, Muradoglu dan Sivaprasad (2010) di London Stock Excha nge hasil
penelitiannya menunjukkan hubungan negatif antara levera ge dengan return
saham. Juga diperkuat penelitian George dan Hwang (2007) yang menemukan
bahwa levera ge mempunyai hubungan negatif dengan return saham.
Namun sebaliknya penelitian Hidayat, Harries dan Manao (2000)
menunjukkan bahwa adanya perubahan sumber dana dari pinjaman (Debt to
Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan juga hasil penelitian
dari Nugroho (2009) menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham. Oleh karena telah terjadi ketidak konsistenan
hasil penelitian terdahulu antara peneliti yang satu dengan lainnya terhadap return
saham atau harga saham dan juga adanya ga p antara data empiris dengan teori
yang mendasarinya, maka penelitian ini dengan menggunakan jangka waktu
pengamatan lima tahun (2006-2010), akan menganalisis pengaruh faktor
fundamental terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan publik yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu pertanyaan penelitian dapat
dirumuskan berikut ini:
1. Apakah ada pengaruh Arus Kas Operasi terhadap return saham perusahaan
yang terdaftar di BEI periode 2006-2010?
2. Apakah ada pengaruh Price Earnings Ratio terhadap return saham
perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2006-2010?
3. Apakah ada pengaruh Levera ge terhadap return saham perusahaan yang
commit to user 1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh Arus Kas Operasi terhadap return saham perusahaan
yang terdapat di BEI periode 2006-2010.
2. Menganalisis pengaruh Price Ea rnings Ratio terhadap return saham
perusahaan yang terdapat di BEI periode 2006-2010.
3. Menganalisis pengaruh Levera ge terhadap return saham perusahaan yang
terdapat di BEI periode 2006-2010.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa
pihak, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi investor dan investor potensial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai faktor-faktor fundamental yang dapat
mempengaruhi return saham, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal.
2. Bagi Manajemen Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam upaya
meningkatkan return saham.
3. Bagi akademisi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti
empiris terbaru mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return
saham, sehingga dapat menambah pengetahuan serta dapat digunakan sebagai
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Analisis Fundamental
Menurut Hartono (2009: 130) dua macam analisis yang banyak digunakan
untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas
fundamental (funda menta l security ana lysis) atau analisis perusahaan (compa ny
a na lysis) dan analisis teknis (technica l a na lysis). Menurut Hartono (2009: 130)
analisis fundamental atau analisis perusahaan adalah analisis untuk menghitung
nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan.
Analisis fundamental sebagai bagian dari informasi akuntansi merupakan
analisis historis atau kondisi internal perusahaan, sehingga proses ini disebut
sebagai Compa ny Ana lysis. Dalam compa ny a na lysis, para pemodal akan
mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan atau
pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan
memahami sifat dasar dan karakteristik operasional perusahaan tersebut.
Analisis fundamental memiliki pedoman pada kepercayaan bahwa nilai
suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Jika kinerja perusahaan publik tersebut berada dalam kondisi baik, maka
harga saham perusahaan dapat diperkirakan akan merefleksikan kekuatan tersebut
dan ditandai dengan meningkatnya harga saham perusahaan dan apabila harga
saham naik pada akhirnya akan meningkatkan return pada perusahaan yang
commit to user
Tujuan analisis fundamental adalah untuk mengetahui saham-saham
manakah yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya (underva lued),
sehingga layak dibeli, serta saham-saham manakah yang harga pasarnya lebih
tinggi dari nilai intrinsiknya (overva lued), sehingga menguntungkan untuk dijual
(Tandelilin, 2010 : 363)
Menurut Tandelilin (2010 : 338) dalam melakukan analisis penilaian
saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara top-down untuk
menilai prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap
faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan,
kemudian dilanjutkan dengan analisis industri, dan pada akhirnya dilakukan
analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk
menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan
bagi investor.
Secara ringkas ketiga langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan
Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi
secara keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi yang terjadi
tinggi atau rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin
atau ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan
menunjukkan untung atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun?.
Pertanyaan pertanyaan tersebut adalah merupakan contoh sebagian
pertanyaan seorang investor dalam menilai saham dengan melakukan analisis
fundamental untuk memperhitungkan apakah kondisi ekonomi secara keseluruhan
commit to user 2. Menghitung kondisi industri secara keseluruhan
Kondisi industri merupakan suatu kondisi di industri mana perusahaan
berada, yang secara langsung dapat mempengaruhi masa depan perusahaan
tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian
yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang payah (mengalami
resesi). Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai
daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah.
3. Menghitung kondisi perusahaan
Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan
kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita
analisa secara ekonomi dan industri itu baik, tapi kita tidak memperhitungkan
kondisi perusahaan tersebut maka akan sia-sia lah semua analisa fundamental
yang kita lakukan. Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana semua
pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba, yang
pada akhirnya laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham yang kita kenal
dengan istilah dividen. Walaupun tidak semua pemegang saham tidak
mengharapkan pembagian dividen, karena pada dasarnya keuntungan yang
diperoleh dari permainan saham ini bukan hanya dividen, tetapi ada juga yang di
sebut dengan capita l gains yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga
saham yang biasanya diharapkan oleh investor yang memiliki time horizon yang
pendek. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan secara garis besar di bagi
dalam 5 kelompok dasar, yaitu : liquidity, levera ge, profita bility, a ctivity, dan
commit to user
akan tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja, dan
disesuaikan dengan kebutuhan analisis.
Dalam penelitian ini, analisis fundamental akan dicerminkan oleh rasio
keuangan yang diproksikan oleh : Arus Kas Operasi (Rasio Aktivitas), Price
Ea rnings Ratio (Rasio Pasar), dan Debt to Equity Ratio (Leverage).
2.1.2 Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasian yang sudah terjadi dan ekspektasian yang belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Hartono 2009: 199). Return
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi
yang dilakukannya (Tandelilin 2010: 102), Hanafi (2007: 300) mendifinisikan
Return sebagai perubahan nilai antara periode t+1 dengan periode t ditambah
pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut.
Return dibedakan menjadi dua yaitu Return Realisasi (rea lized return),
dan return expektasian (expected return), return realisasi (rea lized return)
merupakan return yang telah terjadi dan Return ekspektasian (expected return),
merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang
akan datang (Hartono 2009: 199).
Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan adalah
return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif return (return
cumula tive), dan return disesuaikan (a djusted return) (Hartono 2009: 199).
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam
commit to user
dari Ca pita l ga ins (loss) dan Yield. Ca pita l gains atau Capita l loss merupakan
selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu:
Ca pita l gains (loss) = (1)
Jika harga investasi sekarang ( ) lebih tinggi dari harga investasi periode
lalu ( ) ini berarti terjadi keuntungan modal (ca pita l gains),dan jika terjadi
sebaliknya, maka disebut kerugian modal (ca pita l loss).
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, Yield adalah
persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya.
Dengan demikian return total dapat dinyatakan sebagai berikut:
Return
=
(2)Untuk saham biasa yang membayar dividen periodik sebesar rupiah per
lembarnya, maka yield adalah sebesar dan return total dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Return Saham
=
=
(3)
Relatif Return (Return relative) dapat digunakan, yaitu dengan
menambahkan nilai 1 terhadap nilai return total (Hartono 2009: 204).
Relatif Return = (Return Total + 1) atau,
commit to user
Return ekspektasi merupakan return untuk pengambilan keputusan investasi.
Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekpektasian
merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.
Return ekspektasian (expected return) dapat dihitung berdasarkan cara sebagai
berikut:
1. Berdasarkan nilai ekspektasian masa depan.
2. Berdasarkan nilai-nilai return historis.
3. Berdasarkan model return ekspektasian yang
ada.
Investor dalam melakukan investasi akan dihadapkan pada dua macam
risiko yaitu: risiko fundamental dan risiko pasar (sistematic risk), risiko
fundamental dapat diketahui dengan melihat kebijakan keuangan emiten yaitu
levera ge keuangan (debt to equity ratio), levera ge yang semakin besar akan
memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaan. Levera ge akan
menimbulkan beban bunga utang, jumlah bunga pinjaman yang dibayar
mempengaruhi hubungan antara return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan
return atas modal sendiri. Risiko yang lain yaitu risiko pasar (sistematic risk),
risiko ini diukur dengan β, yang menjelaskan return saham yang diharapkan.
Return merupakan indikator dari wea lth investor termasuk pemegang
saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return dari suatu
investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu, oleh karena itu investor dan
investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar
investasi yang akan mereka lakukan.
commit to user
Salah satu dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, adalah
laporan arus kas, laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi
informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama
periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis
kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk arus kas keluar tersebut.
Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi yaitu (1) Arus
kas dari aktivitas operasi, (2) Arus kas dari aktivitas investasi, (3) Arus kas
aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principa l revenue a ctivities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, sebagaimana yang diungkapkan
Kieso dan Weygant (2007: 213) bahwa arus kas operasi melibatkan efek dari kas
yang berkaitan dengan transaksi yang menentukan net income. Aktivitas Operasi
adalah seluruh aktivitas yang berkaitan dengan operasi perusahaan dan tercantum
dalam laporan ikhtisar laba rugi.
Ada dua metode pelaporan arus kas dari aktivitas operasi yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung, metode langsung (direct method)
melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas
operasi adalah kas yang diterima dari langganan, sedangkan penggunaan utama
dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan pada pemasok atas barang
dagangan dan jasa serta kas yang dibayarkan sebagai gaji atau upah. Selisih antara
penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas
commit to user
kas operasi yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian disesuaikan dengan
pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas,
dengan kata lain laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih
arus kas dari aktivitas operasi.
Aliran kas masuk dari aktivitas operasi meliputi:
- Penjualan barang dan jasa,
- Pendapatan bunga utang dari pihak lain dan
- Dividen (bunga saham) dari pihak lain.
Aliran kas keluar dari aktivitas operasi meliputi:
- Pembelian persediaan dari pemasok,
- Pembayaran gaji/upah karyawan,
- Pembayaran pajak,
- Pembayaran bunga pinjaman dan
- Pembayaran lain-lain.
2.1.3 Price Ea rnings Ratio
Price Ea rnings Ra tio merupakan perbandingan antara harga pasar suatu
saham (ma rket price) dengan laba per lembar saham (EPS). Price Ea rnings Ratio
juga merupakan salah satu metode evaluasi terhadap harga saham, apakah saham
overva lued atau underva lued. Para investor akan membeli saham ketika saham
tersebut underva lued, yaitu harga sebenarnya lebih besar daripada harga pasarnya.
Sebaliknya, para investor akan menjual saham ketika saham tersebut overva lued,
yaitu harga pasar saham lebih besar daripada harga sebenarnya.
Secara matematis Price Ea rnings Ratio dapat diformulasikan sebagai
commit to user
(5)
Stock Price merupakan harga pasar saham, yang secara umum adalah harga
penutupan saham tersebut, sedangkan Ea rnings Per Share merupakan besarnya
dividen yang dibayar perusahaan.
Bagi Investor, nilai Price Earnings Ratio (PER) yang rendah akan
memberikan kontribusi tersendiri, hal ini disebabkan selain dapat membeli saham
dengan harga yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan ca pita l gains
juga semakin besar. Selain itu investor dapat memiliki banyak saham dari
berbagai perusahaan yang go publik. Sebaliknya, emiten menginginkan tingkat
PER yang tinggi pada waktu go publik. PER yang tinggi menunjukkan
pertumbuhan dan kinerja perusahaan cukup baik, dan semakin tinggi PER
menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor
terhadap pendapatan per lembar sahamnya, dan apabila harga saham semakin
tinggi, maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya
semakin besar, sehingga ca pita l gains juga semakin meningkat. Berdasarkan
argumen tersebut menunjukkan bahwa Price Ea rnings Ratio mempunyai
hubungan yang cukup signifikan terhadap return saham.
2.1.4 Levera ge
Debt To Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat Levera ge (penggunaan utang) terhadap total equitas yang
dimiliki perusahaan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debt
terhadap total equity. Debt ratio yang tinggi mempunyai dampak yang buruk
terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang semakin tinggi, yang berarti
commit to user
Sebaliknya, tingkat debt ratio yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik,
karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi (Ang 1997).
Secara matematis DER dapat diformulasikan sebagai berikut :
DER = (6)
Total Debt merupakan total lia bilities (baik utang jangka pendek maupun
jangka panjang). Sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal
sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur
modal dari total pinjamam (utang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total utang
semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur), atau semakin
besar penggunaan utang akan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu
membayar utang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin
tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari
investor, sehingga harga saham akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya.
Ang (1997), penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan
berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, dengan adanya penurunan
harga saham, maka return saham perusahaan juga semakin menurun.
Sebagaimana dikatakan Sawir (2001) semakin tinggi utang (DER) cenderung
menurunkan return saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Debt to
Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif terhadap return saham.
commit to user
Penelitian tentang arus kas yang dihubungkan dengan return saham telah
banyak dilakukan antara lain Triyono dan Hartono (2000), Livnat dan Santicchia
(2006), Daniati dan Suhairi (2006), Utari (2006), Nasir (2008), Elleuch (2009),
Martani et a l. (2009), Panahian dan Zolfaghari (2010) dan Dastgir (2010). Dari
penelitian tersebut yang menunjukkan hubungan signifikan dengan return saham
yaitu penelitian Triyono dan Hartono (2000) menguji hubungan kandungan
informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau
return saham.
Elleuch (2009) menguji faktor fundamental dalam memprediksi return
saham di bursa Tunisia dengan mengambil sampel 22 perusahaan non keuangan,
Utari (2006) menguji kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambilan
keputusan investasi, sedangkan Dastgir (2010) menguji hubungan antara
komponen laba rugi dan komponen arus kas dengan return saham, sesuai dengan
teori, dapat dikatakan bahwa arus kas mempunyai hubungan berbanding lurus
dengan return saham, semakin tinggi arus kas operasi, maka semakin tinggi
kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut dan akhirnya akan menaikkan
nilai perusahaan (return saham), sebaliknya semakin rendah arus kas operasi,
maka semakin kecil kepercayaan investor terhadap perusahaan yang akhirnya
akan menurunkan return saham.
Penelitian Daniati dan Suhairi (2006) yang dilakukan di perusahaan
manufaktur periode tahun 1999-2004, sampel penelitian diambil dengan metode
purposive sa mpling. Variabel yang digunakan disini ca sh flows from operating,
investing a nd fina ncia l a ctivities, gross profit, company size, namun variabel yang
commit to user
a ctivities, gross profit and company size, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi
tidak berpengaruh terhadap expected return saham.
Demikian juga penelitian Panahian dan Zolfaghari (2010) dengan
mengambil sampel 80 perusahaan yang terdaftar di bursa saham Teheran
sepanjang tahun 2004-2007, dengan variabel independen yang digunakan
operating income, ca sh flows from operation, a ll a ccrua l, non current a ccrua l
a nd current a ccrua l sebagai independen variabel dan sebagai dependen
variabelnya stock return, hasilnya tidak ada hubungan antara operating income
dan ca sh flows from operation dengan stock return.
Penelitian lain yang menguji Price Ea rnings Ratio terhadap return saham
dilakukan oleh Aydogan dan Gursoy (2000), Aras dan Yilmas (2008), Al-Mwalla
et a l. (2010), dan Erb et a l. (1996), sedangkan penelitian yang dilakukan di
Indonesia dilakukan oleh Hardiningsih et a l. (2002), Tendi et a l. (2005), Wijaya
(2008) dan Nugroho (2009) hasilnya masih terdapat ketidak konsistenan antara
penelitian yang satu dengan yang lain, Erb et a l. (1996), Wijaya (2008) dan
Nugroho (2009) dalam penelitiannya tidak ditemukan hubungan antara PER
dengan return, namun Aydogan dan Gursoy (2000), Hardiningsih et a l. (2002),
Tendi (2005) et a l. dan Al-Mwalla et a l. (2010) menemukan sebaliknya yaitu
dalam penelitiannya membuktikan adanya hubungan antara PER dengan return
saham dan mendukung teori yang ada yaitu PER yang tinggi menunjukkan
pertumbuhan dan kinerja perusahaan semakin baik, yang akhirnya akan
meningkatkan return.
Penelitian Sari dan Hutagaol (2009) juga membahas return dan salah satu
commit to user
perusahaan Food and Bevera ges selama tahun 2003-2008 dan hasilnya
menyatakan tidak signifikan antara DER dengan return saham, namun penelitian
yang dilakukan oleh Adami et a l. (2010) yang dilakukan di London Stock
Excha nge dengan sampel 792 perusahaan dan hasilnya menunjukkan hubungan
yang signifikan dan negatif antara levera ge dengan return saham, demikian juga
penelitian yang dilakukan oleh George dan Hwang (2007) membuktikan
hubungan negatif antara levera ge dengan return saham.
2.3 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Penelitian ini menggunakan empat variabel, tiga di antaranya merupakan
variabel independen yaitu, Arus Kas Operasi, Price Ea rnings Ratio dan Levera ge,
sedangkan variabel dependennya yaitu return saham.
Hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen
diuraikan sebagai berikut:
2.3.1 Hubungan antara Arus Kas Operasi dengan Return Saham
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi mengenai aliran dana perusahaan. Lebih jauh lagi, laporan keuangan
diharapkan bisa memberi informasi mengenai likuiditas perusahaan, fleksibilitas
keuangan perusahaan, dan kemampuan operasional perusahaan. Laporan arus kas
bermanfaat karena bisa memberikan informasi yang bisa memenuhi tujuan di atas.
(Hanafi 2007: 59). Tujuan utama arus kas adalah memberikan informasi tentang
penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan
lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya
commit to user
positif dimasa yang akan datang. Kepentingan investor dan kreditor atas informasi
aliran kas meliputi jumlah, waktu, dan tingkat ketidakpastiannya (Belkaoui 2009:
143) Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi yaitu (1)
Arus kas dari aktivitas operasi, (2) Arus kas dari aktivitas investasi, (3) Arus kas
dari aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan,
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan
laba atau rugi bersih, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kieso dan Weygant
(2007: 213 ) bahwa arus kas operasi melibatkan efek dari kas yang berkaitan
dengan transaksi yang menentukan net income. Arus kas aktivitas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Daniati dan Suhairi 2006).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) diperoleh
hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap
Expected return saham, juga penelitian yang dilakukan oleh Martani et a l. (2009),
bahwa arus kas dari operasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Demikian
juga hasil penelitian yang dilakukan Panahian dan Zolfaghari (2010) yang
menyatakan bahwa arus kas dari operasi tidak memiliki hubungan dengan return
saham, hal ini disebabkan karena pada umumnya para investor Iran di pasar
modal Iran lebih mengandalkan pada item a crua l untuk mengevaluasi saham
commit to user
teori yang ada, sebagaimana diungkapkan oleh Kieso dan Weygant (2007: 213),
bahwa arus kas operasi melibatkan efek dari kas yang berkaitan dengan transaksi
yang menentukan net income.
Arus kas aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar,
sehingga dapat dikatakan bahwa return yang diterima oleh investor tergantung
dari kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan, semakin besar kas bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan, maka return yang diterima oleh investor juga semakin
tinggi, begitu juga sebaliknya sehingga ada hubungan yang signifikan antara arus
kas operasi dengan return saham.
Berikut beberapa penelitian yang mendukung teori yang ada yaitu
membuktikan hubungan positif antara arus kas operasi dengan return saham yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Hartono (2000), Utari (2006), Livnat
dan Santicchia (2006), Nasir (2008), Elleuch (2009), dan Dastgir (2010).
Penelitian Triyono dan Hartono (2000) menguji kandungan laba dan informasi
arus kas yang dikelompokkan dari aktivitas operasi, pendanaaan dan investasi,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, total arus kas tidak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan return saham, tetapi pemisahan arus kas ke
dalam komponen arus kas operasi, pendanaan dan investasi menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dengan return saham, hal tersebut sesuai dengan
hipotesa yang diajukan yaitu ada hubungan antara perubahan arus kas dari
commit to user
(2009) di pasar bursa Tunisia dan hasilnya hampir semua sinyal fundamental yang
diteliti mempunyai korelasi yang positif dengan return saham termasuk arus kas,
pemilihan duabelas sinyal dasar ini, telah dihandalkan dan banyak ditunjukkan
dari penelitian sebelumnya, dalam kemampuannya memprediksi laba masa depan,
performa nce dan return.
Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Utari (2006) arus kas
bersih dari aktivitas operasi dan pendapatan serta laba akuntansi berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham, di mana arus kas operasi memiliki
pengaruh yang paling signifikan. Dalam penelitian Dastgir (2010) juga terbukti
bahwa arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang kuat dengan stock return
hal ini sesuai dengan teori bahwa, semakin tinggi arus kas operasional
perusahaan, maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut,
sehingga semakin besar pula nilai expected return saham, dan sebaliknya,
semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected
return saham.
Berdasarkan argumen-argumen di atas dan hasil penelitian dari peneliti
terdahulu yang masih inkonsisten antara penelitian yang satu dengan penelitian
yang lainnya, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Hartono
(2000), Utari (2006), Elleuch (2009) dan Dastgir (2010) yang membuktikan ada
hubungan antara Arus Kas Operasi dengan return saham, namun penelitian
Livnat dan Santicchia (2006) dan Nasir (2008) menemukan tidak adanya
commit to user
penelitian kembali hubungan antara arus kas operasi (Ca sh Flows from
Operation) dengan return saham (Stock Return).
Berdasarkan uraian sebagaimana dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis-1: Arus Kas Operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham.
2.3.2 Hubungan antara Price Ea rnings Ratio dengan Return Saham
Ea rnings merupakan hal yang sangat penting sebagai alat analisis seorang
investor dan calon investor, dimana seorang calon investor akan membeli saham
atau berinvestasi ke suatu perusahaan dikarenakan perusahaan mempunyai laba,
jika perusahaan tidak mempunyai laba, maka ketertarikan seorang investor
terhadap perusahaan akan berkurang. Investor selalu beranggapan bahwa setiap
perusahaan yang mempunyai laba, maka akan mampu untuk memberikan imbalan
yang baik terhadapnya, sehingga return yang diharapkan oleh seorang investor
mampu terwujud.
Ea rnings dapat diukur dengan menggunakan Laba Per Lembar Saham
(Ea rnings Per Sha re). Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba
yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat
antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir 2004: 122).
Ea rnings Per Share (EPS) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah
rupiah yang diterima untuk setiap lembar saham biasa, dan EPS merupakan salah
satu indikator dalam menghitung PER.
Price Ea rnings Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang dapat digunakan
commit to user
investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan (future
ea rnings) dari suatu perusahaan, investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut
guna memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan
yang besar di masa yang akan datang. Perusahaan dengan kemungkinan
pertumbuhan yang tinggi (high growth) biasanya mempunyai PER yang besar,
sedangkan perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah (low growth) biasanya
memiliki PER yang rendah, Semakin besar PER suatu saham menunjukkan harga
saham tersebut semakin tinggi. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan semakin
baik sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut,
sedangkan Tandelilin (2010: 375) informasi Price Earning Ratio (PER)
mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk
memperoleh satu rupiah ea rnings perusahaan.
Sangaji (2003) dalam Nugroho (2009) menyatakan Price Ea rnings ratio
(P/E ra tio) merupakan rasio harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan per
saham perusahaan tersebut. Harga saham yang dimaksud adalah harga pasar
saham, yang secara umum adalah harga penutupan saham tersebut. Pendapatan
perusahaan adalah pendapatan bersih setelah pajak yang merupakan pendapatan
12 bulan sebelumnya atau disebut trailing ea rnings. P/E ratio juga merupakan
salah satu metode evaluasi terhadap harga saham, apakah saham overva lued atau
underva lued. Para investor akan membeli saham ketika saham tersebut
underva lued, yaitu harga sebenarnya lebih besar daripada harga pasarnya.
Sebaliknya, para investor akan menjual saham ketika saham tersebut overva lued,
commit to user
PER merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (ma rket
price) dengan ea rnings per sha re (EPS) dari saham yang bersangkutan, atau
formulasinya bisa ditulis sebagai berikut:
(7)
Bagi Investor, nilai PER yang rendah akan memberikan kontribusi
tersendiri, hal ini disebabkan selain dapat membeli saham dengan harga yang
relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan ca pita l gains juga semakin besar.
Selain itu investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang
publik. Sebaliknya, emiten menginginkan tingkat PER yang tinggi pada waktu
publik. PER yang tinggi menunjukkan pertumbuhan dan kinerja perusahaan cukup
baik, dan semakin tinggi PER menunjukkan prospektus harga saham dinilai
semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, dan
apabila harga saham semakin tinggi, maka selisih harga saham periode sekarang
dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga ca pita l gains juga semakin
meningkat. Berdasarkan argumen tersebut menunjukkan bahwa Price Ea rnings
Ra tio mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap return saham.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Aydogan dan Gursoy (2000)
menunjukkan bahwa Price-to-Ea rnings Ratios dan book-to-ma rket ratios
memiliki kekuatan prediktif terharap return masa depan, dan penelitian yang
dilakukan oleh Aras dan Yilmas (2008) yang mengambil sampel 12 emerging
stock ma rkets, hasilnya juga menunjukkan bahwa Price Ea rnings Ratio
merupakan salah satu variabel yang dapat di gunakan untuk memprediksi return