• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan ... 84

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat ... 39

Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner ... 45

Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ... 46

Tabel 3.5 Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ... 48

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 50

Tabel 3.7 Jarak Nilai Minat Tiap Kelompok ... 52

Tabel 3.8Klasifikasi Koefisien Korelasi Serial ... 54

Tabel 4.1 Skor Minat Belajar Siswa ... 56

Tabel 4.2 Jarak Nilai Minat Tiap Kelompok ... 57

Tabel 4.3. Kelompok Minat Belajar Tinggi ... 57

Tabel 4.4 Kelompok Minat Belajar Sedang ... 58

Tabel 4.5 Kelompok Minat Belajar Rendah ... 59

Tabel 4.6 Daftar Nilai Raport ... 61

Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 62

Tabel 4.8 Data Kelompok Prestasi Belajar Siswa ... 63

Tabel 4.9. Skor Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 68

Tabel 4.10 Jumlah Skor Prestasi Belajar Tiap Kelompok ... 70

Tabel 4.11 Banyaknya Subyek Tiap Kelompok ... 71

Tabel 4.12 Nilai Ordinat ... 72

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Minat Belajar Siswa ... 60 Gambar 4.2 Diagram Prestasi Belajar Siswa ... 66

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Uji Coba Penelitian ... 95

Lampiran 2. Tabel Skoring (1,2,3,4) Hasil Uji Coba Kuesioner ... 100

Lampiran 3. Tabel Skoring (0,1) Hasil Uji Coba Kuesioner ... 106

Lampiran 4. Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner ... 109

Lampiran 5. Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ... 111

Lampiaran 6. Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa ... 112

Lampiran 7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner ... 114

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian Minat Belajar... 116

Lampiran 9. Data Skor Minat Belajar Siswa ... 120

Lampiran 10. Data Prestasi Belajar Siswa ... 121

Lampiran 11. Tabel Hubungan Kelompok Minat Belajar dengan Kelompok Prestasi ... 123

Lampiran 12. Tabel Ordinat Pada Kurva Normal ... 125

Lampiran 13. Tabel Nilai-Nilai r Produk Moment-Dari Pearson ... 127

Lampiran 14. Surat Izin Penelitian ... 128

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai tempat untuk melaksanakan pendidikan nasional. Pendidikan nasional merupakan salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Dalam kajian yuridis formal, makna pendidikan, seperti yang tersurat dalam UU nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diungkapkan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa

mendatang”.

Seperti yang tertulis di atas, pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang bertujuan sebagai bekal dikehidupan mendatang. Oleh sebab itu pendidikan sangat penting bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Sedangkan dalam GBHN 1993 disebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kuailitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkpribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi ke masa depan”.

Pendidikan yang sangat menentukan bagi perkembangan siswa adalah pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Pendidikan di SD sangat penting karena sebagai pondasi dari pendidikan selanjutnya. Dalam pendidikan di SD terdapat lima pelajaran pokok yang sangat penting bagi siswa. Tiga dari lima pelajaran inti tersebut akan diujikan dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah untuk membekali anak dalam melanjutkan pendidikan selanjutnya.

Pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar harus didukung oleh guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subyek di dalamnya. Keduanya merupakan dua unsur dalam pembelajaran yang harus saling berinteraksi dengan baik. Guru sebagai fasilitator harus memberikan fasilitas-fasilitas yang pembelajaran yang bermutu, yakni mampu menguasai materi pelajaran dan memberikan inovasi-inovasi dalam belajar. Sedangkan siswa sebagai subyek harus aktif dalam pembelajaran yang didukung oleh inovasi-inovasi guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Dalam proses pembelajaran guru dan siswa harus bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is a set of

events that affect learners in such away that learning is facilitated. (Gagne,

Briggs, dan Wager, 1992, hal 3). Namun pada kenyataannya guru hanya sebagai moderator saja dan siswa hanya diisi dengan materi-materi pelajaran yang menyebabkan siswa hanya pasif di kelas dan tidak tertarik oleh materi

yang diajarkan. Guru harus mampu menanamkan sikap senang dan tertarik pada saat memberikan pelajaran di sekolah. Siswa yang mempunyai sikap senang dan tertarik yang berkelanjutan, maka anak tersebut akan mempunyai minat terhadap pelajaran. Jika anak tersebut sangat senang dan tertarik terhadap pelajaran maka minat anak dalam pelajaran itu juga akan tinggi dan sebaliknya.

Minat merupakan salah satu faktor internal siswa yaitu berasal dari diri siswa sendiri. Menurut Winkel ( 1991 : 533 ) minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu. Dengan demikian apabila siswa merasa tertarik terhadap bidang yang ia geluti, berarti ia senang terhadap materi yang dipelajarinya. Maka ia akan mudah memahami materi tersebut. Dengan adanya ketertarikan itu maka hasil belajar yang diperoleh pun juga akan memuaskan. Sedangkan bila siswa merasa tidak tertarik, maka ia akan sulit memahami materi yang diajarkan. Hal ini akan akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah pula. Seorang siswa dikatakan berminat pada pelajaran apabila ia merasa senang dan tertarik dengan pelajaran dan sebaliknya. Minat belajar siswa akan berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Jawaban tentang masalah ini akan ditemukan dalam penelitian hubungan minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa, dalam batasan penelitian yaitu SD Pangudi Luhur Muntilan. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul ”

Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan Semester 2 Tahun pelajaran 2010/2011”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah minat belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

4. Berapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

C. Batasan Istilah

1. Belajar : Proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan, terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan (keluarga, sekolah) dalam jangka waktu tertentu sehingga diperoleh tingkah laku baru/ penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap.

2. Prestasi belajar : Kemampuan perolehan siswa berupa pengetahuan yang diukur dengan tes buatan guru dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh siswa.

3. Minat : Kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

4. Minat belajar: Kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain untuk :

1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar siswa dengan prestasil belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru, penelitian dimaksudkan untuk mengetahui minat belajar siswa dalam lima pelajaran pokok di sekolah.

2. Bagi siswa, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pentingnya minat belajar bagi siswa.

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Winkel (1986 : 30) mengemukakan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Whiterington (1952 : 90) berpendapat minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Menurut Jersild dan Tasch dalam Nurkancana (1983 : 216) minat atau interest adalah yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer dalam Nurkancana (1983 : 216) minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

Winkel (1991: 533 ) mengemukakan sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, orang dapat lebih berminat menangani benda-benda mati (things), berurusan dengan orang ( people), atau bergumul dengan data dan ide-ide yang diolah secara mental dan dihubungkan satu sama lain ( data and ideas). Mengutip pendapat Super dalam Bimbingan dan Konseling di institusi pendidikan, minat yang dimiliki seseorang dapat diteliti dengan empat cara, yaitu : (a)

menyaksikan kegiatan-kegiatan yang suka dilakukan ( manifesed interest), (b) menanyakan secara langsung kegiatan-kegiatan apa dan pekerjaan apa yang disukai ( expressed interest), (c) memberikan suatu tes minat dimana orang harus menjawab sejumlah pertanyaan tentang kegiatan apa yang disukai dan kegiatan apa yang tidak disukai ( inventoried interest ), (d) atau memberikan tes untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang-bidang jabatan ( tested interest). masing-masing cara meneliti minat menyangkut tipe minat tertentu. hasil epnelitian denga empat cara tersebut belum tentu akan jalan, misalnya terdapat pertentangan antara minat yang dinyatakan secara langsung dengan kata-kata sendiri ( expressed interest) dan minat yang terungkap secara tidak langsung dan tes yang menanyakan kesukaan dan ketidaksukaan.

Menurut Syah ( 1999 : 151 ) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Mengutip pendapat Reber ( 1991) minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Namun terlepas dari masalah populer atu tidak minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

Minat belajar adalah kecenderungan yang agak menetap seseorang untuk merasa tertarik pada mata pelajaran dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran. Mencakup perhatian saat pelajaran, bekerja menyelesaikan tugas yang diberikan guru, respon atas pertanyaan guru, sikap siswa.

Hurlock (1993) dalam

http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html diakses tgl 9-7-2011 menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Berdasarkan pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut. Minat terhadap mata pelajaran yang dimiliki siswa merupakan proses penilaian kognitif dan penilaian afektif siswa yang dinyatakan dalam sikap. Jika seseorang mempunyai sikap yang positif terhadap suatu objek, maka akan menimbulkan sikap yang positif juga pada dirinya yang akan menimbulkan minat.

2. Ciri-Ciri Minat

Ada tujuh ciri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:155) dalam http://qym7882.blogspot.com/2009/03/ciri-ciri-minat.html, ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

Minat juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat karena perubahan usia.

b. Minat tergantung pada persiapan belajar

Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupun mental.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Minat anak-anak maupun dewasa bergantung pada kesempatan belajar yang ada, sebagian anak kecil lingkungannya terbatas pada rumah, maka minat mereka tumbuh di rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan sosial mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang cacat fisik tidak memiliki minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman sosial yang terbatas.

e. Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya

Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat.

g. Minat dan egosentris

Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk memilikinya.

3. Aspek-Aspek Minat

Hurlock (1978) mengatakan minat merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar. Hurlock mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu:

1) Aspek kognitif

Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang

membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.

2) Aspek afektif

Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang.

4. Macam-Macam Minat

Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996) dalam http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html

diakses tgl 9-7-2011 membagi definisi minat secara umum menjadi tiga, yaitu: minat pribadi, minat situasi dan minat dalam ciri psikologi.

a) Minat pribadi, diartikan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktifitas atau topik yang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.

b)Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan.

c) Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut.

5. Faktor-Faktor Pendorong Minat

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya minat belajar pada diri siswa yaitu:

1) Motivasi

Menurut D.P. Tampubolon minat merupakan “perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi”. Siswa akan termotivasi untuk mencapai hasil yang ia inginkan karena adanya keinginan dan kemampuan yang mendorongnya. Maka dengan motivasi yang besar, maka minat anak terhadap suatu objek akan besar pula.

2) Belajar

Belajar adalah suatu cara untuk meningkatkan minat dalam diri siswa. Karena minat pada saat belajar, siswa merasa berhadapan dengan objek yang baru ia pelajari. Jika pada saat belajar siswa merasa tertarik pada hal yang ia pelajari, maka ia akan mengulangnya

kembali. Dengan belajar maka minat dalam diri siswa akan meningkat.

3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru

Bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa akan mempengaruhi minat siswa. Hal ini akan membangkitkan dan merangsang minat belajar siswa. Namun bahan pelajaran yang kurang disenangi siswa, maka perhatian siswa pun akan rendah. Siswa yang mempunyai minat rendah terhadap bahan pelajaran tertentu, maka anak tersebut akan ketinggalan dalam pelajaran itu. Hal ini menyebabkan prestasi belajarnya akan rendah. Sikap guru pada saat mengajar juga akan mempengaruhi minat anak pada suatu pelajaran. Jika sikap guru cenderung bisa mendidik anak dengan baik, maka minat anak cenderung tinggi pada suatu pelajaran dan sebaliknya. 4) Keluarga

Selain belajar di sekolah seorang siswa akan lebih banyak belajar di rumahnya. Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab pada saat anak di rumah. Untuk itu sangat penting adanya dorongan dan perhatian dari keluarganya. Orang tua yang lebih memperhatikan anaknya akan membuat anak itu lebih berminat untuk belajar.

5) Teman Pergaulan

Teman pergaulan sangat berpengaruh terhadap minat seseorang. Jika ia bergaul dengan teman yang mempunyai minat dalam pelajaran maka ia akan mempunyai minat yang tinggi pula dan sebaliknya.

Terlebih jika ia memasuki masa remaja, teman pergaulan lebih mendominasi perkembangan mental dalam diri anak.

6) Lingkungan

Crow& Crow berpendapat bahwa “minat dapat diperoleh dari pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal”. Maka lingkungan sebagai tempat hidup anak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak.

7) Cita-cita

Minat yang ada dalam diri siswa akan berpengaruh terhadap cita-cita yang akan ia capai. Semakin besar cita-cita-cita-cita anak maka minat dalam dirinya akan besar pula untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Anak akan mengejar cita-citanya dengan perjuangan yang keras pula, sehingga ia mampu mengatasi masalah yang ada.

8) Bakat

Anak yang memiliki bakat dalam suatu bidang, ia akan mengasah bakat yang ia miliki. Bakat yang ia miliki akan dipelajari terus karena anak merasa senang dan dorongan minatnya tinggi. Karena adanya bakat dan minat yang tinggi, maka anak akan mencapai hasil dari bakatnya itu.

9) Hobi

Salah satu faktor internal dalam diri siswa yang dapat menimbulkan minat adalah hobi. Hobi adalah suatu kegiatan yang disenangi oleh seseorang. Hal ini berarti hobi adalah perwujudan dari

minat anak. Jika siswa mempunyai hobi menggambar maka siswa itu otomatis mempunyai minat menggambar yang tinggi.

Kartawijaya (1987 : 183-184) mengemukakan berikut adalah faktor-faktor pendorong minat:

a.Drive determinant adalah dorongan untuk mempertahankan hidup. Keinginan yang besar untuk mempertahankan hidup seseorang akan mempengaruhi seberapa besar minat orang terhadap suatu objek. Semakin besar dorongan seseorang, maka minat dalam diri seseorang akan semakin besar dan sebaliknya.

b. Dorongan keadaan adalah keadaan yang ditimbulkan oleh dorongan untuk mempertahankan hidup seseorang. Jika seseorang hidup dalam keadaan yang pas-pasan maka dorongan dalam dirinya akan lebih besar, dan sebaliknya.

c. Kegiatan mencapai tujuan. Seseorang yang ingin mencapai tujuan dengan baik maka ia akan mempunyai minat yang besar pula.

d. Tercapainya tujuan oleh individu.

e. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai. Jika seseorang telah mencapai tujuan yang diinginkan, maka dorongan minatnya akan berkurang..

f. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru menghendaki pemuasannya.

6. Pentingnya Pengukuran Minat

Menurut Nurkancana (1983 : 225) seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat peserta didiknya karena:

a. Untuk meningkatkan minat siswa

Seorang guru harus bisa meningkatkan minat siswa-siswanya karena minat merupakan faktor penting agar proses pembelajaran dapat berlangsung lancar.

b. Memelihara minat yang baru timbul

Apabila ada seorang siswa yang memiliki minat rendah pada materi tertentu, seorang guu harus menjaga minat tersebut agar tetap ada. Hal ini dikarenakan minat adalah faktor penting agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala. Namun apabila minat tidak ada dalam diri siswa, guru harus bisa menimbulkan minat pada diri siswa.

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.

Sekolah sebagai lembaga pendidkan yang menyiapkan siswa-siswanya untuk menjadi anggota masyarakat yang baik harus mengembangkan aspek-aspek yang menyangkut dengan hal itu. Namun ada kalanya siswa menaruh minat pada hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah. Maka sekolah melalui guru-guru harus memberantas minat siswa yang tertuju pada hal-hal yang tidak baik dengan metode yang positif.

d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.

Minat seorang siswa perlu diukur untuk mengetahui seberapa besar minat anak pada suatu objek. Jika pengukuran minat sudah dilakukan, maka seorang guru dapat mengetahui minat yang ada dalam diri setiap siswanya. Hal ini sangat penting untuk kelanjutan belajar siswa, karena guru akan mengarahkan bidang yang sesuai dengan minat siswanya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Burhan Nurgiyantoro (2009 : 21) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai proses pengubahan tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud sangat luas, tetapi terutama yang dimaksudkan disini adalah lingkungan pendidikan yang

Dokumen terkait