• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR MUNTILAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR MUNTILAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20102011"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SD PANGUDI LUHUR MUNTILAN SEMESTER 2 TAHUN

PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Yoseph Doni Prasetyo

NIM : 07 1134 038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Persembahan

Skripsi ini aku persembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Bunda Maria

Kedua Orang Tuaku, Bapak Markus Riyadi & Ibu Antonia

Dwi Usmaniyati

Adikku Valentina Dewi, CB. Fajar Tri Prasetyanto & Thomas

Catur Prsetya Adi

Teman dekatku Hastri Eva Febriantari

(5)

v

Motto

Belajarlah dari pengalaman hidupmu

Ora et labora

Junjunglah nilai-nilai kebenaran

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD PANGUDI

LUHUR MUNTILAN SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Yoseph Doni Prasetyo Universitas Sanata Dharma

2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) minat belajar siswa; (2) prestasi belajar siswa; (3) adakah hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa; (4) seberapa besar sumbangan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Pangudi Luhur Muntilan, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 36 siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu minat belajar siswa dan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Alat pengumpul data dengan kuesioner dan dokumentasi rapor. Kuesioner digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa sedangkan dokumentasi rapor untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut : (1) minat belajar siswa dibagi menjadi tiga kategori yaitu minat belajar rendah 11,1%, minat belajar sedang 33,3%, dan minat belajar tinggi 55,6%; (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu prestasi belajar rendah 36,1%, prestasi belajar sedang 38,9%, dan prestasi belajar tinggi 25%; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,77 berada pada tingkat korelasi kuat. Signifikan pada taraf signifikansi 1 % dengan nilai korelasi rtb = 0,424 ; (4) sumbangan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa sebesar 77 %.

(9)

ix

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING INTEREST AND THE

LEARNING ACHIEVEMENT OF THE 5th GRADE STUDENTS OF PANGUDI LUHUR MUNTILAN ELEMENTARY SCHOOL IN THE

ACADEMIC YEAR 2010/2011

Yoseph Doni Prasetyo Universitas Sanata Dharma

2011

The Purpose of this research was to know (1) the interest of students; (2) the achievement of student, (3) whether there is correlation between the interest of student and the achievement of students or not, and (4) the influence interest students on the students achievement.

The participants of the research were 36 students from the fifth grade of Pangudi Luhur Muntilan Elementary School in the Academic Year 2010/2011. There were two variable in this research : independent variable and the dependent variable.The independent variable was the interest of students while the dependent variable was the students achievement. The instrument used in the research were questionnaire and students rapport document. The questionnaire was used to measure the interest of students. While the students rapport document was to know the students achievement. The data was analyzed using serial correlation analysis technique.

The results of research were : (1) learning interest of students is divided into three categories: low interest in learning 11,1%, moderate interest in learning is 33,3%, and high interest in learning 55,6%; (2) student achievement is divided into three categories: low students achievement 36,1%, moderate students achievement 38,1%, and high student achievement 25; (3) the students interest had positive and significant correlation with learning achievement of students with learning V grade elementary school students Pangudi Luhur Muntilan with correlation coefficient value of 0.77 is at the level of strong correlation. Significant at 1% significance level with correlation values rtb = 0.424 (4) the influence of student interest in learning to student achievement was 77%.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan Semester 2 Tahun

Pelajaran 2010/2011”.

Skripsi ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu syarat memperolah gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakulktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moriil maupun materiil. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada kepada:

1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Dosen Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, memberikan bantuan, dukungan, arahan, dorongan dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Drs. J. Sumedi selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu, memberikan bantuan, dukungan, arahan, dorongan dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Siswa dan siswi kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan tahun ajaran 2010/2011 yang telah bersedia mengisi angket penelitian dengan jujur dan sungguh-sungguh.

5. Seluruh dosen Prodi PGSD yang telah memberikan dukungan dan bimbingan serta bantuannya selama penulis kuliah.

(11)

xi

7. Kedua orang tuaku Bapak Markus Riyadi dan Ibu Antonia Dwi Usmaniyati yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan secara moriil maupun materiil.

8. Adik-adikku Valentina Dewi Prasetyawati, CB Fajar Tri Prasetyanto dan Thomas Catur Prasetyo Adi yang selalu memberi dukungan, bantuan dan semangat

9. Hastri Eva Febriantari yang selalu mendukung, memberikan cinta kasih dan semangat. Selalu membantuku dan mendoakanku. Tuhan kan menunjukkan jalan terbaik untuk kita.

10. Bajjagers Community (Penyu, Xdok, Anang, Tyo, Andi, Popo, Isti, Erfi, Dewi, Eva).

11. Wehea Group ( Yordan, Killi, Ayu, Anang, Dewi, Igna, Baskor, Joko, Vita, Putri, Puji, P Koko, Mas Wisnu, P Erwin, Pak Udin, P Nandar, P Kris, Taufik, Joko,dsb).

12. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantuku selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 7 November 2011

Penulis

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Istilah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat Belajar ... 7

2. Ciri-ciri Minat ... 10

3. Aspek-Aspek Minat ... 11

4. Macam-Macam Minat ... 12

5. Faktor-Faktor Pendorong Minat ... 13

(13)

xiii B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar ... 18

2. Ciri-Ciri Belajar ... 21

3. Prinsip-Prinsip Belajar ... 21

4. Tujuan Belajar ... 22

5. Jenis-Jenis Belajar ... 22

6. Pengertian Prestasi Belajar ... 24

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 28

C. Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar ... 32

D. Hipotesis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat Penelitian ... 34

C. Subyek Penelitian ... 35

D. Waktu Penelitian ... 35

E. Variabel Penelitian ... 36

F. Alat Pengumpulan Data ... 37

G. Uji Coba Instrumen ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55

1. Minat Belajar Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan ... 55

2. Prestasi Belajar Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan ... 60

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan ... 66

4. Sumbangan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 76

B. Pembahasan 1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan ... 78

(14)

xiv

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan ... 84

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat ... 39

Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner ... 45

Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ... 46

Tabel 3.5 Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ... 48

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 50

Tabel 3.7 Jarak Nilai Minat Tiap Kelompok ... 52

Tabel 3.8Klasifikasi Koefisien Korelasi Serial ... 54

Tabel 4.1 Skor Minat Belajar Siswa ... 56

Tabel 4.2 Jarak Nilai Minat Tiap Kelompok ... 57

Tabel 4.3. Kelompok Minat Belajar Tinggi ... 57

Tabel 4.4 Kelompok Minat Belajar Sedang ... 58

Tabel 4.5 Kelompok Minat Belajar Rendah ... 59

Tabel 4.6 Daftar Nilai Raport ... 61

Tabel 4.7 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 62

Tabel 4.8 Data Kelompok Prestasi Belajar Siswa ... 63

Tabel 4.9. Skor Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa ... 68

Tabel 4.10 Jumlah Skor Prestasi Belajar Tiap Kelompok ... 70

Tabel 4.11 Banyaknya Subyek Tiap Kelompok ... 71

Tabel 4.12 Nilai Ordinat ... 72

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Uji Coba Penelitian ... 95

Lampiran 2. Tabel Skoring (1,2,3,4) Hasil Uji Coba Kuesioner ... 100

Lampiran 3. Tabel Skoring (0,1) Hasil Uji Coba Kuesioner ... 106

Lampiran 4. Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner ... 109

Lampiran 5. Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ... 111

Lampiaran 6. Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa ... 112

Lampiran 7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner ... 114

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian Minat Belajar... 116

Lampiran 9. Data Skor Minat Belajar Siswa ... 120

Lampiran 10. Data Prestasi Belajar Siswa ... 121

Lampiran 11. Tabel Hubungan Kelompok Minat Belajar dengan Kelompok Prestasi ... 123

Lampiran 12. Tabel Ordinat Pada Kurva Normal ... 125

Lampiran 13. Tabel Nilai-Nilai r Produk Moment-Dari Pearson ... 127

Lampiran 14. Surat Izin Penelitian ... 128

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai tempat untuk melaksanakan pendidikan nasional. Pendidikan nasional merupakan salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Dalam kajian yuridis formal, makna pendidikan, seperti yang tersurat dalam UU nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diungkapkan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa

mendatang”.

Seperti yang tertulis di atas, pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang bertujuan sebagai bekal dikehidupan mendatang. Oleh sebab itu pendidikan sangat penting bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Sedangkan dalam GBHN 1993 disebutkan bahwa:

(19)

Pendidikan yang sangat menentukan bagi perkembangan siswa adalah pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD). Pendidikan di SD sangat penting karena sebagai pondasi dari pendidikan selanjutnya. Dalam pendidikan di SD terdapat lima pelajaran pokok yang sangat penting bagi siswa. Tiga dari lima pelajaran inti tersebut akan diujikan dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah untuk membekali anak dalam melanjutkan pendidikan selanjutnya.

Pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar harus didukung oleh guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subyek di dalamnya. Keduanya merupakan dua unsur dalam pembelajaran yang harus saling berinteraksi dengan baik. Guru sebagai fasilitator harus memberikan fasilitas-fasilitas yang pembelajaran yang bermutu, yakni mampu menguasai materi pelajaran dan memberikan inovasi-inovasi dalam belajar. Sedangkan siswa sebagai subyek harus aktif dalam pembelajaran yang didukung oleh inovasi-inovasi guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Dalam proses pembelajaran guru dan siswa harus bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is a set of

events that affect learners in such away that learning is facilitated. (Gagne,

(20)

yang diajarkan. Guru harus mampu menanamkan sikap senang dan tertarik pada saat memberikan pelajaran di sekolah. Siswa yang mempunyai sikap senang dan tertarik yang berkelanjutan, maka anak tersebut akan mempunyai minat terhadap pelajaran. Jika anak tersebut sangat senang dan tertarik terhadap pelajaran maka minat anak dalam pelajaran itu juga akan tinggi dan sebaliknya.

(21)

Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan Semester 2 Tahun pelajaran 2010/2011”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah minat belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

4. Berapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

C. Batasan Istilah

1. Belajar : Proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan, terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan (keluarga, sekolah) dalam jangka waktu tertentu sehingga diperoleh tingkah laku baru/ penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap.

(22)

3. Minat : Kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

4. Minat belajar: Kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain untuk :

1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V di SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

(23)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru, penelitian dimaksudkan untuk mengetahui minat belajar siswa dalam lima pelajaran pokok di sekolah.

(24)

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Winkel (1986 : 30) mengemukakan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Whiterington (1952 : 90) berpendapat minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Menurut Jersild dan Tasch dalam Nurkancana (1983 : 216) minat atau interest adalah yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer dalam Nurkancana (1983 : 216) minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

(25)

menyaksikan kegiatan-kegiatan yang suka dilakukan ( manifesed interest), (b) menanyakan secara langsung kegiatan-kegiatan apa dan pekerjaan apa yang disukai ( expressed interest), (c) memberikan suatu tes minat dimana orang harus menjawab sejumlah pertanyaan tentang kegiatan apa yang disukai dan kegiatan apa yang tidak disukai ( inventoried interest ), (d) atau memberikan tes untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan seseorang tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang-bidang jabatan ( tested interest). masing-masing cara meneliti minat menyangkut tipe minat tertentu. hasil epnelitian denga empat cara tersebut belum tentu akan jalan, misalnya terdapat pertentangan antara minat yang dinyatakan secara langsung dengan kata-kata sendiri ( expressed interest) dan minat yang terungkap secara tidak langsung dan tes yang menanyakan kesukaan dan ketidaksukaan.

(26)

Minat belajar adalah kecenderungan yang agak menetap seseorang untuk merasa tertarik pada mata pelajaran dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran. Mencakup perhatian saat pelajaran, bekerja menyelesaikan tugas yang diberikan guru, respon atas pertanyaan guru, sikap siswa.

Hurlock (1993) dalam

http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html diakses tgl 9-7-2011

menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

(27)

2. Ciri-Ciri Minat

Ada tujuh ciri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:155) dalam http://qym7882.blogspot.com/2009/03/ciri-ciri-minat.html, ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

Minat juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat karena perubahan usia.

b. Minat tergantung pada persiapan belajar

Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupun mental.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Minat anak-anak maupun dewasa bergantung pada kesempatan belajar yang ada, sebagian anak kecil lingkungannya terbatas pada rumah, maka minat mereka tumbuh di rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan sosial mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

(28)

e. Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya

Kemungkinan minat akan lemah jika tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat.

g. Minat dan egosentris

Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik manusia maupun barang mempunyai kecenderungan untuk memilikinya.

3. Aspek-Aspek Minat

Hurlock (1978) mengatakan minat merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar. Hurlock mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu:

1) Aspek kognitif

(29)

membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.

2) Aspek afektif

Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang.

4. Macam-Macam Minat

Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996) dalam http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html

diakses tgl 9-7-2011 membagi definisi minat secara umum menjadi tiga,

yaitu: minat pribadi, minat situasi dan minat dalam ciri psikologi.

a) Minat pribadi, diartikan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktifitas atau topik yang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.

(30)

c) Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut.

5. Faktor-Faktor Pendorong Minat

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya minat belajar pada diri siswa yaitu:

1) Motivasi

Menurut D.P. Tampubolon minat merupakan “perpaduan antara

keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi”. Siswa akan termotivasi untuk mencapai hasil yang ia inginkan karena adanya keinginan dan kemampuan yang mendorongnya. Maka dengan motivasi yang besar, maka minat anak terhadap suatu objek akan besar pula.

2) Belajar

(31)

kembali. Dengan belajar maka minat dalam diri siswa akan meningkat.

3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru

Bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa akan mempengaruhi minat siswa. Hal ini akan membangkitkan dan merangsang minat belajar siswa. Namun bahan pelajaran yang kurang disenangi siswa, maka perhatian siswa pun akan rendah. Siswa yang mempunyai minat rendah terhadap bahan pelajaran tertentu, maka anak tersebut akan ketinggalan dalam pelajaran itu. Hal ini menyebabkan prestasi belajarnya akan rendah. Sikap guru pada saat mengajar juga akan mempengaruhi minat anak pada suatu pelajaran. Jika sikap guru cenderung bisa mendidik anak dengan baik, maka minat anak cenderung tinggi pada suatu pelajaran dan sebaliknya. 4) Keluarga

Selain belajar di sekolah seorang siswa akan lebih banyak belajar di rumahnya. Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab pada saat anak di rumah. Untuk itu sangat penting adanya dorongan dan perhatian dari keluarganya. Orang tua yang lebih memperhatikan anaknya akan membuat anak itu lebih berminat untuk belajar.

5) Teman Pergaulan

(32)

Terlebih jika ia memasuki masa remaja, teman pergaulan lebih mendominasi perkembangan mental dalam diri anak.

6) Lingkungan

Crow& Crow berpendapat bahwa “minat dapat diperoleh dari pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal”. Maka lingkungan sebagai tempat hidup anak akan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak.

7) Cita-cita

Minat yang ada dalam diri siswa akan berpengaruh terhadap cita-cita yang akan ia capai. Semakin besar cita-cita-cita-cita anak maka minat dalam dirinya akan besar pula untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Anak akan mengejar cita-citanya dengan perjuangan yang keras pula, sehingga ia mampu mengatasi masalah yang ada.

8) Bakat

Anak yang memiliki bakat dalam suatu bidang, ia akan mengasah bakat yang ia miliki. Bakat yang ia miliki akan dipelajari terus karena anak merasa senang dan dorongan minatnya tinggi. Karena adanya bakat dan minat yang tinggi, maka anak akan mencapai hasil dari bakatnya itu.

9) Hobi

(33)

minat anak. Jika siswa mempunyai hobi menggambar maka siswa itu otomatis mempunyai minat menggambar yang tinggi.

Kartawijaya (1987 : 183-184) mengemukakan berikut adalah faktor-faktor pendorong minat:

a.Drive determinant adalah dorongan untuk mempertahankan hidup. Keinginan yang besar untuk mempertahankan hidup seseorang akan mempengaruhi seberapa besar minat orang terhadap suatu objek. Semakin besar dorongan seseorang, maka minat dalam diri seseorang akan semakin besar dan sebaliknya.

b. Dorongan keadaan adalah keadaan yang ditimbulkan oleh dorongan untuk mempertahankan hidup seseorang. Jika seseorang hidup dalam keadaan yang pas-pasan maka dorongan dalam dirinya akan lebih besar, dan sebaliknya.

c. Kegiatan mencapai tujuan. Seseorang yang ingin mencapai tujuan dengan baik maka ia akan mempunyai minat yang besar pula.

d. Tercapainya tujuan oleh individu.

e. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai. Jika seseorang telah mencapai tujuan yang diinginkan, maka dorongan minatnya akan berkurang..

(34)

6. Pentingnya Pengukuran Minat

Menurut Nurkancana (1983 : 225) seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat peserta didiknya karena:

a. Untuk meningkatkan minat siswa

Seorang guru harus bisa meningkatkan minat siswa-siswanya karena minat merupakan faktor penting agar proses pembelajaran dapat berlangsung lancar.

b. Memelihara minat yang baru timbul

Apabila ada seorang siswa yang memiliki minat rendah pada materi tertentu, seorang guu harus menjaga minat tersebut agar tetap ada. Hal ini dikarenakan minat adalah faktor penting agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala. Namun apabila minat tidak ada dalam diri siswa, guru harus bisa menimbulkan minat pada diri siswa.

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.

(35)

d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.

Minat seorang siswa perlu diukur untuk mengetahui seberapa besar minat anak pada suatu objek. Jika pengukuran minat sudah dilakukan, maka seorang guru dapat mengetahui minat yang ada dalam diri setiap siswanya. Hal ini sangat penting untuk kelanjutan belajar siswa, karena guru akan mengarahkan bidang yang sesuai dengan minat siswanya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Burhan Nurgiyantoro (2009 : 21) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai proses pengubahan tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud sangat luas, tetapi terutama yang dimaksudkan disini adalah lingkungan pendidikan yang berupa kegiatan belajar mengajar. Seseorang telah mengalami peristiwa belajar jika ia mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berkompeten dan tidak berkapabilitas menjadi berkompeten dan berkapabilitas, dan dari cara dan sikapnya memandang suatu masalah yang berbeda yang ”mengalami peningkatan kualitas” dari cara sebelum dia

belajar.

(36)

perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Gagne (1985) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Learning is a change in human disposition or capability that persists over a period of time and is not simply ascribable to proces of growth (Gagne, 1985: hal 2). Pengertian ini senada dengan yang dikemukakan Bower dan Hilgard (1981), yaitu bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan oleh insting, kematangan atau kelelahan dan kebiasaan. Persisnya dikatakan bahwa: Learning refers to the change in a subject’s behavior or behavior potential

to a given situation brought about by the subject’s repeated experiences in

that situation, provided that the behavior change cannot be explained on the basis of the subject’s native response tendencies, maturation or

temporary states (such as fatigue, drunkenness, drives, and so on). (Bower dan Hilgard, 1981: hal 11).

(37)

Winkel (1987:36) berpendapat belajar ialah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan – pemahaman, ketrampilan dan nilai – sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas.

Menurut Morgan dalam Purwanto (1996 : 84) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Menurut Masidjo ( 2008: 11) dalam modul Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remidial, belajar adalah Proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan, terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan (keluarga, sekolah) dalam jangka waktu tertentu sehingga diperoleh tingkah laku baru/ penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap.

Menurut Muhibbin (1995 : 88) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sedangkan menurut Hamalik (2007 : 27) belajar diartikan sebagai modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

(38)

2. Ciri-Ciri Belajar

Dari semua pengertian tentang belajar, sangat jelas bahwa belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi kemampuan individu. Menurut (Winataputra : 1.9) ciri-ciri belajar adalah : a. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri

individu. Perubahan bukan hanya pada aspek kognitif namun pada aspek sikap dan nilai serta keterampilan (psikomotorik)

b. Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. perubahan perilaku yang terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dan lingkungan. interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan interaksi psikis.

c. Perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras tidak dapat dikategorikan sebagai perilaku akibat hasil belajar. Perubahan perilaku hasil belajar akan menetap dan permanen.

3. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan menurut Mustaqim (2001: 69) antara lain sebagai berikut:

(39)

d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari, bukan sekedar

menghafal fakta.

f. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain. g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar. h. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

4. Tujuan Belajar

Ada tiga jenis tujuan dari proses belajar menurut Sardiman (1986:27), yaitu:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan b. Penanaman konsep dan keterampilan c. Pembentukan sikap

5. Jenis-Jenis Belajar

Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Gagne (1985) mengemukakan delapan jenis belajar. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah:

a. Belajar Isyarat (Signal Learning)

Belajar melalui isyarat adalah melakukan tindakan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat.

(40)

Belajar stimulus respon terjadi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar.

c. Belajar Rangkaian (Chaining Learning)

Belajar rangkaian terjadi dari perpaduan berbagai proses stimulus respon (S-R) yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau spontan seperti konsep merah putih, panas dingin, ibu bapak, kaya miskin dan sebagainya.

d. Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning)

Belajar asosiasi verbal terjadi bila individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap makna yang bersifat verbal. Miasal perahu seperti itik atau kereta seperti kaki seribu dan sebagainya.

e. Belajar Membedakan (Discrimination Learning)

Belajar diskriminasi terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang jumlahnya banyak itu. Misal membedakan jenis tumbuhan berdasar urat daunnya.

f. Belajar Konsep (Concept Learning)

(41)

g. Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning)

Belajar aturan/hokum terjadi bila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau yang diberikan sebelumnya dan menerapkannya atau menarik kesimpulan dari data tersebut menjadi suatu aturan.

h. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)

Belajar pemecahan masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan, misalnya, mengapa harga bahan bakar minyak naik.

6. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Menurut Nana (1990 : 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Menurut Gagne dalam Nurgiyantoro (2009 : 22) mengemukakan bahwa keluaran belajar dapat dibedakan ke dalam lima kategori sebagai berikut :

1. Keterampilan Intelektual (Intelectual Skills)

(42)

membedakan benda-benda atau simbol. (b) Konsep (Concepts), kemampuan menggunakan dan mendefinisikan dengan betul konsep-konsep suatu hal. (c) Aturan (Rules), kemampuan untuk memungkinkan siswa untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan simbol dan dapat mengikuti aturan itu dalam penampilannya. (d) Aturan tingkat tinggi (higher-order rules),merupakan gabungan dari keterampilan sebelumnya untuk memecahkan masalah.

2. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)

Strategi kognitif merupakan kecakapan khusus yang amat penting memungkinkan siswa dapat belajar dan menentukan sesuatu secara sendiri. Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur seseorang untuk memilih ”cara”, misalnya belajar bagaimana belajar,

yang paling cocok untuk dirinya. 3. Informasi Verbal (Verbal Information)

Informasi verbal adalah hasil belajar yang berupa informasi dan pengetahuan verbal. Informasi dapat dibedakan dalam fakta, nama, prinsip, dan generalisasi.

4. Keterampilan Motor (Motor Skill)

(43)

5. Sikap (Attitudes)

Sikap merupakan sejumlah bentuk keluaran belajar tersendiri yang sering dikaitkan dengan nilai-nilai seperti toleransi, suka membaca, mencintai sastra, kesediaan bertanggungjawab, dan sebagainya. Pengaruh sikap terhadap seseorang adalah adanya reaksi positif dan negatif kepada orang lain, benda atau situasi.

Menurut Gagne dalam Nana Sudjana (1989 : 30) menyebut hasil belajar adalah:

1. keterampilan intelektual; 2. strategi kognitif;

3. informasi verbal; 4. sikap; dan 5. keterampilan.

Menurut Bloom dalam Nurgiyantoro (2009 : 24) mengemukakan bahwa keluaran belajar ke dalam tiga kategori atau biasa disebut dengan ”ranah” (terjemahan dari domain), yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Ivor Davies, 1976, lewat Burhan Nurgiyantoro,1988:42). Ketiga ranah yang kemudian terkenal dengan sebutan taksonomi Bloom.

(44)

Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar-mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, sehingga guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Departemen Pendidikan Nasional, 2003).

(45)

merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang, setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Dari uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pada mata pelajaran yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan dapat diukur dengan tes buatan guru serta ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh siswa. Mencakup objek langsung ( fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dalam lima pelajaran pokok SD) dan objek tak langsung ( kemampuan berpikir logis, kemampuan memecahkan masasalah. sikap positif terhadap pelajaran).

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Muhibbin (1995 : 132-139) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni:

a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

(46)

Menurut William dalam Nurkancana (1983 : 172) intelegensi adalah suatu kapasitas yang bersifat umum daripada individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang baru atau suatu problem yang dihadapi. Prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh tingkat intelegensi seseorang. Berarti semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa maka prestasi belajar yang ia peroleh akan semakin tinggi juga dan sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi maka prestasi belajar yang ia peroleh akan semakin rendah juga. Dengan prestasi belajar yang tinggi maka kesempatan meraih sukses akan semakin besar.

b.)Sikap siswa

(47)

c.)Bakat siswa

Menurut Crow and Crow dalam Nurkancana (1983 : 200) bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni pengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya. Namun pada dasarnya tidak setiap orang mau mengembangkan bakatnya, sehingga bakatnya tidak tampak dan berkembang. Jika seseorang mau mengembangkan bakat yang ia miliki, maka ia akan berprestasi dengan bakat yang ia miliki.

d.)Minat siswa

Menurut Muhibbin (1995 : 136) minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap mata pelajaran, maka prestasi belajarnya akan tinggi pula. Hal ini karena anak menyenangi dan merasa tertarik terhadap pelajaran tersebut.

e.)Motivasi siswa

(48)

ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.

2) Faktor Eksternal

Menurut Muhibbin (1995 : 132) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut antara:

a. Lingkungan sosial

- Lingkungan sekolah meliputi guru-guru, para staf administasi, dan teman-teman sekelas

- Lingkungan masyarakat meliputi masyarakat, tetangga dan teman dalam pergaulan. Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

- Lingkungan keluarga meliputi orang tua dan anggota keluarga siswa.

b. Lingkungan non sosial

Yang termasuk dalam lingkungan non-sosial meliputi gedung sekolah dan letak geografisnya, tempat tinggal keluarga siswa dan letak geografinya, sarana prasarana, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

(49)

efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Menurut Roestiyah ( 1982 : 159 ) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain :

1. Faktor internal, yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan sebagainya.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar diri anak, seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan, dan sebagainya.

C. Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

(50)

mempunyai minat belajar yang tinggi, maka anak tersebut diduga akan mendapatkan prestasi belajar yang tinngi pula. Dan sebaliknya, jika anak tersebut mempunyai minat belajar yang rendah, maka anak tersebut diduga mendapatkan prestasi belajar yang rendah pula.

D.Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah “ Ada hubungan antara minat belajar

(51)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian deskriptif menggunakan metode studi korelasi dengan teknik korelasi Serial. Arief Furchan (1982:415) menyatakan bahwa dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakukan yang diberikan atau dikendalikan seperti yang dapat ditemui dalam penelitian eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah melukiskan variabel atau

kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi.

Studi korelasi adalah penelitian deskriptif yang digunakan dengan tujuan menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel. Studi korelasi memungkinkan peneliti memastikan sejauh mana perbedaan di salah satu variabel ada hubungannya dengan perbedaan dalam variabel lain. Besarnya hubungan itu ditetapkan dengan koefisien korelasi (Furchan, 1982:415).

Teknik korelasi Serial dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian hanya berlaku di SD Pangudi Luhur Muntilan dan tidak berlaku di SD-SD lain.

B. Tempat Penelitian

(52)

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa yang akan di minta informasinya. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan, yang berjumlah 36 siswa dan terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada tahun pelajaran 2011/2012, pada awal semester pertama.

(53)

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek peneliti atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, 1993:91). Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang jika berubah akan mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu minat belajar. Minat belajar adalah kecenderungan yang agak menetap seseorang untuk merasa tertarik pada pelajaran dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran. Mencakup perhatian saat

(54)

pelajaran, sikap pada pelajaran, terciptanya konsentrasi pada saat pelajaran, mencegah gangguan dari luar, memperkuat melekatnya pelajaran dalam ingatan siswa, bekerja menyelesaikan tugas yang diberikan guru, respon atas pertanyaan guru.

2. Variabel Terikat (Y) (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan \diramalkan. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu prestasi belajar. Prestasi belajar adalah kemampuan perolehan siswa berupa pengetahuan pelajaran yang diukur dengan tes buatan guru dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh siswa. Mencakup nilai rata-rata lima pelajaran inti di SD, yaitu: Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) , Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

F. Alat Pengumpul Data

Sebenarnya banyak sekali jenis instrumen penelitian yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data atau informasi karena memang banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan suatu informasi (Anggoro, 2010 : 5.4). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.Kuesioner

(55)

Menurut Suharsimi Arikunto, kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Tujuannya adalah untuk mengetahui pendapat, ide dan gagasan dari responden. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006:152).

(56)

Tabel 3.2

Kisi-kisi penyusunan Instrumen Minat Belajar

No Indikator Item positif Item negatif

1 Sikap pada dalam kelas pada saat guru memasuki ruang kelas  Saya memperhatikan

(57)

IPS adalah pelajaran yang berguna dalam kehidupan sehari-hari memperoleh nilai yang baik **)

 Saya tidak pernah mengantuk saat mengikuti pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS

(58)

bahan pelajaran  Apabila penjelasan guru

ada yang keliru, saya akan memberikan koreksi **) memperoleh nilai yang baik

 Saya selalu siap bila ditunjuk untuk maju ke depan oleh guru

 Saya selalu menyimak penjelasan guru dengan serius Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS

(59)

 Setelah sampai di rumah, saya akan mengulangi hal-hal yang penting dalam pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS **)

 Saya selalu membuat catatan khusus untuk hal-hal yang penting dalam pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS **

 Saya belajar Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS untuk mempelajari materi yang akan dipelajari keesokan harinya

 Saat ulangan Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS , saya pelajaran saya pasti bertanya pada guru

(60)

kesulitan saya saat pelajaran anda pasti bertanya pada teman **)  Saya merasa senang bila

bisa membantu kesulitan teman saat pelajaran Matematika, Bahasa Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS

 Untuk menambah

pengetahuan Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS , saya sering ikut les

 Saya selalu membeli buku Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS untuk memperluas pengetahuan saya

(61)

kebosanan Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS dari internet

 Saya lebih tertarik jika pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PKn,

IPA dan IPS

menggunakan media yang menarik

kelompok belajar dengan teman sekelas untuk menyelesaikan tugas-tugas Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS **)

 Saya membuat catatan dan rumus-rumus sendiri

(62)

Dari kisi-kisi minat belajar di atas, peneliti mengembangkan ke dalam sebaran item kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3.3

Sebaran Item Kuesioner

No Indikator Minat Belajar

No item soal

Item positif Item negatif

1 Sikap pada pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia, PKn, IPA dan IPS

1,2,3,4,6,7,8 5

2 Terciptanya konsentrasi pada pelajaran Matematika,

5 Mengurangi kebosanan 36,37,38,39,40

Jumlah item 34 6

(63)

Tabel 3.4

2. Dokumentasi (pengumpulan data-data sekunder)

Data sekunder yang berupa nilai akademik siswa, yakni nilai rapor siswa kelas V semester 2.

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan sebelum kuesioner diberikan kepada responden. Tujuannya adalah untuk menghindari pernyataan-pernyatan yang kurang jelas maksudnya, menghilangkan kata-kata yang sulit untuk dipahami, dan mempertimbangkan pengurangan atau penambahan butir/item.

(64)

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Azwar (2009:5) menjelaskan bahwa suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan validitas butir dengan rumus:

𝑅𝑥𝑦 = ∑𝑋𝑌 (∑𝑋²) (∑𝑌²)

Keterangan:

𝑅𝑥𝑦 = Koefisien korelasi

∑𝑋𝑌 = Jumlah perkalian antara skor butir dengan skor total

∑𝑋² = Jumlah kuadrat skor butir

∑𝑌² = Jumlah kuadrat skor total

Sedangkan penghitungannya memakai program SPSS statistics 18.00 for Windows.

Dalam penelitian ini, item dinyatakan valid apabila taraf signifikansinya lebih besar atau sama dengan 0,30 (≥ 0,30). Dari hasil penghitungan, item yang dinyatakan valid akan digunakan untuk penelitian di kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

(65)

b. Menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

c. Mentabulasikan data tersebut kedalam tabel uji coba pada program SPSS statistics 18.00 for Windows.

d. Menguji validitas dengan langkah : analyze - correlate – bivariate – memindahkan semua item ke kolom variables - beri tanda cek pada kotak dengan pilihan Pearson dan Two Tailend pada kolom Test of Significance - klik Ok

Setelah dilakukan penghitungan, terdapat 34 item yang valid. Untuk mengetahui hasil analisis uji coba kuesioner minat belajar , dapat dilihat pada “Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner Minat Belajar Siswa Kelas VI SD Kanisius Blongkeng Tahun pelajaran 2011/2012” (lampiran 4). Sebagai instrumen penelitian, peneliti akan menggunakan soal yang harus dijawab para siswa. Dengan demikian, peneliti akan menggunakan item pernyataan yang valid dan tidak merevisi item yang tidak valid karena semua indikator sudah ada dalam item sebaran. Adapun sebaran dari hasil penghitungan validitas item dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar

(66)

Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS

2.

Terciptanya konsentrasi pada pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PKn, IPA dan IPS bahan pelajaran dalam ingatan siswa menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209). Lebih lanjut Kountur (2003:156) menjelaskan bahwa suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur.

(67)

dapat dilihat pada tabel 3.6. Adapun tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas suatu tes menurut Masidjo (1995:209) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas menggunakan teknik belah dua (Split – half method). Hasil dari suatu tes dibelah menjadi dua bagian yaitu bagian pertama yang berasal dari item-item bernomor gasal, dan bagian kedua berasal dari item-item bernomor genap. Hasil dari dua belahan tersebut kemudian dikorelasikan dengan menggunakan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson (Masidjo, 1995:218). Adapun rumus untuk menghitung reliabilitas yaitu sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ∑𝑋

XY : jumlah perkalian antara skor butir/item dengan skor total

(68)

Y² : jumlah kuadrat pada belahan genap

Taraf reliabilitas satu tes diperoleh dengan menggunakan koefisien korelasi dari Spearman Brown yang merupakan koreksi dari koefisien korelasi product moment. Rumus koefisien korelasi Spearman Brown adalah sebagai berikut (Masidjo,1995:219):

𝑟

𝑡𝑡

=

2 ×

𝑟

𝑔𝑔

𝑎𝑡𝑎𝑢

𝑟

𝑏𝑏

1 +

𝑟

𝑔𝑔

𝑎𝑡𝑎𝑢

𝑟

𝑏𝑏

Keterangan:

rtt : koefisien reliabilitas rgg : koefisien gasal-genap rbb : koefisien belahan I dan II

Setelah dilakukan penghitungan, diperoleh hasil koefisian sebesar 0,92 dan termasuk dalam klasifikasi sangat tinggi. Adapun penghitungannya dapat dilihat di lampiran 9 (Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner Minat Belajar Siswa Kelas VI SD Kanisius Blongkeng Tahun pelajaran 2011/2012).

H. Teknik Analisis Data

(69)

Analisis data korelasi serial menurut Arikunto (1991:214) dapat dirumuskan

rser : koefisien korelasi serial 0r : ordinat yang lebih rendah 0t : ordinat yang lebih tinggi M : mean

SDtot : standar deviasi total

P : proporsi individu dalam golongan

Dengan melihat rumus di atas, maka yang diperlukan adalah ordinat yang lebih rendah, ordinat yang lebih tinggi, mean, standar deviasi total dan proporsi individu dalam golongan. Adapun langkah-langkah dalam menghitung yaitu sebagai berikut (Arikunto, 1989:215):

1. Mendaftar nilai hasil belajar ke dalam 3 kelompok, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun rentangnya sebagai berikut:

Tabel 3.7

Jarak Nilai Minat Tiap Kelompok

Kelompok Minat Jarak Nilai Minat

Tinggi 102 – 136

Sedang 68 – 101

Rendah 34 – 67

(70)

3. Menghitung banyaknya subyek setiap kelompok motivasi belajar (nk).

nk = banyaknya subyek dalam kelompok N = banyak subyek seluruhnya

4. Menghitung nilai rata-rata (mean) tiap kelompok.

5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang lebih tinggi. Istilah ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang lebih tinggi merupakan keterangan dari tinggi ordinat untuk batas antara dua kelompok dalam kurva normal.

6. Membuat tabel kerja.

Tabel kerja digunakan untuk menghitung korelasi serialnya.

(71)

8. Menghitung korelasi serial (dalam hal ini disebut korelasi triserial, karena ada 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah) adalah dengan menggunakan rumus yang ada:

rser = ∑[ 0𝑟−0𝑡 𝑀 ] SDtot ∑ 0𝑟– 0𝑡

2 P

Dalam penelitian ini koefisien korelasi serial mengacu pada klasifikasi

Sugiyono (2001 : 183), yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.8

Klasifikasi Tiap Koefisien Korelasi

No Koefisien Korelasi Klasifikasi

1 0,00 –±0,19 Sangat rendah 2 ±0,20 –±0,39 Rendah 3 ±0,40 – ±0,59 Sedang 4 ±0,60 –±0,79 Kuat 5 ±0,80 –±1,0 Sangat Kuat

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut:

KP = rser x 100% Keterangan :

(72)

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ini mengambil data dari siswa kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan. Jumlah siswa kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan ada 39 siswa, namun karena ada 3 siswa yang tidak masuk maka penelitian dilakukan dengan jumlah 36 siswa. Penelitian dilakukan pada hari Jumat, tanggal 5 Agustus 2011 pukul 08.00-08.30. Penelitian dengan dibantu satu teman, untuk membantu membagi kuesioner.

Pada awal masuk kelas para siswa sudah siap di tempat duduknya masing-masing. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan dengan bantuan arahan dari kepala sekolah. Peneliti membagikan kuesioner dengan dibantu teman, kemudian membacakan cara mengisi kuesioner.tersebut. Setelah para siswa memahami, mereka mulai mengisi kuesioner. Para siswa terlihat sangant serius, namun ada beberapa siswa yang rebut sendiri. Setelah selesai mereka mengumpulkan dengan tertib dan kembali ke tempat duduk masing-masing.

1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan

(73)
(74)

Berdasarkan data di atas, peneliti mengelompokkan minat belajar siswa menjadi tiga kelompok, sebagai berikut :

Tabel 4.2

Jarak Nilai Minat Tiap Kelompok

a. Kelompok Minat Tinggi (102-136)

Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi adalah siswa yang mempunyai skor minat antara 102-136. Berdasarkan tabel 4.1 siswa yang mempunyai minat tinggi adalah :

Tabel 4.3

Kelompok Minat Jarak Nilai Minat

Tinggi 102-136

Sedang 68-101

(75)

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 20 siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi. Persentase siswa yang berada pada kelompok ini adalah:

% = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa seluruhnya x 100%

% = 20

36 x 100%

= 55,6%

b. Kelompok Minat Sedang (68-101)

Siswa yang mempunyai minat belajar sedang adalah siswa yang mempunyai skor minat antara 68-101. Berdasarkan table 4.1 siswa yang mempunyai minat sedang adalah :

(76)

% = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa seluruhnya x 100%

% = 12

36 x 100%

= 33,3%

c. Kelompok Minat Rendah (34-67)

Siswa yang mempunyai minat rendah sedang adalah siswa yang mempunyai skor minat antara 34-67. Berdasarkan table 4.1 siswa yang mempunyai minat sedang adalah :

Tabel 4.5 mempunyai minat belajar yang rendah. Persentase siswa yang berada pada kelompok ini adalah:

% = jumlah siswa dalam kelompok

jumlah siswa seluruhnya x 100%

% = 4

36 x 100%

= 11,1%

(77)

rendah 11,1%. Berikut ini adalah persentase minat belajar yang digambarkan dalam diagram :

Gambar 4.1

Diagram Minat Belajar Siswa

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa berupa skor-skor atau nilai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Prestasi belajar dengan mengambil nilai-nilai dari raport siswa kelas V semester 2 SD Pangudi Luhur Muntilan. Adapun yang di ambil adalah nilai raport lima untuk pelajaran inti SD, yaitu ; PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Nilai-nilai dari ke lima mata pelajaran tersebut dirata-rata, berikut adalah daftar nilai raport siswa kelas V semester 2 SD Pangudi Luhur Muntilan.

11,1

33,3 55,6

Diagram Minat Belajar Siswa

Minat Belajar Rendah

Minat Belajar Sedang

(78)
(79)

Berdasarkan data di atas prestasi belajar di dapatkan dari nilai rata-rata 5 mata pelajaran. Nilai rata-rata-rata-rata terendah adalah 69,0 sedangkan nilai rata-rata tertinggi adalah 89,0.

Nilai rata-rata tersebut kemudian dikategorikan menjadi tiga, yaitu prestasi belajar tinggi, sedang dan rendah. untuk menentukan kategorinya adalah dengan mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah, dan hasilnya dibagi 3 yaitu 89,0 dan 69,0. Selisih nilainya adalah 20,0 dibagi 3 hasilnya adalah 6,6.

Klasifikasi rata-rata nilai rata-rata siswa dalam kategori prestasi rendah dan tinggi dapat dilihat dalam table berikut :

Tabel 4.7

Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa

No. Prestasi Belajar Kategori

1. 69 – 75 Rendah

2. 76– 82 Sedang

(80)

Tabel 4.8.

(81)

Setelah diklasifikasikan menjadi kelompok siswa dengan prestasi belajar rendah dan tinggi, lalu dihitung persentase siswa pada setiap kategori dengan menggunakan rumus berikut.

% = jumlah siswa dalam setiap kelompok jumlah siswa seluruhnya x 100

a. Kelompok Prestasi Belajar Tinggi ( 83-89)

Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi adalah siswa dengan rata-rata nilai rata-rata 83- 89. Berdasarkan table 4.8 siswa yang termasuk dalam prestasi belajar tinggi adalah 10 siswa.

Adapun presentase jumlah siswa dengan prestasi tinggi sebagai berikut :

Persentase = 9

36 x 100% = 25%

b. Kelompok Prestasi Belajar Sedang (76-82)

Siswa yang mempunyai prestasi belajar sedang adalah siswa dengan rata-rata nilai rata-rata 76-82. Berdasarkan table 4.8 siswa yang termasuk dalam prestasi belajar tinggi adalah 14 siswa.

31 V7 89 90 85 85 80 429 85.8 7,361.6 Tinggi

32 V30 85 90 85 85 85 430 86.0 7,396.0 Tinggi

33 V11 89 90 85 85 85 434 86.8 7,534.2 Tinggi

34 V18 87 90 90 85 85 437 87.4 7,638.8 Tinggi

35 V28 90 90 90 85 85 440 88.0 7,744.0 Tinggi

(82)

Adapun presentase jumlah siswa dengan prestasi tinggi sebagai berikut :

Persentase = 14

36 x 100% = 38,9%

c. Kelompok Prestasi Belajar Rendah ( 69-75)

Siswa yang mempunyai prestasi belajar sedang adalah siswa dengan rata-rata nilai rata-rata 69-75. Berdasarkan table 4.8 siswa yang termasuk dalam prestasi belajar tinggi adalah 13 siswa.

Adapun presentase jumlah siswa dengan prestasi tinggi sebagai berikut :

Persentase = 13

36 x 100% = 36,1%

(83)

Gambar 4.2.

Diagram Prestasi Belajar Siswa

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V

Semester 2 SD Pangudi Luhur Muntilan.

a. Hipotesis

Untuk mengetahui signifikansi hubungan dalam penelitian ini, maka hasil perhitungan koefisien korelasi serial (rhitung) akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel (rtabel) pada tabel Nilai-nilai r Product Moment dari Pearson (lampiran 13). Dalam penelitian ini ada dua hipotesis yang dikemukakan yaitu hipotesis nol dan hipotesis statistik. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui apakah hipotesis yang dikemukakan dapat diterima atau tidak sekaligus mengetahui bagaimana hubungan antara minat belajar siswa terhadap

25

38,9 36,1

Diagram Prestasi Belajar Siswa

Prestasi Belajar Tinggi

Prestasi Belajar Sedang

(84)

prestasi belajar siswa. Adapun kedua hipotesis tersebut sebagai berikut:

1) Hipotesis nol (H0)

Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

2) Hipotesis statistik (Ha)

Terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

Penjelasannya adalah sebagai berikut. H0 dapat diterima apabila koefisien korelasi serial (rhitung) lebih kecil dari koefisien korelasi tabel (rtabel). Sebaliknya, H0 ditolak apabila koefisien korelasi serial (rhitung) lebih besar koefisien korelasi tabel (rtabel). Dengan kata lain, Ha dapat diterima jika rhitung > rtabel, dan Ha ditolak jika rhitung < rtabel.

b. Hasil Pengujian Hipotesis

Untuk mencari hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Pangudi Luhur Muntilan peneliti menggunakan rumus korelasi serial. Rumus tersebut juga dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis nol. Proses perhitungannnya melalui langkah-langkah berikut ini.

Gambar

Gambar 4.2 Diagram Prestasi Belajar Siswa .............................................................
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh minat baca siswa dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa SD Pangudi Luhur

Namun jika siswa belum merasa memiliki minat dan motif yang kuat untuk belajar mereka akan cenderung tidak tertarik pada soal yang sukar dan mereka enggan mengerjakan

Reber (Muhibbin, 2008:151) juga mengemukakan pendapatnya tentang minat yaitu minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan; (2) mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD

Soal Uji Coba Kuesioner Minat Belajar Siswa Kelas VA SD Negeri 2 Bareng Klaten Tahun Pelajaran. 2010/2011

Ada 28 siswa (43,75%) yang termasuk dalam kategori prestasi belajar rendah, 23 siswa (35,94%) dengan prestasi belajar sedang, dan 13 siswa (20,31%) dengan prestasi

Upaya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa melalui metode mendongeng dilaksanakan dengan langkah-langkah yakni (1) Pemilihan cerita yang sesuai dengan

Siswa yang mempunyai minat belajar akan senantiasa konsentrasi selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cara menjaga suasana kelas tetap kondusif, tidak ramai atau