• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 20102011"

Copied!
226
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Evivalen Arnis Kurnia

NIM: 07 1134 015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Evivalen Arnis Kurnia

NIM: 07 1134 015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa

Bapakku Yulius Mujiman

Ibuku Emerentiana Sutirah

Adik, Kakak, Simbah, dan Teman-teman yang aku cintai

(6)

v

MOTTO

“Bagi hati yang berani, tidak ada yang tidak

mungkin. Tetapi, bagi hati yang penakut,

yang pasti pun akan diperlakukan sebagai

tidak mungkin.” (Mario Teguh)

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Juli 2011

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Evivalen Arnis Kurnia

Nomor Mahasiswa : 07 1134 015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN

PELAJARAN 2010/2011

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Juli 2011

Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN

PELAJARAN 2010/2011

Evivalen Arnis Kurnia Universitas Sanata Dharma

2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan; (2) mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan; (3) mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan; (4) mengetahui seberapa besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta pada tanggal 21 Mei 2011. Jumlah subyek penelitian sebanyak 67 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi dari nilai rapor semester 1. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi serial dengan taraf signifikansi 1%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) motivasi belajar siswa dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu motivasi belajar rendah ada 12 siswa (17,9%), motivasi belajar sedang ada 30 siswa (44,8%), dan motivasi belajar tinggi ada 25 siswa (37,3%) dengan skor motivasi belajar terendah adalah 69 dan skor tertingginya adalah 147; (2) prestasi belajar siswa terendah adalah 40 sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 90,2. Ada 6 siswa dengan prestasi belajar rendah (9%), siswa dengan prestasi belajar sedang ada 37 siswa (55,4%) dan ada 24 siswa dengan prestasi belajar tinggi (35,8%); (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,839 berada pada tingkat korelasi sangat kuat. Signifikan pada taraf signifikansi 1% dengan nilai korelasi rtb = 0,317; (4) sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

siswa sebesar 83,9%. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan motivasi kepada siswanya guna meningkatkan prestasi belajar yang diraih siswa. Selain itu, semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti lain dalam melakukan penelitian yang lain.

(10)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION OF LEARNING MOTIVATION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF 5th GRADE STUDENTS OF SD KANISIUS WIROBRAJAN IN THE ACADEMIC YEAR 2010/2011

Evivalen Arnis Kurnia Sanata Dharma University

2011

This research was intended to: (1) find out the learning motivation of 5th grade students of SD Kanisius Wirobrajan; (2) find out the learning achievement of 5th grade students of SD Kanisius Wirobrajan; (3) find out whether there was correlation between the learning motivation and the learning achievement of 5th grade students of SD Kanisius Wirobrajan; (4) find out the contribution of the learning motivation to the learning achievement of 5th grade students of SD Kanisius Wirobrajan. This research was conducted at SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta, on May 21st, 2011. Sixty seven students from the 5th grade of SD Kanisius Wirobrajan were involved as the informants of the research. The research used questionnaire and the raport data of semester 1 as the research instruments. The data was analyzed using serial correlation analysis technique with significance level 1%.

The results of the research were: (1) students’ learning motivation was divided by three categories: low learning motivation, medium learning motivation, and high learning motivation. There were 12 students (17,9%) who fell into the category of having low learning motivation, 30 students (44,8%) with medium learning motivation, and 25 students (37,3%) with high learning motivation. The lowest score of learning motivation was 69, and the highest score of learning motivation was 147; (2) the lowest value of students’ learning achievement was 40 whereas the highest value of students’ learning achievement was 90,2. There were 6 students (9%) whoi fell into the category of low learning achievement, 37 students (55,2%) who fell into the category of medium learning achievement, and 24 students (35,8%) who had high learning achievement; (3) there was positive and significant correlation between the learning motivation and the learning achievement of 5th grade students of SD Kanisius Wirobrajan with coefficient correlation value was 0,839 in strong level. The correlation was significant in significance level 1% with rtb = 0,317; (4) the contribution of the

learning motivation to the learning achievement of 5th grade students of SD Kanisius Wirobrajan was 83,9%. By these result, it was expected that teachers

could help develop students’ learning motivation to increase their learning achievement. Besides, it was expected that this research could be used as a reference by other researchers to conduct another similar or related researches.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan

karuniaNYA sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan antara Motivasi

Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Wirobrajan

Tahun Pelajaran 2010/2011” telah dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakulktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari

dukungan dan bantuan berbagai pihak lain baik berupa pengetahuan, bimbingan,

dorongan, dan kemudahan lainnya. Untuk itu, penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Ketua

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Dosen Pembimbing I

yang memberikan bantuan, dukungan, dan dorongan dalam penulisan

skripsi ini.

3. Drs. J. Sumedi selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan

dorongan, bantuan, dan bimbingan yang sangat berguna dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Drs. YB. Adimassana, M.A., selaku dosen tamu penguji skripsi ini yang

telah menguji skripsi ini sehingga skripsi ini menjadi semakin bermutu.

5. Hr. Klidiatmoko, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Wirobrajan yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

6. Ibu Tri dan Ibu Niken selaku guru kelas V SD Kanisius Wirobrajan yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan

penelitian.

7. Bapak Y. Maryono, selaku Kepala SD Kanisius Kotabaru yang telah

(12)

xi

8. Ibu Dewi Marlina, selaku guru kelas V SD Kanisius Kotabaru yang telah

memberikan kesempatan dalam melaksanakan uji coba angket penelitian.

9. Siswa dan siswi kelas V SD Kanisius Kotabaru dan SD Kanisius Wirobrajan

yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

10. Seluruh dosen Prodi PGSD dan Sekretariat PGSD yang telah memberikan

dukungan dan bantuannya.

11. Pak Mujimin dan Bu Sutirah yang telah memberikan kasih sayang,

dukungan, doa, dan perhatian yang begitu besar selama ini serta

mendambakan keberhasilan dan kesuksesanku.

12. Kakakku Irma dan Yanto,adikku Rina serta Mbah Karto yang senantiasa

memanjatkan doa demi tercapainya cita-citaku.

13. Seseorang yang telah menemani dan mendengarkan semua keluh kesahku

selama ini “Andri”. Terima kasih atas kasih sayangmu yang sangat tulus dan

telah membuat hari-hariku semakin indah.

14. Yani, Nuning, Master, Beatrice, Ririn, dan Didik yang telah banyak

membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas dukungan

dan persahabatan kalian. Persahabatan kita bagai kepompong. Jangan

biarkan hujan badai dan apapun juga memutuskan persahabatan kita ini.

Hehehe.

15. Teman-teman PGSD angkatan ’07 yang lain, semoga sukses untuk kita semua. Kalian teman-teman yang baik.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak membantuku selama penyelesaian skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi

ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan

secara lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 28 Juli 2011

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

6. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa ... 31

7. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa ... 37

B. Prestasi Belajar ... 50

1. Pengertian Belajar ... 50

2. Pengertian Prestasi Belajar ... 51

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 53

C. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 63

D. Hipotesis Penelitian ... 67

(14)

xiii

B. Variabel Penelitian ... 68

C. Definisi Operasional Variabel ... 69

D. Subyek Penelitian ... 70

E. Tempat Penelitian ... 70

F. Waktu Penelitian ... 70

G. Instrumen Penelitian / Alat Ukur ... 71

1. Teknik Pengumpul Data ... 71

a. Kuesioner ... 71

b. Dokumentasi ... 81

2. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 81

a. Uji Validitas ... 82

b. Uji Reliabilitas ... 87

H. Teknik Analisis Data ... 91

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 97

1. Motivasi Belajar Siswa ... 98

2. Prestasi Belajar Siswa ... 104

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa ... 109

4. Sumbangan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 120

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 129

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Subyek Penelitian Motivasi Belajar Siswa ... 70

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 71

Tabel 3.3 Penetapan Skor Untuk Pernyataan Positif dan Negatif ... 75

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penyusunan Kuesioner Motivasi Belajar ... 75

Tabel 3.5 Sebaran Item Motivasi Belajar ... 77

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal untuk Mencari Validitas Item... 83

Tabel 3.7 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 88

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Taraf Reliabilitas Soal Uji Coba ... 90

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Taraf Reliabilitas Soal Penelitian ... 91

Tabel 3.10 Pembagian Kelompok (Kategori) Motivasi ... 92

Tabel 3.11 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 95

Tabel 4.1 Klasifikasi Skor Motivasi Belajar Siswa ... 99

Tabel 4.2 Data Skor Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Wirobrajan ... 99

Tabel 4.3 Klasifikasi Nilai Prestasi Belajar Siswa ... 104

Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Wirobrajan ... 104

Tabel 4.5 Skor Motivasi dan Prestasi belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Wirobrajan ... 110

Tabel 4.6 Jumlah Skor Prestasi Belajar Tiap Kelompok ... 112

Tabel 4.7 Banyaknya Subyek Dalam Kelompok ... 113

Tabel 4.8 Nilai Ordinat ... 115

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema kaitan antara cita-cita/aspirasi siswa dengan

motivasi belajar dan perolehan belajar ... 32

Gambar 2.2 Skema kaitan antara kemampuan siswa dengan

motivasi belajar dan perolehan belajar ... 33

Gambar 2.3 Skema kaitan antara kondisi siswa dengan

motivasi belajar dan perolehan belajar ... 34

Gambar 2.4 Skema kaitan antara kondisi lingkungan belajar

dengan motivasi belajar dan perolehan belajar ... 35

Gambar 2.5 Skema kaitan antara unsur dinamis belajar/pembelajaran

dengan motivasi belajar dan perolehan belajar ... 36

Gambar 2.6 Skema kaitan antara upaya guru dalam mengajar

dengan motivasi belajar dan perolehan belajar ... 37

Gambar 2.7 Skema hubungan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar ... 66

Gambar 4.1 Diagram lingkaran pengelompokan siswa berdasarkan

skor motivasi belajar siswa ... 103

Gambar 4.2 Diagram lingkaran pengelompokan siswa berdasarkan

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Angket/kuesioner motivasi belajar (uji coba) ... 135

Lampiran 2: Tabel skorring (4, 3, 2, 1) uji coba angket motivasi

belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru ... 142

Lampiran 3: Tabel persiapan perhitungan koefisien validitas dan

reliabilitas soal angket motivasi belajar siswa kelas V

SD Kanisius Kotabaru tahun pelajaran 2010/2011 ... 148

Lampiran 4: Tabel validitas tiap indikator dan sebaran item

motivasi belajar siswa ... 155

Lampiran 5: Tabel revisi item soal kuesioner tiap indikator... 157

Lampiran 6: Hasil analisis uji validitas angket motivasi

belajar siswa ... 160

Lampiran 7: Hasil analisis uji reliabilitas soal uji coba angket motivasi

belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru ... 162

Lampiran 8: Revisi kisi-kisi penyusunan kuesioner

motivasi belajar siswa ... 164

Lampiran 9: Sebaran item revisi kuesioner motivasi belajar ... 165

Lampiran 10: Angket/kuesioner penelitian motivasi belajar ... 168

Lampiran 11: Tabel skorring (4, 3, 2, 1) uji coba angket penelitian

motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan

tahun pelajaran 2010/2011 ... 173

Lampiran 12: Tabel persiapan perhitungan koefisien reliabilitas soal

angket penelitian motivasi belajar siswa kelas V

SD Kanisius Wirobrajan tahun pelajaran 2010/2011 ... 181

Lampiran 13: Hasil analisis uji reliabilitas angket penelitian motivasi

belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan ... 189

Lampiran 14: Tabel nilai rapor siswa kelas V semester 1

SD Kanisius Wirobrajan tahun pelajaran 2010/2011 ... 191

(18)

xvii

siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan ... 195

Lampiran 16: Tabel ordinat pada kurva normal ... 197

Lampiran 17: Tabel nilai-nilai r Product Moment dari Pearson ... 199

Lampiran 18: Tabel hubungan antar kelompok motivasi belajar dengan antar kelompok prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan ... 200

Lampiran 19: Surat ijin uji coba angket ... 203

Lampiran 20: Surat ijin penelitian ... 204

Lampiran 21: Surat keterangan dari SD Kanisius Wirobrajan ... 205

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan

yang paling dasar kita kenal dengan sebutan Sekolah Dasar (SD). Siswa

memasuki jenjang SD pada usia 6 sampai 12 tahun. Pendidikan setelah SD

kita kenal dengan SMP (Sekolah Menengah Pertama), sedangkan

pendidikan setelah SMP kita kenal dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Anak usia Sekolah Dasar (SD) berada pada tahapan operasi konkret

(Trianto, 2010:31). Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan

perilaku belajar sebagai berikut: (1) mulai memandang dunia secara

obyektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan

memandang unsur-unsur secara serentak, (2) mulai berpikir secara

operasional, (3) mempergunakan cara berpikir operasional untuk

mengklasifikasikan benda-benda, (4) membentuk dan mempergunakan

keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan

mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) memahami konsep

substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Kegiatan belajar mengajar merupakan pokok kegiatan pendidikan

secara penuh. Kegiatan belajar mengajar melibatkan guru sebagai fasilitator

(penyampai pesan) dan siswa sebagai penerima pesan. Guru yang bertindak

(20)

kepada penerima pesan yaitu siswa. Oleh karena itu, guru menjadi pokok

penting dalam keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Selain guru,

siswa juga menjadi pokok penting dalam keberhasilan proses belajar

mengajar. Siswa yang berperan sebagai penerima pesan merupakan subjek

belajar yang akan mendapatkan pengetahuan baru. Guru tanpa siswanya

adalah sesuatu yang mustahil. Begitu juga sebaliknya.

Menurut Surya (2004:7), pemahaman seorang guru terhadap

pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar.

“Pembelajaran ialah suatu proses yanag dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya” (Surya, 2004:7). Berdasarkan pengertian pembelajaran

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran terjadi interaksi antara

siswa dengan lingkungannya. Lingkungan di sini mencakup semua hal yang

berpengaruh dan bermakna bagi individu (Hamalik, 2009:6). Lingkungan

belajar dalam kelas meliputi unsur-unsur guru, fasilitas belajar, peralatan

dan perlengkapan, serta kelompok atau individu-individu siswa lainnya.

Adaya interaksi siswa dengan lingkungannya membuat siswa mendapatkan

pengetahuan dengan disertai adanya perubahan perilaku yang terjadi dalam

diri siswa sendiri.

Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar

harus didukung dengan kerjasama antara guru dan siswa dalam menciptakan

(21)

yang menarik bagi siswa sehingga siswa mampu termotivasi untuk

mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Dengan kerjasama itu,

pembelajaran akan berhasil. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat

ditandai dengan prestasi belajar siswa yang memuaskan. Prestasi belajar

yang baik ini pun dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berasal dari dalam

(internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor dari dalam

misalnya kemampuan intelegensi siswa, kesehatan siswa, keadaan psikis

siswa, dan pengalaman dasar yang dimiliki siswa. Faktor yang berasal dari

luar misalnya yang berasal dari pendidik dan media/alat bantu mengajar

yang digunakan.

Kemampuan intelegensi siswa berperan penting dalam pencapaian

prestasi belajar siswa. Kemampuan intelegensi siswa berbeda-beda. Ada

siswa dengan kemampuan intelegensi tinggi, ada pula siswa yang

mempunyai kemampuan intelegensi rendah. Siswa yang mempunyai

kemampuan intelegensi tinggi umumnya dapat memperoleh prestasi belajar

yang tinggi pula, sedangkan siswa dengan kemampuan intelegensi rendah

juga akan memperoleh prestasi belajar yang rendah pula. Kemampuan

intelegensi ini yang akan melahirkan motivasi belajar yang ada pada diri

siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi yang tinggi akan

termotivasi untuk mempertahankan prestasi yang telah diraihnya. Begitu

juga sebaliknya. Siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi rendah

(22)

ada pula siswa yang berkemampuan intelegensi rendah yang termotivasi

untuk mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.

Motivasi atau daya penggerak setiap siswa berbeda-beda. Ada yang

mempunyai motivasi tinggi, ada pula yang mempunyai motivasi rendah. Hal

ini karena motivasi belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

bersal dari dalam siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar siswa

(eksternal). Siswa yang bermotivasi rendah cenderung menjadi anak yang

pemalas dan mudah putus asa bila menghadapi kesulitan dalam belajarnya.

Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan lebih bersemangat

dalam belajar dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan

belajar yang dialaminya. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi

mempunyai dorongan yang besar untuk mendapatkan prestasi belajar yang

tinggi. Begitu halnya dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar

rendah, dorongan untuk mendapatkan prestasi belajar yang tingi pun rendah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis bermaksud

untuk menyelidiki bagaimana hubungan motivasi belajar siswa dengan

prestasi belajar siswa. Selanjutnya penelitian ini dituangkan dalam sebuah

penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan?

4. Seberapa besar sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan?

C. Batasan Istilah

1. Motivasi belajar adalah daya dorongan atau daya penggerak yang ada

di dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar yang

mengaktifkan, mengarahkan, menuntun, dan menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar sehingga tujuan belajar yang dikehendaki siswa

dapat tercapai.

2. Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan atau hasil yang dicapai

siswa setelah menyelesaikan serangkaian kegiatan belajar mengajar,

yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pada mata

pelajaran tertentu, yang ditunjukan dengan nilai tes atau nilai yang

diberikan oleh guru pada setiap periode tertentu.

3. Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara dua

(24)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan.

2. Mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan.

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Secara teoritis hasil penelitian tersebut dapat menambah wawasan

tentang motivasi belajar dan hubungannya dengan prestasi belajar

siswa.

2. Secara praktis:

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam

melakukan penelitian tentang hubungan motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa.

b. Bagi guru, dapat membantu guru dalam menciptakan

pembelajaran yang efisien dan kondusif setelah mengetahui

(25)

c. Bagi siswa, dapat lebih mengenal motivasi belajar

masing-masing khususnya dalam mata pelajaran Matematika, IPA, IPS,

Bahasa Indonesia, dan PKn.

d. Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat

menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan

warga sekolah lainnya sebagai salah satu inspirasi contoh

(26)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti

dorongan, pengalasan dan motivasi (Imron, 1996:30). Kata kerjanya

adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan

merangsang. Motivate sendiri berarti alasan, sebab, dan daya

penggerak (Echols, 1984 dalam Imron, 1996:30). Dalam kata Latin,

motivum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak

(Djiwandono, 2002:329). Motif adalah keadaan dalam pribadi orang

yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

guna mencapai sesuatu tujuan (Suryabrata, 1984:72).

Para ahli mendefinisikan motivasi sebagai proses internal yang

mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke

waktu (Murphy & Alexander, 2000; Pintrich, 2003; Schunk, 2000;

Stipek, 2002 dalam Slavin, 2009:105). Slavin menambahkan bahwa

motivasi dalam bahasa sederhana adalah sesuatu yang menyebabkan

kita berjalan, membuat kita tetap berjalan, dan menentukan ke mana

kita berusaha berjalan (2009:106). Berbeda dengan Uno yang

mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang

(27)

berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan

sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.

Motivation is the process whereby goal-direction activity is

instigated and sustained (Schunk, 2008:4)”. Motivasi adalah proses

dalam mencapai sebuah tujuan dengan melakukan aktivitas-aktivitas

yang terarah. “Motivation is something that energizes, directs, and

sustains behavior, its get study moving, points them in a particular

direction, and keeps them going (Ormrod, 2011:362)”. Motivasi

adalah sesuatu yang mendorong, mengarahkan, dan menopang

kegiatan-kegiatan kita dalam menentukan langkah guna mencapai

perubahan yang diinginkan. “Motivasi adalah kekuatan baik dari

dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai

tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Uno, 2007:1)”.

Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental/proses untuk

mencoba mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Motivasi melibatkan proses yang memberikan energi,

mengarahkan dan mempertahankan perilaku (Santrock, 2009:199).

Menurut Siagian (1984:138), motivasi adalah daya pendorong yang

mengakibatkan seseorang anggota berorganisasi mau dan rela untuk

mengerahkan kemampuannya dalam bentuk keahlian dan

keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai

(28)

dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang

telah ditentukan sebelumnya. Motivasi dipandang sebagai dorongan

mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya

keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan

mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989;

Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987 dalam Dimyati dan

Mudjiono, 2006:80). Motivasi sangat erat kaitannya dengan

kebutuhan, karena memang motivasi timbul karena kebutuhan

(Sanjaya, 2008:251). Seseorang akan terdorong untuk bertindak bila

dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang menimbulkan

keadaan ketidakseimbangan (ketidakpuasan), yaitu

ketegangan-ketegangan, dan ketegangan itu akan hilang bila kebutuhan itu sudah

terpenuhi.

Dalam belajar juga dikenal motivasi belajar. Motivasi belajar

berarti daya yang mendorong atau memberi semangat kepada individu

yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya

prestasinya meningkat menjadi lebih baik (Fudyartanto, 2002:258).

Menurut Winkel dalam Imron (1996:88), motivasi belajar merupakan

keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu

demi mencapai satu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan

(29)

ini yang memberi gairah, rasa senang, dan semangat kepada individu

sehingga siswa mempunyai keinginan atau motivasi yang tinggi dalam

belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi kelangsungan

belajarnya pun akan lebih dapat terjaga.

Uno (2007:23) mengatakan bahwa motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan

beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi

belajar itu adalah sebagai berikut.

(a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

(b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

(c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

(d) Adanya penghargaan dalam belajar

(e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

(f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan

baik.

Selanjutnya, Monks (1999:190) juga mengatakan bahwa suatu

motif mempunyai tiga macam unsur yaitu sebagai berikut: (1) motif

mendorong terus, memberikan energi pada suatu tingkah laku

(merupakan dasar energetik), (2) motif menyeleksi tingkah laku,

(30)

motif mengatur tingkah laku, artinya bila sudah memilih salah satu

arah perbuatan maka arah itu akan tetap dipertahankan.

Berdasarkan uraian yang telah dituliskan di atas, penulis

mengambil kesimpulan tentang pengertian motivasi belajar yaitu daya

dorongan atau daya penggerak yang ada pada diri siswa yang dapat

berasal dari dalam dan dari luar, yang dapat menimbulkan kegiatan

belajar yang mengaktifkan, mengarahkan, menuntun, dan menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar sehingga tujuan belajar yang

dikehendaki siswa dapat tercapai.

2. Jenis-jenis Motivasi

Sardiman (2008:86) mengatakan bahwa macam atau jenis

motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai

berikut.

a) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1) Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang

dibawa sejak lahir. Motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai

contoh, misalnya dorongan untuk minum, dorongan untuk

makan, dan dorongan untuk beristirahat. Motif-motif ini

sering disebut motif-motif yang diisayaratkan secara

(31)

2) Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya adalah motif-motif yang timbul karena

dipelajari. Sebagai contoh, dorongan untuk belajar suatu

cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu

di dalam masyarakat. Motif-motif ini sering disebut dengan

motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia

hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang

lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Dengan kemampuan

berhubungan itu dapat tercapailah suatu kepuasan diri. Siswa

perlu mengembangkan sifat-sfat ramah, kooperatif, membina

hubungan baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru.

Dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat membantu

dalam usaha mencapai prestasi.

b) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan

Marquis

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya kebutuhan

untuk makan, minum bernapas, berbuat, dan kebutuhan

untuk beristirahat.

2) Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini

antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan

untuk membalas, dan dorongan untuk berusaha. Motivasi ini

(32)

3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan

untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, dan

untuk melakukan minat. Motif-motif ini muncul karena

dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

c) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu

menjadi dua yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah.

Yang termasuk motivasi jasmaniah misalnya refleks, insting

otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termaksud dalam motivasi

rohaniah adalah kemauan.

d) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

1) Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Uno menambahkan bahwa timbulnya motivasi intrinsik ini

karena sejalan dengan adanya kebutuhan seseorang

(2007:4). Sebagai contoh seseorang yang senang

(33)

mendorongnya, ia sudah rajin mencari-cari buku untuk

dibacanya.

Instrinsic motivation theorists offer another exsplanation. They claim that human beings are naturally disposed to develop skills adn engage in learning-related activities, external reinforcement is not necessary because learning is inherently reinforcing, individuals learn best when they see themselves as engaging in learning behavior for their intrinsic reasons, because they want to rather than because the have to (Stipek, 1988 : 59).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat bahwa

seseorang melakukan sesuatu itu dikarenakan kehendak

dirinya sendiri. Seseorang melakukan sesuatu dikarenakan

mereka mempunyai keinginan, keinginan itu yang akan

mereka capai/miliki. Stipek juga menambahkan bahwa

melakukan sesuatu didasari motivasi intrinsik itu lebih

nyaman, hasil yang dicapai dan proses yang dilakukan

lebih bersifat belajar daripada motivasi ekstrinsik. Hal ini

seperti yang ditulis demikian: “working on tasks for

intrinsic reason is more enjoyable, and result in more

learning, than working on tasks for exstrinsic reason

(Stipek, 1988:59).

Bila dilihat dari segi tujuan kegiatannya, maka

motivasi intrinsik berarti ingin mencapai tujuan yang

terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

(34)

motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.

Dorongan yang menggerakkan ini bersumber pada suatu

kebutuhan akan suatu keharusan, misalnya dorongan

untuk belajar dikarenakan adanya kebutuhan yang

berisikan keharusan untuk menjadi seorang yang terdidik

dan berpengetahuan.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Sebagai contoh, seseorang belajar karena tahu besok

paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai

yang baik, sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi yang

penting bukan belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi

ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapatkan

pujian.

Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar

yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas

(35)

rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang

pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan

pendidikan timbul karena melihat manfaatnya (Uno,

2007:4). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh

insentif eksternal seperti panghargaan dan hukuman

(Santrock, 2009:204).

Menurut Uno ada beberapa cara yang dapat

digunakan untuk menimbulkan motivasi ekstrinsik

(2007:4) yaitu sebagai berikut.

(1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai

manusia yang berpribadi, menghargai

pendapatnya, pikirannya, perasaannya,

maupun keyakinannya.

(2) Pendidik menggunakan berbagai metode

dalam melaksanakan kegiatan pendidikannya.

(3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan

dan juga pengarahan kepada anak didiknya

dan membantu apabila mengalami kesulitan

baik yang bersifat pribadi maupun akademis.

(4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang

luas dan penguasaan bidang studi atau materi

(36)

(5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat

pengabdian kepada profesinya sebagai

pendidik.

3. Peran dan Fungsi Motivasi

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang

sedang belajar (Uno, 2007:27). Uno juga menambahkan bahwa

setidaknya ada tiga peranan penting dari motivasi dalam belajar dan

pembelajaran (2007:27-29).

(1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar

apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu

masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat

dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah

dipelajarinya terlebih dahulu. Misalnya, bila ingin belajar

membaca diperlukan kemampuan untuk mengenal dan

membedakan huruf terlebih dahulu. Upaya untuk

mengenal dan dapat membedakan huruf itu merupakan

peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan

belajar. Untuk seorang guru perlu memahami ini agar

dapat membantu siswaya dalam memilih faktor-faktor atau

(37)

penguat belajar. Hal itu tidak cukup dengan

memberitahukan sumber-sumber yang harus dipelajari,

melainkan yang lebih penting adalah mengkaitkan isi

pelajaran dengan perangkat apapun yang berada paling

dekat dengan siswa di lingkungannya.

(2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Siswa akan

tertarik untuk belajar sesuatu bila yang dipelajari itu

sedikitnya sudah dapat diketahui manfaatnya bagi siswa.

Sebagai contoh, anak akan termotivasi untuk belajar

elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam

bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya anak

tersebut diminta untuk membetulkan sebuah radio yang

rusak. Berkat pengalamannya itu, anak akan menjadi lebih

termotivasi untuk belajar elektronik, karena sedikit demi

sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar

elektronik itu.

(3) Peran motivasi menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi belajar sesuatu

(38)

dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal

itu tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan

seseorang menjadi tekun belajar. Sebaliknya, apabila

seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk

belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah

tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan

belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap

ketahanan dan ketekunan belajar.

Menurut Sardiman (2008:85), ada tiga fungsi motivasi yaitu

sebagai berikut.

a) Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang

hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan

perbuatan-perbuata apa yang harus dikerjakan yang serasi guna

mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuata-perbuatan

(39)

yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus,

tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca

komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2003:161) adalah

sebagai berikut.

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan

seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya

mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang ingin

dicapai.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi

sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

4. Prinsip-prinsip Motivasi

Menurut Surya (2004:65), ada beberapa prinsip motivasi yang

dapat dijadikan acuan dalam mewujudkan berbagai upaya

(40)

a) Prinsip kompetisi

Yang dimaksud dengan prinsip kompetisi adalah persaingan

secara sehat, baik inter maupun antar pribadi. Kompetisi inter

pribadi atau self competition adalah kompetisi dalam diri pribadi

masing-masing dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi

tempat dan waktu. Kompetisi antar pribadi adalah persaingan

antara individu yang satu dengan yang lain. Dengan persaingan

secara sehat, dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara

lebih baik. Salah satu bentuk misalnya perlombaan karya tulis,

siswa teladan, dsb. Kompetisi juga dapat dilakukan antar sekolah

untuk mendorong siswa melakukan berbagai upaya unjuk kerja

belajar yang baik.

b) Prinsip pemacu

Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi

apabila ada pemacu tertentu. Pemacu ini dapat berupa informasi,

nasehat, amanat, peringatan, percontohan, dsb. Dalam hal ini motif

teratur untuk mendorong selalu melakukan berbagai tindakan dan

unjuk kerja yang sebaik mungkin. Hal ini dapat dilakukan melalui

konsultasi pribadi, nasehat atau amanat dalam upacara bendera,

(41)

c) Prinsip ganjaran dan hukuman

Ganjaran yang diterima oleh seseorang dapat meningkatkan

motivasi untuk melakukan tindakan yang menimbulkan ganjaran

itu. Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan ganjaran yag

memadai, cenderung akan meningkatkan motivasi. Misalnya

pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi. Demikian pula

dengan hukuman yang diberikan dapat menimbulkan motivasi

untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman

itu. Hal yang harus diingat adalah agar ganjaran dan hukuman itu

dapat diterapkan secara proporsional dan benar-benar dapat

memberikan motivasi.

d) Kejelasan dan kedekatan tujuan

Makin jelas dan makin dekat dengan suatu tujuan, maka akan

makin mendorong seseorang untuk melakukan tindakan.

Sehubungan dengan prinsip ini, maka seyogyanya setiap siswa

memahami tujuan belajarnya secara jelas. Hal itu dapat dilakukan

dengan memberikan penjelasan suatu tujuan dari tindakan yang

diharapkan. Cara lain adalah dengan membuat tujuan-tujuan yang

(42)

e) Pemahaman hasil

Dalam uraian di atas, telah dikemukakan bahwa hasil yang

dicapai seseorang merupakan balikan dari upaya yang telah

dilakukannya, dan itu semua dapat memberikan motivasi untuk

melakukan tindakan selanjutnya. Perasaan sukses yang ada pada

diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan

meningkatkan unjuk kerjanya lebih lanjut. Pengetahuan tentang

balikan, mempunyai kaitan erat dengan tingkat kepuasan yang

dicapai. Dalam kaitan ini, para pangajar seyogyanya selalu

memberikan balikan kepada setiap unjuk kerja yang telah

dilakukan oleh setiap siswanya. Misalnya mengembalikan

tugas-tugas yang telah dibuat siswa dengan nilai dan

komentar-komentarnya. Umpan balik ini akan bermanfaat untuk mengukur

derajat hasil belajar yang telah dihasilkan untuk keperluan

perbaikan dan peningkatan selanjutnya. Para siswa hendaknya

selalu dipupuk untuk memiliki rasa sukses dan terhindar dari

berkembangnya rasa gagal.

f) Pengembangan minat

Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang

dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa

(43)

bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan

tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan

jalan menimbulkan atau mengembangkan minat siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya. Para pengajar diharapkan mampu

menumbuhkan dan mengembangkan minat siswa dalam melakukan

kegiatan belajar. Dengan demikian, siswa akan memperoleh

kepuasan dan unjuk kerja yang baik. Pada gilirannya dapat

menumbuhkan motivasi belajar secara efektif dan produktif.

g) Lingkungan yang kondusif

Lingkungan belajar yang kondusif, baik lingkungan fisik,

sosial, maupun psikologis, dapat menumbuhkan dan

mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif.

Untuk itu, dapat diciptakan lingkungan fisik yang sebaik mungkin,

misalnya kebersihan ruangan, tata letak, fasilitas, dsb. Demikian

pula lingkungan sosial-psikologis seperti hubungan antar pribadi,

kehidupan kelompok, kepemimpinan, pengawasan, promosi,

bimbungan, kesempatan untuk maju, kekeluargaan, dsb.

h) Keteladanan

Perilaku pengajar (guru) secara langsung atau tidak langsung,

mempunyai pengaruh terhadap perilaku siswa yang baik, yang

(44)

motivasi belajar para siswa, dan sebaliknya dapat menurunkan

motivasi belajar. Sehubungan dengan itu, maka sangat diharapkan

agar perilaku guru dapat menjadi sumber keteladanan bagi para

siswanya. Dengan contoh-contoh yang dapat diteladani, para siswa

dapat lebih meningkatkan motivasi belajarnya dan pada gilirannya

dapat meningkatkan produktivitas belajar mereka.

5. Ciri-ciri Motivasi Belajar Tinggi

Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang

tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas,

seperti yang dikemukakan Brown (Imron, 1996:30) adalah sebagai

berikut.

a. Tertarik kepada guru

Tidak membenci dan bersikap acuh tak acuh.

b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan

Menunjukkan ketertarikannya dan kesukaannya pada setiap

pelajaran yang diajarkan oleh guru. Ditandai dengan

keterlibatan siswa pada saat mengikuti pelajaran.

c. Memiliki antusiasme yang tinggi

Antusias yang juga dapat ditandai denga partisipasi aktif

siswa terhadap mata pelajaran atau kegiatan tertentu. Siswa

dengan semangat mengikuti setiap pelajaran dan kegiatan

(45)

d. Mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru

Siswa berusaha berkonsentrasi kepada guru dan fokus pada

pelajaran yang sedang diajarkan.

e. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas

Siswa selalu bergairah untuk bekerja dalam kelompok.

f. Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain

Siswa ingin semua orang mengetahui bahwa dirinya

merupakan anak yang bergairah dalam belajar. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil belajar yang tinggi.

g. Dapat mengontrol tindakan, kebiasaan, dam moralnya

Siswa dapat mengontrol diri dalam bersikap, dan melakukan

tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

h. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali

Siswa selalu mengingat pelajaran dan mau mempelajarinya

kembali di lain waktu.

i. Selalu terkontrol oleh lingkungannya

Siswa selalu belajar dengan berinteraksi dengan

lingkungannya.

Selain yang dituliskan di atas, Sardiman (2008:83) juga

mengemukakan ciri-ciri motivasi yang ada pada diri anak adalah

(46)

1) Tekun dalam menghadapi tugas

Siswa rajin dan tekun dalam menghadapi dan mengerjakan

tugas. Semua tugas dikerjakan dengan serius dan tepat waktu.

2) Dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama

Siswa dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama

dan tidak pernah berhenti sebelum selesai.

3) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa

Pada waktu menghadapi kesulitan selalu berusaha mencari

penyelesaiannya dan tidak mudah putus asa mencari jalan

keluar untuk kesulitan yang dihadapi.

4) Tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh

Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh dan selalu

berusaha mendapatkan yang lebih baik.

5) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam

masalah belajar

Selalu menunjukkan kesukaannya pada berbagai macam

kegiatan belajar dan masalah belajar.

6) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang

lain

Selalu berusaha bekerja sendiri dan menyelesaikan

kesulitan-kesulitan yang dialami tanpa bergantung pada bantuan orang

(47)

7) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin

Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dan monoton yang

diterimanya. Hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang

begitu saja, sehingga kurang kreatif.

8) Dapat mempertahankan pendapatnya

Dapat mempertahankan pendapatnya dengan fakta-fakta yang

tepat dan gagasan-gagasan yang akurat.

9) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya

Selalu memegang teguh apa yang sudah diyakininya.

10) Senang mencari dan memecahkan masalah

Senang mencari dan memecahkan masalah dengan

melakukan uji coba pada setiap soal dan masalah.

Selanjutnya Sardiman (2008:84) juga menambahkan, apabila

seorang siswa memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti siswa tersebut

selalu memilki motivasi yang kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan

sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan

belajar mengajar akan berhasil baik bila siswa tekun mengerjakan

tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara

mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada

sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Siswa harus mampu

mempertahankan pendapatnya, bila dia sudah yakin dan dipandangnya

(48)

responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana

memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar

oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat

memberikan motivasi yang tepat dan optimal.

Selain itu, Makmun (2007:40) juga menuliskan

indikator-indikator yang dapat kita identifikasi dalam mengukur motivasi

sesesorang, yaitu sebagai berikut.

(1) Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan

waktunya untuk melakukan kegiatan).

(2) Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan

dalam periode waktu tertentu).

(3) Persistensinya (ketepatan dan kelekatannya) pada tujuan

kegiatan.

(4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam

menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai

tujuan.

(5) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga,

pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk menvapai

tujuan.

(6) Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, target,

dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang

(49)

(7) Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output

yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai

atau tidak, memuaskan atau tidak).

(8) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike,

positif atau negatif).

6. Unsur-unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa unsur.

Menurut Imron (1996:99), unsur-unsur tersebut adalah sebagai

berikut.

a. Cita-cita/aspirasi siswa

Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau

aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk siswa. Cita-cita

atau aspirasi itulah yang dikejar meskipun diperlukan

perjuangan yang tidak biasa. Oleh karena itu, cita-cita dan

aspirasi sangat mempengaruhi motivasi belajar sesorang.

Sesorang yang bercita-cita menjadi seorang guru berhitung

pasti akan menyukai mata pelajaran dan bacaan yang berkaitan

dengan berhitung/Matematika. Dia akan lebih termotivasi untuk

belajar mata pelajaran Matematika dibandingkan dengan mata

pelajaran lain. Namun bila bertentangan dengan cita-citanya,

seseorang tidak termotivasi untuk belajar mata pelajaran tertentu

(50)

belajar instrinsik maupun ekstrinsik (Dimyati dan Mudjiono,

2006:98). Dengan tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan

aktualisasi diri (Monks, 1989; Shein, 1991; Singgih Gunarsa,

1990 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:98). Oleh sebab itu,

cita-cita dan aspirasi perlu diperhitungkan dalam upaya

meningkatkan motivasi belajar siswa, dikarenakan

cita-cita/aspirasi dapat mempengaruhi motivasi belajar seseorang.

Di bawah ini merupakan skema tentang kaitan antara

cita-cita/aspirasi siswa dengan motivasi belajar dan perolehan

belajarnya.

Gambar 2.1 Skema kaitan antara cita-cita/aspirasi siswa

dengan motivasi belajar dan perolehan belajar

b. Kemampuan siswa

Kemampuan siswa yang satu dengan yang lainnya

tidaklah sama. Kemampuan siswa ini haruslah diperhatikan

dalam proses belajar mengajar. Kemampuan siswa erat

kaitannya dengan motivasi belajarnya. Kemampuan siswa yang

berbeda-beda ini juga mempengaruhi motivasi belajarnya.

Seorang siswa yang mempunyai kemampuan rendah pada mata CITA-CITA /

ASPIRASI SISWA

MOTIVASI BELAJAR SISWA

(51)

pelajaran tertentu juga akan memiliki motivasi yang rendah pada

mata pelajaran itu.

Di bawah ini disajikan skema tentang hubungan antara

kemampuan siswa dengan motivasi belajar dan perolehan

belajarnya.

Gambar 2.2 Skema kaitan antara kemampuan siswa

dengan motivasi belajar dan perolehan belajar

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa dapat dibedakan menjadi kondisi fisik dan

kondisi psikologisnya. Kedua kondisi ini saling mempengaruhi

satu sama lain. Bila kondisi psikologis seseorang tidak sehat,

dapat berpengaruh juga terhadap ketahanan dan kesehatan

fisiknya. Kondisi siswa ini sangat berpengaruh pada motivasi

belajarnya. Bila kondisi fisik siswa dalam keadaan lelah,

motivasi belajarnya akan menurun. Sebaliknya, bila kondisi

fisiknya dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar dapat

meningkat. Begitu juga dengan kondisi psikologis, bila kondisi

psikologis seseorang terganggu (misalkan stress), umumnya

juga tidak dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang dipelajarinya. KEMAMPUAN

SISWA

MOTIVASI BELAJAR

SISWA

PEROLEHAN BELAJAR

(52)

Dengan tidak berkonsentrasi, gairah belajar akan menurun dan

membuat motivasi belajarnya pun rendah.

Bila diskemakan, kondisi siswa dalam kaitannya dengan

motivasi dan perolehan belajarnya adalah sebagai berikut.

Gmbar 2.3 Skema kaitan antara kondisi siswa dengan

motivasi belajar dan perolehan belajar

d. Kondisi lingkungan belajar

Lingkungan belajar menjadi salah satu unsur yang

mempengaruhi motivasi belajar seorang siswa. Lingkungan

belajar ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah tempat di mana

siswa tersebut belajar. Tempat belajar berpengaruh terhadap

motivasi belajar seseorang. Tempat yang nyaman akan

memberikan ketenangan dan gairah untuk belajar yang tinggi.

Bila tempat belajarnya bising oleh suara, maka dapat

mengganggu belajar seseorang.

Yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah suatu

lingkungan sesorang dalam kaitannya dengan orang lain.

Lingkungan sosial ini bisa berupa lingkungan sepermainan,

lingkungan sebaya, dan kelompok belajar. Lingkungan sosial ini KONDISI

SISWA

MOTIVASI BELAJAR

SISWA

PEROLEHAN BELAJAR

(53)

dapat berpengaruh juga pada motivasi belajar seseorang.

Sebagai contoh, bila dalam lingkungan sosial seseorang tidak

terbiasa dengan aktivitas belajar, maka tidak akan ada aktivitas

belajar yang akan terjadi di lingkungan tersebut. Dalam

lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang yang

menghuni lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar

seperti orang lain. Jadi, jelas bahwa lingkungan sosial dan

lingkungan fisik berpengaruh terhadap motivasi belajar

seseorang.

Bila kaitan antara kondisi lingkungan belajar dengan

motivasi belajar ini diskemakan, maka dapat dilihat pada skema

di bawah ini.

Gambar 2.4 Skema kaitan antara kondisi lingkungan

belajar dengan motivasi belajar dan perolehan belajar

e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran

Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran turut

mempengaruhi motivasi belajar. Unsur-unsur dinamis

belajar/pembelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut.

(1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar

(2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya KONDISI

LINGKUNGAN BELAJAR

MOTIVASI BELAJAR

SISWA

PEROLEHAN BELAJAR

(54)

(3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaanya

(4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya

(5) Kondisi subyek belajar dan upaya penyiapan dan

peneguhannya

Oleh karena itu, unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran

harus diperhatikan agar motivasi belajar dan pembelajaran

menjadi tinggi. Tingginya motivasi belajar berimplikasi bagi

maksimalnya perolehan belajar siswa. Hubungan antara

unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran dengan motivasi belajar dan

perolehan belajar siswa dapat dilihat pada skema di bawah ini.

Gambar 2.5 Skema kaitan antara unsur dinamis

belajar/pembelajaran dengan motivasi belajar dan perolehan belajar

f. Upaya guru dalam mengajar siswa

Upaya guru dalam mengajar siswa juga berpengaruh

terhadap motivasi belajar siswanya. Guru yang tinggi gairahnya

dalam mengajar menjadikan siswa juga bersemangat dan

bergairah dalam belajar. Guru yang bersungguh-sungguh dan

berwibawa dalam mengajar menjadikan tingginya motivasi

belajar pada siswa. Bila guru mempersiapkan diri dengan UNSUR DINAMIS

BELAJAR / PEMBELAJARAN

MOTIVASI BELAJAR

SISWA

PEROLEHAN BELAJAR

(55)

matang dan senantiasa memberikan yang terbaik bagi siswa,

maka tingkat aktualitasnya juga tinggi, dan membuat hal-hal

yang disajikan guru menjadi menarik di mata siswa.

Pembelajaran yang menarik ini dapat meningkatkan motivasi

belajar pada siswa.

Upaya guru untuk mengajar siswa sangat krusial dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa. Bila diskemakan,

hubungan antara upaya guru dalam mengajar dengan motivasi

belajar dan perolehan belajar siswa adalah sebagai berikut.

Gambar 2.6 Skema kaitan antara upaya guru dalam

mengajar dengan motivasi belajar dan perolehan belajar

7. Cara Memberikan Motivasi Belajar Siswa

Menurut Sardiman (2008:92), ada beberapa bentuk dan cara

untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai

kegiatan belajarnya. Bayak siswa belajar, yang utama

justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga UPAYA

GURU DALAM MENGAJAR

MOTIVASI BELAJAR

SISWA

PEROLEHAN BELAJAR

(56)

siswa biasaya yang dikejar adalah nilai ulangan atau

nilai-nilai pada rapor angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa

merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga,

banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar

pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang

dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan

siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun

demikian harus diingat oleh guru bahwa pencapaian

angka-angka seperti itu belum bisa merupakan hasil

belajar yang sejati, hasil belajarnya yang bermakna. Oleh

karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru

adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat

dikaitkan dengan values (nilai) yang terkandung di dalam

setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa

sehingga tidak sekadar kognitif tetapi juga keterampilan

dan afeksinya.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi

tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu

pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi siswa yang

(57)

tersebut. Sebagai contoh, hadiah yang diberikan untuk

gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi

siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.

c. Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar belajar siswa.

Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di

dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat

baik digunakan dalam dunia pendidikan untuk

meningkatkan kegiatan belajar siswa.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar

merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai

tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan

harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang

cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap

tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga

harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah

(58)

siswa, si subyek belajar. Para siswa akan belajar dengan

keras bisa jadi karena harga dirinya.

e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar bila mengetahui

akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini

juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat

oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap

hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.

Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudanya bila

akan ulangan diberitahukan kepada siswanya.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi bila

terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat

belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar

meningkat, maka akan ada motivasi pada diri siswa untuk

terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus

meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil

Gambar

Gambar 2.2  Skema kaitan antara kemampuan siswa dengan
Gambar 2.1 Skema kaitan antara cita-cita/aspirasi siswa
Gambar 2.2 Skema kaitan antara kemampuan siswa
Gambar 2.4 Skema kaitan antara kondisi lingkungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

relir K€rojuu Mudr d@ lnu

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa sensitive sensor warna sebagai sensor kekeruhan air.Berdasarkan dari permasalahan yang ada, untuk pendeteksi

2) Actual Product atau a) perilaku tertentu yang kita promosikan, seperti sikat gigi 2 x per hari,penggunaan pasta gigi dan sikat gigi sudah benar seperti yang disarankan

Hipotesis yang terjawab yaitu H1 (Individual yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan mengurangi perilaku cyberloafing dibandingkan dengan individual yang

(1) PDPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e dipakai untuk melaksanakan kegiatan dinas pesiar pada malam hari dan kegiatan khusus lain yang ditentukan.

Selain pelayanan yang terjadi di dalam toko pada saat konsumen berkunjung, bentuk pelayanan lain yang lebih khusus dapat menjadi pilihan bagi pengelola toko

Terdapat dua strategic Objectives dalam pengukuran kinerja balanced scorecard yang mencerminkan baik dan buruknya kinerja rantai pasok berkenan dengan pelanggan, yaitu