ANALISIS RANTAI PASOK SOSIS FOOD INDUSTRIES DARI PRODUSEN SAMPAI KONSUMEN DI KOTA BANDUNG
(Studi Kasus PT. Kemfood Cabang Kota Bandung)
ANALYSIS OF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT FOOD INDUSTRIES SAUSAGE FROM PRODUCENT TO CONSUMENT IN BANDUNG
(The Case Study at PT Kemfood Bandung)
Desra Isma Diana*, Rochadi Tawaf**, Maman Paturochman** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Unpad
e-mail: desraideca@gmail.com Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2016 sampai dengan 10 Februari 2016 yang berlokasi di PT Kemfood Cabang Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aliran dan kinerja rantai pasok yang digunakan PT kemfood dengan menggunakan metode studi kasus dan balanced scorecard untuk pengukuran kinerja rantai pasok. Hasil menunjukan aliran rantai pasok dari produsen sebagian besar langsung ke konsumen, dan untuk kinerja rantai pasok untuk prespektif proses bisnis internal dengan skor 2,56. Prespektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan penilaian 2,58. Prespektif pelanggan memiliki total skor 2,52 dan prespektif keuangan memiliki skor 3,00. Keempat prespektif balanced scorecard tersebut memberi arti bahwa kinerja rantai pasok PT Kemfood berjalan dengan baik dan aliran rantai pasok dari pusat, cabang, segmen kemudian konsumen.
Kata Kunci: Rantai Pasok, Sosis, produk olahan ternak Abstract
The research carried out 28 Januari 2016 until 10 February 2016, located in PT Kemfood Bandung. This study aims to determine the flow and performance of supply chain used by PT Kemfood using the case study method and the balanced scorecard to measure supply chain performance. Results showed the flow of the supply chain from the manufacturer directly to the majority of consumers, and to the performance of the supply chain for internal business process perspective have 2.56 point. Perspective growth and learning 2.58 point. Perspective customers 2.52 point and the financial Perspective 3,00 point, The four perspectives of the balanced scorecard, which means that the performance of the supply chain PT Kemfood going well and the flow of supply chain from center, branch, segment and than consument.
Pendahuluan
Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan olahan. PT Kemfood merupakan salah satu perusahan yang bergerak dibidang pangan dan memproduksi daging olahan berbahan dasar daging sapi dan ayam. Ada beberapa produk olahan daging tersebut yaitu sosis, bakso, delicatessen, burger, kebab, ayam bumbu, dan daging cincang dengan berbagai merek dagang, diantarnya Villa Dorp, Villa, Kemfood, Edam. PT Kemfood memperoleh pasokan daging ayam dari Rumah Pemotongan Ayam (RPA) melalui para supplier yang ada di DKI Jakarta dan Solo, untuk daging sapi diperoleh dengan mengimpor daging dari Australia melalui distributor, sedangkan untuk daging ayam masih menggunakan produk lokal.
Sosis merupakan salah satu produk Kemfood yang banyak diminati masyarakat dan permintaannya tinggi, karena rasanya yang lezat serta harga yang beragam sehingga terjangkau oleh masyarakat banyak. Tingginya permintaan konsumen akan sosis ini mengharuskan adanya cara untuk memenuhi kebutuhan konsumen, baik dari segi produksi, maupun dari segi harga yang kompetitif.
PT.Kemfood berpusat di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur dan memiliki berbagai cabang di beberapa kota besar di Indonesia, diantaranya Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, Lampung, dan Bali. Cabang memiliki fungsi untuk mempermudah proses pendistribusian produk dan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan pasti memiliki sistem penjualan produknya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, hal tersebut dapat dilihat dari manajemen dan kinerjanya.
Manajemen rantai pasok merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, karena pada dasarnya manajemen rantai pasok memperhatikan bagaimana proses barang hingga sampai ketangan konsumen dengan memperhatikan kualitas barang, seperti daya tahan, keutuhan barang, waktu respon pemesanan. Selain itu manajemen rantai pasok juga menekankan kepada kualitas pelayanan yang di fasilitaskan kepada pelanggan seperti waktu repon dan efisiensi tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rantai Pasok Sosis Food Industries dari Produsen Sampai Konsumen Perantara di Kota Bandung (Studi Kasus PT.Kemfood Cabang Kota Bandung)”.
Bahan dan Metode Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan PT. Kemfood Indonesia sebagai produsen sosis dan pada marketing yang menjalankan manajemen rantai pasok sosis di PT.Kemfood Cabang Bandung. PT Kemfood ini berpusat di Jl. Pulokambing no. 11 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur yang telah berdiri pada tahun 1975.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dan pengamatan langsung. Penelitian dilakukan di salah satu cabang PT Kemfood yaitu di Kota Bandung, yang mengamati manajemen rantai pasok yang dilakukan oleh PT Kemfood cabang Kota Bandung secara langsung melalui wawancara kepada kepala cabang dan karyawannya. 1. Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Kemang Food Indonesia sebagai produsen utama. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi karena PT Kemfood termasuk perusahaan yang mengolah produk hasil ternak yang sudah lama berdiri dan memiliki cabang di berbagai kota besar. 2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dibituhkan dalam penelitian ini digunakan berbagai sumber dan teknik, yaitu:
1. Penelitian Lapangan (field research) a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung maupun tidak langsung objek yang diteliti untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan PT.Kemfood Industries Indonesia mengenai manajemen rantai pasok perusahaan dan juga menganalisis data peusahaan.
c. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden terkait, dalam arti keterangan mengenai pribadinya beserta
hal-hal yang diketahui. Kuesioner yang digunakan bersifat tertutup, dmana responden hanya memilih pilihan jawaban yang sudah tersedia.
Penilaian kinerja dalam kuesioner menggunakan skala Likert berkisar antara 1-4. Menentukan rentan skala suatu aspek kinerja dilakukan analisis rentan kriteria (Umar. 2011:225). Analisis ini digunakan untuk mengetahui pada rentang skala manakah keputusan yang dihasilkan. Secara matematis, perhitungan rentang skala menggunakan rumus dengan persamaan sebagai berikut:
Rentang Skala = 𝑅𝑡 −𝑅𝑟
𝑀
Keterangan:
Rt= Rentang tertinggi Rr= Rentang terendah
M= Jumlah alternatif jawaban
Tabel 1. Penilaian dengan Skala Likert
No Nilai Skor Keterangan
1 1,00 – 1,75 Buruk
2 1,76 - 2,50 Kurang Baik
3 2,51 – 3,25 Baik
4 3,26 – 4,00 Sangat Baik Sumber: (Umar, 2011)
2. Penelitian Kepustakaan (Library Search)
Penelitian kepustakaan merupakan sumber yang diperoleh dari buku-buku baik teks perkuliahan, jurnal, artikel, dokumen, internet dan sumber referensi lain yang juga diambil dari contoh penelitian sebelumnya yang berasal darip erpustakaan dan pusat informasi yang di miliki oleh Universitas Padjadjaran.
Hasil dan Pembahasan
Gambaran Umum PT. Kemfood Indonesia Sejarah Singkat Perusahaan
PT Kemang Food Industries atau yang lebih dikenal dengan Kemfood didirikan oleh H. Bob Sadino pada tanggal 16 Januari 1975 di depan notaris Abdul Latief, SH. Izin operasi
Kemfood disahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesiayang terdapat dalam lembaran Negara Republik No. 87 tanggal 30 Oktober 1979. Adapun produk olahan daging tersebut seperti sosis, bakso, delicatessen, burger, dan lain sebagainya dengan berbagai merek dagang, diantarnya Villa Dorp, Villa, Kemfood.
PT Kemfood berproduksi menurut order atau pesanan dari konsumen. Umumnya daging olahan PT Kemfood dijual ke restoran maupun hotel-hotel berbintang di kawasan Jakarta, untuk konsumen umum, PT Kemfood mendistribusikan produknya ke pusat perbelanjaan seperti Retail, Swalayan maupun tempat-tempat perbelanjaan bahan pangan yang lain. Hingga saat ini PT Kemfood telah mempunyai cabang-cabang pemasaran di berbagai kota besar di Indonesia diantaranya Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, Lampung, dan Bali. Setiap cabang memiliki alur distribusi yang sama, peneliti melakukan penelitian di Kemfood cabang Kota Bandung. PT Kemfood memiliki pola distribusi yang dibagi menjadi dua, yaitu segmen HOREKA (Hotel, restaurant, Bakery dan Katering) dan segmen Retail (supermarket), berikut tabel distribusi penjualan produk PT Kemfood cabang Kota bandung.
Tabel 3. Distribusi Sosis Produk PT Kemfood Cabang Kota Bandung
No Segmen Jumlah Outlet Distribusi Tertinggi Volume kg/bulan Persentase (%)
1 Hotel 16 Hotel Panghegar 656,50 11
2 Restoran&cafe 62 Ampera 801,00 13
3 Katering 5 CV Usaha Abadi
Rasa
41,25 2
4 Bakery 29 Yogya Bakery 939,06 16
5 Supermarket 65 Yogya & Griya
Group
3.368,58 58
Total 177 5806,39 100
Data diatas dapat menunjukkan bawa dari semua segmen yang ada di kota Bandung segmen retail memiliki jumlah distribusi terbesar yaitu sebesar 3.368,58 kg/ bulan, 58% dari total volume dan segmen katerng memiliki jumlah distriusi paling kecil sebesar 41.25 kg/ bulan, hanya 2% dari total volume.
Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan Visi
Misi
- Memberikan produk yang sehat dan berkualitas kepada pelanggan.
- Selalu berinovasi dalam mengembangkan produk dan kualitas produk melalui divisi Riset dan Pengembangan.
Tata Nilai Perusahaan
Profesional, etis, Inovativ dan terbuka Struktur Organisasi Perusahaan
PT.Kemfood cabang Kota Bandung dipimpin oleh Manager/ Branch SPV untuk lengkapnya berikut bagan struktur organisasi PT. Kemfood cabang Kota Bandung Indonesia.
Gambar 5. Struktur Organisasi PT. Kemfood cabang Kota Bandung Identitas Informan
Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kepala Cabang
Informan pertama yaitu Bapak Edy Susanto, dari informan ini diperoleh informasi mengenai hal-hal umum tentang PT Kemfood dan rantai pasok, distribusi dan kegiatan apa saja yang berlangsung di perusahaan.
2. Supervisor
Informan kedua Bapak Kusna B. Ibrahim, dari informan ini diperoleh informasi mengenai proses distribusi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan beserta kualitas barang dan kualitas pelayanan.
3. Divisi Pergudangan
Informan ketiga yaitu Bapak Jaka, dari informan ini diperoleh informasi mengenai pergudangan, penyimpanan barang, proses pengiriman dan penerimaan barang, proses pemesanan, waktu pemenuhan pemesanan, dan komplain pelanggan.
Aliran Proses Pembelian Produk
Aliran proses pembelian produk terjadi sebagai berikut:
Gambar 6. Aliran Proses Pembelian Produk PT Kemfood
Reservasi atau pemesanan dilakukan oleh konsumen, jika barang tersedia barang langsung dikirim kepada konsumen, namun jika barang yang di pesan tidak tersedia, cabang akan meminta produk ke perusahaan pusat. Jangka waktu pemesanan terpenuhi maksimal 7 hari kerja, pengiriman produk dari perusahaan pusat dikirim setiap 2 kali satu minggu. Proses pembayaran dilakukan dengan melakukan perjanjian antara perusahaan pemasok (Kemfood) dengan perusahaan pembeli. Rata-rata jatuh tempo pembayaran dilakukan selama satu bulan. Rantai Pasokan Pengadaan Produk Sosis PT.Kemfood
Skema aliran rantai pasokan PT. Kemfood Indonesia memiliki tahapan rantai pasok yang bermula dari suppliers, menuju manufacturer, kemudian ke customer.
Gambar 7. Skema Aliran Rantai Pasok PT. Kemfood Indonesia Cabang Kota Bandung Penerimaan produk dari PT. Kemfood ke beberapa segmen (Retail dan HOREKA) memperhatikan beberapa hal penting, diantaranya pengecekan bukti pemesanan, pengecekan bukti tanda barang diterima, pengecekan kondisi fisik barang yang di pesan, dengan metode
acceptance sampling yaitu dengan mengadakaninspeksi terhadap sampel penerimaan barang. Transportasi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kepentingan. Ruang lingkup rantai pasok dalam pengadaan produk PT.Kemfood yaitu, production (proses produksi), inventory (persediaan barang), location, transportation, information.
Scorecard PT.Kemfood Indonesia
Menurut Brewer dan Speh (2000), pengukuran kinerja rantai pasok diukur menggunakan kuesioner ditinjau dari prespektif Balanced Scorecard yang mencakup empat prespektif, yaitu:
1. Prespektif Proses Bisnis Internal
Prespektif ini, manajemen perusahaan mengidentifikasi proses-proses penting yang terjadi guna memuaskan konsumen. Proses inovasi produk sosis PT.Kemfood terlihat jelas, karena PT.Kemfood selalu mengeluarkan inovasi-inovasi dalam produknya. Kegiatan purna jurnal merupakan proses pelayanan kepada konsumen setelah penjualan selesai, seperti permintaan konsumen atas penggantian barang yang cacat atau tidak sesuai dengan permintaan. Kegiatan operasi perusahaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pemenuhan produk. Berdasarkan data yang terkumpul, dapat di identifikasi tujuan pada prespektif tujuan proses bisnis internal kedalam dua strategic objective yang mewakili prespektifproses bisnis internal sistem rantai pasok pengadaan dan pengelolaan produk sosis PT.Kemfood, yaitu:
a. Utilisasi Kapasitas
Utilisasi Kapasitas merupakan indikasi dari naik turunnya biaya rantai pasok. b. Efisiensi Operasi
Efisiensi perusahaan berpengaruh pada tingkat produktivitas, kualitas, kepuasan konsumen, waktu, dan biaya rantai pasok keseluruhan. Indikator dari efisiensi operasi, meliputi efisiensi siklus rantai pasok, rata-rata waktu respon, efisiensi waktu penyediaan produk, efisiensi tenaga kerja, klaim produk cacat/ tidak sesuai, jumlah pengadaan barang
Berdasarkan uraian di atas, maka scorecard untuk prespektif proses bisnis internal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Scorecard prespektif Proses Bisnis Internal Rantai Pasok PT. Kemfood
No Tujuan Ukuran Target
1 Utilisasi Kapasitas Realisasi biaya rantai pasok
Meminimalisir semaksimal mungkin 2 Efisiensi Operasi Efisiensi siklus
rantai pasok Menekan biaya rantai pasok Rata-rata waktu respon 1 hari kerja Efisiensi waktu penyediaan barang Maksimal 7 hari kerja Efisiensi tenaga kerja masing-masing pekerja dapat menangani seluruh pesanan Klaim produk cacat/ tidak sesuai 5 % Jenis pengadaan sosis Terdapat 5 jenis sosis
Tabel diatas menjelaskan mengenai target-target yang dicapai oleh PT Kemfood. 2. Prespektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Faktor-faktor yang terlibat dalam kinerja prespektif ini berkaitan dengan SDM, sistem informasi dan prosedur organisasi. Faktor-faktor tersebut yang mengarahkan produktivitas sehingga adanya pertumbuhan usaha. Berdasarkan uraian tersebut, maka scorecard untuk prespektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Scorecard Prespektif Pembelajaran & Pertumbuhan Rantai Pasok PT. Kemfood
No Tujuan Ukuran Target
1 Kapabilitas SDM Pelatihan karyawan Diadakan 1 atau 2 tahun sekali Peningkatan kualitas Diadakan 1 kali/thn
Efisiensi Biaya Tidak melebihi anggaranan tahunan Responsiveness 1 hari kerja 2 Kapabilitas sistem
Informasi
Aliran Informasi Informasi
diberikan melalui online dan hubungan langsung.
3 Pengembangan usaha Kesiapan teknologi Selalu menerapkan teknologi yang sesuai dalam meningkatkan fungsi kontrol, efektifitas dan efisiensi 3. Prespektif Pelanggan
Terdapat dua strategic Objectives dalam pengukuran kinerja balanced scorecard yang mencerminkan baik dan buruknya kinerja rantai pasok berkenan dengan pelanggan, yaitu kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diterapkan perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan dalam strategic objectives prespektif pelanggan dalam rantai pasok, yaitu kualitas produk, kualitas layanan. Berdasarkan uraian tersebut maka scorcard untuk prespektif pelanggan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 menunjukan target perusahan mengenai prespektif pelanggan, prespektif ini terbagi menjadi 2 yaitu kualias material dan kualitas layanan, maka dari itu PT Kemfood memiliki range harga yang berbeda.
Tabel 6. Scorecard Prespektif Pelanggan Rantai Pasok PT. Kemfood
No Tujuan Ukuran Target
1 Kualitas material Kualitas produk Sesuai standar SNI dan HACCP Daya tahan produk 6 bulan
Reputasi produk Sesuai standar yang diminta Kerusakan produk 5 %
2 Kualitas layanan Waktu respon pesanan
1 hari kerja Keluhan pelanggan 5 % rapat
evaluasi 2 kali/bulan Keterlambatan pemenuhan pesanan Maksimal 7 hari kerja Ketepatan waktu pengiriman Pengadaan barang rata-rata 1 hari kerja
4. Prespektif keuangan
Tingkat profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan dalam meraih laba atau keuntungan dari aktivitas usaha yang dilakukannya, indikator faktor ini adalah profit margin, pertumbuhan profit margin, produktivitas modal dna ketepatan alokasi modal.
Tabel 7, menjelaskan terdapat target perusahaan mengenai prespektif keuangan, pada prespektif ini terdapat 2 hal yaitu tingkat profitabilitas dan tingkat likuiditas.
Tabel 7. Sorecard Prespektif Keuangan Rantai Pasok PT. Kemfood
No Tujuan Ukuran Target
1 Tingkat profitabilitas
Profit margin Mengantisipasi penurunan jumlah laba kotor
Pertumbuhan profit margin
Mengantisipasi terjadinya penurunan margin laba kotor
Produktivitas modal
Mengantisipasi terjadinya peningkatan biaya
penjualan dan biaya langsung
Ketepatan alokasi modal
Meningkatkan efisiensi biaya dengan menurunkan tingkat beban penjualan, umum, dan administrasi 2 Tingkat likuiditas Siklus
cash-to-cash Mengantisipasi keterlambatan cost recovery Likuiditas Meningkatkan kemampuan memenuhi kewajiban
Tingkat likuiditas, terdapat siklus cash-to-cash menargetkan dengan mengantisipasi keterlambatan pembayaran, proses distribusi biasanya dilakukan pengambilan barang dahulu dan pembayaran dilakukan maksimal satu bulan dari proses pengiriman pesanan.Likuiditas meningkatkan pemenuhan kawajiban apabila perusahaan memiliki pinjaman. Pengolahan data penilaian responden terhadap kinerja rantai pasok produk sosis PT. Kemfood cabang Kota bandung ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok,ditinjau dari masing-masing prespektif Balanced Scorecard.
Kuesioner digunakan sebagai alat bantu pengumpulan data yang disebar kepada informan. Informan tersebut diantaranya pimpinan cabang, supervisor dan divisi gudang
dengan total sampel sebanyak 3 orang. Hasil penilaian responden berskala likert yang mengacu pada tabel 8.
Hasil penilaian responden terhadap kinerja rantai pasok sosi produk PT. Kemfood dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Rata-rata Skor Kinerja Rantai Pasok PT. Kemfood
Prespektif Pertanyaan Skor Kriteria
Internal Process Business
Prespective
Realisasi biaya rantai pasok 2,3 Baik Kesesuaian antara realisasi pasokan
material dari supplier dengan permintaan target yang ditetapkan
2,6 Baik
Kecepatan supplier terhadap order yang diterima
3 Baik Kemampuan perusahaan untuk
meminimalisir terjadinya
keterlambatan pengadaan produk
2,6 Baik
Perbandingan antara jumlah tenaga kerja dengan jumlah pekerjaan
2,3 Baik Sedikitnya jumlah produk yang
tidak sesuai 2,6 Baik Total Average Performance in group 2,56 Baik Learning & Growth Prespective
Pelatihan karyawan 2 Kurang
Baik Kualitas produk yang dihasilkan 3 Baik Kemampuan perusahaan untuk
menekan biaya pengadaan
2,3 Baik Peningkatan respon pengiriman
produk
3 Baik Alur informasi antara perusahaan
dengan pemasok hingga konsumen
2,6 Baik Kemampuan perusahaan untuk
mengantisipasi kemajuan teknologi
No Prespektif Pertanyaan Skor Kriteria Total Average Performance in group 2,58 Baik 3 Indikator Customer Prespective
Kualitas produk 3 Baik
Daya tahan produk 2,3 Baik
Citra produk dimata konsumen 3 Baik Rendahnya tingkat kerusakan
produk, dilihat dari sedikitnya produk cacat atau tidak sesuai
3 Baik
Kecepatan perusahaan dalam menanggapi permintaan konsumen
3 Baik
Kecilnya presentasi keluhan dari konsumen
3 Baik Keterlambatan pemenuhan
pengadaan permintaan konsumen
2,6 Baik Ketepatan waktu pengiriman
barang ke konsumen
2,6 Baik Pemenuhan janji terhadap
permintaan konsumen
3 Baik Kepuasan konsumen terhadap
pengadaan produk sosis yang diminta
3 Baik
Penjadwalan proses produksi dan distribusi 2,3 Baik Total Average Performance in group 2,52 Baik 4 Indikator Financial Prespective Profitmargin 3 Baik
Pertumbuhan profit margin 3 Baik Peningkatan jumlah pelanggan
pada dua tahun terakhir
3 Baik
Produktivitas modal 3 Baik
Ketepatan alokasi modal 3 Baik
Waktu kembali modal 3 Baik
Siklus cash-to-cash 3 Baik
Likuiditas 3 Baik
Total Average Performance in group
3 Baik
Simpulan
1. Aliran rantai pasok PT. Kemfood Indonesia pertama dari produk yang dipasok oleh PT. Kemfood Pusat di alirkan ke Perusahaan Kemfood Cabang kemudian langsung ke segmen, baik itu retail maupun perusahaan lain yang bermitra dengan PT. Kemfood. 2. Fungsi dan kinerja rantai pasok yang di miliki PT. Kemfood sudah cukup baik karena
dilihat dari penilaian dan pengukuran menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard, dilihat dari masing-masing faktor yang diukur yaitu bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran, pelanggan dan keuangan memiliki nilai yang menunjukan bahwa kinerja rantai pasok tersebut berjalan dengan baik.
Saran
Pengukuran kinerja rantai pasok PT. Kemfood sudah cukup baik, namun apabila dilihat dari hasil perhitungan kinerja dengan menggunakan skala likert proses pelatihan karyawan masih jarang sekali dilakukan, saran dari penulis alagkah lebih baik dipertimbangkan untuk melakukan pelatihan karyawan minimal 1 atau 2 tahun sekali untuk meningkatkan ilmu dan keahlian para karyawan agar lebih memaksimalkan kinerja demi mendapatkan hasil atau kualitas yang lebih baik bagi perusahaan.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing utama Bapak Dr.Ir.H. Rochadi Tawaf, M.S dan pembimbing anggota Bapak Prof.Dr.Ir.H. Maman Paturochman, M.S yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan dan memberi bimbingan kepada penulis.
Daftar Pustaka
Brewer, Peter C. Dan Speh, Thomas W. 2000. Using the Balanced Scorecard to Measure Supply Chain Performance. Journal of Business Logistic. 21, (1)
Gaspersz, Vincent. (2005). Balanced Scorecard dengan Six Sigma: Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi untuk Organisasi Bisnis Pemerintah. PT Gramedia Pustaka Utama, jakarta.
Heizer, Jay and Barry Render, 2011, Operation Management (10th ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson,
Indrajit, R. E, dan Djokopranoto, R. 2002. Konsep Management Supply Chain: Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. PT Gramedia Wiiasarana Indonesia, Jakarta.
Kaplan, Robert S; David P. Norton. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip. 1988, Marketing Management, Sixth Edition Analysis, Planning, and Control. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Muratoglu, Karmen. 2008. Performance Measurement of Supply Chain Via Balanced Scorecard: The Case of Brewing Group. The Business Review, Cambridge. Istanbul Bilgi University. 10, (1).
Sugiatna, Angling. 2004, Analisis Kinerja Perusahaan dengan Fokus pada Rantai Pasok dengan Balanced Scorecard: Studi kasus di PT Berdikari Metal & enginering. Master Thesis. Institut Teknologi Bandung. Bandung
Supply-Chain Council Team. (1997), Using SCOR Metrics to Frame and Justify Supply-Chain Improvement Programs, Fall Conference, Supply Chain Council, inc.
Supply-Chain Council Team. (2006), Supply Chain Operation Reference Model Version 8.0, Supply Chain Council, inc.