SISWA KELAS V SD NEGERI MARGOMULYO 1 SEYEGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Andi Setyawan NIM : 081134081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI MARGOMULYO 1 SEYEGAN
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Andi Setyawan NIM : 081134081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta (Alm) Bapak Nyono dan (Almh) Ibu Tri Utami, yang telah membimbing dan memberikan kasih sayang yang tulus. 2. Kakak-kakaku tersayang yang selalu mendampingi dan memberiku
motivasi.
3. Orang terdekatku yang selalu memberikan perhatian dan semangat. 4. Sahabat-sahabatku satu angkatan.
v
MOTTO
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,
sampai kaum itu sendiri yang mengubah nasib
atau keadaan yang ada pada dirinya.
(QS Ar-Ra’d 11)
Hidup tidak akan menghadiahkan sesuatupun
tanpa bekerja keras
Kegagalan hanya akan terjadi bila kita
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2012 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Andi Setyawan
NIM : 081134081
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI MARGOMULYO 1 SEYEGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 23 Juli 2012 Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI MARGOMULYO 1 SEYEGAN
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Andi Setyawan Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif tentang studi korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) minat belajar siswa; (2) prestasi belajar siswa; (3) hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 April 2012. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 38 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu minat belajar dan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi daftar nilai rapor. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi serial.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) jumlah siswa yang berada dalam minat belajar rendah sebesar 15,8%, minat belajar sedang sebesar 39,5%, dan minat belajar tinggi sebesar 44,7%; (2) jumlah siswa yang berada dalam prestasi belajar rendah sebesar 34,2%, prestasi belajar sedang sebesar 39,5%, dan prestasi belajar tinggi sebesar 26,3%;(3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai koefisien korelasi serial (rser)= 0,806 dan berada pada tingkat koefisien korelasi sangat kuat (±0,80 – ±1,000), serta dengan nilai uji signifikansi (thitung) = 8,1842; (4) besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 65,04%.
ix ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE INTEREST IN LEARNING AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADERS OF
MARGOMULYO 1 STATE ELEMENTARY SCHOOL SEYEGAN SEMESTER 1 ACADEMIC YEAR 2011/2012
Andi Setyawan Sanata Dharma University
2012
This research was a descriptive research about correlation study. This research was aimed to find out : (1) students’ interest in learning; (2) students’ learning achievement; (3) the relationship between the interest in learning and the students’ learning achievement; (4) the contribution of the interest in learning to the students’ learning achievement.
This research was conducted on 24th April 2012. The research subjects were 38 fifth graders of Margomulyo 1 State Elementary School Seyegan academic year 2011/2012. There were two variables in this research. They were independent variable and dependent variable. The independent variable was the interest in learning, and the dependent variable was the students’ learning achievement. The instruments to collect the data were questionnaires and the documentary of school reports. This research used serial correlation technique.
The results of this research showed : (1) the number of students who are in a low interest in learning is 15.8%, satisfactory interest in learning is 39.5%, and high interest in learning is 44.7%, (2) the number of students in low learning achievement is 34.2%, satisfactory learning achievement is 39.5%, and high learning achievement is 26.3%, (3) there was a positive and significant relationship between interest in learning with student achievement, with the value of serial correlation coefficient (rser) = 0.806 and in the level very strong correlation coefficient (± 0.80 - ± 1.000), with the value of significance test (tcounted) = 8.1842 (4) the interest in learning that contributes to the students’ learning achievement was as big as 65.04%.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI MARGOMULYO 1 SEYEGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012“. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang tulus kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,M.A selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, yang
memberikan motivasi dan bimbingan dengan penuh kesabaran.
4. Bapak Drs.J.Sumedi selaku Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, memberikan masukan, bimbingan, dan arahan yang bermanfaat.
5. Seluruh dosen PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
6. Ibu Suwarni, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Margomulyo 1 yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Tukiono, B.A selaku guru kelas dan seluruh siswakelas V SD Negeri Margomulyo 1 yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian. 8. Kedua orang tuaku (Alm) Nyono dan (Almh) Tri Utami yang telah
xi
9. Keluarga besarku Mbak Wiwik, Mas Tohar, Mas Yuli, Mbak Lilies, Tiya, Sisca, dan Novi terima kasih atas dukungan materi, moril, perhatian dan motivasi yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10.Ratih Yuni Astuti yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
11.Sahabatku Vina, Ratih, Chiwi, Prima dan teman-teman kelas C angkatan 2008 terima kasih atas bantuan dan kebersamaan kita selama ini.
12.Sahabatku tim PUMA, Ujang, Jepri, Hari, Eko, Janu, Wisnu, Candra, dan Fajar yang selalu memberikan semangat.
13.Semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga skipsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 23 Juli 2012 Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
xiii
4. Pengertian Prestasi Belajar ... 23
5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 24
C. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar ... 27
D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29
2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Margomulyo 1 ... 64
3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Margomulyo 1 ... 71
xiv
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Margomulyo 1 ... 85
2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Margomulyo 1 ... 87
3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Margomulyo 1 ... 90
BAB V KESIMPULAN ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwan Penelitian ... 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat ... 38
Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner Minat Belajar ... 41
Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ... 42
Tabel 3.5 Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ... 46
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 47
Tabel 3.7 Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas Uji Coba ... 49
Tabel 3.8 Pengelompokan Skor Minat Belajar ... 51
Tabel 3.9 Klasifikasi Koefisien Korelasi Serial Menurut Sugiyono ... 54
Tabel 4.1 Skor Minat Belajar Siswa ... 58
Tabel 4.2 Klasifikasi Skor Minat Belajar Siswa ... 59
Tabel 4.3 Data Klasifikasi Skor Minat ... 60
Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa ... 64
Tabel 4.5 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 67
Tabel 4.6 Data Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 67
Tabel 4.7 Hubungan Skor Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa ... 73
Tabel 4.8 Jumlah Skor Prestasi Belajar Setiap Kategori ... 74
Tabel 4.9 Banyaknya Subjek Dalam Setiap Kelompok Minat ... 76
Tabel 4.10 Proporsi Siswa Dalam Setiap Kelompok ... 76
Tabel 4.11 Rata-rata (mean) Setiap Kelompok ... 77
Tabel 4.12 Ordinat ... 78
xvi
DAFTAR DIAGRAM
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba Penelitian Minat Belajar ... 102
Lampiran 2 Tabel Skoring 1,2,3,4 Hasil Uji Coba Kuesioner ... 107
Lampiran 3 Tabel Skoring 0,1 Hasil Uji Coba Kuesioner ... 113
Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner Minat Belajar ... 118
Lampiran 5 Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ... 120
Lampiran 6 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar ... 121
Lampiran 7 Tabel Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 123
Lampiran 8 Tabel Revisi Item Pernyataan Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 131
Lampiran 9 Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian Minat Belajar ... 132
Lampiran 10 Tabel Revisi Sebaran Item Kuesioner ... 135
Lampiran 11 Kuesioner Penelitian Minat Belajar ... 136
Lampiran 12 Data Skor Minat Belajar Siswa ... 140
Lampiran 13 Data Prestasi Belajar Siswa ... 144
Lampiran 14 Tabel Hubungan Skor Minat dengan Prestasi Belajar ... 146
Lampiran 15 Tabel Ordinat Pada Kurva Normal ... 148
Lampiran 16 Tabel Nilai-nilai r Product Moment dari Pearson ... 150
Lampiran 17 Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t ... 151
Lampiran 18 Surat Izin Penelitian ... 153
Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melaksankan Penelitian ... 154
Lampiran 20 Foto Pelaksanaan Penelitian ... 155
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masalah yang sering terjadi dalam dunia pendidikan yaitu rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dapat berakibat terhadap rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari hubungan antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai fasilitator yang mendidik siswanya dalam melakukan proses pembelajaran, sedangkan siswa bertindak sebagai pribadi yang utuh dan optimal dalam menjalankan proses pembelajaran tersebut. Hubungan baik antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik antara guru dan siswa diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimis dan realistik dalam kegiatan belajar. Apabila antara guru dan siswa dapat memiliki hubungan yang baik maka kegiatan pembelajaran akan tercipta secara efektif dan efisien.
berasal dari luar diri anak, seperti lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru, media, sarana dan prasarana belajar.
Kemampuan intelektual berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelektual siswa maka semakin besar peluangnya untuk mendapatkan prestasi yang baik. Namun, semakin rendah kemampuan intelektual siswa maka semakin kecil pula peluangnya untuk memperoleh prestasi.
Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Siswa yang tidak memiliki minat belajar dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka siswa tersebut akan sulit mendapatkan hasil belajar yang baik. Namun, siswa yang mempunyai minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari, maka siswa tersebut akan merasa senang dan mendapatkan hasil belajar yang baik. Siswa yang memiliki minat dan yang tidak memiliki minat mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut terlihat dari rasa senang, tertarik dan ketekunan siswa terhadap kegiatan belajar.
Pengukuran minat belajar siswa sekolah dasar (SD) diperlukan adanya pendampingan yang lebih intensif dalam belajar. Pengukuran minat digunakan oleh guru dalam meningkatkan minat, memelihara minat yang baru muncul, dan mencegah timbulnya minat untuk melakukan hal yang tidak baik.
mata pelajaran pokok SD, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Penelitian ini akan membahas mengenai minat belajar, prestasi belajar, hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar, serta untuk mengetahui besar sumbangan minat terhadap prestasi belajar siswa. Subjek penelitian tersebut adalah siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan tahun pelajaran 2011/2012. Maka peneliti mengambil judul "Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian tersebut dirinci menjadi :
1. Bagaimanakah minat belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012?
C.Batasan Pengertian
Agar tidak terjadi kesalahan dan menimbulkan multitafsir serta untuk menyamakan pandangan, maka penulis membatasi pada definisi sebagai berikut :
1. Minat
Minat adalah ketertarikan terhadap suatu objek yang relatif menetap dan mengandung unsur senang untuk berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.
2. Belajar
Belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, dan sikap.
3. Minat Belajar
Minat belajar adalah perasaan tertarik dan senang terhadap suatu mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran, yang relatif bersifat menetap. Hal ini mencakup mengenai perhatian serta konsentrasi pada mata pelajaran tersebut.
4. Prestasi Belajar
D.Batasan Masalah
Penelitian ini berfokus pada masalah hubungan minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012. Minat belajar siswa memiliki hubungan dengan prestasi belajar, jika minat belajar siswa tinggi maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/1012.
2. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/1012.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian tersebut bermanfaat bagi : 1. Bagi Guru
a. Memberikan masukan dan inspirasi kepada guru dalam mengembangkan minat belajar siswa dalam pembelajaran.
b. Sebagai bahan masukan kepada guru untuk melakukan penelitian 2. Bagi Siswa
Menumbuhkan minat belajar siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar yang baik.
3. Bagi Sekolah,
a. Dapat menambah dokumen hasil penelitian Non-Penelitian Tindakan Kelas (Non-PTK).
b. Memberi inspirasi dalam menciptakan suasana yang mampu meningkatkan minat belajar siswa.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Minat
1. Pengertian Minat
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah minat.
Menurut Hurlock (1978:114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permaian maupun pekerjaan, akan berusaha keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan.
Moh. Surya (2003:67) menyatakan bahwa minat sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.
Menurut Mardapi (2008:112) minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, pengertian, keterampilan untuk tujuan perhatian atau penguasaan.
bahwa perasaan timbul pada saat tertentu. Intensional berarti bahwa reaksi perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau situasi tertentu. Minat menimbulkan rasa tertarik dan senang, sebagai guru dapat melakukan usaha-usaha antara lain:
a. Membina hubungan akrab dengan siswa.
b. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu di atas daya tangkap siswa, namun juga tidak terlalu jauh di bawahnya.
c. Menggunakan media pengajaran yang sesuai. d. Bervariasi dalam prosedur mengajar.
Maka dapat disimpulkan bahwa minat sebagai kekuatan pendorong seseorang untuk memperhatikan pada situasi atau aktifitas. Minat relatif bersifat menetap dan mengandung unsur senang untuk berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.
2. Pentingnya Minat
Syah (2003:151) menjelaskan secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Namun terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya.
3. Ciri-ciri Minat
Menurut Hurlock (1978:115) minat memiliki ciri-ciri antara lain : a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat daripada teman sebayanya. Mereka yang lambat matang, sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi masalah sosial karena minat.
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar.
Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental.
c. Minat berlangsung pada kesempatan belajar.
mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas.
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas akan membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.
e. Minat dipengaruhi budaya.
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang mereka tekuni dengan baik.
f. Minat berbobot emosional.
Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang menetukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan akan melemahkan minat seorang siswa. Namun sebaliknya, jika bobot emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat seorang siswa tersebut.
g. Minat itu egosentris.
mata pelajaran PKn, kepandaian mereka di bidang PKn di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan di bidang organisasi atau politik.
Mardapi (2008:112) menyebutkan beberapa indikator siswa yang berminat antara lain: manfaat belajar, usaha dalam memahami, membaca buku yang berkaitan dengan bidang studi, bertanya di kelas, bertanya kepada teman, bertanya kepada orang lain, mengerjakan soal dengan sunguh-sungguh.
Menurut Baharuddin (2007:178) siswa yang berminat menunjukkan adanya suatu perhatian “attention” yang dapat diartikan sebagai keaktifan jiwa yang dipertinggi. Menurut Baharuddin dalam, pada buku General Psycology mengemukan dua faktor dalam menarik minat sebagai suatu perhatian yakni objective determinant of attention dan subjective determinant of attention.
a. Faktor-faktor yang dapat menentukan perhatian sebagai berikut: 1) Adanya stimulus yang kuat dapat menarik perhatian.
2) Adanya stimulus yang kualitatif dapat menarik perhatian. 3) Adanya stimulus yang besar atau luas dapat menarik perhatian. 4) Adanya stimulus yang berulang-ulang dapat menarik perhatian. b. Faktor-faktor subjektif yang dapat menentukan perhatian yakni:
4. Cara Menemukan Minat Siswa
Hurlock (1978:117) mengemukakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk menemukan minat pada anak, antara lain :
a. Pengamatan Kegiatan
Kita dapat memperoleh petunjuk mengenai minat anak dengan mengamati mainan dan benda-benda yang mereka beli, kumpulkan atau digunakan dalam aktifitas yang mengandung unsur spontanitas.
b. Pertanyaan
Pada saat anak bertanya mengenai sesuatu secara terus-menerus, maka minat anak tersebut lebih besar daripada minatnya mengenai hal yang hanya beberapa kali ditanyakan.
c. Pokok Pembicaraan
Sesuatu yang sering dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya dapat memberikan petunjuk mengenai minat dan seberapa kuat minat anak tersebut.
d. Membaca
Pada saat anak diberi kebebasan dalam memilih buku untuk dibaca atau dibacakan, anak akan memilih topik yang dapat menarik minatnya.
e. Menggambar spontan
f. Keinginan
Ketika anak diberi pertanyaan mengenai apa yang mereka inginkan, mereka dengan jujur akan menyebutkan hal-hal yang paling diminati. g. Laporan mengenai apa saja yang diminati
Ketika anak diberi pertanyaan untuk menyebutkan atau menuliskan mengenai tiga benda atau lebih yang paling diminati, anak-anak akan dapat memberikan petunjuk mengenai hal-hal yang dapat memberikan kepuasan pada diri anak tersebut.
5. Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Kartawidjaja (1987:183-184) minat didorong oleh motivasi. Motivasi adalah tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Minat berdasarkan komponen drive (dorongan) yang mendorongnya, antara lain: dorongan determinan, dorongan untuk mempertahankan hidup.
a. Dorongan keadaan yang ditimbulkan oleh dorongan untuk mempertahankan hidup.
b. Kegiatan mencapai tujuan. Komponen ini dilandasi oleh komponen dorongan mempertahankan dan dorongan keadaan. Jika tujuan dicapai berarti dorongan sebelumnya sudah terpenuhi.
c. Tercapainya tujuan oleh individu.
e. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru untuk menghendaki pemuasannya.
W. S. Winkel (1983:31) menjelaskan bahwa perasaan senang menimbulkan minat yang diperkuat dengan sikap positif. Yang mana diantara hal-hal itu timbul lebih dahulu, sukar ditentukan secara pasti. Mungkin pada umumnya berlaku urutan psikologis sebagi berikut: perasaan senang sikap positif minat. Perasaan tidak senang menghambat dalam belajar, karena tidak melahirkan sikap positif dan tidak menunjang minat dalam belajar.
Sardiman (1986:95) menjelaskan beberapa cara untuk menciptakan minat, adalah :
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar.
b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada masa lampau
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang lebih baik
Esti (2006:358-369) mengemukakan bahwa agar siswa-siswi mereka tertarik pada materi yang mereka sampaikan, maka yang harus dilakukan guru adalah:
a. Materi pelajaran yang disampaikan hendakya berguna bagi siswa. b. Menumbuhkan keingintahuan siswa.
c. Cara penyampaian pelajaran menarik dan bervariasi. d. Menggunakan permainan dan simulasi.
e. Menggunakan teknik-teknik kerja sama dalam kelompok. Sedangkan untuk mengetahui minat siswa, yaitu dengan cara : a. Menanyakan kepada siswa secara langsung atau melalui angket.
b. Anak yang berminat terhadap pelajaran cenderung memiliki perhatian lebih dan cenderung lebih antusias dibanding anak yang tidak berminat. c. Anak yang berminat terhadap pelajaran sering bertanya sebagai wujud
rasa keingintahuan terhadap materi pelajaran yang diminatinya.
d. Memiliki kreativitas yang diartikan sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal yang baru sama sekali atau cukup merupakan gabungan dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
6. Pentingnya Pengukuran Minat
a. Untuk meningkatkan minat anak. Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya.
b. Memelihara minat yang baru timbul. Apabila anak menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas guru untuk memelihara minat tersebut. Apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut.
c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.
Sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah dan di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam hal keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik.
merupakan pertimbangan yang cukup berarti apabila dihubungkan dengan data-data yang lain.
7. Indikator Minat Belajar
Berdasarkan teori diatas maka peneliti mengambil kesimpulan mengenai indikator siswa yang mempunyai minat belajar. Berikut ini indikator-indikator minat belajar siswa :
a. Perhatian terhadap pelajaran
Siswa yang mempunyai minat belajar cenderung akan memperhatikan dan menyimak kegiatan pembelajaran. Siswa mempersiapkan diri sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, menyimak setiap penjelasan dari guru, serta mengikuti jam tambahan atau les.
b. Terciptanya konsentrasi pada pelajaran
Siswa yang mempunyai minat belajar akan senantiasa konsentrasi selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cara menjaga suasana kelas tetap kondusif, tidak ramai atau mengganggu teman, tidak berjalan-jalan pada saat guru menyampaikan materi, tidak mengantuk atau melamun, serta tetap konsentrasi meskipun hampir menjelang waktu istirahat atau pulang sekolah.
c. Respon terhadap pertanyaan dari guru maupun teman
dengan materi yang sedang dibahas, menghargai teman yang sedang menyampaikan pendapat serta memberikan tanggapan.
d. Menyelesaikan tugas yang diberikan guru
Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan serius dan penuh rasa tanggung jawab, yaitu dengan memperhatikan petunjuk atau cara mengerjakannya, mengerjakan dengan sungguh-sungguh, dapat bekerjasama dengan teman, dan menyelesaikan dengan tepat waktu. e. Sikap terhadap pelajaran
Minat belajar siswa dapat ditunjukkan dengan sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran seperti membuat catatan pelajaran, mencari sumber belajar yang lain, mempelajari kembali materi pelajaran, mempelajari materi yang akan dibahas keesokan harinya, siap mengikuti ulangan atau ujian, serta menunjukkan sikap senang terhadap pelajaran. f. Rasa suka terhadap objek
Perasaan suka terhadap materi pelajaran merupakan salah satu pendorong munculnya minat belajar pada diri siswa. Siswa selalu semangat mengikuti kegiatan pembelajaran, mengerjakan tugas-tugas dengan senang hati, serta mempunyai rasa ingin tahu untuk memahami materi yang sedang dibahas.
g. Pengaruh suasana pelajaran
saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, menjaga kebersihan kelas, serta menciptakan hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya.
h. Keinginan yang besar terhadap suatu hal
Keinginan untuk mendapatkan prestasi dan cita-cita akan mendorong minat belajar siswa. Untuk mencapai tujuannya tersebut maka siswa akan giat belajar, dapat mengatur waktu bermain dan belajar baik di sekolah maupun di rumah, serta selalu siap untuk mengikuti ulangan atau ujian yang akan mereka hadapi.
B.Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Menurut Sukmadinata (2009:272), belajar adalah proses internal yang dimanifestasikan dalam perilaku, suatu upaya untuk mengubah perilaku melalui pengalaman.
Menurut Syah (2003:63) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas.
Slameto (2010:2) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hariyanto dan Suyono (2011:9) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks ini, belajar dari tidak tahu menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan.
Surya (2003:32) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar merupakan perubahan dari diri seseorang.
Ahmadi, dkk (1990: 121) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Baharudin (2007:15), ciri-ciri belajar antara lain:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior).
b. Perubahan tingkah laku relative permanent.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan
Menurut Syah (2002: 117-119) setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah :
a. Perubahan itu intensional
akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnyan ia merasakan adanya perubahan dari dalam, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan dan sebagainya.
b. Perubahan positif dan aktif
Positif berarti baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti proses kematangan (misalnya bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
c. Perubahan efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.
3. Unsur-unsur Belajar
Hariyanto dan Suyono (2011: 127) menjelaskan unsur-unsur belajar, yaitu: a. Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para
b. Proses belajar yaitu proses konstruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah.
c. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.
Berdasarkan teori mengenai belajar, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, dan sikap.
4. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Arifin (1988:2-3) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: a. Prestasi belajar sebagi indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Gagne dalam Baharudin (2007:18) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa ketrampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas.
Salim dan Yenny (1991:1190) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan ketrampilan terhadap mata pelajaran yang akan dibuktikan melalui hasil tes.
5. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Syah (2003:144-155) faktor-faktor yang mempengaruhi pestasi belajar siswa adalah :
a. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
1) Aspek Fisiologis (bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
2) Aspek Psikologis (bersifat rohaniah)
Faktor-faktor yang terdapat dalam aspek psikologis umumnya dipandang lebih esensial. Adapun faktor-faktor dalam aspek psikologis tersebut adalah :
a) Tingkat Kecerdasan atau Inteligensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
b) Sikap Siswa
c) Bakat Siswa
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
d) Minat Siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. e) Motivasi Siswa
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal yang mendorong siswa untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
b. Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) Faktor eksternal siswa dibagi menjadi dua macam yaitu: 1) Lingkungan Sosial
Yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
2) Lingkungan Non Sosial
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar (Approach to Learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Peneliti mengambil kesimpulan mengenai pengertian dari prestasi belajar yaitu hasil belajar akademik siswa yang dapat dilihat dari nilai-nilai akademik siswa atau dapat diartikan penguasaan dan perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai hasil dari kegiatan belajar dan penilaiannya diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka.
C.Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar
Syah (2002:136) menyatakan bahwa seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran atau memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi pelajaran itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
menginginkan anak memiliki pengalaman belajar sebaiknya kita dapat memberikan rangsangan atau dorongan sesuai dengan minat anak.
Minat dapat memberikan kesenangan untuk melakukan suatu kegiatan yang akan mereka lakukan. Jika anak memiliki minat terhadap suatu kegiatan pembelajaran, maka akan memiliki pengalaman yang lebih menyenangkan, sehingga akan terhindar dari rasa bosan dan jenuh terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran tersebut.Namun, jika anak tidak memiliki minat terhadap suatu kegiatan pembelajaran, maka akan merasa bosan dan jenuh sehingga akan berakibat terhadap rendahnya prestasi belajar mereka. Hal ini akan menjadikan anak merasa bersalah dan malu, sehingga akan mengurangi kesenangan untuk melakukan kegiatan.
Minat timbul dari perasaan suka yang sifatnya relatif menetap dan terus-menerus serta berkelanjutan. Minat yang timbul dari faktor kebutuhan merupakan pendorong untuk melakukan suatu usaha, khususnya pada saat anak belajar. Dalam bidang pendidikan, minat sangat penting karena sebagai pendorong siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
D.Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan, yaitu :
1. Valentina Dewi Prasetyawati (2011), dengan judul “Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) minat belajar dibagi menjadi tiga kategori yaitu minat belajar rendah 9,68%, minat belajar sedang 29,03%, dan minat belajar tinggi 61,29%. Skor minat belajar terendah 73 dan skor tertinggi adalah 147; (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu prestasi belajar rendah 25,8%, prestasi belajar sedang 29%, dan prestasi belajar tinggi 45,2%. Prestasi belajar siswa terendah adalah 61,8 sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 88; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,78 pada taraf signifikansi 1% dan berada pada tingkat korelasi kuat; (4) sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 78%.
memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan nilai r = 0,797 dan signifikan pada taraf 1%; (4) pola asuh orang tua demokratis memberikan sumbangan 79,7% terhadap prestasi belajar siswa.
3. Nindya Ayu Wulandari (2011), dengan judul “Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3%, siswa dengan minat belajar sedang sebesar 6,7%, serta siswa minat belajar tinggi sebesar 80%; (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 10%, siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 58,33%, serta siswa dengan prestasi belajar tinggi sebesar 31,67%; (3) minat belajar memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,834 dan signifikansi pada taraf 1%; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 83,4% terhadap prestasi belajar.
E.Hipotesis
32
BAB III
METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Menurut Furchan (2009:447-463) penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyelidikan itu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi. Studi korelasi adalah penelitian deskriptif yang sering digunakan dan bertujuan menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel. Studi korelasi memungkinkan peneliti memastikan sejauh mana perbedaan disalah satu variabel ada hubungannya dengan perbedaan dalam variabel yang lain.
Sedangkan Nurkancana (1983:156) menyatakan teknik korelasi adalah suatu teknik yang mencari hubungan antara dua variabel.
B.Tempat Penelitian
C.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 38 siswa, yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
D.Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Arikunto (1993:91) variabel adalah objek peneliti atau apa yang akan menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Furhan (2004:46) klasifikasi variabel penelitian berdasarkan penggunannya didalam penelitian yang sedang dilakukan, yaitu :
2. Variabel bebas (Independent Variable)
perhatian serta konsentrasi pada lima mata pelajaran inti SD yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Indikator minat dari penelitian tersebut adalah :
a. Perhatian terhadap pelajaran
b. Terciptanya konsentrasi pada pelajaran
c. Respon terhadap pertanyaan dari guru maupun teman d. Menyelesaikan tugas yang diberikan guru
e. Sikap terhadap pelajaran f. Rasa suka terhadap objek g. Pengaruh suasana pembelajaran
h. Keinginan yang besar terhadap suatu hal
3. Variabel terikat (Dependent Variable)
F. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data penelitian ini, maka peneliti menggunakan instrumen. Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data agar kegiatan penelitian tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah:
1. Kuesioner
Menurut Arikunto (1986:21) kuesioner juga dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, keusioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan, data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain. Tentang kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu :
a. Ditinjau dari siapa yang menjawab 1) Kuesioner Langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya. 2) Kuesioner Tidak Langsung
Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirmkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga dan lain sebagainya.
b. Ditinjau dari segi cara menjawab
1) Kuesioner Tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
2) Kuesioner Terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beranekaragam.
Peneliti menyusun kuesioner mengacu pada kerangka kuesioner dari Valentina Dewi Prasetyawati (2011) yang berjudul Hubungan Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan Tahun Ajaran
2010/2011
Peneliti memilih kerangka kuesioner dari Valentina Dewi Prasetyawati (2011) dengan alasan karena penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Peneliti melakukan modifikasi dari beberapa indikator minat dan item-item pernyataannya.
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Berikut ini sebaran dari item-item dan kisi-kisi dari instrumen minat belajar yang telah disusun :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Minat
No Indikator Item Positif Item Negatif
1. Perhatian pada pelajaran
• Saya masuk kelas sebelum pelajaran dimulai. (*) • Saya menyimak setiap
penjelasan dari guru. (*) • Saya senang ketika guru
menggunakan alat peraga pada saat pelajaran. (*) • Saya mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan
• Saya bosan apabila ada jam tambahan (les). • PKn, Matematika, Bahasa
Indonesia, dan IPS adalah mata pelajaran yang membosankan. (*) • Saya membuat gaduh saat
guru sedang menjelaskan pelajaran. (*)
• Saya asik bergurau dengan teman ketika guru
• Agar suasana kelas menjadi tenang, maka saya • Saya melamun ketika guru
No Indikator Item Positif Item Negatif menjelang waktu istirahat
atau pulang sekolah.
• Saya menolak ketika diajak ramai oleh teman ketika pelajaran berlangsung. • Saya tenang ketika guru
menjelaskan pelajaran. • Meskipun suasana diluar
kelas sangat ramai, saya tetap fokus terhadap pelajaran. (*) • Saya bertanya kepada guru
dan teman ketika mengalami kesulitan.
• Saya menanggapi pendapat dari kelompok lain.
• Saya mendengarkan teman yang sedang menyampaikan guru, agar tidak salah dalam mengerjakan tugas tersebut. • Saya mengerjakan tugas yang
No Indikator Item Positif Item Negatif • Saya serius dalam
menyelesaikan tugas dari guru. (*)
• Saya membantu teman yang mengalami kesulitan ketika teman pada saat ulangan. • Saya menganggap
pelajaran matematika itu sulit dan membingungkan. • Saya merasa belum siap
ketika menjelang ulangan. • Saya bosan terhadap mata
pelajaran yang banyak
• Saya selalu semangat dalam mengikuti pelajaran. • Saya membuat ringkasan
materi pelajaran pada saat guru memberikan
penjelasan. (*)
• Saya malas ketika guru memberikan pekerjaan rumah. (*)
7. Pengaruh suasana pembelajaran
• Suasana kelas yang ramai sangat menggangu saya dalam belajar.
No Indikator Item Positif Item Negatif baik adalah cita-cita saya. • Saya bangga ketika
mendapatkan nilai yang memuaskan.
• Saya mengatur waktu dengan baik agar prestasi saya tidak turun.
• Saya hanya giat belajar ketika menjelang ujian. • Saya menghabiskan waktu
dirumah dengan bermain daripada belajar.
*) Pernyataan yang mengacu dari Valentina Dewi Prasetyawati (2011)
yang telah dimodifikasi.
Selanjutnya sebaran item-item pernyataan kuesioner minat belajar diatas dimasukkan kedalam tabel kisi-kisi kuesioner minat belajar berikut ini :
Tabel 3.3
Sebaran Item Kuesioner Minat Belajar
No Indikator No. Soal 3 Respon terhadap pertanyaan
dari guru maupun teman
26, 28, 30, 32, 34 19, 21 4 Menyelesaikan tugas yang
diberikan guru
No Indikator No. Soal
Positif Negatif
7 Pengaruh suasana pembelajaran
54, 55, 56 39, 41 8 Keinginan yang besar
terhadap suatu hal
57, 58, 59, 60 43, 45, 47
Jumlah Item 36 24
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan dalam melakukan pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Pengukuran menggunakan alternatif jawaban antara lain: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kuesioner tersebut dapat dilihat pada lampiran 1 kuesioner uji coba penelitian minat belajar halaman 102.
Tabel 3.4
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
G.Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan pada subjek penelitian, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba ini bertujuan untuk menemukan kelemahan-kelemahan instrumen, serta untuk mengetahui dan menyeleksi item-item manakah yang valid dan reliabel agar dapat digunakan dalam penelitian.
Pelaksanaan uji coba tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2012, serta diuji cobakan pada 37 siswa kelas V di SD Negeri Tlogoadi yang beralamatkan di Desa Getas, Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Peneliti memilih SD Negeri Tlogoadi sebagai tempat uji coba karena memiliki latar belakang yang hampir sama dengan SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan. Persamaan latar belakang tersebut yaitu dalam hal inteligensi, tenaga pendidik, tingkat ekonomi dari keluarga siswa, dan lingkungan sosialnya.
4. Pengujian Validitas
apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Untuk mengukur validitas pada penelitian tersebut menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Menurut Masidjo (1995:246) rumus tersebut adalah sebagai berikut :
rxy = N ∑XY−(∑X) (∑Y)
�{N ∑X2− ( ∑X )2} {N ∑Y2− ( ∑Y )2}
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi
∑x = Jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir) ∑y = Jumlah skor dalam sebarann y (skor item total) ∑xy = Jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan ∑x2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x ∑y2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y N = Jumlah responden
Langkah-langkah menguji validitas menggunakan Program SPSS Statistics 17.0 For Windows adalah sebagai berikut :
a. Memasukkan data skor yang diperoleh data kedalam data uji coba menggunakan Program Microsoft Office Excel.
b. Menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa menggunakan Program Microsoft Office Excel.
c. Mentabulasi data kedalam tabel uji coba pada Program SPSS Statistics 17.0 For Windows.
d. Menguji validitas dengan langkah Analyze → Correlate →Bivariate → memindahkan semua item ke kolom variabel →beri tanda cek ( √ ) pada kotak dengan pilihan Pearson dan Two Tailed pada kolom Test Of Significance →klik OK.
Berdasarkan konsultasi dengan dosen pembimbing bahwa koefisien korelasi menggunakan batasan rxy ≥ 30, yang artinya suatu item dinyatakan valid apabila taraf signifikansinya lebih besar atau sama dengan 30 (≥30).
Setelah dilakukan uji coba dan penghitungan 60 item pernyataan, maka diperoleh 40 item yang valid dan 20 item yang tidak valid. Tabel pengujian validitas per item dapat dilihat pada lampiran 4 hasil analisis uji validitas kuesioner minat belajar siswa kelas V SDN Tlogoadi Tahun Pelajaran 2011/2012 halaman 118.
Berikut ini adalah tabel validitas item kuesioner minat belajar yang telah dihitung, yaitu :
Tabel 3.5
Validitas Item Kuesioner Minat Belajar
No Indikator 2 Terciptanya konsentrasi pada
pelajaran
5 5 10 6 4
3 Respon terhadap pertanyaan dari guru maupun teman
5 2 7 4 3
4 Menyeleasikan tugas yang diberikan guru
5 3 8 7 1
5 Sikap terhadap pelajaran 4 4 8 7 1
6 Rasa suka terhadap objek 3 1 4 4 0
7 Pengaruh suasana pembelajaran 3 2 5 0 5 8 Keinginan yang besar terhadap
suatu hal
4 3 7 5 2
Jumlah 36 24 60 40 20
sebagai instrumen penelitian. Item pernyataan yang telah direvisi dapat dilihat pada lampiran 8 tabel revisi item pernyataan kuesioner minat belajar siswa halaman 131.
5. Pengujian Reliabilitas
Arikunto (1986:75) menjelaskan bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.
Menurut Masidjo (1995:209) yang dimaksud dengan reabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut sebagai koefisien reliabilitas atau rtt yang dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara ±0,00 sampai dengan ±1,00. Berikut ini adalah tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas :
Tabel 3.6
Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi ±0,91 - ±1,00 Sangat Tinggi
±0,71 - ±0,90 Tinggi
±0,41 - ±0,70 Cukup
±0,21 - ±0,40 Rendah
Proses penghitungsn taraf reliabilitas adalah dengan cara memberikan skor pada setiap butir pernyataan kemudian memasukkannya ke dalam data uji coba. Skor awal yang nilainya 4, 3, 2, 1 harus diubah menjadi skor diskrit (nominal). Skor diskrit adalah skor yang hanya mempunyai dua tipe jawaban yaitu ya dan tidak, sehingga skor uji coba tersebut diubah menjadi nilai 1 dan 0. Skor 4 dan 3 diubah menjadi 1, sedangkan skor 2 dan 1 diubah menjadi 0. Hasil skor yang telah diubah menjadi skor diskrit dapat dilihat pada lampiran 3 tabel skoring 0,1 uji coba kuesioner halaman 113.
Untuk menguji reliabilitas menggunakan Metode Belah Dua (Split -Half Method). Menurut Masidjo (1995:218-220) hasil dari satu tes dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni bagian pertama yang dapat berupa hasil atau skor yang berasal dari item-item bernomor gasal, dan bagian kedua berupa hasil atau skor yang berasal dari item-item bernomor genap. Adapun rumus untuk menghitung reliabilitas yaitu :
rxy =
N ∑XY−(∑X) (∑Y)
�{N ∑X2− ( ∑X )2} {N ∑Y2− ( ∑Y )2}
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi gasal genap N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor belahan gasal ∑Y = Jumlah skor belahan genap
∑X2
= Jumlah kuadrat skor belahan gasal ∑Y2
= Jumlah kuadrat skor belahan genap
Masidjo (1995:219) menyatakan karena hasil dari satu tes itu dibagi menjadi dua bagian, maka koefisien korelasi dari dua bagian tersebut baru mencerminkan taraf reliabilitas separo atau setengah tes. Taraf reliabilitas satu tes diperoleh dengan mempergunakan formula koreksi dari Spearman -Brown. Adapun rumus koefisien korelasi dari Spearman - Brown adalah sebagai berikut :
𝑟𝑟𝑡𝑡𝑡𝑡 =
2 𝑋𝑋 𝑟𝑟𝑔𝑔𝑔𝑔 𝑎𝑎𝑡𝑡𝑎𝑎𝑎𝑎𝑟𝑟𝑏𝑏𝑏𝑏 1 + 𝑟𝑟𝑔𝑔𝑔𝑔 𝑎𝑎𝑡𝑡𝑎𝑎𝑎𝑎𝑟𝑟𝑏𝑏𝑏𝑏
Keterangan :
rtt = Koefisien reliabilitas rgg = Koefisien gasal-genap rbb = Koefisien belahan I dan II
Tabel 3.7
Hasil Penghitungan Koefisien Reliabilitas Uji Coba
Angket Koefisien reliabilitas
Hasil uji coba Keterangan
Minat belajar 0,93 Tinggi
reliabilitas halaman 123. Setelah diketahui taraf reliabilitasnya, maka 40 item yang valid tersebut dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Kemudian 40 item yang valid dan reliabel tersebut digabung dengan 4 item yang telah direvisi sehingga jumlah item pernyataan untuk penelitian yaitu 44 pernyataan yang dapat dilihat pada lampiran 9 tabel kisi-kisi instrumen penelitian minat belajar halaman 132, sedangkan kuesioner penelitian minat belajar dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 136.
H.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi serial. Teknik korelasi serial dibagi menjadi dua yaitu korelasi biserial dan korelasi triserial. Dalam penelitian tersebut menggunakan teknik korelasi triserial, maka minat akan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu minat belajar rendah, minat belajar sedang, dan minat belajar tinggi. Data minat tersebut berskala ordinal. Data prestasi belajar diperoleh dari rata-rata nila lima mata pelajaran inti (Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS). Prestasi belajar dibagi menjadi tiga kategori yaitu prestasi belajar rendah, prestasi belajar sedang, dan prestasi belajar tinggi. Data prestasi belajar tersebut berskala interval.
rser = ∑{(Or− Ot) (M)} SDtot ∑ � (Or − Ot)2
p � Keterangan :
Or = Ordinat yang lebih rendah Ot = Ordinat yang lebih tinggi M = Mean
SDtot = Standar Deviasi Total
p = Proporsi individu dalam golongan
Berdasarkan dari rumus korelasi serial diatas, maka yang diperlukan adalah ordinat yang lebih rendah (Or), ordinat yang lebih tinggi (Ot), mean (M), standar deviasi total (SDtot), dan proporsi individu dalam golongan (P).
Adapun langkah-langkah untuk menghitung korelasi serial adalah sebagai berikut :
1. Mendaftar nilai setiap kelompok
Berdasarkan skor minat yang telah diperoleh, maka dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok minat belajar rendah, kelompok minat belajar sedang, dan kelompok minat belajar tinggi. Berikut ini adalah tabel rentang pengelompokan skor minat belajar :
Tabel 3.8
Pengelompokan Skor Minat Belajar
Kelompok Minat Interval Skor
Kelompok Minat Rendah 44 – 87
Kelompok Minat Sedang 88 – 131
2. Menghitung banyaknya subjek dalam setiap kelompok (nk) 3. Menentukan proporsi individu dalam kelompok (p)
Untuk menghitung proporsi dalam setiap kelompok (p) menggunakan rumus berikut ini :
p =
𝑛𝑛
𝑘𝑘𝑁𝑁
Keterangan : p = proporsi
nk = banyaknya subjek dalam kelompok N = banyaknya subjek seluruhnya
4. Menghitung nilai rata-rata (mean) setiap kelompok
Menurut Masidjo (1995:123) rumus yang digunakan untuk memperoleh rata-rata (mean) tiap kelompok adalah sebagai berikut :
M = ∑X
𝑛𝑛𝑘𝑘
Keterangan : M = Mean
∑X = Jumlah semua skor prestasi setiap kelompok nk = Jumlah subjek dalam kelompok
6. Membuat tabel kerja
Tabel kerja digunakan untuk mempermudah peneliti dalam menghitung korelasi serial.
7. Mencari standar deviasi total
Standar deviasi total dapat dihitung dengan rumus berikut ini :
SD𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 = 1
N �N ∑X
2 − (∑X)2
Keterangan :
SDtot = Standar Deviasi Total N = Jumlah siswa
∑X = Jumlah semua skor prestasi semua kelompok
8. Menghitung korelasi serial (dalam hal ini disebut korelasi tri serial karena ada tiga kategori), dengan menggunakan rumus berikut ini :
rser = ∑{(Or − Ot) (M)} SDtot ∑ �
(Or − Ot)2
p �
Keterangan :
rser = Koefisien korelasi serial Or = Ordinat yang lebih rendah Ot = Ordinat yang lebih tinggi M = Mean
SDtot = Standar deviasi total
Menurut Sugiyono (2010:231) untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada tabel berikut ini :
Tabel 3.9
Klasifikasi Koefisien Korelasi Serial Menurut Sugiyono Koefisien Korelasi Klasifikasi
±0,00 - ±0,199 Sangat Rendah
±0,20 - ±0,399 Rendah
±0,40 - ±0,599 Sedang
±0,60 - ±0,799 Kuat
±0,80 - ±1,000 Sangat Kuat
Menurut Hasan (2002:23) hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode korelasional mencari hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti. Korelasi yang terjadi antara dua variabel-variabel atau lebih dapat berupa hal-hal sebagai berikut :
a. Korelasi positif, yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variabel lainnya cenderung untuk meningkat pula, atau sebaliknya jika variabel yang satu turun, maka variabel lainnya juga akan turun.
b. Korelasi negatif, yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variabel lainnya cenderung untuk menurun, atau sebaliknya jika variabel yang satu turun, maka variabel lainnya cederung meningkat.
Untuk pengujiannya berdasarkan ketentuan berikut ini :
a. Jika rhitung < rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat diketahui tidak ada hubungan antara dua variabel tersebut.
b. Jika rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diketahui ada hubungan antara dua variabel tersebut.
9. Uji signifikansi
Sugiyono (2010:230-231) menyatakan bahwa data dari koefisien yang diperoleh dalam sampel tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel diambil, atau data tersebut mencerminkan keadaan populasi. Sedangkan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi menggunakan uji t dengan rumus berikut ini :
t = r √n−2
√1−r2
Keterangan :
t = Taraf signifikansi r = Koefisien korelasi serial n = Jumlah siswa
Langkah selanjutnya yaitu hasil penghitungan dari thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% dan derajat bebas (db) = n - 2. Tabel nilai dalam distribusi t dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 151. 10. Menurut Hasan (2003:24) selain koefisien korelasi, koefisien lain yang
variabel yang satu terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini koefisien penentu (KP) digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa. Untuk menghitung koefisien penentu atau KP menggunakan rumus berikut ini :
KP = rser 2 x 100% Keterangan :
57 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
Penelitian mengenai hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar ini dengan subjek penelitian siswa kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian dilaksanakan pada hari selasa tanggal 24 April 2012, pukul 11.30-12.15 WIB. Pada waktu pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh seorang teman mahasiswa agar pelaksanaan penelitian berjalan lancar serta membantu dalam mengambil dokumentasi.
Pelaksanaan penelitian diawali dengan doa, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, peneliti memberikan petunjuk pelaksanaan penelitian. Peneliti memberikan pesan kepada siswa agar memberikan jawaban dengan sejujur-jujurnya. Kemudian peneliti membagikan kuesioner kepada semua siswa. Peneliti membacakan terlebih dahulu setiap item pernyataan dari kuesioner, kemudian siswa memberikan jawaban pada lembar jawab yang telah disediakan. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila siswa kurang memahami maksud dari pernyataan suatu item. Seluruh siswa pada saat penelitian sangat kondusif, tertib dan sunguh-sungguh. Setelah selesai mengisi kuesioner, maka siswa mengumpulkan kembali kuesioner tersebut dengan tertib dan dalam keadaan rapi.
1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Margomulyo 1 Seyegan