• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SOMPOKAN SEYEGAN

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Ratih Yuni Astuti

NIM : 081134106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SOMPOKAN SEYEGAN

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Ratih Yuni Astuti

NIM : 081134106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Persembahan

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Tuhan Yang Maha Esa

Kedua Orang Tuaku Tercinta Adikku dan kakakku terkasih

Segenap Keluarga Besar Alm.Citro Dimedjo & Alm. Kartodinomo Seseorang yang menjadi penyemangatku dan inspirasiku

Sahabat sahabatku

(6)

v

Motto

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan

shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153)

Apa yang bisa kamu lakukan sekarang, lakukanlah! Hidup adalah sebuah pilihan dan perjuangan

Jangan buang waktumu dengan melakukan hal yang tidak perlu. Berfokuslah pada hal yang menjadikan dirimu tumbuh menjadi lebih baik

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen untuk menyelesaikannya

Yakinlah dan percayalah bahwa kita mampu untuk menyelesaikannya

“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Ratih Yuni Astuti Nomor Mahasiswa : 08 1134 106

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SOMPOKAN SEYEGAN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 23 Juli 2012

Yang menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SOMPOKAN SEYEGAN SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Ratih Yuni Astuti Universitas Sanata Dharma

2012

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif tentang korelasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) minat belajar siswa; (2) prestasi belajar siswa; (3) hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) besar sumbangan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 April 2012 di kelas V SD Negeri Sompokan, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 41 siswa. Dalam penelitian ini, ada dua variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu minat belajar siswa dan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dan dokumentasi nilai rapor. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi serial dengan taraf signifikansi 1%.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) jumlah siswa yang berada dalam minat belajar rendah sebesar 21,95%, minat belajar sedang sebesar 29,27%, dan minat belajar tinggi sebesar 48,78%. Skor untuk minat belajar terendah adalah 84 dan skor untuk minat belajar tertinggi adalah 164; (2) jumlah siswa yang berada dalam prestasi belajar rendah sebesar 31,7%, prestasi belajar sedang sebesar 29,27%, dan prestasi belajar tinggi sebesar 39,02%. Prestasi belajar terendah adalah 59,4 sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 85,6; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,82 dan berada pada tingkat sangat kuat serta nilai t = 8,9469 pada taraf signifikansi 1% dengan ttabel = 2,70791; (4) sumbangan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa sebesar 67,24% sedangkan 32,76% berasal dari faktor yang lain.

(10)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE INTEREST IN LEARNING AND THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADERS OF SOMPOKAN STATE ELEMENTARY SCHOOL SAYEGAN SEMESTER 1

ACADEMIC YEAR 2011/2012

Ratih Yuni Astuti Sanata Dharma University

2012

This research was a descriptive research. This research was aimed to find out (1) students interest in learning; (2) students learning achievement; (3) the relationship between the interest in learning and the students learning achievement; (4) the contribution of the interest in learning to the students learning achievement.

This research was conducted on 24th April 2012. The research subjects were 41 fifth graders of Sompokan State Elementary School. There were two variables in this research. They were independent variable and dependent variable. The independent variable was the interest in learning, and the dependent variable was the students learning achievement. The instruments to collect the data were questionnaires and the documentary of school reports. The data were analyzed using serial correlation technique with the significant level 1%.

The results of this research showed (1) the number of students who are in low interest in learning (21.95%), satisfactory interest in learning (29.27%), high interest in learning (48.78%). The score for the lowest interest in learning was 84, and the score for the highest interest in learning was 164; (2) the number of students who are in low learning achievement (31.7%), satisfactory learning achievement (29.27%), and high learning achievement (39.02%). The lowest learning achievement was 59.4, while the highest learning achievement was 85.6; (3) there was a positive and significant relationship between the interest in learning and the students learning achievement. The value of the correlation coefficient (tcounted) was 0.82 in the level of very strong, and the value of t = 8.9469 on the significant level = 1%, and with ttable = 2.70791; (4) the interest in learning that contributes to the students learning achievement was as big as 67.24%, while the other factors were 32.76%.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD

Negeri Sompokan Seyegan Tahun Pelajaran 2011/2012” ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak lain baik secara moriil maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G.Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,BST.,M.A. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I yang memberikan dorongan, arahan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. J. Sumedi selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan bantuan, dorongan, arahan dan bimbingan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

5. Suwaldi, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Sompokan yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

6. Bapak atau Ibu guru kelas VA dab VB SD Negeri Sompokan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian sehingga penelitian tersebut dapat berjalan dengan lancar.

(12)

xi

8. Seluruh dosen Prodi PGSD yang telah memberikan dukungan, bimbingan dan bantuannya.

9. Seluruh karyawan sekretariat PGSD, atas kerjasamanya dalam melayani pembuatan surat ijin penelitian.

10. Kedua orang tuaku Bapak Radiyono dan Ibu Jumiyati yang telah mendidik, memberikan kasih sayang, doa, dukungan baik secara moriil dan materiil. I love you my parents.

11. Segenap Keluarga Besarku, Mbak Susi, Mas Seno, Mas Paul, Theresia, Reza, Pakde Paryono, Pakde Surat, Budhe Susana, Om Sukarjo, Bulek Hartini, Bulek Dayu, Bulek Kis, Bulek Apti, Om Joko.

12. Sahabat-sahabatku, Vero, Siwi, Prima, Vina, Tya, Fara, Andi, Siti, Mas Joko,Rini Dj

13. Sahabat istimewaku Mas Atoq

14. Teman-teman (Cah Ccc) community, is the best . . .

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantuku selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 23 Juli 2012 Penulis

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

5. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22

(14)

xiii

D. Penelitian Yang Relevan ... 31

E. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Tempat Penelitian ... 36

C. Subyek Penelitian ... 36

D. Jadwal Penelitian ... 36

E. Variabel Penelitian ... 37

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

G. Uji Coba Instrumen ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57

1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sompokan ... 58

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sompokan ... 64

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sompokan ... 70

4. Sumbangan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 83

B. Pembahasan ... 84

1. Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sompokan ... 84

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sompokan ... 87

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sompokan ... 92

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 101

DAFTAR REFERENSI ... 103

LAMPIRAN ... 106

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat ... 39

Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner ... 43

Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ... 44

Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas ... 46

Tabel 3.6 Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ... 48

Tabel 3.7 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reabilitas ... 49

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Koefisien Reabilitas Uji Coba ... 51

Tabel 3.9 Pengelompokan Skor Angket Minat Belajar ... 53

Tabel 3.10 Klasifikasi Koefisien Korelasi Serial ... 55

Tabel 4.1 Skor Minat Belajar Siswa ... 58

Tabel 4.2 Tabel Klasifikasi Skor Minat Belajar Siswa ... 61

Tabel 4.3 Data Klasifikasi Skor Minat Belajar Siswa ... 61

Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa ... 65

Tabel 4.5 Tabel Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 67

Tabel 4.6 Data Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 68

Tabel 4.7 Hubungan Skor Minat Dan Prestasi Belajar Siswa ... 72

Tabel 4.8 Banyaknya Subyek Dalam Kelompok ... 75

Tabel 4.9 Proporsi Individu Dalam Setiap Kelompok ... 75

Tabel 4.10 Nilai Rata-rata (Mean) Dari Setiap Kelompok ... 76

Tabel 4.11 Nilai Ordinat ... 77

(16)

xv

DAFTAR DIAGRAM

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba Penelitian ... 107

Lampiran 2 Tabel Skoring (1,2,3,4) Hasil Uji Coba Kuesioner ... 112

Lampiran 3 Tabel Skoring (0,1) Hasil Uji Coba Kuesioner ... 117

Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner ... 122

Lampiran 5 Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ... 124

Lampiran 6 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa 125 Lampiran 7 Hasil Analisis Uji Reabilitas Kuesioner ... 127

Lampiran 8 Tabel Revisi Item Soal Kuesioner Tiap Indikator ... 132

Lampiran 9 Tabel Revisi Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ... 134

Lampiran 10 Tabel Revisi Sebaran Item Kuesioner ... 138

Lampiran 11 Kuesioner Penelitian Minat Belajar ... 139

Lampiran 12 Data Skor Minat Belajar Siswa ... 143

Lampiran 13 Data Prestasi Belajar Siswa ... 145

Lampiran 14 Tabel Hubungan Kelompok Minat dengan Kelompok Prestasi Belajar 147 Lampiran 15 Tabel Ordinat Pada Kurva Normal ... 149

Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai r Produk Momen-Dari Pearson ... 151

Lampiran 17 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t ... 153

Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian ... 155

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu komponen dalam pendidikan yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Guru sangat memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Suatu kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana jika kedua komponen tersebut dalam keadaan siap. Guru siap dan mampu menjadi fasilitator bagi siswa, sedangkan siswa juga harus siap untuk mengikuti pembelajaran dan mengoptimalkan seluruh kemampuannya agar ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, utuh dan optimal. Jika kedua hal tersebut dapat berjalan dengan lancar dan benar-benar dalam kondisi yang siap maka harapannya suatu kegiatan pembelajaran akan terlaksana dengan efektif dan efisien.

(19)

dicapai oleh siswa. Oleh karena itu seorang guru harus tahu karakteristik masing-masing siswanya.

Peningkatan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan khususnya guru SD, yang merupakan ujung tombak dari pendidikan dasar. Di mulai dari pendidikan dasar akan terbentuk semua karakter dan kepribadian seorang anak. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama yang mempengaruhi keberhasilan siswa adalah faktor dari dalam (intrinsik), seperti bakat, motivasi, minat dan kemampuan awal. Faktor kedua yaitu faktor dari luar siswa (ekstrinsik) seperti guru, fasilitas belajar, teman belajar, lingkungan belajar, metode dan media. Di sisi lain pembelajaran yang berorientasi pada hasil tidak terlalu memperhatikan bagaimana proses pembelajaran, tetapi lebih menitikberatkan pada hasil belajar yang akan dicapai siswa. Hasil belajar diukur melalui nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu semester yang kemudian disebut prestasi belajar siswa. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang erat. Apabila proses belajar dilaksanakan dengan optimal maka hasil belajarnya pun akan maksimal.

(20)

berorientasi pada hasil yang dicapai siswa dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang tinggi. Kita bisa mendapatkan dokumen tersebut dalam buku rapor siswa setelah mengikuti ujian akhir semester di sekolah.

Seperti yang telah dibahas di atas, salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah minat belajar siswa. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada sesuatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003: 180). Minat adalah hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin kuat atau besar minatnya. Minat merupakan salah satu faktor intrinsik penentu keberhasilan belajar. Oleh sebab itu, peranan minat adalah dalam hal menumbuhkan semangat siswa, siswa merasa senang dan semangat dalam belajar, prestasi belajar itu akan optimal kalau ada minat. Minat mampu menambah kegembiraan kepada siswa dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran. Siswa tidak merasa jenuh dan tertekan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa yang berminat mengikuti kegiatan pembelajaran maka ia akan bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang baik dibandingkan siswa yang tidak berminat. Jadi, menjadi seorang guru tidaklah mudah, butuh kesabaran, kewibawaan, kedisiplinan, bersikap hangat, jujur, dapat dipercaya dan peka terhadap sesuatu. Di lain sisi, seorang guru membutuhkan suatu keadaan yang membuat guru tersebut nyaman dalam mengajar anak-anaknya.

(21)

mengikuti pembelajaran. Jika dalam kegiatan pembelajaran siswa merasa jenuh dan bosan, maka akan membawa dampak pada psikologis dalam diri siswa. Minat belajar siswa menjadi terganggu, yang akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang menurun.

Untuk itu diperlukan adanya pengukuran minat belajar siswa, khususnya terhadap siswa sekolah dasar (SD), karena anak usia sekolah dasar sangat rentan dengan masalah-masalah belajar dan membutuhkan pendampingan yang lebih intensif dalam belajar. Pengukuran minat ini, dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan minat anak-anak, memelihara minat yang baru timbul, mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik serta sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak dalam kegiatan yang cocok baginya.

Berdasarkan alasan tersebut di atas, peneliti sebagai calon guru SD terpanggil untuk meneliti minat belajar siswa. Minat belajar tersebut akan dilihat hubungannya dengan prestasi belajar siswa selama satu semester. Prestasi belajar ini diukur melalui rapor yang terwakili dalam lima mata pelajaran inti SD yakni Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Peneliti mengambil lima mata pelajaran inti SD tersebut karena kelima mata pelajaran inti sudah mewakili semua mata pelajaran yang lain dan peneliti hanya berfokus untuk meneliti pada lima mata pelajaran tersebut.

(22)

mempengaruhinya. Untuk itu, dalam penelitian ini juga akan dibahas tentang seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa. tujuannya adalah untuk mengetahui berapa besar sumbangan minat itu sendiri terhadap prestasi belajar siswa.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Hubungan Minat Belajar

dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B.Rumusan Masalah

Permasalahan dirinci menjadi :

1. Bagaimanakah minat belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012?

4. Berapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa?

C.Batasan Masalah

(23)

1. Siswa SD Negeri Sompokan dipilih sebagai tempat penelitian karena beberapa alasan. Pertama, latar belakang SD Negeri Sompokan tidak jauh berbeda dengan keadaan di SD tempat uji coba kuesioner. Kesamaan dalam latar belakang, misalnya guru, lingkungan sekolah, lingkungan sekitar sekolah, intelegensi, dan sebagainya. Kedua, SD Negeri Sompokan terletak di daerah yang strategis yaitu di dalam pemukiman penduduk sehingga mudah untuk dijangkau untuk para siswa. Ketiga, peneliti sangat ingin mengetahui minat belajar siswa kelas V, prestasi belajar siswa serta hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar. Peneliti mengambil sampel siswa kelas V SD Negeri Sompokan.

2. Peneliti hanya berfokus untuk melakukan penelitian pada lima mata pelajaran inti SD yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

3. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah penelitian menggunakan kuesioner atau angket dengan jenis penelitian deskriptif studi korelasi.

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain :

1. Mendeskripsikan bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.

(24)

3. Mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.

4. Mengetahui besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar bermanfaat bagi semua pihak, baik guru, siswa, sekolah maupun peneliti lain. Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan memberi wawasan kepada guru akan pentingnya menumbuhkan minat belajar siswa dalam rangka mencapai prestasi yang baik

2. Bagi Siswa, agar mampu menjadi pemicu sehingga memiliki minat dalam belajar.

3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran tentang minat belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan.

4. Bagi Peneliti lain

(25)

F. Batasan Istilah

1. Belajar : Perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Moh. Surya (2003:67) minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

Sardiman (2007:76) mengemukakan minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Dari beberapa pengertian minat diatas, maka peneliti menyimpulkan minat adalah ketertarikan siswa pada suatu obyek yang relatif menetap dan mengandung unsur senang.

(27)

psikologis perasaan mengandung nilai, perasaan senang memberikan nilai positif sedangkan perasaan tidak senang memberikan nilai negatif. Perasaan yang bernilai positif tersebut menumbuhkan minat pada diri siswa. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran guru harus dapat membuat siswa selalu merasa senang dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas, jelas bahwa minat pengaruhnya sangat besar dalam belajar atau kegiatan. Pelajaran yang dapat menarik minat siswa lebih mudah untuk dipelajari karena minat siswa untuk belajar menjadi bertambah. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukannya sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

2. Faktor Pendorong Minat

Perasaan senang merupakan salah satu pendorong munculnya minat pada diri siswa. Minat dan motivasi memiliki hubungan yang sangat erat. Esti (2002:365) menyatakan bahwa salah satu cara untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan dengan minat-minat siswa.

(28)

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar.

b. Pemberian pujian berbentuk reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik.

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang lebih baik.

d. Menggunakan berbagai macam metode mengajar yang bervariasi supaya siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran.

3. Ciri-ciri Minat Belajar

Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang terhadap obyek yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.

d. Ada rasa ketertarikan pada suatu aktivitas-aktivitas yang diminati. e. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang

lainnya.

f. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Berdasarkan ciri-ciri minat dari beberapa tokoh diatas, peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri minat antara lain:

1) Perasaan senang

(29)

3) Ketertarikan pada materi dan guru 4) Kesadaran akan adanya manfaat belajar 4. Pentingnya Pengukuran Minat

Ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat para siswa. Nurkancana (1983 : 225) mengemukakan tersebut antara lain :

1. Untuk meningkatkan minat anak-anak

Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat para siswa. Minat merupakan komponen penting dalam pendidikan dan pengajaran. Guru tidak boleh mengabaikan hal ini karena bisa saja tidak akan berhasil di dalam pekerjaannya mengajar.

2. Memelihara minat yang baru timbul

Apabila siswa menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut. Siswa yang baru masuk ke suatu sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila siswa telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat siswa yang baru tumbuh tersebut.

3. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik

(30)

baik. Dalam keadaan tertentu siswa sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat siswa yang tertuju kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat siswa tersebut kepada hal-hal yang baik.

4. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada siswa tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.

Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang sukses tidaknya siswa dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun minat merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.

5. Aspek Yang Mempengaruhi Minat

Hurlock (2005 : 117) minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: 1) Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajar baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

2) Aspek Afektif

(31)

tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.

3) Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

6. Indikator Minat Belajar

Berdasarkan penjelasan teori di atas, peneliti menjabarkan delapan indikator minat belajar siswa sebagai berikut :

a. Perhatian terhadap pelajaran

(32)

b. Konsentrasi terhadap pelajaran

Siswa konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik agar tercipta suatu usaha belajar yang menimbulkan kegembiraan dalam belajar dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah, minat, dapat membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri bagi siswa. Konsentrasi terhadap pelajaran meliputi : siswa jarang melamun di dalam kelas saat mengikuti pembelajaran, siswa bersikap serius saat mendengarkan guru menyampaikan materi, siswa tetap mengikuti pembelajaran di kelas walaupun di luar kelas ada teman yang mengajak bermain.

c. Respon terhadap pertanyaan dari guru maupun teman

Apabila pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang besar terhadap pelajaran tersebut. Hal ini meliputi : siswa akan bertanya jika ada materi yang belum jelas, siswa berusaha menjawab pertanyaan guru tanpa harus ditunjuk oleh guru, dan siswa menanggapi pendapat teman. d. Menyelesaikan tugas yang diberikan

(33)

mengerjakan tugas, siswa selalu bersemangat jika guru memberikan tugas atau PR.

e. Sikap terhadap pelajaran

Siswa yang berminat dalam belajar mempunyai sikap emosional yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran, selalu mengerjakan tugas-tugas baik tugas di rumah ataupun di sekolah, siswa tidak berjalan ke sana kemari ketika guru sedang menjelaskan materi, siswa tidak membuat kegaduhan di dalam kelas serta siswa menyimak dan memperhatikan ketika guru sedang memberikan materi.

f. Rasa suka terhadap obyek

Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memahami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal, siswa senang apabila diberi tugas atau PR. Siswa akan merasa senang terhadap obyek tersebut dikarenakan ia memliki minat dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap bahan yang dipelajarinya.

Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. g. Suasana pembelajaran

(34)

mengapresiasikan kemampuan dan pengetahuannya. Oleh karena itu, siswa tidak akan cepat mengalami kebosanan dalam belajar.

Siswa yang memiliki minat belajar akan menjaga suasana kelas agar tetap kondusif sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang efektif. Agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan, guru dan siswa juga bisa menjaga lingkungan kelas yaitu dengan piket kelas sehingga ruangan kelas tersebut tampak bersih dan rapi. Siswa merasa nyaman ketika belajar di kelas.

h. Keinginan terhadap suatu hal

Semua siswa mempunyai pengalaman belajar ketika ia sudah mengikuti proses pembelajaran. Salah satu contohnya yaitu ketika siswa ingin memperoleh prestasi yang tinggi. Dengan adanya keinginan untuk memperoleh prestasi tersebut, maka siswa akan berusaha untuk meningkatkan minat belajar mereka. Mereka akan berusaha untuk memperoleh nilai yang baik dengan belajar yang rajin, mengatur waktu bermain, dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.

(35)

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Hamalik (2008:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experience). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

Slameto (2010:2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar menurut Gagne dalam Agus Suprijono ( 2009 : 2 ) adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secar ilmiah.

Morgan dalam Agus Suprijono ( 2009 : 2 ) juga berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

(36)

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

2. Ciri Khas Perilaku Belajar

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan spesifik. Syah (2002: 116) ada 3 ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar adalah yakni:

a) Perubahan yang bersifat intensional

Siswa dapat merasakan perubahan dalam dirinya. Dimana siswa akan merasa bertambah dalam hal pengetahuan, kebiasaan, sikap, pandangan terhadap sesuatu, ketrampilan.

b) Perubahan yang positif dan aktif

Positif berarti baik, bermanfaat, serta sesuai harapan. Perubahn aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

c) Perubahan yang efektif dan fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat bagi siswa. Perubahan fungsional yakni perubahan yang relatif menetap dan setiap saat dibutuhkan dan dapat mendorong perubahan-perubahan positif lainnya.

3. Pengertian Prestasi Belajar

(37)

meliputi aspek pembentukan watak siswa. Kata prestasi sering digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

Suprijono (2009:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar dan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

4. Jenis-jenis Prestasi Belajar

Ada beberapa jenis hasil belajar, menurut Gagne dalam Suprijono (2009:5) hasil belajar berupa :

a. Informasi verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

(38)

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampialn intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap yaitu kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasikan dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Secara umum, indikator prestasi belajar biasanya menggunakan klasifikasi dari Benyamin Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik, sebagaimana dikutip Nana Sudjana (2009:23-26), yaitu:

a. Ranah kognitif

(39)

b. Ranah afektif

Ranah ini terkait dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe prestasi belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

c. Ranah psikomotorik

Ranah ini berkenaan dengan prestasi belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar); keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain; kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan; gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks; dan kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan intepretatif.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(40)

berasal dari luar (ekstern). Muhibbin (1995:132-139) mengemukakan ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yakni :

a. Faktor intern

Faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri meliputi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.

1) Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis siswa merupakan aspek yang bersifat jasmaniah. Hal ini dapat dilihat dari kondisi umum tubuh siswa dan kondisi organ-organ khusus siswa. Kondisi umum tubuh siswa misalnya keadaan tubuh yang lemah disertai pusing dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya menjadi kurang dimengerti atau bahkan tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan telinga dan mata juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya di kelas.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara psikologis (rohaniah). Faktor-faktor yang dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut.

a) Intelegensi Siswa

(41)

cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi (IQ) siswa sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecik pula peluangnya dalam meraih kesuksesan. Kemampuan intelegensi siswa itu berbeda-beda. Dalam mayoritas siswa yang normal (IQ 70-130), ada pula siswa yang tergolong gifted child atau talented child yakni anak sangat cerdas dan berbakat (IQ di atas 130), dan anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata (IQ di bawah 70).

b) Sikap Siswa

(42)

tersebut ataupun prestasi yang dicapai akan kurang memuaskan. Guru dituntut untuk lebih dahulu menunjukkan sikap positif

pada dirinya dan terhadap mata pelajaran yang dipegangnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan sikap negatif siswa. Guru yang demikian tidak hanya mengusai bahan-bahan yang terdapat dalam bidang studinya, tetapi juga mampu meyakinkan siswa akan manfaat bidang studi itu, siswa akan membutuhkannya. Perasaan butuh ini diharapkan akan menimbulkan sikap positif terhadap bidang studi tersebut sekaligus terhadap guru yang mengajarnya (Nurkancana, 1983:260).

c) Bakat Siswa

Rebber dalam Muhibbin (1995:135) mengemukakan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang pasti mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

(43)

tertentu yang bukan bakatnya, akan berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.

d) Minat Siswa

Muhibbin (1995:136) mengemukakan minat berarti kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan lebih banyak memusatkan perhatiannya daripada siswa lainnya. Hal itu memungkinkan siswa lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru seharusnya membangkitkan minat siswa dengan membangun sikap positif terlebih dahulu baik tentang dirinya maupun mata pelajaran yang disajikan.

e) Motivasi Siswa

(44)

keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya pujian dan hadiah, peraturan/ tata tertib sekolah, suri teladan orangtua dan guru. Kekurangan motivasi baik internak maupun eksternal akan menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mempelajari materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

b. Faktor Eksternal

Muhibbin (1995:132) mengemukakan faktor eksternal (dari luar siswa) terdiri dari dua macam yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial siswa ada tiga macam, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan dalam lingkungan keluarga lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa.

(45)

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya dengan rajin membaca atau berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Lingkungan sosial yang ketiga adalah lingkungan masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa. Kondisi lingkungan masyarakat yang buruk akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Misalnya, kondisi lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan anak-anak penganggur akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika harus mencari teman belajar atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

(46)

untuk kegiatan remaja (seperti lapangan basket) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

C. Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar

Minat merupakan salah satu faktor intrinsik penentu keberhasilan belajar. Oleh sebab itu, peranan minat adalah dalam hal menumbuhkan semangat siswa, siswa merasa senang dan semangat dalam belajar, prestasi belajar itu akan optimal kalau ada minat. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar pada masa kanak-kanak. Minat mampu menambah kegembiraan kepada siswa dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Apabila siswa berminat mengikuti kegiatan pembelajaran maka ia akan bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang baik dibandingkan siswa yang tidak berminat. Minat belajar siswa dapat tumbuh dalam setiap pembelajaran dikarenakan oleh faktor seorang guru yang mampu menyajikan sebuah pembelajaran itu dengan menarik dan tidak membuat bosan bagi siswa sehingga siswa merasa tertarik belajar dengan teman-temannya.

(47)

pada prestasi belajar siswa yang menurun. Oleh karena itu prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang bersumber dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa (faktor ekstern) yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga lingkungan masyarakat.

Dalam kegiatan pembelajaran, minat mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemajuan belajar siswa. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Apabila seseorang tidak mempunyai minat dan perhatian yang besar untuk mengikuti pembelajaran maka sulit diharapkan siswa tersebut tekun dan akan memperoleh hasil yang baik. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian yang besar terhadap obyek maka hasil yang diperoleh siswa akan lebih baik. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

Minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Misalnya seorang anak laki-laki yang sedang berkembang, yang membutuhkan pertumbuhan fisik akan menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas fisik, seperti sepak bola, basket dan aktivitas-aktivitas lainnya. Jadi dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha.

(48)

yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari temannya, kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut.

Dari keterangan di atas, peneliti memahami bahwa minat termasuk salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan dalam belajar. Oleh karena itu, jika sekiranya siswa tidak memiliki minat atau kurang perhatian untuk menerima pelajaran, guru sedapat mungkin mengusahakan membangkitkan minat siswa melalui berbagai cara atau metode. Karena akibat dari siswa yang tidak memiliki minat belajar, mereka tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

D. Penelitian Yang Relevan

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.

(49)

belajar rendah 25,8%, prestasi belajar sedang 29%, dan prestasi belajar tinggi 45,2%. Prestasi belajar terendah adalah 61,8 sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 88; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,78 berada pada tingkat korelasi kuat. Signifikan pada taraf 1% dengan nilai korelasi rtb = 0,456; (4) sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 78%. Dari penelitian tersebut kesimpulannya adalah minat belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni dapat dilihat dari berapa besar sumbangan minat terhadap prestasi belajar siswa. Karena dengan menggunakan penelitian deskriptif studi korelasi ini dapat mengetahui hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Nindya Ayu Wulandari dengan judul “Hubungan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri

(50)

Penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Oktarina Wijayanti dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas V SD Demangan Baru Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitiannya adalah (1) pola asuh orang tua demokratis rendah sebesar 24%, pola asuh orang tua demokratis sedang sebesar 19% dan pola asuh orang tua demokratis tinggi sebesar 57%; (2) prestasi belajar siswa rendah sebesar 24%, prestasi belajar siswa sedang sebesar 55%, prestasi belajar siswa tinggi sebesar 19%; (3) pola asuh orang tua demokratis memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan nilai r = 0,797 dan signifikan pada taraf 1%; (4) pola asuh orang tua demokratis member sumbangan 79,7% terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua demokratis memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru pada tahun pelajaran 2010/2011. Orang tua diharapkan menggunakan pola asuh orang tua demokratis, karena pola asuh orang tua demokratis sangat baik digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar anak.

(51)

E. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah “Ada hubungan yang positif dan signifikan

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sompokan Seyegan semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif tingkat korelasi dan memberi penjelasan tentang bagaimana hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar.

Furchan (2009 : 447) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyelidikan itu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi. Salah

(53)

B.Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah di SD Negeri Sompokan yang beralamat di Margomulyo, Seyegan, Sleman.

C.Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sompokan tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 41 orang.

D.Jadwal Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada tahun pelajaran 2011/2012 pada semester 1

(54)

No Kegiatan Bulan

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dalam penelitian (Soegeng, 2006:63). Furchan (2009:45) menyatakan bahwa variabel adalah suatu atribut yang dianggap mencerminkan atau mengungkapkan pengertian atau bangunan-pengertian. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah minat belajar siswa, variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa. 1. Variabel bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang mendahului atau yang mempengaruhi variabel terikat (Furchan, 2009:46). Dalam penelitian ini, yang termasuk variabel bebas adalah minat belajar.

(55)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

2. Variabel terikat

Variabel terikat yaitu variabel yang merupakan akibat atau yang tergantung pada variabel yang mendahuluinya (Fuchan, 2004:46). Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam variabel terikat adalah prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor. Mencakup skor lima mata pelajaran inti SD yakni Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat pengumpulan data diantaranya angket atau kuesioner (Kountur, 2003:113). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Menurut Suharsimi Arikunto (1993:124), kuesioner merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

(56)

Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan penelitiannya, bahwa ia sudah melakukan perhitungan validitas dan reliabilitas beserta dengan teknik analisis data menggunakan korelasi serial (triserial). Hasil yang didapat bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan Tahun Pelajaran 2010/2011 sebesar 78%.

Tujuan penggunaan kuesioner adalah mendeskripsikan pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam lima mata pelajaran inti SD yakni Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Kuesioner ini dibagikan kepada siswa kemudian peneliti memberikan pengarahan sebelum diisi dan mengawasi siswa dalam mengisi kuesioner agar tidak terjadi kecurangan dan kesalahan dalam memahami pertanyaan dalam kuesioner. Setelah siswa selesai mengisi lembar kuesioner, kemudian dikembalikan kepada peneliti dengan bersih dan rapi.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Minat

No Indikator Item positif Item negatif

1 Perhatian pada

(57)

yang belum jelas, saya akan

e. Saya tertarik menggunakan media dan alat peraga yang

c. Saya konsentrasi mengikuti pelajaran karena saya ingin memperoleh prestasi yang baik

d. Saya tetap konsentrasi pada pelajaran walaupun di luar kelas suasana ramai *)

(58)

teman berhubungan dengan

c. Saya mencoba menanggapi pendapat teman saat diskusi

c. Saya tidak pernah berjalan-jalan di dalam kelas saat sedang menyelesaikan tugas dari guru

(59)

pada saat pelajaran

belajar yang telah dibentuk oleh guru untuk pelajaran di kelas walaupun di luar kelas ada teman lain saya untuk lebih giat belajar

(60)

c. Saya mengatur waktu dengan baik agar prestasi saya tidak turun

*) item pernyataan dari Valentina Dewi Prasetyawati yang telah dimodofikasi

Tabel 3.3

Kuesioner yang digunakan sebagai alat uji coba instrumen dapat dilihat dalam lampiran 1.

(61)

Likert ini, item –itemnya telah dibagi yaitu : sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Adapun pengukurannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yaitu barang-barang tertulis. Dalam penelitian ini dokumentasi yang dibutuhkan oleh peneliti adalah daftar nilai rapor siswa kelas V SD Negeri Sompokan semester 1. Data yang digunakan meliputi lima mata pelajaran inti SD yakni Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Peneliti memilih lima mata pelajaran inti karena dianggap sudah mewakili prestasi belajar siswa secara keseluruhan selama satu semester. Peneliti meminta nilai rapor kepada guru kelas yang bersangkutan.

G.Uji Coba Instrumen Penelitian

(62)

sulit untuk dipahami dan mempertimbangkan pengurangan dan penambahan butir atau item kuesioner.

Instrumen ditentukan oleh tingkat kesahihan dan keterandalan. Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrumen penelitian. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2012. Kuesioner ini diuji cobakan pada 39 siswa kelas V SD Negeri Pete yang beralamat di Margomulyo, Seyegan, Sleman. Siswa kelas V SD Negeri Pete digunakan oleh peneliti sebagai uji coba validitas dan reabilitas karena mereka dianggap memiliki latar belakang yang sama dengan siswa kelas V SD Negeri Sompokan yang digunakan untuk penelitian. Kesamaan dalam latar belakang, misalnya guru, lingkungan sekolah, lingkungan sekitar sekolah, intelegensi, latar belakang keluarga, dan sebagainya.

1. Pengujian Validitas

(63)

Tabel 3.5

Dalam penelitian ini, peneliti menghitungnya dengan validitas butir memakai teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Masidjo, 1995 : 247) :

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan ∑x2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x ∑y2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y N : jumlah responden

Setelah itu perhitungan validitas selanjutnya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistic 17.0 for Windows. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

(64)

b. Menghitung skor total yang diperoleh oleh setiap siswa dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

c. Mentabulasikan data tersebut ke dalam uji coba pada program SPSSStatistic 17.0 for Windows.

d. Menguji validitas dengan tahap : analyze – correlate – bivariete – memindahkan semua item ke dalam kotak variabel – diberi tanda cek () pada kotak dengan pilihan Pearson dan Two Tailed pada kolom Test of Significace – klik OK.

Berdasarkan konsultasi dengan dosen pembimbing bahwa harga koefisien korelasi minimal ≥ 0,30. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Azwar

(2009:65) bahwa kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi dengan batasan rxy ≥ 0,30. Hal ini berarti, untuk item yang nilai korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur atau tidak valid. Sedangkan yang nilai korelasinya ≥ 0,30 dinyatakan valid.

Setelah dilakukan penghitungan, terdapat 34 item yang valid. Untuk mengetahui hasil analisis uji coba kuesioner minat belajar, dapat dilihat pada lampiran 4 tabel hasil analisis uji coba validitas kuesioner minat belajar siswa kelas V SD Negeri Pete tahun pelajaran 2011/2012.

(65)

Tabel 3.6 digunakan sebagai instrumen penelitian. Peneliti merevisi 10 item yang tidak valid agar dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dan dapat dilihat pada lampiran 8 tabel revisi item pernyataan kuesioner. Setelah dilakukan revisi, didapat 44 pernyataan yang siap digunakan sebagai kuesioner penelitian. Pernyataan 44 item tersebut terdiri dari 26 item positif dan 18 item negatif. Untuk sebaran item pernyataan kuesioner dapat dilihat pada lampiran 10.

2. Pengujian Reliabilitas

(66)

taraf ketetapan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995 : 209). Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Kountur (2003:156) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang dia ukur.

Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut dengan koefisien reliabilitas atau rn. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara 0 sampai dengan 1,00. Adapun tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas suatu tes menurut Masidjo (1995 : 209) sebagai berikut :

Tabel 3.7

Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

± 0,91 – ± 1,00 ± 0,71 – ± 0,90 ± 0,41 – ± 0,70 ± 0,21 – ± 0,40 0 – ± 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(67)

coba ini diubah menjadi nilai 1 dan 0. Hasil skor siswa yang telah diubah menjadi skor diskrit dapat dilihat pada lampiran 3.

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas menggunakan teknik belah dua (Split – half method). Hasil dari suatu tes dibelah menjadi dua bagian yaitu bagian pertama yang berasal dari item-item bernomor ganjil dan bagian kedua berasal dari item-item bernomor genap. Dibawah ini merupakan langkah-langkah mencari taraf reliabilitas suatu tes dengan metode belah dua (Split – half method) :

a. Langkah pertama

Menghitung koefisien korelasi skor item ganjil dan genap dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut :

=

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

∑x = jumlah skor dalam sebaran x (skor item ganjil) ∑y = jumlah skor dalam sebaran y (skor item genap) ∑xy = jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan ∑x2

= jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x ∑y2

= jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y N = jumlah responden

b. Langkah kedua

(68)

=

Keterangan :

r

tt = koefisien reliabilitas

rgg

= koefisien ganjil – genap

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Koefisien Reabilitas Uji Coba

Angket Koefisien Reabilitas

Uji Coba Keterangan

Minat Belajar 0,89 Tinggi

Berdasarkan koefisien reabilitas yang telah diperoleh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba alat ukur angket minat belajar memiliki koefisien reabilitas tinggi. Hasil perhitungan dapat kita lihat pada lampiran 7. Setelah diketahui hasil koefisien reabilitas di atas, maka 34 item yang valid tersebut dapat digunakan sebagi instrumen penelitian. Kemudian 34 valid tersebut digabung dengan 10 item yang sudah direvisi dan dapat dilihat pada lampiran 9 kisi-kisi kuesioner penelitian.

H.Teknik Analisis Data

(69)

teknik korelasi triserial. Data dalam penelitian ini akan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu minat belajar tinggi, minat belajar sedang, dan minat belajar rendah. Data minat ini berupa skala ordinal. Ketiga kategori tersebut akan dikorelasikan dengan prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai rata-rata lima pelajaran inti di sekolah dasar yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada nilai rapor siswa.

Analisis data korelasi serial menurut Arikunto (1989:214) dapat dirumuskan sebagai berikut :

=

Keterangan :

= koefisien korelasi serial

0r = ordinat yang lebih rendah 0t = ordinat yang lebih tinggi M = mean

SDtot = standar deviasi total

P = proporsi individu dalam golongan

(70)

1. Mendaftar nilai hasil belajar ke dalam 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah. Rentang pengelompokan skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9

Pengelompokan Skor Angket Minat Belajar

Kelompok Minat Interval Skor

Rendah 44 – 87

Sedang 88 – 131

Tinggi 132 – 176

2. Menghitung banyaknya subyek setiap kelompok motivasi belajar (nk). Dalam setiap kategori dihitung berapa banyak subyek yang ada pada setiap kategori tersebut.

3. Dalam penelitian ini terdapat tiga nk yaitu nk kelompok tinggi, nk kelompok sedang dan nk kelompok rendah.

Rumus : P =

Keterangan : P = proporsi

= banyaknya subyek dalam kelompok = banyaknya subyek seluruhnya

4. Menghitung nilai rata-rata (mean) tiap kelompok

Rumus yang digunakan untuk memperoleh rata-rata (mean) tiap kelompok adalah sebagai berikut (Masidjo, 2010 :123) :

M =

(71)

∑X = jumlah semua skor

= jumlah subyek dalam kelompok

5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang lebih tinggi. Istilah ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang lebih tinggi merupakan keterangan dari tinggi ordinat untuk batas antara dua kelompok dalam kurva normal.

6. Membuat tabel kerja

Dengan membuat tabel kerja diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam menghitung rumus korelasi serial.

7. Menghitung standar deviasi total

Standar deviasi total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Masidjo, 1995 : 127) :

SDtot = Keterangan :

SDtot = standar deviasi total N = jumlah siswa ∑X = jumlah skor total

8. Menghitung korelasi serial (dalam hal ini disebut korelasi triserial karena ada 3 kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah). Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi serial adalah sebagai berikut :

(72)

= koefisien korelasi serial

= ordinat yang lebih rendah

= ordinat yang lebih tinggi M = mean

SDtot = standar deviasi total

P = proporsi individu dalam golongan

Berdasarkan perhitungan korelasi serial menggunakan rumus di atas maka diperoleh tingkat hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. pedoman yang digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap kuat lemahnya hubungan tersebut dapat digunakan pedoman di bawah ini (Sugiyono, 2010:231) :

Tabel 3.10

Klasifikasi Koefisien Korelasi Serial

No Koefisien Korelasi Klasifikasi

1 ± 0,00 - ± 0,199 Sangat Rendah

2 ± 0,20 - ± 0,399 Rendah

3 ± 0,40 - ± 0,599 Sedang

4 ± 0,60 - ± 0,799 Kuat

5 ± 0,80 - ± 1,000 Sangat Kuat

9. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi, dapat dihitung dengan uji t seperti pada rumus di bawah ini (Soegiyono, 2010 : 230) :

t = r

Keterangan :

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

FAKULTAS IIIATEMATIKA DAN ILMU PENGEIAIIUAN ALAM. UNIVERSITAS

Masalah dalam hal ini adalah teknologi atau metode prouksi apa yang digunakan untuk memproduksi suatu barang : berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin apa, serta bahan mentah apa

Target pemenuhan rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP oleh FKTP sesuai dengan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan tingkat pertama,

[r]

“Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara

MCSE Training KitMicrosoft Exchange 2000 Server Implementation and Administration, Chapter 20 Microsoft Exchange 2000 Server Maintenance and Troubleshooting, Lesson 2:

Pahrtk

Harapan dari hasil audit ini dapat menjadi rekomendasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan sistem informasi yang ada pada Rumah Sakit Islam Jemursari serta