• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20102011"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Valentina Dewi Prasetyawati

NIM : 07 1134 039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus

Bunda Maria

Kedua Orang Tuaku

Mas Doni

KeduaAdikku Fajar & Catur

Segenap Keluarga Besar Alm. Raymundus Nonatus Tarmono

&Alm. Antonius Esap Martowinarjo

Seseorang yang menjadi inspirasiku

Sahabat-sahabatku

(5)

v

Motto

Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku

menurut perkataanMU

Bersuakcitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,

dan bertekunlah dalam doa (Roma 12:12)

Cogito Ergo Sum ( Rene Descartes)

Hidup adalah petualangan….Hadapila

h

Doa, usaha dan selalu berfikir positif adalah senjata dalam

mengarungi hidup ini

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(7)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangandi bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Valentina Dewi Prasetyawati Nomor Mahasiswa : 07 1134 039

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal :17 Oktober 201

(8)

viii

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Valentina Dewi Prasetyawati Universitas Sanata Dharma

2011

Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif korelasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) minat belajar siswa; (2) prestasi belajar siswa; (3) hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa; (4) besar sumbangan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VB SD Kanisius Sengkan, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 31 siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel te rikat. Variabel bebas yaitu minat belajar siswa dan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dan dokumentasi nilai rapor. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi serial dengan taraf signifikansi 1 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) minat belajar siswa dibagi menjadi tiga kategori yaitu minat belajar rendah 9,68%, minat belajar sedang 29,03%, dan minat belajar tinggi 61,29%. Skor minat belajar terendah adalah 73 dan skor tertingginya adalah 147; (2) prestasi belajar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu prestasi belajar rendah 25,8%, prestasi belajar sedang 29% dan prestasi belajar tinggi 45,2%. Prestasi belajar siswa terendah adalah 61,8 sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 88; (3) ada hubungan yang signifikan dan positif antara minat belajardengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,78 berada pada tingkat korelasi kuat. Signifikan pada taraf 1 % dengan nilai korelasi rtb = 0,456 ; (4) sumbangan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa sebesar 78 %.

(9)

ix

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING INTEREST AND THE

LEARNING ACHIEVEMENT OF THE 5Bth GRADE STUDENTS OF

KANISIUS SENGKAN ELEMENTARY SCHOOL SECOND SEMESTER

ACADEMIC YEAR 2010/2011 learning intereston the learning achievement.

The research was conducted in 5Bth grade students of Kanisius Sengkan elementary school by the participants were 31 students. There were two variables in this research : independent variable and the dependent variable. The independent variable was learning interest while dependent variable was the students achievment. The instrument used in the research were questionnaire and students rapport document. The data was analyzed using serial correlation analysis technique with significant in 1% level.

Results showed that (1) learning interest of the studentswas divided into three categories: students with low learning interestwas 9,68% ; students with mediumlearning interestwas 29,03% ; students with high learning interestwas 61,29%. The lowest score of learning interest was 73 and the highest score was 147; (2) learning interest of students is divided into three cate gories: students having low achievment was 25,8% : students having moderate was 29%, students having high achievment was 45,2%. The lowest value of students learning achievment was 61,8 and the highest value was 88 ; (3) the learning interest had positive and significant correlation with the students achievement with coefficient correlation value was 0,78 in strong level. The correlation was in significance level 1%,with rtb= 0,456 ; (4) the influence of learning intereston student achievement was 78%.

(10)

x

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“Hubungan antara Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Sis wa Kelas VB SD Kanisius Sengkan Tahun Pelajaran 2010/2011”ini dapat terselesaikan dengan lancar. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperolah gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakulktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak lain baik secara moriil maupun materiil. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Dosen Pembimbing I yang memberikan bantuan, dukungan, arahan dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. J. Sumedi selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan dorongan, bantuan, arahan dan bimbingan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs.Paulus Wahana M.Hum selaku dosen penguji skripsi.

5. M. Sri Wartini, selaku Kepala SD Kanisius Sengkan yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

6. Agung Purwoko, S. Pd dan Agnes Dinihari, FCJ selaku guru SD Kanisius Sengkan yang telah memeberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan lancar.

(11)

xi

8. Seluruh dosen Prodi PGSD yang telah memberikan dukungan dan bimbingan serta bantuannya.

9. Pak Hermoyo dan Bu Tri selaku petugas sekretariat PGSD, atas kerjasamanya dalam melayani pembuatan surat ijin penelitian.

10. Kedua orang tuaku Bapak Mc Riyadi dan Ibu Ant. Dwi Usmaniyati yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan secara moriil dan materiil. 11. Saudara-saudaraku terkasih, Yoseph Doni Prasetyo, CB. Fajar Tri

Prasetyanto, dan Thomas Catur Prasetyo Adi yang telah memberi dukungan dan bantuan. I love you my brothers…

12. Segenap Keluarga Besar Alm. Raymundus Nonatus Tarmono &Alm. Antonius Esap Martowinarjo.

13. Teman-temanku The Bajjagers ( Doni, Erfi, Eko, Popo, Isti, Anang, Wahyu, Andi, Endang, Tyo, Eva) …kapan kita kemana?

14. Sahabat-sahabatku( Erfi, Ema, Novi, Mba Santi Desi, Esti, Wheny, Aditya, Timbul, Suster-Suster FCJ)

15. Wehea Community ( Kili, Ayu, Doni, Anang, Yordan, Baskoro, Joko, Igna Putri, Vita, Puji, Pak Kokok, Pak Krist, Mas Erwin, Pak Nandar, Mas Taufik, Mas Wisnu, Bang Jeffry)

16. Sahabat istimewaku FX. Cahyo Eko Asmoro 17. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2007

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantuku selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihakk yang berkepentingan.

Yogyakarta, 17 Oktober 2011

(12)

xii

halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vii

ABSTRAK ...viii

4. Cara Menemukan Minat Anak ...14

5. Aspek Yang Mempengaruhi Minat...15

6. Faktor Yang Mempengaruhi Minat ...16

7. Pentingnya Pengukuran Minat ...19

B. Prestasi Belajar...20

1. Pengertian Belajar ...20

2. Prinsip Belajar...23

3. Tujuan Belajar...25

4. Pengertian Prestasi Belajar...25

5. Jenis-Jenis Prestasi Belajar ...26

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...28

C. Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar ...38

D. Hipotesis...39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...40

A. Jenis Penelitian...40

(13)

xiii

C. Subyek Penelitian...40

D. Jadwal Penelitian...41

E. Variabel Penelitian ...42

F. Instrumen Pengumpulan Data ...43

G. Uji Coba Instrumen ...53

H. Teknik Analisis Data...59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...63

A. Hasil Penelitian ...63

1. Minat Belajar Kelas VB SD Kanisius Sengkan ...64

2. Prestasi Belajar Kelas VB SD Kanisius Sengkan ...70

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan ...77

4. Sumbangan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar ...88

B. Pembahasan...89

1. Minat Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan ...89

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan ...93

3. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan ...97

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...102

B. Saran...104

DAFTAR PUSTAKA ...105

(14)

xiv

halaman

Tabel 3.1 Jadwal penelitian...41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Minat ...45

Tabel 3.3Sebaran Item Kuesioner ...50

Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert...51

Tabel 3.5Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar ...55

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ...57

Tabel 3.7Jarak N ilai Minat Tiap Kelompok ...60

Tabel 3.8Klasifikasi Koefisien Korelasi Serial ...62

Tabel 4.1 Skor Minat Belajar Siswa ...64

Tabel 4.2 Tabel Klasifikasi Skor Minat Belajar Siswa ...66

Tabel 4.3 Data Klasifikasi Skor Minat Belajar Siswa ...66

Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa ...70

Tabel 4.5 Tabel Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ...73

Tabel 4.6 Data Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ...73

Tabel 4.7 Hubungan Skor Minat Dan Prestasi Belajar Siswa ...79

Tabel 4.8 Jumlah Skor Prestasi Belajar Tiap Kelompok ...80

Tabel 4.9 Banyaknya subyek dalam kelompok ...82

Tabel 4.10 Nilai Ordinat ...83

(15)

xv

(16)

xvi

halaman

Lampiran 1. K uesioner Uji Coba Penelitian ...108

Lampiran 2. Tabel Skoring (1,2,3,4) Hasil Uji Coba Kuesioner ...113

Lampiran 3. Tabel Skoring (0,1) Hasil Uji Coba Kuesioner ...119

Lampiran 4. Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuesioner ...125

Lampiran 5. Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar...127

Lampiran 6. Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Minat Belajar Siswa ...128

Lampiran 7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kuesioner...130

Lampiran 8.Tabel Revisi Item SoalKuesioner Tiap Indikator ...132

Lampiran 9. Tabel Revisi Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian...135

Lampiran 10. Tabel Revisi Sebaran Item Kuesioner ...137

Lampiran 11. Kuesioner Penelitian Minat Belajar ...138

Lampiran 12. Data Skor Minat Belajar Siswa ...142

Lampiran 13. Data Prestasi Belajar Siswa ...144

Lampiran14.Tabel Hubungan Kelompok Minat Belajar dengan Kelompok Prestasi ...146

Lampiran 15. Tabel Ordinat Pada Kurva Normal...148

Lampiran 16. Tabel Nilai-Nilai r Produk Moment-Dari Pearson ...150

Lampiran 17. Surat Izin Penelitian ...151

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu komponen yang tidak pernah bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efisien, jika kedua komponen ini berada dalam kondisi siap. Guru siap dan mampu menjadi fasilitator bagi siswanya, sementara siswa juga harus siap untuk belajar dan mengoptimalkan seluruh kemampuannya agar ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan optimal. Jika keduanya benar-benar dalam kondisi yang siap, maka harapannya sebuah kegiatan pembelajaran akan terlaksana dengan efektif dan efisien.

(18)

belajar siswa. Pada dasarnya, keduanya tidak dapat dipandang secara terpisah. Keduanya memiliki hubungan yang erat. Jika proses yang dilalui benar dan tepat, harapannya hasilnya pun akan maksimal. Begitu juga, tidak ada hasil yang maksimal tanpa ada proses yang benar dan tepat.

Indikator keberhasilan pembelajaran yang berorientasi pada proses pembelajaran dapat dilihat dari berbagai hal, misalnya bagaimana minat belajar tinggi, motivasi belajar tinggi, cara mengajar guru bagus dan lain sebagainya. Sementara indikator keberhasilan pembelajaran yang berorientasi pada hasil yang dicapai siswa dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang tinggi. Ketercapaian prestasi belajar siswa tersebut tentu tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi tersebut yakni, faktor internal, seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi serta faktor eksternal seperti keadaan keluarga, lingkungan, cara mengajar guru.

Seperti yang telah dibahas di atas, salah satu faktor internal siswa yang akan mewarnai serangkaian proses belajar siswa adalah minat belajar anak. Winkel (1991:533) mengemukakan minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

(19)

yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan mereka yang tidak berminat.

Bila anak berminat terhadap kegiatan belajar pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan sehingga anak terhindar dari rasa bosan. Jika dalam kegiatan belajar anak cepat merasa bosan, lama kelamaan hal ini akan membawa dampak psikologis dalam diri anak. Salah satunya berdampak pada minat belajar anak, yang ahkirnya juga akan berdampak pada prestasi belajar anak. Anak yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan mereka yang tidak berminat.

Untuk itu, perlu adanya pengukuran minat belajar siswa, khususnya bagi siswa sekolah dasar (SD), karena anak usia sekolah dasar membutuhkan pendampingan yang lebih intensif dalam belajar. Pengukuran minat ini, dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan minat anak-anak, memelihara minat yang baru timbul, serta mencegah timbulnya minat terhadap hal yang tidak baik.

(20)

Hasil penelitian ini akan dituangkan dalam penelitian hubungan minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa, dalam batasan penelitian yaitu siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan. SD Kanisius Sengkan sengaja dipilih sebagai tempat penelitian karena beberapa alasan. Pertama, SD Kanisius Sengkan adalah SD yang telah digunakan sebagai tempat praktek oleh peneliti, mulai dari Program pengakraban lingkungan SD 1 (Probaling SD 1), Program pengakraban lingkungan SD 2 (Probaling SD 2) , dan Praktek pengalaman lapangan (PPL) , sehingga peneliti sudah cukup paham seluk beluk SD Kanisius Sengkan termasuk siswa kelas VB. Kedua, peneliti sangat ingin mengetahui minat belajar anak kelas VB, prestasi belajar kelas VB serta hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

Seperti yang telah dipaparkan diatas, prestasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi minat belajar, tetapi juga faktor yang lain. Untuk itu, dalam penelitian ini juga akan dibahas tentang besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa. Tujuannya agar dapat diketahui berapa besar sumbangan minat itu sendiri terhadap prestasi belajar siswa.

Maka dari itu, penelitian ini mengangkat judul ” Hubungan Minat

(21)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan tersebut dirinci menjadi:

1. Bagaimanakah minat belajar siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimanakah prestasi belajar para siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011?

4. Berapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa?

C. Batasan Istilah

1. Belajar: Proses perubahan aktivitas mental yang sadar tujuan, terjadi dalam interaksi aktif dengan lingkungan (keluarga, sekolah) dalam jangka waktu tertentu sehingga diperoleh tingkah laku baru/ penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap.

2. Minat: Kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

(22)

respon atas pertanyaan teman dan guru, bekerja menyelesaikan tugas, sikap terhadap pelajaran, rasa suka terhadap objek, suasana pelajaran, keinginan yang besar terhadap suatu hal pada lima mata pelajaran inti SD yakni Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

4. Prestasi belajar: Kemampuan perolehan siswa berupa pengetahuan yang diukur dengan tes buatan guru dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh siswa. Mencakup skor lima mata pelajaran inti SD yakni Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar para siswa siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan semester 2 tahun pelajaran 2010/2011.

(23)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi guru, penelitian diharapkan memberi masukan dalam mengembangkan minat belajar siswa dalam pembelajaran.

b. Bagi Siswa, agar mampu menjadi pemicu sehingga memiliki minat dalam belajar.

(24)

8

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah minat.

Jersild dan Tasch dalam Nurkancana (1983:216) mengemukakan minat atau interst adalah sesuatu yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer dalam Nurkancana (1983 :216) minat atau interst adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

Arti minat menurut Whiterington (1952:90) adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkutpaut dengan dirinya. Sedangkan menurut Winkel (1986:30) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

(25)

mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Kesenangan merupakan minat yang sementara.

(26)

Syah (1999:151) mengemukakan minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap ses uatu. Mengutip pendapat Reber (1991:41) minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Namun terlepas dari masalah populer atu tidak minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

Dari pendapat para ahli tersebut penulis menyimpulkan minat belajar adalah kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada pelajaran dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang belajar dan pelajaran.

2. Pentingnya Minat

Minat memiliki peranan yang penting dalam kehidupan seseorang dan memiliki dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama memainkan peranan yang besar pada masa kanak-kanak. Jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama masa kanak-kanak.

(27)

dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan . Jika kita mengharapkan pengalaman belajar sepenuhnya dimiliki anak, maka kita harus memberi rangsangan yang tepat sesuai minat anak. Ini

merupakan “ saat siap diajar “ yaitu saat anak-anak siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang terhadap aktivitas-aktivitas dapat diperoleh lewat pengalaman belajar.

Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Bila anak-anak berminat pada suatu kegiatan, pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan sehingga dapat terhindar dari rasa bosan. Jika anak-anak tidak memperoleh kegembiraan suatu kegiatan, mereka akan berusaha seperlunya, akibatnya prestasi mereka jauh lebih rendah dari kemampuan mereka. Ini menjadikan mereka merasa bersalah dan malu, sikap ini lebih mengurangi kesenangan mereka pada kegiatan tersebut.

Minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Misalnya, seorang anak laki- laki yang sedang berkembang, yang membutuhkan perkembangan fisik akan menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas fisik seperti basket, sepak bola dan lain- lain.

(28)

3. Ciri-ciri Minat

Minat dapat dikenali dari ciri-ciri yang dimilikinya. Hurlock (1978:115) mengemukakan ciri-ciri minat anak antara lain :

a.Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat daripada teman sebayanya. Mereka yang lambat matang, sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi masalah sosial karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebaya mereka minat remaja.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Anak – anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental. Sebagai contoh, - mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola tersebut.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena lingkunagn anak kecil sebagian besar terbatas pada

(29)

luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional – aspek afektif dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.

g. Minat itu egosentris

(30)

4. Cara menemukan minat anak

Minat anak dapat ditemukan melalui berbagai cara. Hurlock (1978:117) mengemukakan ada beberapa cara untuk menemukan minat anak, yaitu : a. Pengamatan Kegiatan

Kita dapat mengetahui minat anak dengan mengamati mainan dan benda-benda yang mereka beli, kumpulkan atau gunakan dalam aktivitas yang ada unsur spontanitas, kita dapat memperoleh petunjuk mengenai minat mereka.

b. Pertanyaan

Bila anak terus- menerus bertanya mengenai sesuatu, minatnya pada hal tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal yang hanya sekali-kali ditanyakan.

c. Pokok Pembicaraan

Apa yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya tersebut.

d. Membaca

Bila anak-anak bebas memilih buku untuk dibaca atau dibacakan anak memilih yang membahas topik yang menarik minatnya.

e. Menggambar spontan

(31)

f. Keinginan

Bila ditanya apa yang diinginkan bila mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka ingini kebanyakan anak dengan jujur akan menyebut hal-hal yang paling diminati.

g. Laporan mengenai apa saja yang diminati

Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau lebih yang paling diminati, anak-anak menunjukkan minat yang telah terbentuk, yang memberi petunjuk tentang hal- hal yang memberi mereka kepuasan.

5. Aspek Yang Mempengaruhi Minat

Hurlock (1978:118) mengungkapkan minat merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar. Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu:

1) Aspek kognitif

Aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan.

2) Aspek afektif

(32)

6. Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Dari penjelasan di atas, maka minat terhadap mata pelajaran yang dimiliki siswa bukan merupakan faktor bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif siswa yang dinyatakan dalam sikap. Jika seseorang mempunyai sikap yang positif terhadap suatu objek, maka akan menimbulkan sikap yang positif juga pada dirinya yang akan menimbulkan minat.

Kartawijaya (1987:183-184) mengungkapkan faktor- faktor pendorong minat, antara lain :

a. Drive determinan adalah dorongan untuk mempertahankan hidup.

b. Dorongan keadaan adalah keadaan yang ditimbulkan oleh dorongan untuk mempertahankan determinan di atas.

c. Kegiatan mencapai tujuan.

d. Tercapainya tujuan oleh individu.

e. Mengendurnya dorongan arena tujuan telah tercapai.

f. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru menghendaki pemuasannya.

(33)

1)Motivasi

Minat siswa akan semakin tinggi bila disertai dengan motivasi, baik motivasi internal maupun eksternal. Menurut D.P. Tampubolon minat

merupakan “perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat

berkembang jika ada motivasi”

2)Belajar

Minat itu tidak diperoleh dengan sendirinya tetapi dengan mempelajari suatu hal yang menarik perhatian siswa. Ketika siswa mempelajari bahan pelajaran Bahasa Indonesia dan ia merasa senang, maka akan timbul suatu kepuasan dalam dirinya sehingga ia ingin mengulangnya lagi. Hal ini akan menimbulkan minat dalam diri siswa.

3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru

Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. jika bahan pelajaran itu tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa itu akan jarang mempelajarinya. Selain bahan pelajaran sikap guru juga dapat mempengaruhi munculnya minat. Guru harus membangkitkan minat siswa, hal ini perlu dilakukan supaya siswa itu dapat menerima materi pelajaran dengan baik.

4) Keluarga

(34)

siswa terhadap pelajaran. Di dalam perkembangan minat dibutuhkan dukungan dan perhatian dari kedua orang tuanya.

5) Teman Pergaulan

Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena da lam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka.

alami. 6) Lingkungan

Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow& Crow bahwa

“minat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka

dari lingkungan di mana mereka tinggal”

7) Cita-cita

Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat. Cita-cita ini akan dikejar dan diperjuangkan, meskipun ada rintangan siswa akan mencoba untuk mengatasinya.

8) Bakat

(35)

9) Hobi

Hobi merupakan salah satu faktor internal dalam diri siswa yang dapat menimbulkan minat. Jika siswa mempunyai hobi membaca buku maka siswa itu otomatis mempunyai minat membaca terhadap buku itu.

7. Pentingnya Pengukuran Minat

Ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat. Nurkancana (1983:225) mengemukakan alasan tersebut antara lain :

a. Untuk meningkatkan minat anak-anak.

Setiap guru memiliki kewajiban untuk meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil dalam kegiatan mengajar. b. Memelihara minat yang baru timbul.

Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu sekolah mungkin belum begitu menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut.

(36)

Sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam hal tertentu di lingkungan masyarakat, anak sering menarik minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah yang jauh datri ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju pada hal- hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut ke hal- hal yang baik.

d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya.

Minat memang bukan merupakan indikasi yang pasti tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungakan dengan data-data yang lain.

B.Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

(37)

Ngalim Purwanto (1984:80) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang- ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasarkecenderunga respon pembewaan, kematangan atau keadaan – keadaan sesaat seseorang ( misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).

Bower dan Hilgard (1981:11) juga mengemukakan :

Learning refers to the change in a subject’s behavior or behavior

potential to a given situation brought about by the subject’s repeated

experiences in that situation, provided that the behavior change

cannot be explained on the basis of the subject’s native response

tendencies, maturation or temporary states (such as fatigue,

drunkenness, drives, and so on).

Muhibbin (1995:88) mengemukakan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.

Sementara Gagne (1985:2) mengemukakan Learning is a change in human disposition or capability that persists over a period of time and is

(38)

Morgan dalam Purwanto (1996:84) mengungkapkan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Kasijan (1984:16) mengutip pendapat Loster D. Crow and Crow mengemukakan bahwa belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan dan berbagai sikap. Sumadi Suryabrata (1984:249) menyatakan bahwa kegiatan belajar mencakup tiga hal yaitu: a) membawa perubahan, b) terjadi karena didapatkan kecakapan baru, dan c) terjadi karena ada upaya.

Belajar pada dasarnya adalah berusaha mendapatkan sesuatu kepandaian (Poerwadarminta,1988:108). Menurut istilah populer pengertian belajar adalah proses perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai bentuk pengalaman-pengalaman atau praktik (David R dalam IKIP Semarang, 1996:2). Winkel (1998:36) mengemukakan bahwa belajar diartikan sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas. Dengan demikian belajar adalah perubahan-perubahan yang relative konstan dan berbekas menyangkut pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap.

(39)

lingkungan (keluarga, sekolah) dalam jangka waktu tertentu sehingga diperoleh tingkah laku baru/ penyempurnaan tingkah laku lama yang bersifat menetap.

Hergenhahn dan Oslon (1997:12) mengemukakan bahwa:

Learning is a relatively permanent change in behaviour or behavioral potentiality that comes from experience and cannot be

atributed to temporary body states such as illness, fatique, or drugs.

Dalam Encyclopedia of Phycology of Education, Paul (2002:287) mengemukakan bahwa:

Learning is the process whereby experiences are gained which

function effectively in meeting new situations. This process may take

many different form and what is popularly called learning is ussually

complex process involving many of these forms.

2. Prinsip Belajar

Suprijono (2009:4) mengemukakan ada tiga prinsip belajar. Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri :

1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

2. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

(40)

5. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

6. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Witting, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience

7. Bertujuan dan terarah

8. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik dan dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. William Burton dalam Suprijono (2009:5) mengemukakan bahwa:

a good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and

carried on a interaction with a rich varied and propocative

environment.

3. Tujuan Belajar

(41)

effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan ketrampilan, sedangkan

tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects . Bentuknya berupa berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “

menghidupi” (live in) suatu system lingkungan belajar tertentu.

4. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Nana (1990:22) mengemukakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Bloom dalam Arikunto (1990:110) berpendapat bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(42)

tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Departemen Pendidikan Nasional, 2003).

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi Belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang, setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Suprijono (2009:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.

Suryabrata (1984:324) mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan/prestasi siswa selama masa tertentu.

Dari pendapat para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan perolehan siswa berupa pengetahuan yang diukur dengan tes buatan guru dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh siswa.

5. Jenis-Jenis Prestasi Belajar

Ada beberapa jenis hasil belajar, merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2009: 5) hasil belajar berupa:

(43)

merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

b. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengorganisasi, kemampuan analisis sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasikan dan eksternalisasi nilai- nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai- nilai sebagai standar perilaku.

Bloom dalam Nana (1990 : 22) mengemukakan ada tiga ranah untuk mengukur hasil belajar yaitu:

(44)

Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Minat belajar tidak timbul dengan sendirinya. melainkan ada faktor- faktor yang mempengaruhi. Muhibbin (1995:132-139) mengemukakan ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni

(45)

Di dalam aspek fisiologis ini guru perlu mengetahui keadaan siswa-siswanya secara pasti. Yang termasuk aspek fisiologis meliputi kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) dan kondisi organ-organ khusus.

Kondisi umum jasmani dan tonus ini perlu mendapat perhatian dari guru karena dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Suatu cara agar tonus jasmani tetap bugar adalah siswa dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi serta memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang terjadwal.

(46)

b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)

Faktor-faktor yang termasuk aspek psikologis adalah: a.) Intelegensi siswa

William dalam Nurkancana (1983:172) mengemukakan intelegensi adalah suatu kapasitas yang bersifat umum daripada individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang baru atau suatu problem yang dihadapi. Sedangkan menuut Thorndike dalam Nurkancana (1983:172) intelegensi adalah kesanggupan untuk mengadakan respon yang baik sesuai dengan fakta yang dihadapi.

Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Ini berarti semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa maka akan semakin besar kesempatannya untuk meraih sukses dan sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi maka akan semakin rendah kesempatannya meraih sukses.

Seorang guru kelas pasti menghadapi ba nyak siswa yang berbeda tingkat intelegensinya. Ada siswa yang tingkat intelegensinya di atas rata dan ada pula yang di bawah rata-rata. Cara memperlakukannya pun harus mendapat perhatian serius karena tidak bisa dianggap mudah.

(47)

mudah, maka siswa tersebut dapat dinaikkan setingkat lebih tinggi lagi. Apabila cara tersebut sulit untuk ditempuh maka guru dapat menindaklanjuti dengan menyerahkan siswa tersebut kepada lemaga pendidikan khusus untuk siswa ber-IQ di atas rata-rata.

Bagi siswa yang tingkat intelegensinya di bawah rata-rata guru dapat menurunkan ke kelas yang lebih rendah. Namun cara penurunan ini dapat menimbulkan masalah baru bagi diri siswa tersebut dan bagi adik-adik barunya. Maka tindakan yang lebih bijaksana adalah dengan cara memindahkan siswa tersebut ke lembaga pendidikan khusus untuk anak-anak yang memiliki IQ di bawah rata-rata.

b.) Sikap siswa

(48)

pelajarannya. Ini bisa dilakukan dengan senantiasa menghargai dan mencintai profesinya dalam bentuk mampu meyakinkan kepada para siswa akan manfaat bidang studi tersebut bagi kehidupannya selain menguasai bahan yang terdapat dalam bidang studi tersebut.

Nurkancana (1983:260) mengemukakan sikap yang positif terhadap sekolah, guru, teman-teman dan sebagainya merupakan dorongan yang besar bagi anak untuk mengadakan hubungan yang baik. Hubungan baik ini akan melancarkan proses pendidikan di sekolah.

c.) Bakat siswa

Crow and Crow dalam Nurkancana (1983:200) menegmukakan bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni pengarang, kecakapan dalam IPA, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya. Chaplin dan Reber dalam Muhibbin (1995:135) mengemukakan bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(49)

akan berkembang sebagaimana mestinya. Tetapi ada bakat yang tidak perlu mendapat latihan dan pendidikan karena bakat ini merupakan bakat khusus dan tidak dapat dipelajari yang merupakan pembawaan sejak lahir.

d.) Minat siswa

Muhibbin (1995:136) mengemukakan minat (interst) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Sebagai contoh siswa yang mempunyai minat pada mata pelajaran IPA maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain terhadap mata pelajaran tersebut. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi belajar lebih giat dan akhirnya mencapa i prestasi yang baik. e.) Motivasi siswa

(50)

Motivasi yang tidak dimilki oleh siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik akan berpengaruh pada semangat siswa dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah dan di rumah.

2) Faktor Eksternal

Muhibbin (1995:132) mengemukakan faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan lingkungan di sekitar siswa. Yang termasuk faktor- faktor eksternal adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sekolah meliputi para guru yang dapat menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa, para staf administasi, dan teman-teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.

Lingkungan sosial di masyarakat meliputi masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa yang akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

Lingkungan sosial di keluarga meliputi orang tua dan keluarga siswa sendiri. Dalam hal ini keadaan keluarga dan sifat orang tua yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

b. Lingkungan non sosial

(51)

3) Faktor Pendekatan Belajar

Muhibbin (1995:139) mengemukakan pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Roestiyah (1982 : 159 ) , antara lain :

1. Faktor internal, yaitu faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan sebagainya. 2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar diri anak, seperti

kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan, dan seba gainya. Di bawah ini diuraikan juga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dikemukakan oleh Dimyati (1990:84):

a) Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya. Faktor ini timbul dari adanya kebutuhan seseorang. Menurut Dimyati (1990 : 84), yang termasuk dalam faktor internal adalah sebagai berikut.

(52)

Need for Achievement (N. Ach) adalah dorongan atau motif untuk

berprestasi. N. Ach adalah suatu motif instrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.

(2) Takut gagal

Takut gagal biasanya berupa perasaan cemas seperti pada waktu menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru atau memecahkan sesuatu yang sulit dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. N. Ach dan takut gagal bersifat komplementer. Di satu pihak N. Ach mendorong seseorang untuk mencapai sukses, di lain pihak takut gagal mempengaruhi seseorang untuk menghindari kegagalan. Motif untuk menghindari kegagalan itu dapat melemahkan motif untuk meraih keberhasilan belajar.

(3) Takut sukses

Takut sukses dapat membuat motivasi berprestasi seseorang menjadi melemah. Seseorang yang mempunyai keinginan untuk berhasil, namun bila dia takut keberhasilannya itu tidak dapat membuatnya populer, keinginan tersebut bisa saja tidak diwujudkan.

(4) Persepsi (keyakinan) terhadap prestasinya.

(53)

dapat berhasil, pasti dia akan berusaha sesuai dengan kemampuan yang dia miliki, tidak hanya karena mudahnya tugas ataupun keberuntungan dia saat itu.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dimaksud adalah kesempatan dan faktor- faktor situasional. Misalnya saja, prestasi belajar tidak hanya disebabkan oleh motivasi belajar seseorang, namun juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat dia belajar. Misalnya, lingkungan sekolah tempat dia belajar.

Djamarah (2002 : 56 ) mengemukakan setiap proses belajar-mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai tingkat mana prestasi ( hasil ) belajar yang dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu diibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkat keberhasilan proses mengajar adalah sebagai berikut:

1) Istimewa / maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa

2) Baik sekali / optimal : Apabila sebagian besar ( 76% - 99% ) bahan pelajaranyang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa

3) Baik / minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% - 75% saja yang dikuasai siswa

(54)

C. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar pada masa kanak-kanak. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan, pelajaran maupun pekerjaan, akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan. Jika kita mengharapkan pengalaman belajar sepenuhnya dimiliki anak, maka kita harus memberi rangsangan yang tepat sesuai minat anak.

Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Bila anak-anak berminat pada suatu pelajaran, pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan sehingga dapat terhindar dari rasa bosan. Jika anak-anak tidak memperoleh kegembiraan sua tu kegiatan, mereka akan berusaha seperlunya, akibatnya prestasi mereka jauh lebih rendah dari kemampuan mereka. Ini menjadikan mereka merasa bersalah dan malu, sikap ini lebih mengurangi kesenangan mereka pada kegiatan tersebut. Jika minat mereka terhadap sesuatu hal belum maksimal, akibatnya prestasi belajar mereka jauh lebih rendah dari kemampuan mereka.

Minat berbeda dengan perasaan suka. Minat lebih dari sekedar perasaan suka, meskipun pada awalnya minat yang timbul berasal dari perasaan suka. Perbedaannya, perasaan suka cenderung bersifat sementara, sedangkan minat cenderung menetap dan bersifat kontinyu (terus- menerus ) dan berkelanjutan.

(55)

belajar. Jadi dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila kegiatan yang dilakukannya cukup menarik minatnya.

Minat belajar berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Jika siswa memiliki minat belajar yang tinggi, dia tentu akan mengikuti proses kegiatan belajar dengan baik. Melalui proses belajar yang baik, diharapkan siswa akan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Begitu juga seba liknya, jika anak mengikuti proses belajar dengan tidak baik, tidak serius, tidak berminat, maka akibatnya akan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa.

E. Hipotesis

(56)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan prestasi belajar kelas VB Semester 2 Di SD Kanisius Sengkan tahun pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif tingkat korelasi dan memberi penjelasan tentang bagaimana hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar.

Furchan (2009:447) mengemukakan bahwa penelitian diskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan

variabel atau kondisi ”apa” dalam suatu situasi.

B. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah di SD Kanisius Sengkan yang beralamat di jalan Kaliurang km 7, Yogyakarta.

C. Subjek penelitian

(57)

D. Jadwal Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada tahun pelajaran 2010-2011 pada semester dua.

1. Penyusunan Proposal 2. Konsultasi Bab I, II,

4. Penyusunan Kuesioner √

(58)

10. Bimbingan dengan dosen pembimbing

√ √

11. Ujian Skripsi √

12. Revisi Skripsi √ √

13. Penulisan artikel ilmiah √

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek peneliti atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, 1993:91). Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel bebas yaitu variabel yang mendahului atau yang mempengaruhi variabel terikat (Furchan 2004:46). Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam variabel bebas adalah minat belajar.

(59)

2. Variabel terikat yaitu variabel yang merupakan akibat atau yang tergantung pada variabel yang mendahuluinya Furchan 2004:46). Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam variabel terikat adalah prestasi belajar.

Prestasi belajar adalah Kemampuan perolehan siswa berupa pengetahuan yang diukur dengan tes buatan guru dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh siswa. Mencakup skor lima mata pelajaran inti SD yakni Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Suparno, 2007:56). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Menurut Suharsimi Arikunto, kuesioner merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

Kuesioner dibuat mengacu pada kerangka kuesioner milik Florentina Rina Budi Prastiwi (2009) yang berjudul Hubungan Antara Minat Belajar Akuntansi, Kedisiplinan Belajar Siswa, dan Persepsi

(60)

Belajar Akuntansi: Studi Kasus Pada SMA N1 Semin, Gunung Kidul

dan juga mengunakan kerangka kuesioner milik Cicilia Era Kumala (2009) yang berjudul Hubungan Minat Belajar Siswa dan Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa: Studi Kasus pada Siswa

Kelas III SMA N 2 Klaten.

Alasan peneliti memilih kerangka kuesioner milik Florentina Rina Budi Prastiwi (2009) dan Cicilia Era Kumala (2009) karena penelitian mereka sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam menyusun kuesioner minat belajar yang mengacu pada kedua penelitian diatas, peneliti juga melakukan modifikasi pada beberapa item pernyataan. Modifikasi dilakukan dengan cara hanya mengambil beberapa item yang peneliti anggap tepat, dan menyederhanakan kalimat agar lebih mudah dipahami untuk anak usia sekolah dasar serta dengan mengembangkan pernyataan / item dari setiap indikator.

Jenis kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Kuesioner terdiri dari 8 indikator yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa pernyataan yang berjumlah 46 pernyataan. 46 pernyataan/item tersebut terdiri dari 34 item positif dan 12 item negatif.

(61)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Minat

No. Indikator Item Positif Item Negatif

1. Perhatian pada pelajaran

 Pada saat guru memasuki ruangan kelas, saya sudah berada didalam kelas *)

 Saya memperhatikan setiap penjelasan ketika guru mengajar di kelas. *) dan alat peraga yang digunakan guru saat pelajaran

(62)

 Ketika saya mempelajari berbagai konsep pelajaran saya mempergunakan berbagai buku penunjang

 Ketika mempelajari Pkn, bahasa indonesia, matematika, IPA, IPS perlu banyak latihan

 Saya tidak pernah melamun di dalam kelas saat pelajaran.**)

 Saya belum pernah mengantuk saat mengikuti pelajaran.

 Saya tidak pernah membuat kegaduhan saat pelajaran berlangsung.

(63)

walaupun saat itu guru berada guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran.

 Saya selalu berusaha menjawab pertanyaan guru, saat guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran. menyelesaikan tugas dari guru.*)

 Saya akan berusaha

mengerjakan tugas dari guru walaupun tugas tersebut Saya

 Saya tidak

(64)

rasa sulit.

 Saat sedang mengerjakan tugas individu, saya akan mengerjakan sendiri/ kerja mandiri.

 Saat sedang mengerjakan tugas kelompok, saya mau akan mengulangi hal-hal yang penting dalam pelajaran.

 Saya selalu membuat catatan khusus untuk hal-hal yang penting dalam pelajaran.

 Saya belajar tidak hanya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi juga untuk mempelajari materi yang akan dipelajari keesokan harinya.

 Apabila saya mengalami kesulitan pada saat pelajaran

 Saya belajar hanya ketika ada ulangan

(65)

saya pasti bertanya pada guru

 Saya membaca buku-buku yang mendukung mata pelajaran.

 Apabila saya mengalami kesulitan pada saat pelajaran saya pasti bertanya pada teman.

 Saya membentuk kelompok belajar dengan teman sekelas untuk menyelesaikan tugas-tugas pelajaran.*)

 Saya merasa bahwa banyak konsep dalam Pkn, bahasa indonesia, matematika, IPA IPS yang memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari 6. Rasa suka

terhadap objek

(66)

*) item pernyataan dari Florentina Rina Budi P yang telah dimodifikasi

**) item pernyataan dari Cicilia Era Kumala yang telah dimodifikasi

Tabel 3.3

Sebaran Item Kuesioner

No Indikator minat belajar

siswa

No item soal

Positif Negatif

1. Perhatian pada pelajaran 1*),2*),4**),5,7,8,9,43,46**) 3*),6 2. Terciptanya konsentrasi

pada pelajaran

10**),11,12, 14*),15*,17*) 13,16

3. Respon atas pertanyaan teman dan guru

34,35,36 33

4. Bekerja menyelesaikan tugas

19,20*),21,22,23 18

pelajaran belajar**) yang lebih pintar

membuat saya rendah diri dan malas belajar 8. Keinginan yang

besar terhadap suatu hal

(67)

5. Sikap terhadap pelajaran 24*),25,26,29,30,31,32*),45 27, 28*)

Kuesioner yang digunakan sebagai alat uji coba instrumen dapat dilihat dalam lampiran 1.

Kuesioner ini disusun berdasarkan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang. Skala Likert yang digunakan yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Adapun pengukurannya sebagai berikut:

(68)

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam penelitian ini dokumentasi yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu daftar nilai rapor siswa kelas VB SD Kanisius Sengkan semester 2. Data yang digunakan meliputi nilai lima mata pelajaran inti SD Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Peneliti memilih lima mata pelajaran inti karena dianggap sudah mewakili prestasi belajar siswa secara keseluruhan selama satu semester.

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan sebelum kuesioner diberikan kepada responden. Tujuannya adalah untuk menghindari pernyataan-pernyatan yang kurang jelas maksudnya, menghilangkan kata-kata yang sulit untuk dipahami, dan mempertimbangkan pengurangan atau penambahan butir/item.

(69)

lebih sama dengan siswa kelas VB, misalnya intelegensi, guru, latar belakang keluarga, dsb.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Azwar (2009:5) menjelaskan bahwa suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menghitungnya dengan validitas butir memakai teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus ini sebagai berikut (Masidjo, 2010:247):

rxy = 𝑁 𝑋𝑌− 𝑋 ( 𝑌) { 𝑁 𝑋2 𝑋 2 }{ 𝑁 𝑌2 ( 𝑌)²}

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

∑x : jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)

∑y : jumlah skor dalam sebaran y (skor item total)

∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y yang berpasangan

∑x2

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑y2

(70)

Sedangkan penghitungannya memakai program SPSS statistics 17.00 for Windows.

Dalam penelitian ini, item valid tidak dibandingkan dengan tabel, tetapi dengan kriteria ≥ 0,30. Item dinyatakan valid apabila taraf signifikansinya lebih besar atau sama dengan 0,30 (≥ 0,30). Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Azwar (2009:65), bahwa kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan menggunakan batasan rxy ≥ 0,30. Dari hasil penghitungan, item yang dinyatakan valid akan digunakan untuk penelitian di kelas VB di SD yang sama dengan tempat uji coba instrumen, yakni SD Kanisius Sengkan. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a. Memasukkan data skor yang diperoleh siswa ke dalam data uji coba dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007.

b. Menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

c. Mentabulasikan data tersebut kedalam tabel uji coba pada program SPSS statistics 17.00 for Windows.

d. Menguji validitas dengan langkah : analyze - correlate – bivariate – memindahkan semua item ke kolom variables - beri tanda cek pada kotak dengan pilihan Pearson dan Two Tailend pada kolom Test of Significance - klik Ok

(71)

dilihat pada tabel hasil analisis uji validitas kuesioner minat belajar siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan tahun pelajaran 2010/2011 (lampiran 4). Sebagai instrumen penelitian, peneliti akan menggunakan soal yang harus dijawab para siswa. Dengan demikian, peneliti akan merevisi 12 item pernyataan yang berasal dari indikator yang berbeda agar sebaran itemnya merata. Adapun sebaran dari hasil penghitungan validitas item dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Tabel Validitas Item Kuesioner Minat Belajar

No. Indikator

(72)

7. Suasana pelajaran 1 1 2 2 -

8.

Keinginan yang besar terhadap suatu hal

1` 1 2 2 -

Item yang taraf signifikasinya mendekati 0,30 kemudian direvisi. Item yang indikator butir soal item validnya belum cukup mewakili indikator pun juga perlu direvisi, misal dari dalam sebuah indikator, dari 8 item, baru 2 item yang valid, maka paling tidak harus merevisi 3 item. Revisi kuesioner dapat dilihat dalam tabel revisi item soal kuesioner tiap indikator (lampiran 8). Setelah dilakukan revisi, ahkirnya didapat 38 item pernyataan yang siap untuk digunakan sebagai kuesioner penelitian. 38 item tersebut terdiri dari 26 item positif dan 12 item negatif. Kuesioner hasil revisi yang siap untuk disebar sebagai kuesioner penelitian dapat di lihat dalam lampiran 10.

2. Pengujian reliabilitas

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Sebaran Item Kuesioner
Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

di Jalan Katamso RT 22 di belakang Penginapan Pangeran Khar Kelurahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, ketika korban SAMSUDIN alias

mda dasl@kat sungai Jambua. Bcrdasrkm kel,*insn ,vde didut olch m5slamlal didaedh ini maka tEdhi ,u,ya@n Dada ul)un kemaiiai adatah. $suri ahu ridak bcncnbnge

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan guru tentang siswanya yang meliputi (1) bagaimana pengetahuan guru tentang kemampuan awal

Bunda Maria, Bunda Gereja, Bunda kami semua, doakanlah kami untuk selalu bersyukur dan peduli kepada sesama seperti. Engkau bersyukur

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Selain pelayanan yang terjadi di dalam toko pada saat konsumen berkunjung, bentuk pelayanan lain yang lebih khusus dapat menjadi pilihan bagi pengelola toko

Hasil penelitian terhadap perbanyakan tanaman krisan se-cara in vitro dapat disimpulkan bahwa respon masing-masing genotipe tanaman sangat berbeda satu dengan lainnya dalam