• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.2. Hubungan pH Minuman Terhadap Terjadinya

Enamel gigi terdiri terdiri dari kristal hidroksiapatit (HA), yang mempunyai rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)2. Menurut Dawes, apabila hidroksiapatit berkontak dengan minuman, reaksi yang terjadi sebagai berikuti:,4, 6

Presipitasi  Demineralisasi

Ca10 (PO4)6(OH)210Ca2+ + 6PO43- + 2OH Solid  Larutan

Sedikit jumlah HA yang terlarut akan melepaskan kalsium, fosfat dan ion hidroksil. Proses ini berkelanjutan sehingga kadar air jenuh dengan HA. Pada tahap ini, kadar pada persamaan di kanan (demineralisasi mineral) bersamaan dengan persamaan di kiri (presipitasi mineral).6

Berdasarkan persamaan di atas, apabila adanya kontak asam OH- akan dirubah oleh [H+] membentuk H2O dan PO43- dirubah menjadi HPO42-, yang mana kontak asam yang lebih lama akan membentuk H2PO4

-. Ini menyebabkan berkurangnya OH- dan PO43- pada persamaan di sebelah kanan. Apabila mencapai tahap akhir, bahan yang solid akan masuk ke dalam larutan. Namun, tidak ada perubahan pada Ca2+. Kondisi ini jelas menunjukkan tingginya pelarutan enamel oleh

minuman bersifat asam (Gambar 10).6 Hal ini menerangkan mengapa di dalam minuman yang bersifat asam, Ip<Ksp yang membawa maksud nilai produk ionik berkurang dengan berkurangnya mineral di dalam suatu bahan. Keadaan ini berkaitan sekali dengan derajat keasaman suatu minuman. Hidroksiapatit dalam jumlah yang sedikit terlarut, melepaskan ion kalsium, fosfat dan hidroksil. Proses ini berlanjutan sehingga air jenuh dengan hidroksiapatit.4,6

Berlainan pula dengan keadaan di dalam rongga mulut. Proses terlarutnya enamel dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pH, aliran saliva dan kapasitas buffer cairan oral. Nilai produk ionik (Ip) yang dihasilkan berikutan konsumsi minuman yang bersifat asam diatur oleh komponen buffer saliva.4, 26 Bikarbonat adalah komponen utama buffer, demikian juga peptida, protein, dan fosfat.11 Buffer saliva berperan untuk menetralkan asam di dalam rongga mulut. Ia juga berperan dalam mengurangkan variasi dalam pH dan seterusnya warna juga rasa di dalam makanan dan minuman.29, 30, 31 Berlainan dengan penelitian yang dilakukan pada gigi yang sudah dicabut, di mana minuman ringan berkontak langsung dengan enamel gigi tanpa adanya buffer oleh saliva. 4, 26

Hasil beberapa penelitian menunjukkan tidak hanya pH minuman yang rendah meningkatkan potensi kerusakan enamel, namun yang paling utama adalah kapasitas buffer minuman tersebut. Jus buah memberikan efek merusak permukaan enamel yang lebih parah dengan adanya kandungan asam organik di dalam minuman tersebut.27,32 Menurut penelitian oleh Edward et. al, menemukan bahwa dengan dilakukan analisa titrasi, jus buah lebih sukar untuk dibuffer pada tahap netral dibanding minuman berkarbonat. Jus buah menunjukkan kapasitas buffer yang tinggi

walaupun memiliki pH yang lebih tinggi dibanding minuman berkarbonat, pada akhirnya menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada enamel gigi.32 Semakin tinggi kapasitas buffer suatu minuman, semakin lama waktu yang dibutuhkan saliva untuk menetralisasikan asam di rongga mulut karena lebih banyak ion dari mineral gigi diperlukan untuk menginaktifkan asam.1

Gambar 12: Stabilisasi pH dengan atau tanpa buffer

Berdasarkan gambar di atas (Gambar 11), variasi perubahan pH terlihat berkurang dengan adanya buffer. Penambahan buffer pada suatu bahan meningkatkan kapasitas buffer pada sistem dan pH menjadi stabil.30 Berlainan dengan penelitian yang dilakukan pada gigi yang telah dicabut di mana pH yang rendah akan memberikan efek demineralisasi terhadap permukaan enamel yang lebih tinggi dibanding penelitian yang dilakukan pada gigi yang berada di dalam rongga mulut.

Dengan adanya buffer 

Tanpa  adanya  buffer

Gigi di dalam kavitas oral jarang sekali berada di bawah lingkungan asam yang lama terutama jika struktur plak pada gigi tipis, terbuka dan porous. Berdasarkan pendapat inilah kadar kalsium yang terlepas dari permukaan enamel yang dipaparkan kepada 3 jenis minuman tersebut dianalisa dalam 15 menit yang pertama setelah terpapar. Perpanjangan masa selama satu jam bertujuan untuk melihat kadar pelepasan kalsium apabila masa pemaparan kepada minuman-minuman tersebut dijalankan.4

Tanpa adanya saliva, efek minuman ringan terhadap permukaan enamel akan lebih merusak. Lesi yang disebabkan erosi asam dilaporkan mempunyai zona enamel yang lembut dan tipis sebanyak beberapa mikron kedalamannya dan mudah dipengaruhi oleh penggunaan secara fisikal.4 Dalam studi ini (Tabel 7), Coca-cola menunjukkan efek demineralisasi yang paling tinggi dibanding kedua jenis minuman yang bersifat asam yang lain yaitu Fruit Tea dan Teh Botol. Teh Botol dengan pH 6,7 adalah minuman yang berada dalam pH yang ideal dengan saliva yaitu 5,5-6,5 dan tidak menunjukkan perbedaan mean yang signifikan dalam menimbulkan efek demineralisasi terhadap permukaan enamel. Demikian juga hasil yang didapat oleh peneliti terdahulu yaitu Mineral Water yang menunjukkan sedikit sekali atau tidak ada pelepasan kalsium dari permukaan enamel gigi.4

Penelitian lain mendapati bahwa minuman teh mempunyai kemampuan ikatan yang kuat antara partikel-partikel di dalam teh dengan permukaan enamel.33 Alasan ini bertepatan dengan hasil yang didapat (Tabel 7) bahwa Fruit Tea menunjukkan ketepatan sebanyak 99% dalam hubungan antara pH minuman dengan pelepasan kalsium dari permukaan enamel gigi. Demikian juga, Fruit Tea yang terbuat dari rasa

buah sukar untuk dibuffer walaupun memiliki pH yang lebih tinggi dibanding Coca-cola. Ini bersesuaian dengan hasil penelitian oleh Edward et. al yang mendapati bahwa minuman rasa buah memberikan kapasitas buffer yang lebih tinggi dibanding minuman berkarbonat.32

Enamel hanya larut di dalam saliva atau cairan plak apabila pH larutan lebih rendah dari pH kritikal saliva. Pada individu yang mempunyai konsentrasi saliva yang rendah, pH kritikalnya mungkin sekitar 6,5. Sedangkan pada individu yang mempunyai konsentrasi saliva tinggi pH kritikalnya sekitar 5,5. pH kritikal tidak tetap karena kandungan kalsium dan fosfat di dalam cairan plak berbeda antara satu individu dengan individu yang lainnya. Lebih banyak kalsium dan fosfat di dalam suatu larutan, semakin rendah pH kritikal larutan tersebut.6

Dengan diperoleh hasil, maka disimpulkan penting diberikan informasi kepada masyarakat bahwa kebiasaan minum minuman ringan yang mengandung asam dapat mengakibatkan pelepasan kalsium dari permukaan enamel gigi. Kebiasaan orang dewasa ini selain minum minuman ringan yang dingin dibarengi dengan memakan makanan yang panas. Perubahan temperatur yang tiba-tiba ini juga menyebabkan demineralisasi gigi dapat terjadi, ataupun mempermudah terjadinya karies akibat membesarnya ruang mikroskopis antar enamel rods.3 Peneliti berharap agar peneliti seterusnya dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan pelbagai jenis minuman lainnya di pasaran yang kebanyakannya memberikan efek negatif terhadap gigi yang sehat. Peneliti merasakan pentingnya melakukan penelitian lanjutan tentang pelepasan kalsium terhadap kekerasan gigi karena sangat berhubungan sekali dengan erosi enamel gigi.

Dokumen terkait