• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Petugas KIA a Administrasi dan Kebijaksanaan Organisas

HASIL PENELITIAN

4.5 Analisis Bivariat

4.5.2 Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Petugas KIA a Administrasi dan Kebijaksanaan Organisas

Hasil analisis hubungan antara administrasi dan kebijaksanaan organisasi terhadap kinerja petugas KIA dalam melaksanakan program KIA terdapat diperoleh data bahwa dari 19 responden yang mempunyai administrasi dan kebijaksanaan organisasi tinggi terdapat 13 (68,4%) berkinerja baik dan 6 (31,6%) berkinerja kurang. Dari 9 responden yang mempunyai administrasi dan kebijaksanaan organisasi yang sedang terdapat 6 (66,7%) yang berkinerja baik dan 3 (33,3%) yang berkinerja kurang. Dari 4 responden yang mempunyai administrasi dan kebijaksanaan organisasi yang rendah terdapat 1 (25%) yang berkinerja baik dan 3 (75%) yang berkinerja kurang. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,186 < 0,25 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan administrasi dan kebijaksanaan organisasi dengan kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dalam melaksanakan tugas- tugas pokok program KIA. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.20 di bawah ini:

Tabel 4.20 Hubungan Administrasi dan Kebijaksanaan Organisasi terdapat Kinerja Petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai

Variabel Kinerja

Baik Kurang Total

n % n % n % Administrasi dan Kebijaksanaan Organisasi - Tinggi 13 68,4 6 31,6 19 100 - Sedang 6 66,7 3 33,3 9 100 - Rendah 1 25 3 75 4 100 b. Penyeliaan

Hasil analisis hubungan antara penyeliaan terhadap kinerja petugas KIA dalam melaksanakan program KIA terdapat diperoleh data bahwa dari 29 responden yang mempunyai penyeliaan yang tinggi terdapat 19 (65,5%) berkinerja baik dan 10 (34,5%) berkinerja kurang. Dari 3 responden yang mempunyai peyeliaan yang sedang terdapat 1 (33,3%) yang berkinerja baik dan 2 (66,7%) yang berkinerja kurang. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,288 < 0,25 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan penyeliaan dengan kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dalam melaksanakan tugas- tugas pokok program KIA. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.21 di bawah ini:

Tabel 4.21 Hubungan Penyeliaan terdapat Kinerja Petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai

Variabel Kinerja

Baik Kurang Total

n % n % n %

Penyeliaan

- Tinggi 19 65,5 10 34,5 29 100

c. Insentif

Hasil analisis hubungan antara insentif terhadap kinerja petugas KIA dalam melaksanakan program KIA terdapat diperoleh data bahwa dari 14 responden yang mempunyai insentif tinggi terdapat 14 (100%) berkinerja baik dan tidak terdapat berkinerja kurang. Dari 12 responden yang mempunyai insentif yang sedang terdapat 6 (50%) yang berkinerja baik dan 6 (50%) yang berkinerja kurang. Dari 6 responden yang mempunyai insentif yang rendah tidak terdapat yang berkinerja baik dan 6 (100%) yang berkinerja kurang. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,001 < 0,25 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan insentif dengan kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dalam melaksanakan tugas- tugas pokok program KIA. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.22 di bawah ini:

Tabel 4.22 Hubungan Insentif terdapat Kinerja Petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai

Variabel Kinerja

Baik Kurang Total

n % n % n %

Insentif

- Tinggi 14 100 0 0 14 100

- Sedang 6 50 6 50 12 100

- Rendah 0 0 6 100 6 100

d. Hubungan Antar Pribadi

Hasil analisis hubungan antara hubungan antar pribadi terhadap kinerja petugas KIA dalam melaksanakan program KIA terdapat diperoleh data bahwa dari 23 responden yang mempunyai hubungan antar pribadi tinggi terdapat 20 (87%) berkinerja baik dan 3 (13%) berkinerja kurang. Dari 7 responden yang

mempunyai hubungan antar pribadi yang sedang tidak terdapat yang berkinerja baik dan 7 (100%) yang berkinerja kurang. Dari 2 responden yang mempunyai hubungan antar pribadi yang rendah tidak terdapat yang berkinerja baik dan 2 (100%) yang berkinerja kurang. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,001 < 0,25 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara hubungan antar pribadi dengan kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dalam melaksanakan tugas- tugas pokok program KIA. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.23 di bawah ini:

Tabel 4.23 Hubungan antara Hubungan Antar Pribadi terdapat KinerjaPetugas KIA di Puskesmas Kota Binjai

Variabel Kinerja

Baik Kurang Total

n % n % n %

Hubungan Antar Pribadi

- Tinggi 20 87 3 13 23 100

- Sedang 0 0 7 100 7 100

- Rendah 0 0 2 100 2 100

e. Kondisi Kerja

Hasil analisis hubungan antara kondisi kerja terhadap kinerja petugas KIA dalam melaksanakan program KIA terdapat diperoleh data bahwa dari 14 responden yang mempunyai kondisi kerja tinggi terdapat 14 (100%) berkinerja baik dan tidak terdapat yang berkinerja kurang. Dari 6 responden yang mempunyai kondisi kerja yang sedang terdapat 6 (100%) yang berkinerja baik dan tidak terdapat yang berkinerja kurang. Dari 12 responden yang mempunyai kondisi kerja yang rendah tidak terdapat yang berkinerja baik dan 12 (100%) yang berkinerja kurang. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa diperoleh nilai p = 0,001 < 0,25 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kondisi kerja

dengan kinerja petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai dalam melaksanakan tugas- tugas pokok program KIA. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.24 di bawah ini:

Tabel 4.24 Hubungan antara Kondisi Kerja terdapat Kinerja Petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai

Variabel Kinerja

Baik Kurang Total

n % n % n % Kondisi Kerja - Tinggi 14 100 0 0 14 100 - Sedang 6 100 0 0 6 100 - Rendah 0 0 12 100 12 100 4.6 Analisis Multivariat

Dalam analisis bivariat diketahui variabel kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, administrasi dan kebijaksanan organisasi, insentif, hubungan antar pribadi dan kondisi kerja berhubungan terhadap kinerja petugas KIA dalam melaksanakan tugas- tugas pokok program KIA.

Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang berpengaruh terhadap keberhasilan program KIA dalam melaksanakan tugas- tugas pokok program KIA. Dalam pemodelan ini semua variabel yang memiliki nilai p < 0,25 pada analisa bivariat akan dimasukkan ke dalam uji regresi linear berganda seperti pada Tabel 4.25 di bawah ini:

Tabel 4.25 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Variabel Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai

Variabel Nilai B Sig.

Kemajuan 0,034 0,590

Pekerjaan itu Sendiri 0,057 0,516

Pencapaian 0,078 0,284

Administrasi dan Kebijaksanaan Organisasi 0,014 0,829

Insentif 0,026 0,797

Hubungan Antar Pribadi 0,126 0,291

Kondisi Kerja 0,342 0,001

Constant 0,187 0,289

Setelah dikeluarkan variabel dengan nilai p < 0,25 secara bertahap, maka didapatkan 7 variabel yang masuk sebagai kandidat model yaitu kemajuan, pekerjaan itu sendiri, pencapaian, administrasi dan kebijaksanaan organisasi, insentif, hubungan antar pribadi dan kondisi kerja. Secara keseluruhan model ini dapat memprediksi besarnya pengaruhnya terhadap kinerja petugas KIA dalam melaksanakan tugas- tugas pokok program KIA. Dari hasil analisis multivariat variabel yang paling dominan berpengaruh adalah variabel kondisi kerja (p = 0,001) dengan nilai koefisien 0,342.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Petugas KIA di

Dokumen terkait