• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5.2 Pembahasan

5.2.1 Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Dokumentasi Pengkajian

Dari hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara hubungan motivasi dengan pelaksanaan dokumentasi pengkajian sistematis di ruang Bogenvile RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua. Berdasarkan uji statistic Spearman rho pada hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan dokumentasi pengkajian sistematis menunjukkan coefisien correlation diperoleh nilai signifikan menunjukkan value kurang dari alfa yang artinya hipotesisi diterima dengan koefisien korelasi. Pada pelaksanaan dokumentasi pengkajian sistematis menunjukkan arah korelasi positif dengan menunjukkan tingkat korelasi sedang, artinya motivsi berhubungan dengan pelaksanaan dokumentasi pengkajian di Ruang Bogenvile RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi positif semakin baik pelaksanan dokumentasi pengkajian yang sistematis di Ruang Bogenvile RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua. Perawat di ruang Bogenvile memiliki motivasi yang baik akan tetapi ada sebagian yang juga masih memiliki motivasi sedang.

Dalam penelitian ini motivasi diteliti dengan menggunakan kuisioner yang meliputi (1) tanggung jawab (2) prestasi (3) pengakuan (4) gaji (5) budaya kerja. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jawaban dari semua item

jawaban responden terlihat pada item gaji mendapatkan persentase dengan rentang paling rendah.

Menurut (Kurniadi, 2013) motivasi kerja adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi, menggerakkan, membangkitkan dan memelihara perilaku seseorang yang akan melaksanakan pekerjaan mencapai tujuan. Hasil uji spearman diatas juga sesuai dengan teori Hezberg dimana motivasi terdiri dari faktor intrinsik dan ektrinsik, misalnya tanggung jawab, prestasi dan pengakuan dan kemajuan yang ingin dicapai yang timbul dari dalam diri sendiri. Sedangkan faktor ekstrinsik antara lain hubungan interpersonal saat bekerja, teknik supervise/ pengarahan, budaya kerja, gaji/ kompetensi yang diterima. Ketika responden berada pasa suatu kondisi dimana ada sesuatu yang dapat mempengaruhi, menggerakkan, membangkitkan dan memelihara perilaku untuk melaksanakan suatu pekerjaan mencapai tujuan maka motivasi itu akan timbul pada diri perawat.

Berdasarkan hasil uji statistik bahwa jika dilihat dari persentase yang ada faktor yang mendukung timbulnya motivasi kerja pada responden yang dirasakan kurang mendukung adalah faktor gaji. Namun penghasilan (gaji/insentive) bukan semata menjadi faktor yang mempengaruhi seseorang memiliki motivasi akan tetapi ada faktor lain yang bisa tetap membuat perawat masih mampu memotivasi dirinya yakni pada faktor budaya kerja dan pengakuan yang dibuktikan dengan presentasenya pada setiap jawaban dengan skor tertinggi.

Berdasarkan pandangan tentang motivasi menurut Suarli (2013) dalam model SDM menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh beberapa faktor, tidak hanya uang dan keinginan mencapai kepuasan tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti. Dalam hal ini berarti seseorang juga merasa puas jika bisa berprestasi dalam pekerjaannya. Selain gaji, prestasi, pengakuan dan budaya kerja, tanggung jawab juga mejadi salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi. Jika di lihat dari jawaban responden pada item tanggung jawab pada umumnya jawaban dengan skor 3 dan 4. Pada butir satu dari 25 responden yang menjawab dengan skor (4) Selalu hanya dua orang yakni kepala ruangan dan wakil kepala ruangan, tetapi ada 19 responden yang menjawab dengan skor (3) sering sedangkan yang menjawab dengan skor (2) jarang hanya 4 responden. Mengapa peneliti tertarik membahas pernyataan butir satu karena pernyataannya adalah tentang inisiatif responden dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Nursalam, 2016 menyatakan dalam menjalankan metode asuhan keperawatan asuhan keperawatan professional, model praktik keperawatan di rumah sakit perawat professional mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap dan kemampuannya. Berdasarkan jawaban responden yang ada mengambarkan bahwa secara umum sudah menunjukkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada pernyataan butir 4, ada satu responden yang menjawab dengan skor 1.

5.2.2 Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Dokumentasi Pengkajian Akurat/Lengkap di Ruang Bogenvile RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua

Pada penelitian ini menyatakan ada hubungan antara motivasi dengan pelaksanaan dokumentasi yang lengkap di ruang Bogenvile RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua. Berdasarkan uji statistic pada pelaksanaan dokumentasi pengkajian akurat/lengkap juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistic p= 0,626 dengan koefisien korelasi 0,001. Nilai (r) = 0,626 pada pelaksanaan dokumentasi pengkajian yang akurat/lengkap menunjukkan tingkat korelasi kuat sehingga bisa disimpulkan bahwa semakin baik motivasi perawat, maka semakin baik pula pelaksanaan dokumentasi pengkajian yang akurat/lengkap.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang yang yang memiliki motivasi baik juga sangat berpengaruh untuk timbulnya keinginan untuk melakukan dokumentasi pengkajian yang sistematis dengan baik. Kurangnya motivasi seseorang terhadap pelaksanaan dokumentasi pengkajian yang lengkap maka semakin buruk pendokumentasian pengkajian akurat/lengkap. Dewasa ini bersaing dalam suatu pekerjaan sangatlah dibutuhkan. Oleh karena itu faktor- faktor yang mendorong motivasi seseorang sangat dibutuhkan (dilihat dari hasil penelitian) bahwa 14 perawat yang memiliki motivasi baik dan 11 orang yang memiliki motivasi cukup, maka terdapat 9 perawat yang pelaksanaan pendokumentasian yang sistematisnya baik.

Hal ini sependapat dengan Kurniadi, (2013) yang berpendapat bahwa motivasi adalah suatu kondisi yang dapat mempengaruhi, menggerakkan, membangkitkan dan memelihara perilaku seseorang yang akan melaksanakan pekerjaan mencapai tujuan. Menurut Hidayat A, (2009) menyatakan bahwa pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat adalah meliputi kemampuan melakukan observasi secara sistematis pada klien, kemampuan berkomuniksi secara verbal atau non verbal. Muhlisin Abi, (2011) menyatakan bahwa dokumentasi keperawatan selain bersifat rahasia yang mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien, catatan kesehatan juga merupakan catatan yang bersifat bisnis dan legal.

Berdasarkan hasil penelitian faktor yang terlihat jelas yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendokumentasian pengkajian yang sistematis dengan kategori kurang sebanyak 5 (20,0%) responden adalah faktor jenis kelamin. Kelima responden tersebut berjenis kelamin laki-laki. Kelima responden ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti sama sekali tidak melakukan pendokumentasian pengkajian pada pasien yang diterima dan dirawat.

Hasil uraian berdasarkan observasi atau pengamatan yang di lakukan peneliti bahwa di tempat peneliti melakukan penelitian mempunyai kebiasaan bahwa perawat laki-laki lebih cenderung untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan fisik/tenaga. Dari segi geografis letak ruangan tempat penelitian

terletak dilantai dua, sedangkan unit gawat darurat dan tempat pemeriksaan penunjang semuanya berada di lantai satu. Kondisi saat peneliti melakukan penelitian dan dari cerita responden lainnya bahwa lift tidak berfungsi sudah sejak hampir dua tahun, tidak mempunyai jalan darurat dan hanya tangga satu- satunya akses untuk mencapai lantai dua. Otomatis semua pasien yang dirawat dan akan dilakukan pemeriksaan penunjang harus diangkat melewati tangga.

Berdasarkah hasil yang ada bisa disimpulkan bahwa jenis kelamin/perawat laki-laki tidak melakukan dokumentasian pengkajian disebabkan karena keadaan rumah sakit saat ini. Bisa disimpulkan bahwa walau pada perawat laki-laki tidak melakukan dokumentasian pengkajian disebabkan karena keadaan rumah sakit saat ini akan tetapi dari uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan saran tentang motivasi perawat dengan pelaksanaan dokumetasi pengkajian di Ruang Perawatan Bedah RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua.

Dokumen terkait