• Tidak ada hasil yang ditemukan

11.4 Motor Listrik

11.4.5 Hubungan motor beban

/

...(

975 kg m

n

N

M

m m m

...11.17) dimana

Mm =momen putar motor (Kg/m)

Nm = daya motor (KW) nm = putaran motor (rpm)

Pada waktu motor start sampai jalan dengan kecepatan nominal memerlukan asutan (awalan). Untuk membuat percepatan tersebut maka diperlukan momen asut yang besar. Pengasutan motor dipilih menurut kebutuhan, misalnya untuk mesin-mesin tekstil, lift, escalator dsb, memerlukan asutan yang khusus. Jadi dalam menggunakan alat asut harus diperhatikan macam bebannya. Karena momen asutan yang besar tersebut, maka motor juga akan menarik arus dari sumber yang besar. Arus ini disebut arus asut atau arus start.

Besarnya arus asut dan momen asut pada tingkat pembebanan motor adalah berbeda, dengan prakiraan nilai seperti tercantum dalam Tabel 11.1 di bawah ini.

Tabel 11.1. Arus dan momen asut pada tingkat pembebanan motor.

No. Beban (%) Istart (%) Mstart (%)

1 Beban nol 100 50

2 50 160 100

3 100 250 200

11.4.5 Hubungan motor beban

Yang dimaksudkan yaitu penyesuaian terhadap bentuk, perhubungan dan pergerakannya. Misalnya dengan V-belt, kopling vertikal, atau horizontal.

11.4.5.1 Macam kerja motor.

Ada dua macam kerja motor yaitu kontinyu dan tidak kontinyu. Kerja tidak kontinyu dibagi menjadi dua yaitu kerja jangka pendek dan kerja jangka panjang. Pemilihannya menjadi penting sebab bila salah motor akan terbakar, lihat panas yang timbul pada gambar berikut.

11.4.5.2 Ruang yang tersedia.

Dalam hal ini harus diperhatikan lingkungan dimana motor tersebut akan dipasang, misalnya:

Banyak debu Lembab, banyak air

Mudah terbakar/meledak karena terdapat zat kimia tertentu, dsb

Keterangan:

(a) = Kerja motor kontinyu

(b) = Kerja motor tidak kontinyu jangka panjang. (c) =Kerja motor tidak kontinyu jangka pendek. M = kerja motor

Tr = temperatur yang dibangkitkan

Tk = waktu kerja dari motor, Ti = waktu motor istirahat

11.4.5.3 Power faktor.

Power faktor atau cos φ sering juga disebut sebagai efisiensi, semakin kecil cos φ, suatu mesin KVAR dan KVA nya semakin besar untuk daya terpakai (KW) yang tetap. Dengan demikian mesin akan menarik arus lebih besar. Jadi pemilihan motor listrik dengan mempertimbangkan cos φ akan sangat berpengaruh terhadap:

Kapasitas daya terpakai/sisa Biaya listrik

11.4.5.4 Testing motor

Motor listrik sebelum diintalasi terlebih dahulu harus diketahui apakah motor tersebut dalam kondisi baik. Untuk itu motor harus di test dengan benar dan lengkap, sebab motor dapat rusak karena berbagai hal. Disamping itu belum tentu motor listrik yang baru dibeli pasti dalam keadaan baik.

Adapun sebab-sebab suatu motor dalam keadaan tidak baik sehingga tidak bekerja normal adalah:

 Terbakar karena over load atau beban lebih  Over heating (belum terbakar) karena beban lebih  Terbakar karena single phasing

Gambar.11.1. Macam kerja motor. (a) (b) (c) Tr Tr Tr M M M tk ti ti tk

 Terbakar karena bearing rusak  Rotor tidak align terhadap stator  Benda-benda asing masuk ke motor  Belitan tidak seimbang dan sebagainya

Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka dilakukan testing yang meliputi: 1. Test isolasi

2. Test hubung singkat 3. Test keseimbangan 4. Running test

11.4.5.4.1 Test isolasi dan hubung singkat

Menurut peraturan AIEE hambatan isolasi antara kawat dengan body masing-masing phasa adalah:

MOhm

KVA

V

R .....

1000

100

min

...11.18) dimana

Rmin = tahanan isolasi minimum yang diijinkan V = tegangan nominal motor (volt)

KVA = daya motor

Bila belitan motor dalam keadaan hubung singkat, maka harga tahanan isolasi ini sama dengan nol.

11.4.5.4.2 Test keseimbangan

Untuk mengetahui apakah suatu motor seimbang dalam operasi nanti, maka belitan diukur tahanannya. Pengukurannya harus dilakukan dengan Galvanometer agar memberikan hasil yang memuaskan.

11.4.5.4.3 Running test

Test ini dilakukan dengan menjalankan motor tanpa beban. Adapun data-data yang perlu diamati antara lain adalah:

 Kecepatan putar motor

 Kecepatan motor diukur dengan Tachometer dan harus sesuai dengan kecepatan yang

tertera pada name plate.

 Kecepatan ini penting sebab bila terlalu rendah, momen yang timbul juga tidak sesuai

dengan yang kita inginkan.begitu juga bila kecepatannya terlalu tinggi, maka beban akan mengalami kerusakan.

 Getaran  Suara

 Panas yang timbul

 Arus yang ditarik dari dumber (juga harus sesuai dengan yang tertera pada name plate).

Catatan: In1 < If1

11.4.5.4.4 Instalasi

Menurut sistem yang dipakai di Amerika, instalasi untuk menjalankan, menghentikan, membalikkan putaran dan pengasutan suatu motor listrik adalah sebagai berikut:

Keterangan: 1) Sumber

2) Sakelar tiga kutub 3) Sekering 4) Magnetik kontaktor 5) Overload 6) Unit stater 7) Motor listrik a. Sumber

Sumber tenaga yng dipakai untuk melayani motor harus cukup, termasuk ramalan mengenai arus startnya. Apabila arus start ini tidak diperhitungkan maka bisa terjadi pelayanan daya ke beban yang lain akan terganggu.

b. Sakelar tiga kutub

Sakelar ini sering juga disebut sakelar tiga phasa dimana sakelar tersebut mempunyai empat atau lima kontaktor. Yang perlu diperhatikan pada penutup rangkaian ini adalah rating arusnya minimal 115% dari arus nominal motor.

c. Sekering

Alat ini berfungsi sebagai pengaman terhadap arus yang berlebihan yang disebut oleh adanya hubung singkat.

Rating arusnya adalah:

5

.

2

start s

I

I

untuk motor yang bekerja secara kontinyu.

5

,

1

start s

I

I

untuk motor yang bekerja secara tidak kontinyu. Pada umunya besar arus start adalah 2,5 In

d. Magnetik Kontaktor

Peralatan ini dipakai untuk menjalani motor secara tidak langsung. Tujuannya, disamping agar arus startnya bisa diatur, juga agar motor tidak bekerja sendiri waktu sumber masuk.

Ratingnya adalah: sumber mak

V

V

I

I 1,25

2 3 4 5 6 7 1

Gambar 11. 4. Motor yang digunakan untuk crane.

Gambar 11. 6. Motor yang digunakan untuk lift.

12 DAFTAR PUSTAKA

1) Interatom GmBH, “Electrical System Description and Specification MPR-30”, 1987. 2) Interatom GmBH, “MPR-30 Electrical Power Supply Summary, System Description”,1986. 3) Interatom GmBH, “MPR-30 Electrical Power Supply Summary, System Spesification”, 1986. 4) Interatom GmBH, “Secondary Cooling System Description and Specification of MPR-30”, 1987. 5) Interatom GmBH, “Data Sheet for Secondary Cooling System of MPR-30”, 1987.

6) Interatom GmBH, “Diesel Emergency Sets BRV10/20/30 System Description”, 1986. 7) Interatom GmBH, “Diesel Emergency Sets BRV10/20/30 System Spesification”, 1986. 8) Interatom GmBH, “Electrical Description and Component”, 1986.

9) Interatom Gmbh , “Manual Operasi RSG-GAS no. Indent RSG/ORS/95, TOP No. 40”, 1987. 10) MPR 30, Turn Over Package No. 42, Earthing and Lightning System, BAW, 1987.

11) Safety Analisys Report, Volumn VI, 1993.

12) IAEA-TECDOC-792, “Management of research reactor ageing”, Vienna, Austria, March 1995. 13) Eugene C. Lister, Ir. Drs. Hanapi Gunawan, “Mesin Dan Rangkaian Listrik”, Penerbit

Erlangga, Jakarta, 1993.

14) Fizgerald, Kingsley, Umans, ”Mesin -Mesin Listrik”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997. 15) Harten, P. Van, “Instalasi Listrik Arus Kuat 3”, CV. Trimitra Mandiri, Jakarta, 1978.

16) I J Nagrath, D P kothari, “Electric Machines”, Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi, 1985.

17) M. V. Deshpande, “Electric Motors: Applications And Control”, A. H. Wheeler & Co.Ltd, India, 1990.

18) Theodore Wildi, “Electrical Machines, Drives and Power Systems 3rd”, Prentice Hall Inc, New Jersey, 1997.

19) Zuhal, ”Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya”, Gramedia, Jakarta, 1995. 20) AEG Telefunken 1985, Description of Rectifying Equipment, MPR 30, BTU11. 21) AEG Telefunken 1985, Description of Rectifying Equipment, MPR 30, BTP01. 22) AEG Telefunken 1985, Description of Rectifying Equipment, MPR 30, BTD01. 23) Bonggas L. Tobing, “Peralatan Tegangan Tinggi”, Gramedia, Jakarta, 2003.

24) Anonymous, Siemens 2004, “Test Certificated”, PT Siemens Indonesia, Pulo Mas Factory,

25) Anonymous, Fluokit M24 1994, “Panel Perlengkapan Hubung Bagi” yang dapat dikembangkan, UNINDO,

26) B.L. Theraja, “Electrical Technology”, S.Chand & Company Ltd. Ram Nagar, New Delhi 110055, 1979.

27) Kenneth L. Gebert, and Kenneth R.Edwards, “Transformer, Principles and Application”, Second Edition, American Technical Publishers, INC, Chicago, Illinois, 1974.

28) Davenport, F. W, Magison, E. M. Yakub. Yu. A; “Substation Bus Switching Arrangement Their Essential Requirements and Reliability”, Electra, Oct. 1969.

29) Hasan Basri, ”Sistem Distribusi Daya Listrik”, ISTN, Jakarta 1997.

30) R. Zoro, “Petir dan Sistem Perlindungan Petir”, Penerbit LAPI-ITB, Bandung, 1990

31) Yan Bony Marsahala,”Modifikasi Sistem Listrik RSG-GAS Menjelang 20 Tahun Operasi”, REAKTOR, Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir, Volume III, N0.2, Oktober 2006, ISSN 0216-2695. 32) Iwa Garniwa, “Analisa Distribusi Arus, Intensitas Medan Magnet dan Tegangan Induksi Pada

Sistem Penangkal Petir Di Gedung Bertingkat”, Tesis S2, UI, Jakarta, 1995

33) Yan Bony Marsahala, Yayan Andriyanto, “Kondisi Terkini Sistem Listrik RSG-GAS”, Laporan Teknis, TRR.SR 25.01.51.05,

34) Yayan Andriyanto, Yan Bony Marsahala, “Tinjauan Kinerja Motor-Pompa PA01 AP001 Pada Sistem Pendingin Sekunder RSG-GAS”, REAKTOR, Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir, Volume III, N0.2, Oktober 2006, ISSN 0216-2695

35) Yan Bonny Marsahala, Sistem Listrik RSG-GAS, BATAN, Serpong, 1996

36) Yan Bony Marsahala, Yayan Andriyanto, Kondisi Terkini Sistem Listrik RSG-GAS, Laporan Teknis, TRR.SR.25.01.51.05

37) Yan Bony Marsahala, Kajian Keseimbangan Beban Pada Sistem Distribusi Daya Listrik RSG-GAS, Jurnal Ilmu dan Rerkayasa Industri (JIRTI), Volume 11, Nomor 1, Tahun Ke VI, April 2005, ISSN 1411-4275.

38) Yan Bony Marsahala, Tinjauan Sistem Kelistrikan RSG-GAS, Laporan Teknis, PRSG-BATAN, 1995 39) Yan Bony Marsahala, Evaluasi Penggunaan Daya Listrik RSG-GAS, Laporan Teknis,

PRSG-BATAN, 1998.

40) Yan Bony Marsahala, “Karakteristik Sistem Kelistrikan RSG-GAS Setelah Operasi Sepuluh Tahun”, Prosiding Seminar Hasil Penelitian PRSG–BATAN, Tahun 1997/1998.

41) Yan Bony Marsahala, “Analisis Keandalan Sistem Catu Daya Darurat RSG-GAS”, Laporan Teknis, TRR/BSR/002/1999.

42) Yan Bony Marsahala, ”Tinjauan Unujk Kerja Disel Pembangkit RSG-GAS”, Laporan Teknis, TRR/BSR/007/1999.

43) Yan Bony Marsahala, “ Distribusi Daya Listrik Reaktor GA.Siwabessy Dengan Bertambahnya Fasilitas Lain”, Laporan Teknis, TRR/BSR/006/1999, P2TRR-BATAN.

44) Asep Saepuloh, Koes Indrakoesoema, Yuyut Suraniyanto,”Evaluasi Unjuk Kerja Trafo Berpendingin Minyak BHT03 Di RSG-GAS”’, REAKTOR, Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir, Volume III, N0.2, Oktober 2006, ISSN 0216-2695.

Dokumen terkait