8.2.1 Sistem Pendingin Primer, JE01
Sistem pendingin primer berfungsi untuk memindahkan panas yang timbul di teras reaktor baik saat operasi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Sistem pendingin primer RSG-GAS terdiri dari pompa-pompa primer, alat penukar panas, kamar tunda dan jaringan pemipaan. Seluruh komponen terletak di dalam gedung reaktor. Sistem pendingin primer didesain mampu memindahkan panas sebesar 32,4 MW dengan debit aliran sebesar 860 kg/dt. Pompa pendingin primer terdiri dari 3 pompa (@ 160 kw) yang beroperasi dengan beban 50%, yaitu 2 pompa beroperasi dan 1 pompa sebagai cadangan. Masing-masing pompa dilengkapi dengan roda gila (fly wheel) yang digunakan untuk memperpanjang waktu aliran pada saat pasokan daya listrik mati. Roda gila diletakan antara pompa dan motor dengan kedua ujungnya ditahan oleh bearing.
8.2.2 Sistem Pendingin Sekunder, PA01/PAH01/PAQ01
Panas yang dibangkitkan di dalam sistem primer dipindahkan melalui alat penukar panas dan selanjutnya diuang oleh sistem pendingin sekunder ke atmosfer melalui modul-modul menara pendingin. Sistem pendingin sekunder didesain untuk menerima beban panas sebesar 32,4 MW dan terdiri dari 3 pompa, 3 suction strainer, 7 sel menara pendingin, 1 kolam penampung air menara pendingin dari jaringan pemipaan. Pompa sekunder dengan suction strainer diletakan di basement gedung bantu. Setiap pompa dirancang untuk menerima beban 50% dengan 1 pompa berfungsi sebagai cadangan. Basement gedung bantu dihubungkan ke menara pendingin dan gedung reaktor menggunakan kanal bawah tanah. Pipa-pipa sekunder dari menara pendingin masuk gedung bantu dan menuju gedung reaktor melalui kanal-kanal tersebut.
Untuk menjaga kualitas air sekunder sistem dilengkapi dengan sistem injeksi bahan kimia (PAQ01) yaitu dengan menginjeksikan bahan kimia ke sistem sekunder berupa larutan phosphate/Nalco 7354 untuk mencegah/mengurangi terjadinya korosi, larutan sodium hypochloride untuk mencegah pertumbuhan lumut/algae dan larutan sulphuric acid untuk mengontrol pH air tidak melebihi harga 8. Sistem sekunder dilengkapi dengan sistem blow down, yaitu pembuangan air kolam menara pendingin yang dimaksudkan untuk membatasi konsentrasi garam terlarut sehingga konduktivitas air tidak melebihi harga 95 miliS/m. Kehilangan air, termasuk yang disebabkan oleh penguapan air pada menara pendingin yang dipasok dari PAM Puspiptek (sistem PA04). Air pendingin sekunder masuk pada alat penukar panas melalui pipa kecil yang berdiameter +22 mm. Untuk menghindari kerak pada pipa-pipa kecil penukar panas tersebut, sistem sekunder dilengkapi dengan sistem pembersih pipa-pipa penukar panas (PAH01). Pembersihan dilakukan dengan melewatkan bola-bola spon/karet ke pipa-pipa alat penukar panas bersama air pendingin sekunder. Sesudah keluar dari sistem penukar panas bola spon disaring oleh screen dan ditarik oleh pompa pembersih pipa penukar panas untuk sialirkan kembali ke pipa sekunder sebelum penukar panas.
8.2.3 Sistem Pemurnian Air Kolam Reaktor, KBE01
Sistem pemurnian air kolam reaktor berfungsi untuk memindahkan produk aktivasi dan zat pengotor mekanis yang ada di air kolam reaktor dengan maksud untuk mempertahankan kualitas air sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. Sistem KBE01 terdiri dari 2 buah pompa (2x50% @ 7,5 kW), 1
mix bed filter, 1 resin trap, dan jaringan pemipaan dengan laju alir 40 m3/jam. Aliran sistem pemurnian mengalir dari pipa pendingin primer menuju pompa pemurnian kolam yang terletak di -6.5 m, kemudian dilewatkan ke mixed bed filter (penukar ion) dan resin trap. Air yang telah dimurnikan dikembalikan melalui bagian tengah kolam reaktor.
8.2.4 Sistem Pemurnian Air Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas, FAK01
Seperti pada sistem pemurnian air kolam reaktor, sistem pemurnian air kolam penyimpanan bahan bakar bekas berfungsi pula untuk menjaga kualitas air kolam. Disamping hal tersebut di atas sistem ini berfungsi pula untuk membuang panas air kolam penyimpan yang berasal dari γ heating bahan bakar bekas yang berada di kolam penyimpan.
masing-masing sebesar 4 kW, 2 penukar panas, 1 mixed bed filter, 1 resin trap dan jaringan pemipaan.
8.2.5 Sistem Lapisan Air Hangat, KBE02
Sistem lapisan air hangat berfungsi untuk menghangatkan air permukaan kolam reaktor agar paparan radiasi di dek reaktor bisa dikurangi. Sistem lapisan air hangat dilengkapi dengan sistem purifikasi untuk menjaga kualitas air pada permukaan kolam selalu pada kondisiik baik. Air kolam reaktor pada level -1,5 m dari permukaan air dilairkan melalui ring distribusi oleh pompa lapisan air hangat yang terdiri dari 2 buah pompa bekerja secara bergantian (2x100%) dengan laju alir 10 m3/jam. Dari pompa air kolamdialirkan ke mixed bed filter (1x100%), resin trap (1x100%) dan pemanas dengan kapasitas 60 kW. Dari pemanas air yang sudah hangat ini dikembalikan ke kolam reaktor pada ketinggian -0,5 m dari permukaan air melalui ring distribusi yang menempel pada dinding kolam.
8.2.6 Sistem Pendingin Kolam Darurat, JNA10, 20, 30
Sistem pendingin kolam terdiri dari 3 train redundant yang digunakan untuk mengambil sisa panas setelah reaktor padam baik dalam keadaan kondisi normal maupun darurat. Dalam keadaan darurat sistem JNA digunakan untuk mengatasi terjadinya kegagalan sistem pendingin paksa, kegagalan sistem listrik, kegagalan cost-down pompa primer, kegagalan penutupan katup isolasi primer dan adanya kehilangan air kolam reaktor. Tiap train terdiri dari 1 alat pendingin konveksi (HE celup), penukar panas dengan pendinginan udara/blower, 1 pompa 2,4 kW, tangki ekspansi volume 50 l dan jaringan pemipaan. Setiap train sistem pendingin kolam ini didesain mampu memindahkan panas sebesar 63 kW. Power supply sistem ini berasal dari pasokan listrik PLN dan dari generator darurat.
8.2.7 Sistem Resin flushing, KBK01
Untuk mengambil resin dari sistem purifikasi (KBE01, KBE02 dan FAK01) digunakan sistem resin flushing. Disamping itu sistem resin flushing digunakan juga untuk memindahkan resin dari tangki penampung resin RSG ke mobil pengangkut resin PTPLR. Sistem resin flushing terdiri dari 1 pompa 7,5 kW, 2 buah tangki penampung resin kapasitas 2,6 m3, tangki header dan jaringan pemipaan. Sistem resin
flushing dilengkapi pula dengan sistem pasokan/saluran air bebas mineral dari udara tekan.
8.2.8 Sistem Drainase Kolam, KBB01
Sistem drainase kolam berfungsi untuk pengisian dan pengosongan kolam reaktor, kolam penyimpan elemen bakar, tangki tunda dan jaringan pemipaan. Sistem drainase kolam dihubungkan dengan pipa sistem pendingin primer. Kolam drainase terletak di basement level -9,5 m, sehingga untuk pengosongan kolam air dialirkan secara gravitasi. Air sisa yang tidak bisa mengalir secara gravitasi dipompa dengan pompa portabel submersible.
Untuk mengalirkan air dari kolam drainase ke kolam reaktor dan kolam penyimpan elemen bakar dan tangki tunda digunakan sebuah pompa vertikal 7 kW dengan laju alir 33 m3/jam. Pada saat keadaan darurat air kolam drainase dapat dipompakan ke kolam reaktor dengan pompa portabel (3 kW; 20 m3/jam) melalui pipa darurat yang terpasang di dalam dinding gedung reaktor.
8.2.9 Sistem Drainase Komponen Primer, KTA01
Untuk menampung air drainase komponen sistem pendingin primer disediakan tangki penampung dengan volume total 4 m3 yang terletak di basement level -9,3 m. Pompa type vertikal 3kW dengan debit 10 m3/jam disediakan untuk memindahkan air tangki drainase komponen primer ke tangki penampung limbah cair aktivitas rendah bila aktivitas radiasi tangki drainase telah rendah.
Saluran air bebas mineral disediakan pada sistem ini untuk keperluan penyampuran/flushing.
8.2.10 Sistem Penampung Limbah Cair Aktivitas Tinggi, KPK02
Sistem KPK02 berfungsi untuk menampung dan meluruhkan aktivitas tinggi limbah cair (>10-2 Ci/cm3) yang berasal sari sistem resin flushing, sistem purifikasi dan sistem flooding beam tube. Semua peralatan KPK02 terletak di basement level -9,5 m terdiri dari sebuah tangki penampung dengan volume total 6,3 m3, sebuah pompa limbah vertikal dengan jaringan pemipaan yang digunakan untuk memompa air dari tangki penampung ke tangki penampung limbah cair aktivitas rendah.
8.2.11 Sistem Penampung Limbah Cair Aktivitas Rendah, KPK01
Sistem KPK01 berfungsi untuk menampung limbah cair aktivitas rendah (<10-2 Ci/cm3) yang berasal sari sistem ventilasi, sistem drainase lantai, sistem dekontaminasi dan limpahan air aktivitas
rendah dari sistem KPK02/KTA01. Selain menampung limbah cair aktivitas rendah, sistem ini berfungsi juga untuk memindahkan limbah cair tangki penampung di level -6,5 m ke mobuil pengangkut limbah cair PTPLR di level + 0,00 m. Sistem KPK01 terdiri dari 2 buah tangki penampung masing-masing dengan volume 20 m3, 2 buah pompa sump vertikal, jaringan pemipaan dan 1 unit kontrol radiasi yang terpasang pada katup pipa pelepasan yang memicu agar katup menutup secara otomatis apabila aktivitas radiasi air yang akan dilepas/dikirim ke mobil limbah PTPLR melebihi harga batas yang telah ditentukan.
8.2.12 Sistem Drainase Lantai Daerah Aktif, KTF01
Sistem ini berfungsi untuk mengumpulkan semua tumpahan air yang berada pada daerah kontrol/gedung reaktor dan langsung dikirim ke tangki penampung limbah cair aktivitas rendah. Air tumpahan sebagaian besar berasal dari air tidak aktif dari sistem ventilasi, air drainase/venting HE sisi sekunder air limbah dari laboratorium, bocoran-bocoran air dari sistem-sistem proses yang terlebih dahulu ditampung dalam kolam sump. Sistem KTF01 ini terdiri dari 4 buah pompa submersible dengan kapasitas masing-masing 0,55 kW dan jaringan pemipaan.
8.2.13 Sistem Drainase Lantai Tidak Aktif, GMA01.
Sistem ini digunakan untuk menampung air buangan tidak aktif di gedung bantu (ruang pompa sekunder) dan langsung membuangnya ke sistem pembuangan. GMA01 terdiri dari 3 buah pompa
submersible, 3 kolam sump dan jaringan pemipaan. Bila air buangan sudah cukup banyak terkumpul
pada kolam sump, secara otomatis pompa membuang air ke saluran pembuangan dan pompa akan mati jika air pada kolam sump telah habis.
8.2.14 Sistem Air Bebas Mineral, GCA01
Sistem GHC02 disesain untuk memproduksi air dengan konduktivitas 0,02 miliS/m dan pH antara 6,5 - 7,5. Sistem GCA01 terdiri dari 2 jalur paralel dan 1 buah tangki penampung dengan kapasitas 10 m3. Masing-masing jalur terdiri dari pompa, pre-filter, cation exchange, anion exchange,
mixed bed exchange dan saringan resin. Selain peralatan di atas sistem GHC02 dilengkapi juga dengan
sistem regenerasi untuk mengaktifkan kembali yang sudah jenuh dan sistem netralisasi untuk menetralkan air limbah yang akan dibuang ke saluran pembuangan.
8.2.15 Sistem Pasokan dan Distribusi Air Bebas Mineral, GHC01/GHC02
Sistem ini digunakan untuk mendistribusikan air bebas mineral dari tangki penampung GHC02 ke sistem-sistem proses, ventilasi, eksperimen dan ke kolam reaktor/kolam penyimpan elemen bakar. Sistem terdiri dari 2 buah pompa booster 1,9 kW yang bekerja secara bergantian pada tekanan 5 - 6 Bar dengan laju alir 5 m3/jam dan jaringanpemipaan yang terdistribusi ke semua sistem yang memerlukan air bebas mineral. Untuk meringankan kerja pompa dipasang tangki tekan diapragm dengan volume 18 l.
8.2.16 Sistem Pasokan dan Distribusi Udara Tekan, SCA02/SCA01
Sistem SCA02 memproduksi udara tekan kering, bekas oli dengan kapasitas maksimum 245 Nm3/jam dengan tekanan antara 6 - 9 Bar dan didistribusikan oleh sistem distribusi SCA01. Sistem SCA02 terdiri dari 2 buah kompresor 15 kW dengan flow rate maisng-masing 123 Nm/jam dan sebuah tangki udara tekan dengan volume 2 m3 pada tekanan antara 6 - 9 Bar. Selain itu sistem dilengkapi dengan sistem pendingin (chiller), pengering, mechanic filter, dan carbon filter. Sistem SCA01 adalah sistem jaringan pemipaan yang memasok peralatan/sistem-sistem yang berada di level -6,5 m, +0 m, + 8 m dan + 13 m termasuk untuk stop gate, pintu material dan fasilitas-fasilitas eksperimen.
8.2.17 Sistem flooding Tabung Berkas Netron, KWA01
RSG-GAS mempunyai 6 buah tabubg berkas netron. Untuk menghindari tingginya paparan radiasi di depan tabung berkas, bila tabung berkas tidak dgunakan pada ujungnya (di dalam kolam reaktor) perlu diisi air sebagai perisai radiasi + 50 l.
Air isian tabung berkas netron berasal dari sistem lapisan air hangat (KBE02) dengan debit antara 0 - 0,5 m3/jam atau dari sistem distribusi air bebas mineral (GHC01). Air isian setelah dari tabung berkas bisa dikembalikan ke KBE02 atau dibuang ke sistem penampungan limbah cair aktivitas tinggi (KPK02).
selenoid, 2 buah sight-glass dipasang pada pipa utama venting dan drainase untuk mengetahui ada/tidaknya aliran pada pipa tersebut. Gas C02 digunakan untuk mendorong air di dalam tabung berkas pada saat dilakukan pengedrainan.