• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Factor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak. Yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh pengertian, atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan, dan lain-lain. kasih sayang dari orang tua, perhatian atau penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak. Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan emosional insecurity. Demikian juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh akan menyebabkan hal yang serupa. Kasih sayang dari orang tua dapat berupa:

a. Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk omong-omong

bergurau dengan anak-anaknya.

b. Biasakan orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan

anak-anaknya.

Seorang anak akan mengalami kesulitan/kesukaran belajar karena factor-faktor tersebut.

3. Contoh/bimbingan dari orang tua

Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Karenanya sikap orang tua yang bermalas-malasan tidak baik, hendaknya dibuang jauh-jauh. Demikian juga belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar, tumbuh pada diri anak. Orang tua yang sibuk bekerja, terlalu banyak anak yang diawasi, sibuk organisasi, berarti anak tidak mendapatkan pengawasan/bimbingan dari orang tua, hingga kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan belajar.

4. Suasana rumah/keluarga

Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh, tidak mungkin anak dapat belajar dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang, selalu banyak cekcok diantara anggota keluarga selalu ditimpa kesedihan, antara ayah dan

ibu selalu cekcok atau selalu membisu akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya. Anak akan tidak tahan dirumah, akhirnya keluyuran diluar menghabiskan waktunya untuk hilir mudik ke sana ke mari, sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar menurun. Untuk itu hendaknya suasana di rumah selalu dibuat menyenangkan, tenteram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal di rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.

5. Keadaan ekonomi keluarga

a. Ekonomi yang kurang/miskin menimbulkan:

1. Kurangnya alat-alat belajar

2. Kurangnya biaya yang di sediakan oleh orang tua. 3. Tidak mempunyai tempat belajar yang baik.

b. Ekonomi yang berlebihan(kaya)

6. Factor sekolah: guru, hubungan guru dengan murid kurang baik,

guru-guru menuntut standar pelajaran diatas kemampuan anak, guru-guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar, metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar.

a. Factor alat b. Kondisi gedung c. Kurikulum

d. Waktu sekolah dan disiplin kurang

3. Factor ekstern(factor dari luar manusia) meliputi:

a. Factor-faktor non-sosial

Factor mass media meliputi: bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita, hal-hal itu akan menghambat belajar apabila anak terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa akan tugasnya belajar.

b. Factor-faktor social

1. Teman bergaul, pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk

dalam jiwa anak.

2. Lingkungan tetangga, corak kehidupan etangga misalnya main judi, minum

arak, menganggur, pedagang, suka tidak belajar, akan mempengaruhi anak-anak sekolah. Minimal tidak ada motivasi bagi anak-anak untuk belajar.

3. Aktifitas dalam masyarakat, terlalu banyak berorganisasi, kursus ini dan itu, akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah:

Suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.

Cara mengenal murid yang mengalami kesulitan belajar:

1. Menunjukan prestasi yang rendah/dibawah rata-rata yang dicapai oleh

kelompok kelas.

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dari

kawan-kawannya dalam semua hal, misalnya dalam menngerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas.

4. Menunjukan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura,

dusta, dan lain-lain.

5. Menunjukan tingkah laku yang berlainan.

Misalnya: mudah tersinggung, murung, pemarah,bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih.

Disamping melihat gejala-gejala yang tampak, guru bisa mengadakan penyelidikan di antaranya:

1. Observasi, cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap

a. Bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, adalah tanda-tanda cepat lelah, mudah mengantuk, sukar memusatkan perhatian pada pelajaran.

b. Bagaimana kelengkapan catatan, peralatan, dalam pelajaran. Murid yang

mengalami kesulitan belajar akan menunjukan gejala cepat lelah, mudah mengantuk, sukar konsentrasi, catatannya idak lengkap, dan sebagainya.

2. Interviu adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap

orang yang diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat membrikan informasi tentang orang yang diselidiki(guru, orang tua, teman intim).

3. Tes diagnosis adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan tes.

Menurut cronbach, tes adalah suatu prosedur yang sistimatis untuk membandingkan kelakuan dari dua orang atau lebih.

4. dokumentasi, adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat

catatan-catatan, arsip, dokumen, yang berhubungan dengan yang diselidiki. Untuk mengetahui murid yang mengalami kesulitan belajar bisa melihat: riwayat hidupnya, kehadiran murid didalam mengikuti pelajaran, memiliki daftar pribadinya, catatan hariannya, catatan kesehatannya, ulangannya, raport dll.33

Pendapat Syah, muhibbin: factor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga: factor internal, factor eksternal, factor pendekatan belajar. 34

Adapun pendapat M.ngalim Purwanto, factor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu: factor yang ada pada diri(organisme) yang disebut factor individual, seperti: kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi. dan factor yang ada di luar individu yang disebut factor social, seperti: keluarga, rumah, guru, metode, alat-alat, waktu.35

      

  33

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, psikologi belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet.ke-2, h.77-96.

  34 Muhibbin Syah, psikologi pendidikan, (PT.Remaja Rosdakarya: 2003), cet.8, h.132 35

c. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Purwa Darminta, prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan dalam kegiatan belajar. 36

Menurut Surtatinah Tirtonegoro bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu .37

Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah suatu perubahan individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan saja akan tetapi dapat juga membentuk kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar. 38

Berdasarkan penjelasan diatas, menurut hemat peneliti hasil belajar dari ranah kognitif adalah sesuatu yang diperoleh individu melalui proses belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan dari segi penggetahuan yang factual dan emperis, dan hasil tersebut merupakan hasil interaksi berbagi factor baik internal maupun factor eksternal.

d. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Factor yang berpengaruh pada pencapaian prestasi disekolah, kesuksesan anak disekolah tidak hanya ditentukan factor kognisi atau kecerdasan semata. Ada factor lain yang berpengaruh besar:

1. Keyakinan kemampuan diri

Keyakinan kemampuan diri(self efficacy) anak adalah keyakinan anak bahwa dirinya mampu menguasai tugas sekolah dan mengatur sendiri belajarnya. Anak yang tinggi keyakinan kemampuan dirinya lebih cenderung berusaha mencapai prestasi dan lebih cenderung sukses dari pada anak yang tidak mempunyai keyakinan atas kemampuannya.

      

36 Wjs.Poerwadarminta, kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: PN balai pustaka, 1976), h.176.

  37 Suhartinah Tirtonegoro, anak sper normal dan program pendidikannya, (Jakarta: bina aksara,tt), h.13. 

2. Praktik pengasuhan oleh orang tua

Orang tua dari anak yang pencapaiannya tinggi menciptakan lingkungan belajar anak mereka. Mereka menyediakan tempat khusus untuk belajar dan untuk menyimpan buku atau alat sekolah. Mereka mengatur waktu makan, tidur, dan mengerjakan PR anak, mereka memantau lamanya anak di ijinkan menonton TV dan acara TV yang boleh diikuti. Mereka juga mengawasi kegiatan anak sepulang dari sekolah. Mereka memperlihatkan minat terhadap kehidupan anak dengan bercakap-cakap mengenai sekolah dan juga terlibat dengan kegiatan sekolah. Anak-anak yang orang tuanya terlibat dengan sekolah terbukti lebih berprestasi disekolah.

3. Status social ekonomi

Status social orang tua dapat menjadi factor ampuh pada pencapaian prestasi pendidikan anak. Social ekonomi biasanya bukan merupakan factor penentu langsung pada pencapaian prestasi. Melainkan melalui perannya dalam menciptakan atmofer keluarga, Pilihan tetangga, dan praktik pengasuhan oleh orang tua, anak-anak dari keluarga miskin lebih cenderung mengalami atmofer rumah dan sekolah yang buruk, mengalami kejadian yang menimbulkan stress, serta mengalami keadaan rumah tangga yang keras dan tidak stabil. Mereka cenderung tinggal di lingkungan kumuh dan bersekolah di sekolah yang rendah mutunya. Keadaan tidak selalu suram jika ada intervensi dari luar keluarga. Misalnya ada tunjangan pendapatan bagi orang tua tidak mampu, atau ada beasiswa bagi anak tidak mampu.

4. System pendidikan

System pendidikan yang baik dapat meningkatkan perkembangan anak-anak. Misalnya: system pendidikan yang menekankan pada tanggungjawab anak, pilihan pendidikan oleh orang tua, dan pengendalian atau keluwesan yang lebih besar oleh pemerintah daerah atau sekolah tertentu.

Perbedaan budaya berpengaruh pada pencapaian prestasi di sekolah. Misalnya: masyarakat yang memiliki budaya menjunjung tinggi ilmu pengetahuan akan cenderung menghasilkan banyak anak yang berprestasi tinggi disekolah. (sumber: diadaptasi dari Diane E- papalia dkk. Human development 10 th. Edition, MC Graw. Hill,2007).39

Seperti yang telah dijelaskan bahwa hasil belajar terdapat fakor-faktor

yang mempengaruhinya, baik dari segi factor internal maupun eksternal. Dengan demikian untuk memahami hasil belajar maka perlu memahami pula factor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya:

1. Factor Eksternal

Factor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu factor social dan non social. Factor social adalah hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi social, diantaranya; keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. sedangkan factor non social yaitu lingkungan alam dan fisik seperti keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan sebagainya.

a. Keluarga, mencangkup pendidikan orang tua, perhatian dan

bimbingan orang tua, situasi dalam rumah, peralatan atau media belajar di rumah.

b. Sekolah, mencangkup kualitas guru, kedisiplinan guru dalam

mengajar, metode mengajar, kurikulum, fasilitas, jumlah murid perkelas dan pelaksanaan tata tertib.

c. Masyarakat, mencangkup pergaulan dan tingkat pendidikan.

d. Lingkungan sekitar, meliputi keadaan rumah atau bangunan, lalu

lintas dan iklim.40 2. Factor Internal

      

  39 Lusi Nuryanti, psikologi anak, (Jakarta : PT. Malanan Jaya Cemerlang, 2008), cet. 1, h.39-40

Adalah factor yang mempengaruhi factor diri peserta didik serta usaha yang dijalankannya. Brata:(1984:252) mengklasifikasikan factor internal mencakup; factor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani individu, yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indra. Selanjutnya yaitu factor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap,dan motivasi. 41

Intelegensi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar, karena hasil belajar yang dicapai sesuai dengan kapasitas tingkat intelegensinya.

Minat yaitu kecendrungan dan kegaerahan terhadap sesuatu. Dengan minat yang tinggi maka perhatiannya akan lebih memusat terhadap sesuatu yang diminatinya sehingga peserta didik akan mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Sikap merupakan gejala internal yang terdimensi efektif berupa kecendrungan mereaksi atau respon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, benda dan sebagainya, baik secara positif maupun negative. Dengan demikian selain factor eksternal, factor internalpun tak kalah pentingnya untuk memberi kontribusi yang cukup besar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut mulai dari adanya perubahan kognitif atau pengalaman untuk kemudian berpengaruh pada perilaku. Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengalaman terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui test dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau non riel.

      

  41 E.Mulyasa, implementasi kurikulum 2004 panduan pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005 h. 193

Hasil belajar berhubungan erat dengan prestasi anak atau potensi anak, potensi ini yang meliputi segala yang dimiliki anak yang memungkinkannya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik dalam aspek kognisi, emosi, dan social.

Menurut Reni Akbar Hawadi(2001): factor-faktor yang mempengaruhi

pengembangan potensi anak:

1. Factor internal yang terdapat dalam diri siswa

Factor internal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak meliputi taraf kecerdasan, konsep diri, motivasi berprestasi, minat, bakat, sikap, dan system nilai.

Table 2

Factor internal yang memengaruhi pengembangan potensi anak

No Factor yang memengaruhi

1. Taraf Kecerdasan 2. Konsep Diri 3. Motivasi Berprestasi 4. Minat 5. Bakat 6. Sikap 7. System Nilai a. Taraf kecerdasan

Taraf kecerdasan menunjukan kemampuan berpikir anak, kemampuan menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan logika. Biasanya untuk menggetahui taraf kecerdasan ini dilakukan tes kecerdasan atau tes intelegensi. Mengelompokan individu kedalam skala tertentu, taraf kecerdasannya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.

Taraf kecerdasan yang diketahui melalui tes intelegensi berbeda makna dengan Sebutan pintar dan bodoh. Pintar dan bodoh yang digunakan sehari-hari lebih menunjukan pada hasil atau produk dari proses belajar dan

terkait dengan prestasi akademik. Anak yang taraf kecerdasannya tinggi belum tentu menjadi anak pintar disekolah, sebaliknya anak yang nilainya selalu jelek dikelas belum tentu memiliki taraf kecerdasan rendah.

b. Konsep diri

Konsep diri menunujukan cara seseorang dirinya sendiri dan kemampuannya. anak yang memandang dirinya secara positif dan menilai dirinya mampu akan lebih berhasil disekolah dan didalam kehidupan socialnya dari pada anak yang memandang dirinya secara negative dan menilai dirinya tidak mampu.

c. Motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk meraih yang terbaik bidang tertentu, khususnya bidang akademik, motivasi berprestasi akan muncul dalam bentuk:

1. Usaha untuk mendapat nilai yang baik 2. Dapat mengatasi rintangan belajar

3. Mempertahankan kualitas prestasi belajar yang baik

4. Bersaing dengan orang-orang lain untuk menjadi yang terbaik

Anak-anak sekolah sangat penting memiliki motivasi berprestasi yang tinggi untuk dapat menjalani proses belajar sebaik-baiknya. Motivasi berprestasi yang tinggi akan membuat seorang anak:

1. Tekun belajar

2. Belajar menyelesaikan tugas

3. Bertanya jika belum paham

Tentu saja ketiga sifat tersebut akan mempengaruhi keberhasilan anak mengembangkan potensi yang dimilikinya.

d. Minat

Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan. Pada dasarnya setiap orang akan lebih senang melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya (yang

disukai) dari pada melakukan sesuatu yang kurang disukai. Belajar dalam keadaan hati senang tentu saja akan lebih mudah dari pada anak belajar dengan suasana hati yang terpaksa.

e. Bakat

Bakat adalah kapasitas untuk belajar dan baru akan muncul setelah melalui proses latihan dan usaha pengembangan. Setelah anak diberi kesempatan untuk berlatih dan mencoba barulah bakat anak dapat terlihat dan dapat terus dikembangkan. Anak berbakat akan memberikan hasil jauh lebih baik dari pada anak sejak awal tidak menyimpan bakat dalam bidang tersebut.

f. Sikap

Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna ataupun tidak bagi dirinya, sikap seseorang dapat muncul sebagai hasil proses pengamatan dan dari apa yang diterima dan dipelajari melalui inderanya. Sangat penting kita membentuk sikap yang positif pada anak. Misalnya: sikap terhadap proses belajar dan usaha pengembangan potensi dirinya.

g. System nilai

System nilai adalah keyakinan yang dimiliki seseorang tentang cara bertingkah laku dan hasil akhir yang diinginkannya dari tingkah lakunya. System nilai yang dianut seseorang akan memengaruhi dan menentukan motivasi, gaya hidup, dan tindakan-tindakanya. Anak-anak sedang dalam proses pembentukan system nilai. System nilai terbentuk melalui proses penanaman oleh orang tua, guru, dan pengaruh teman sebaya.

2. Factor eksternal yang berasal dari luar diri individu atau berasal dari lingkungan.

Factor eksternal yang memengaruhi pengembangan potensi anak

meliputi lingkungan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas. lingkungan anak adalah 1). Dunia diluar diri anak, 2).

Pembelajaran yang berasal dari pengalaman anak. Ketiga Lingkungan tersebut dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan potensi anak.

Lingkungan yang langsung dialami anak ialah keluarga. Keluarga inti

adalah unit rumah tangga yang terdiri dari dua generasi, yakni ayah-ibu dan anak-anaknya. Keluarga besar adalah unit rumah tangga banyak generasi, yang terdiri kakek-nenek, paman-tante, kemenakan, dan sepupu. Yang semuanya itu mempunyai peran penting bagi perkembangan anak-anak.

Table 3

faktor eksternal yang memengaruhi pengembangan potensi anak

No Factor yang memengaruhi

1. Lingkungan Keluarga

2. Lingkungan sekolah,

3. Lingkungan masyarakat luas.

Status social ekonomi keluarga merupakan salah satu factor yang

berpengaruh pada proses perkembangan dan hasil perkembangan anak.

Status social ekonomi mencakup penghasilan. Pendidikan, dan pekerjaan orang tua. Status social ekonomi keluarga memengaruhi proses dan hasil perkembangan secara tidak langsung melalui sejumlah factor antara:

- yang meliputi jenis rumah yang ditempati beserta tetangga yang hidup

bersamanya.

- Mutu gizi, perawatan kesehatan, sekolah yang tersedia bagi keluarga

bersangkutan.

Jadi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau perubahan perilaku siswa setelah terjadinya proses pembelajaran. Kedua factor diatas sangat berperan bagi tercapainya prestasi belajar seorang siswa, tidak akan optimal jika hanya satu factor saja yang berperan tanpa factor yang lain, factor

yang ada dalam diri akan bisa berkembang dengan dukungan factor luar baik keluarga, sekolah, masyarakat, ataupun lingkungan sekitar.

Uraian diatas akan lebih optimal hasilnya jika didukung dengan peran orang tua yang sangat penting dalam mengembangkan potensi anak:

1. Menciptakan atmosfir yang penuh penghargaan, waktu yang cukup untuk

bermain, dan kesempatan untuk mandiri.

2. Mengembangkan pola komunikasi yang positif

3. Menyediakan aturan yang konsisten dan batas-batas yang jelas dari setiap aturan. Aturan-aturan tersebut juga harus disertai dengan penjelasan yang memadai.

4. Menyediakan aktifitas yang mendukung penguasaan anak akan

ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasainya dan membuat anak mengembangkan perasaan ‘mampu’

5. Menyediakan kesempatan untuk merangsang dan belajar dengan anggota

keluarga yang lain melalui hobi, permainan, aktivitas fisik, dan kegiatan piknik.

6. Menekankan pentingnya belajar

7. Menjaga komunikasi dengan guru disekolah.42

Lingkungan keluarga sangat dipengaruhi oleh lingkungan

masyarakat luas, terutama budaya, dan kelompok etnis. Budaya menyangkut cara hidup total kelompok atau masyarakat menyangkut adat, tradisi, peraturan, keyakinan, nilai, bahasa, dan produk fisik. Budaya adalah seluruh perilaku dan sikap yang dipelajari, dialami bersama, dan disebarkan ke para anggota kelompok social.

Kelompok etnis terdiri dari orang yang disatukan oleh budaya, keturunan, agama, bahasa, atau asal Negara, yang menyumbang ke identitas bersama beserta sikap, keyakinan, dan nilai bersama. Budaya dan       

  42 Lusi Nuryanti, optimalisasi potensi anak, (PT.indeks anggota ikapi no.228)cet.ke-1, hal. 56-65 

etnis memengaruhi perkembangan anak melalui pengaruhnya pada komposisi rumah tangga, sumber daya ekonomi social, cara bertindak anggota terhadap anggota lain, makanan yang dikonsumsi anak, permainan yang dimainkan anak, cara belajar anak, pekerjaan orang tua, serta cara anggota keluarga memikirkan dan mempersepsikan dunia ini. Untuk memudahkan pembahasan dapat diklasifikasikan sebagaimana bagan berikut:

1.2. Kerangka Konseptual Factor-Faktor Yang Berpengaruhi Pada Pencapaian Prestasi Disekolah

Factor-Faktor Yang berpengaruhi pada pencapaian prestasi disekolah 1. Keyakinan Kemampuan Diri 2. Praktik Pengasuhan

Oleh Orang Tua

3. Status Social Ekonomi

4. System Pendidikan 5. Budaya 1. Factor internal : dari dalam siswa 2. Factor eksternal : dari luar siswa Aspek psikologis: - taraf kecerdasn - konsep diri - motivasi berprestasi - minat - bakat - sikap dan - system nilai. Aspek psiologis : - Kesehatan - Keadaan fungsi-fungsi jasmani (telinga & mata) Factor Lingkungan Factor Metode : - Metode Mengajar - Metode Belajar

Lingkungan non social:

- Suhu - Cuaca - Waktu - Tempat belajar - Alat-alat belajar Lingkungan social :

- Keluarga : orang tua, saudara

- Sekolah: guru, teman dll

- Masyarakat: tetangga, teman

1.3.Kerangka Berpikir

manusia adalah makluk paling mulia dibanding makluk lainnya karena manusia memiliki akal untuk berpikir, dan mengendalikan hawa nafsu, membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Begitu orang tua dalam mendidik anak-anaknya seharusnya dengan sungguh-sungguh sekuat kemampuannya. karena anak adalah harapan masa depan untuk kita semua baik hidup didunia maupun hidup diakherat. Jika orang tua menunjukan kasih sayang yang tulus iklas, maka anak pun akan menyayangi orang tuanya dengan tulus dan iklas. Jika orang tua bersikap baik, bertutur kata yang baik maka anak pun akan bertindak sama, karena pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Sekolah hanya melanjutkan dan membantu pendidikan setelah keluarga. Sikap anak terhadap sekolah akan dipengaruhi oleh sikap orang tuanya. Perlu kepercayaan Orang tua terhadap sekolah, dan kerjasamanya dalam mendidik putra-putrinya baik dirumah maupun

Dokumen terkait