• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan perhatian orang tua pada pendidikan anak terhadap prestasi belajar siswa: di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan perhatian orang tua pada pendidikan anak terhadap prestasi belajar siswa: di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang Selatan"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh:

Sri Fajar Wati Rejeki Lestari

NIM : 207011000388

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA PADA PENDIDIKAN ANAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMPN 13 PONDOK RANJI,

TANGGERANG SELATAN SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Ujian Akhir Program Strata Satu

(S1) Dengan Gelar Sarjana Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan( S.P.d.i)

Oleh :

Sri Fajar Wati Rejeki Lestari NIM : 207011000388

Pembimbing Skripsi :

PROF. DR. H. RUSMIN TUMANGGOR, MA NIP : 194701141965101001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010

(3)

“ Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan”(Al-Insyirah). Semata-mata ingin mendapat ridho allah, ridho kedua orang tuaku, dan

kakak-kakakku, maka mudahkanlah segala urusanku, (amin).

Terima kasih ku persembahkan kepada : 1. Ayahanda Muhammad Nasran Alm

2. Ibunda Siti Rohimah Alm 3. kakanda siti Mutmainah Alm 4. kakanda Nur Sa’adah

5. kakanda Supar Al –Kautsar 6. kakanda Towil Anwar Rosyadi 7. kakanda Ismahir Ashidik

8. kakanda Siti Robingah

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul:”Hubungan Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak Terhadap Belajar Siswa di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada, Tanggal 9 Bulan Desember Tahun 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI(S.Pd.I) dalam bidang pendidikan agama.

Jakarta, 9 Desember 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua panitia(ketua Jurusan/program studi PAI) tanggal tanda tangan

Bahrissalim, M.Ag ………….. ……….. NIP . 19680307.19983.1.002 

Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)

... ... Drs. Sapiudin, M. Ag

NIP. 19670328.200003.1.001.

Penguji 1

………. ……….. Drs. H.M. Alisuf Sabri

NIP .150 034 454

Penguji II

……….. ………. Drs. Paimun

NIP.150 012 567

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bernama :

a.Nama lengkap : Sri Fajar Wati Rejeki Lestari

b.No. induk mahasiswa : 207011000388

c.Fakultas/jurusan : FITK/PAI (Pendidikan Agama Islam)

d.Judul skripsi : Hubungan Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 13 Pondok

Ranji, Ciputat, Tangerang Selatan.

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah penulis

cantumkan sesuai ddengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3.Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya/skripsi ini bukan hasil karya penulis,

maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 9 desember 2010

(6)

ABSTRAK

Sri fajar wati rejeki lestari

Anak adalah amanah dari Allah SWT, harapan masa depan baik didunia dan diakherat. Maka kewajiban orang tualah untuk mendidik anak-anaknya. Melihat gejala-gejala yang mengarah kepada masalah kenakalan anak pada saat ini, dan banyaknya anak yang malas masuk sekolah tiap hari di SMPN 13 Pondok Ranji, dan banyaknya anak yang putus sekolah saat ini di Indonesia pada umumnya, penulis tertarik untuk

membahas : Hubungan Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang-Selatan”.

Skripsi ini bertujuan secara akademis untuk melahirkan paradigm baru, serta konsep dan teori, secara terapan untuk memberikan data dan masukan pada SMPN 13 demi perkembangan pendidikan mengenai hubungan perhatian orang tua pada pendidikan anak terhadap prestasi belajar siswa. Atau memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu penggetahuan yang bermanfaat khususnya orang tua, pendidik, agar memperhatikan kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak. Dan sebagai bahan evaluasi bagi sekolah, wali kelas, orang tua, demi menunjang keberhasilan siswanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini: deskriptif kuantitatif: peneliti yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih, tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang lain. Teknik pengambilan data: observasi, wawancara, angket, dokumentasi. Populasi dan Sampel: siswa SMPN 13 Pondok Ranji yang berjumlah: 25 siswa. Teknik analisa mengunakan statistic koefisien kolerasi bivariat(untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel). Hasil yang ditemukan hubungan perhatian orang tua pada pendidikan anak terhadap prestasi belajar siswa SMPN 13 Pondok Ranji, sebesar 0.454 dalam interprestasi data yang berarti terdapat kolerasi positif yang sedang atau cukup. diperoleh kontribusi variable X yaitu perhatian orang tua memberikan kontribusi sebesar 45.4% terhadap prestasi belajar anak, ini berarti perhatian orang tua mempengaruhi terhadap prestasi belajar anak sebesar 45.4%.

Maka hipotesa alternative :

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan nama ALLAH SWT yang maha Pengasih dan maha Penyayang, atas

segala rahmat dan hidayahnya sehingga skripsi ini yang berjudul “Hubungan

Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak Terhadap Belajar Siswa di SMPN 13

Pondok Ranji, Tangerang Selatan”. Dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta

salam semoga selalu dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menjadi

suri tauladan terbaik bagi umat dalam menempuh kehidupan di dunia ini.

Sekalipun masih jauh dari sempurna, ini merupakan hasil usaha maksimal

yang penulis lakukan, yang prosesnya tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun berkat pertolongan ALLAH SWT serta bimbingannya, bantuan dan

saran-saran dari berbagai pihak, akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiel, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih yang sedalamnya penulis

sampaikan kepada :

1. Bapak Prof.Dr.H.Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, dan

seluruh Dosen dan seluruh Staf yang telah memberikan kesempatan baik

secara Edukatif maupun Administratif selama proses perkuliahan

3. Kepada Pembimbing Skripsi Bapak Prof. Dr. H.Rusmin Tumanggor, MA,

dengan kerelaan hati dan penuh kesabaran memberi bimbingan, petunjuk, dan

saran dalam menyelesaikan Skripsi ini.

4. Kepada Bapak Drs. Sapiudin Shidiq,M,Ag. Bapak Faza, Bu Irhamida yang

telah banyak membantuku selama perkuliahan.

5. Kepada Kepala Sekolah SMPN 13 Pondok Ranji Tangerang Selatan :

Bapak Rohman, Bapak Ade Solihin, Bapak Mamat Rahmat, Ibu Hj. Siti

(8)

dan membimbing saya, dalam penulisan skripsi ini yang tidak saya sebutkan

satu persatu, terima kasih banyak.

6. Kepada Bapak H. Sudirman Kepala SDN CIAKAR II yang telah banyak

memberikan dukungan moril, materiel, dan kepada kepala sekolah Ibu Hj.

Amronah, dan wakil kepala sekolah Pak Herman, teman-teman mengajar Pak

Ayat, Bu Mimin, Bu Yeni, Bu Nurul, Bu Inil, Bu Eli,Bu Empu, Bu Ade, Bu

Ika, Pak Maulud, Pak Robi, Pak Hendar, Bu Cici, Bu Odah, pak falah, bu lia

dan semua yang belum saya sebut, terima kasih semoga ALLAH SWT

membalas kebaikan semua. Amin

7. Kepada kedua Orang tua yang telah tiada, semoga diampuni dosa-dosanya

semasa hidupnya, dijauhkan dari siksa kubur, dan ditempatkan bersama-sama

orang-orang yang ALLAH sayangi.

8. Kepada Kakak-Kakak ku yang selalu mencurahkan kasih sayangnya untukku,

yang selalu memberikan dukungan moril, dan materiel, semoga ALLAH SWT

membalas kebaikan semua. Amin.

9. Kepada kakak-kakak tingkatku, teman-teman seangkatan, yang banyak

memberikan bantuan dan dukungannya: lina s, dina fbi, mpo upi, oji, faru,

anas, ipul, umi, rina, wita semua temen2 ppkt Ily, hotline, wilda, bu farida ,

bu ummu, nurul fbi, mba lasmi, lia FBI, munifah, quston, nurmaliha, mb

sutarsih ips, mb sulastri ips, neti dan banyak lagi.

10.Kepada sahabat-sahabatku tersayang : Surini, Dewi, Boan, Yuyun, kalianlah

yang membuatku terus kuat dan tegar, terima kasih semoga ALLAH SWT

membalas kebaikan semua.Amin.

Hanya kepada ALLAH SWT jualah, penulis serahkan semoga segala

bantuan dan amal baik yang telah di berikan akan dibalasnya. Dengan

kerendahan hati, skripsi ini semoga menjadi manfa’at bagi pengembangan

ilmu penggetahuan.

(9)

DAFTAR DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERYATAAN

MOTTO……….i

ABSTRAK………ii

KATA PENGANTAR………iv

HALAMAN DAFTAR ISI………...….….vi

DAFTAR TABEL ………..…..…viii

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..…………..1

B. Identifikasi Masalah………..………5

C. Pembatasan Masalah ………..………..5

D. Perumusan Masalah………..………...….…...…….6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……….…6

BAB II : KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL 1.1. Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak.………...…………7

a. Pengertian Orang Tua………..….…….7

b. Pengertian Perhatian Orang Tua………..…...8

c. Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak……….…..10

c.1. Teori-Teori Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak……..…...15

1.2. Prestasi Belajar………...…………...24

a. Pengertian Prestasi ………..…24

b. Pengertian Belajar ………...25

c. Pengertian Prestasi Belajar………..33

d. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar………....33

(10)

1.3. Kerangka Berpikir ……….44

1.4. Hipotesis……….45

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Penelitian………..46

B. Metode Penelitian………46

C. Populasi penelitian………..……….………46

D. Variable Penelitian ………..47

E. Teknik Pengumpulan Data………..………51

F. Teknik Analisis Data………...53

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMPN 13 Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang Selatan………...……..57

B. Deskripsi Data ………....68

C. Interprestasi data………..77

D. Analisa data………..81

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ………..…….…..86

B. Saran………....88

(11)

DAFTAR TABLE

1. Table 1 kehadiran siswa kelas VII SMPN 13 pondok ranji,

Tangsel..………...2 

2. Table 2 faktor internal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak……….………..37 

3. Table 3 faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak ……….……….40 

4. Table 4 variabel perhatian orang tua dan prestasi anak ………..……….………...……45 

5. Table 5 ketentuan kategori variable X………..…………...51

6. Table 6 ketentuan kategori variable Y………..…………...51

7. Table 7 Angka Indeks Korelasi Product Moment………53

8. Table 8 data siswa……….61

9. Table 9 keadaan siswa SMPN 13 pondok ranji………61

10.Table 10 Jumlah rombongan belajar ………....………...61

11.Table 11 Prestasi siswa bidang ekstrakurikuler tahun pelajaran 2007/2008………..……...62

12.Table 12 Tenaga Pengajar, Pegawai Dan Siswa…..………62

13.Table 13 Nama-Nama Guru Yang Ada Di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangsel………..64

14.Table 14 sarana dan prasarana………..65

15.Table 15 pekerjaan orang tua wali/ekonomi orang tua……….66

16.Table 16.Penghasilan orang tua /wali (gabungan kedua orang tua) siswa……….66

17.Table .17.Tingkat Kesejahteraan orang tua /wali siswa………...67

(12)

19.Table. 19 Nilai Perhatian Orang Tua Berdasarkan Hasil Angket Variable

X.……….69

20.Table. 20 Nilai Prestasi Anak Berdasarkan Hasil Angket Variable Y¹..72

21.Table. 21. Nilai Prestasi Anak Berdasarkan nilai raport Variable Y²…74

22.Table. 22. Perhitungan nilai Prestasi Anak hasil angket variable Y¹ dan

nilai perhatian orang tua(variable X) ……….………76

23.Table. 23. Perhitungan nilai Prestasi Anak nilai raport variable Y² dan

nilai perhatian orang tua(variable X)………78

24.Table 24 perhitungan Nilai Prestasi Anak Hasil Angket Variable Y¹ dan

Nilai Prestasi Anak Hasil raport Y²……….80

25.Table. 25. Perhitungan nilai Prestasi Anak nilai raport variable Y³ dan

(13)

(14)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab

pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan

bentuk pendidikan informal ke formal memerlukan kerjasama antara orang tua dan

sekolah(pendidik). Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap

orang tua mereka. Juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap

sekolah(pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.1

Saya melihat anak malas mengerjakan PR, jika orang tua tidak

memperhatikan hal ini anak mengalami kesulitan sendiri yang tak terpecahkan,

akhirnya anak berbuat nekad untuk menghindari tanggungjawab yang dibebankan

padanya, dari rumah pamit sekolah tapi ditengah jalan anak mencari tempat-tempat

hiburan seperti Mall, PS, internet, banyak anak usia sekolah menengah terjerumus

kedalam lingkungan budaya destruktif, terlebih dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi sekarang ini kenakalan anak terkadang telah mengarah kepada tindak

criminal. Tidak ada kegiatan yang dilakukan selain bermain, kondisi ekonomi yang

sulit, biaya sekolah yang cukup mahal, dan ketidakmampuan orang tua menjadikan

anak-anak kehilangan perhatian dan kesempatan untuk belajar. Ada yang sudah

sekolah mereka terpaksa ikut bekerja membantu orang tua mencari nafkah.

Pada Saat Praktek Frofesi Keguruan Terpadu (PPKT) penulis bertugas

menjadi guru piket mencatat siswa/i yang tidak hadir pada kelas sore yaitu kelas VII

yang berjumlah 10 kelas.2 Pada tanggal 21 mei 2010:

Table 1       

  1 

Zahara idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa, 1982), cet.1,h.120

      

      

  2 

(15)

Kehadiran Siswa Kelas VII SMPN 13 Pondok Ranji, Tangsel

.No Nama Kelas A I S

1. CIPTO 7.I

2. FAHRI 7.2

3. AYU -

4. RAKA -

NIHIL 7.3

5. ABDUL A.D 7.4

6. AGAM -

7. FAHREZA 7.5

8. DIBYO 7.6

9. M. ISMAIL -

10. PRITA -

NIHIL 7.7

11. DIAH 7.8

12. SUJAK -

13. NURUL 7.9

14. ATIKA 7.10

Dalam interaksi belajar mengajar terdapatlah interaksi social seperti:

a. Interaksi social yang ditandai dengan hubungan tugas. Pertama kali hubungan

anak didik dengan guru tidaklah didasarkan rasa cinta seperti pada hubungan

orang tua dengan anaknya. Hubungan pribadi timbul karena tugas

(16)

b. Interaksi social yang selalu punya tujuan untuk mencapai sesuatu bagi

kepentingan si anak didik. Seluruh kegiatan harus punya tujuan yang pada

dasarnya untuk kepentingan si anak didik.

c. Interaksi social yang ditandai dengan kemauan guru untuk membantu si anak

didik guna memperoleh penggetahuan, sikap dan ketrampilan.

d. Interaksi social yang ditandai dengan keyakinan sianak didik, bahwa guru akan

membantunya dalam hal-hal tertentu di dalam perkembangannya. Oleh karena itu

lahirlah sikap menghargai, menghormati, serta mentaati guru, sebagai pernyataan

pengakuan anak didik atas kewibawaan guru.

“situasi belajar-mengajar yang baik adalah apabila dapat memberikan

pengalaman-pengalaman yang terbaik bagi perkembangan anak didik”.

Pengalaman-pengalaman itu harus dipilih untuk kepentingan si anak didik, harus yang

menyebabkan dia aktif dan menjadi lebih sadar akan dirinya dan sekaligus

menyebabkannya lebih bersifat social. Hendaknya dalam setiap interaksi dia dapat

makin mendekat kepada kedewasaan penuh sebagai individu yang mampu

membawakan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat”.3

Menurut hasil penelitian, pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan lebih

efektif apabila dia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di rumah

tangganya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran, berkat kerjasama orang tua

anak didik dan pendidik, banyak kekurangan-kekurangan anak didik yang dapat

membantu anak didik dari keluarganya, tidak mudah merubahnya. Untuk kerjasama

antara sekolah dengan orang tua banyak cara-cara yang dapat ditempuh antara lain:

a. Kunjungan ke rumah anak didik

b. Undangan terhadap orang tua ke sekolah

c. Case conference

      

  3 

(17)

d. Badan pembantu sekolah4

Semua bentuk kerjasama antara sekolah dan orang tua yang telah diuraikan di

atas sangat besar faedah dan artinya dalam memajukan pendidikan sekolah pada

umumnya dan anak didik pada khususnya. Mengingat sangat pentingnya pengaruh

perhatian orang tua dalam keberhasilan pendidikan anak di sekolah yang merupakan

factor utama selain sekolah dan masyarakat. Maka penulis tertarik untuk menelitinya.

Berdasarkan pentingnya tersebut di atas penulis tertarik untuk menulis serta

membahas perhatian orang tua dalam menunjang keberhasilan belajar anak.

Berdasarkan latar belakang ini penulis mengambil judul:

“Hubungan Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Di SMPN 13 Pondok Ranji, Tangerang-Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Ketidak mampuan anak dalam mengikuti pelajaran, tidak diimbanginya

dengan perhatian orang tua.

b. Orang tua sibuk mencari nafkah menyerahkan pendidikan anak pada

sekolah saja dan berharap besar pada masa depan anaknya setelah lulus

sekolah,

c. Pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat,

dan pemerintah, tidak selalu sinkron dalam menghadapi masalah.

      

  4 

(18)

d. Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang

tua mereka, namun tidak jelas apakah orangtua memberi bimbingan agar

anak menghargai semua tujuan sekolah.

e. Perhatian orang tua merupakan salah satu factor penunjang keberhasilan

anak di sekolah, namun banyak orang tua kurang mendukung program

sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari melebarnya pembahasan maka masalah penelitian ini

perlu di batasi sebagai berikut :

a.Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya orang tua dari

factor-faktor penunjang keberhasilan anak di sekolah.

b.Perhatian orang tua dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan orang

tua dalam menumbuhkan semangat belajar anak agar berprestasi

c.Prestasi yang diteliti adalah prestasi rata-rata siswa yang bersifat kognitif

berupa nilai raport pada semester genap kelas V11 tahun pelajaran

2009-2010 pada SMPN 13, Tangerang-Selatan.

d.Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 13 Pondok

Ranji, anak di sekolah Tangerang-Selatan.

D. Perumusan Masalah

Dari masalah yang diteliti, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:

“anak seharusnya dalam belajar, kurangnya perhatian orang tua, memotivasi untuk belajar di sekolah, bagaimana orang tua menghadapi strees pada anak, dalam menghadapi pelajaran di sekolah?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan bukti empiric bahwa perhatian

orang tua pada pendidikan anak sangat besar pengaruhya terhadap prestasi

(19)

evaluasi bagi sekolah, guru, dan orang tua. Bagi pengembangan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat khususnya orang tua dan pendidik agar

memperhatikan kesejahteraan psikologis dan emosional anak.

Terhadap penulis penelitian ini akan sangat berguna untuk

meningkatkan pengetahuan praktis dan meluaskan wawasan kependidikan.

(20)

1.1 Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak

a. Pengertian orang tua

Pengertiaan orang tua, menurut kamus besar bahasa Indonesia orang

tua diartikan dengan: 1) ayah dan ibu kandung, 2) orang tua, 3) orang yang

dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dsb), 4) orang yang disegani/dihormati di

kampung.5

Istilah orang tua dalam bahasa ingggris: “parent" yang berarti:6 1. Orang tua

2. Ayah

3. Ibu

Dalam bahasa arab istilah orang tua dikenal dengan dengan sebutan

Al-walid pengertian tersebut dapat dilihat dalam al-quran surat lukman ayat 14

yang berbunyi:

Artinya:

      

5

Departemen Pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta;Balai Pustaka 2002) h.802

6

(21)

“Dan kami perintahkan kepada manusia(berbuat baik) kepada dua orang

ibu-bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-

tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada

dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.7

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa orang

tua adalah ayah dan ibu kandung atau orang dianggap tua yang harus disegani

dan dihormati, yang memberikan kasih sayang, bimbingan, latihan, dan

pendidikan serta memenuhi setiap kebutuhan baik sandang, pangan, maupun

papan bagi anaknya.

b. Pengertian perhatian Orang Tua

Secara bahasa perhatian adalah dapat diartikan sebagai minat, apa

yang disukai atau yang disenangi. Secara istilah perhatian berarti keaktifan

jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik didalam maupun diluar

dirinya.8

Dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan seseorang dalam

hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungan

sekitar. Dalam keterangan lain disebutkan bahwa perhatian adalah upaya

mencurahkan waktu dan ruang seiring dengan perkembangan anak baik secara

fisik maupun mental spiritual disamping memfokuskan pembinaan kepada

perkembangan jasmani serta daya intelektual.

Perhatian yaitu mempunyai tugas selektif terhadap

rangsangan-rangsangan yang mengenai sampai kepada individu.9 Rangsangan tersebut

muncul dari tingkah laku anak yang mengakibatkan respon dari orang tua

      

7

Bachtiar Surin, Departemen Agama RI Terjemah dan Tafsir AL-Quran, (Bandung : Fa. Sumatra :1978) h.909. 

  8 

Abu Ahmadi, Psikologi perkembangan , (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) Cet, Ke-2. h.145

  9

(22)

berupa naluri untuk melindungi, menjaga, memberikan yang terbaik untuk

anak.

Hal ini tercermin dalam firman Allah (Q.S.At-Tahrim: 6):

Artinya:

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan.

Dalam kata peliharalah mengandung makna tanggung jawab besar

manusia terhadap dirinya dan keluarganya, keluarga adalah sebagai

persekutuan hidup terkecil dari masyarakat Negara yang luas. Pangkal

ketentraman dan kedamaian hidup terletak dalam keluarga. Mengingat

(23)

keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, tetapi lebih dari

itu yakni sebagai lembaga hidup manusia yang dapat memberi kemungkinan

celaka dan bahagianya anggota-anggota keluarga tersebut dunia akherat.

Dari kewajiban yang dipikulkan oleh ayat tersebut atas pundak orang

tua dapat dibedakan 2 macam tugas, yaitu:

1. Orang tua berfungsi sebagai pendidik keluarga

2. Orang tua berfungsi sebagai pemelihara serta pelindung keluarga.10

Adapun yang penulis maksud dengan perhatian orang tua dalam

penelitian ini hanyalah terbatas pada perhatian terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan pendidikan (sekolah) dan kasih sayang.

c. Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak

Anggota Keluarga terdiri dari suami, istri, atau orang tua(ayah dan

ibu) serta anak-anak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada cinta

kasih sayang antara suami-istri yang melahirkan anak-anak. Oleh karena itu

hubungan pendidikan dalam keluarga adalah didasarkan atas adanya

hubungan kodrati antara orang tua dan anak.

Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang

yang kodrati, rasa kasih sayang murni, yaitu rasa cinta kasih sayang

seorangtua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber

kekuatan yang menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya

membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anaknya.

Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal

oleh anak. Oleh karena itu keluarga disebut sebagai”primary community”

yaitu sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.

Pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya

mendapatkan pendidikan dan bimbingan, kewajiban orang tua tidak hanya

sekedar memelihara eksistensi anak untuk menjadikannya kelak sebagai

      

  10

(24)

seorang pribadi, tetapi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu

yang tumbuh dan berkembang. Utama karena sebagian besar hidup anak

berada dalam keluarga, maka pendidikan yang paling banyak diterima oleh

anak adalah didalam keluarga.

Jadi besar dan sangat mendasar pengaruh keluarga terhadap

perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar kelakuan seperti sikap,

reaksi dan dasar-dasar kehidupan lainnya seperti kebiasaan makan,

berpakaian, cara bicara, sikap terhadap dirinya dan terhadap orang lain

termasuk sifat-sifat kepribadian lainnya yang semua itu terbentuk pada diri

anak melalui interaksinya dengan pola-pola kehidupan yang terjadi dalam

keluarga.

Oleh karena itu kehidupan dalam keluarga jangan sampai memberikan

pengalaman-pengalaman atau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak

baik yang akan merugikan perkembangan hidup anak kelak dimasa dewasa.11

Di dalam keluargalah anak didik mulai mengenal hidupnya. Lembaga

pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan factor

penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini

sangat penting diperhatikan, sebab disinilah keseimbangan jiwa didalam

perkembangannya individu selanjutnya ditentukan.

Seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, dalam keadaan

penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu berbuat apa-apa

bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir dalam keadaan suci

bagaikan meja lilin berwarna putih(a sheet of white paper avoid of all

characters) atau yang lebih dikenal dengan istilah tabularasa.12 Di dalam islam

secara jelas nabi Muhammad Saw, mengisyaratkan lewat sabdanya yang

berbunyi:

      

  11

H.M. Alisuf Sabri, ilmu pendidikan , (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya: 1999) cet.ke-1,h.14.

  12 

(25)

ةﺮﻃﻓﻟاﻰﻟ

ا

ﺪﻟﺗ

ﺎﺴ ا

لآ

و

ﺑا

و

اﺪوﻬ

ﺪ ﺑ

ا

و

ﺎﺴﺠ و

ارﺻ

ﺎﺴ ﻓ ﺎﺴ ﺎ ﺎﻜ ﺎﻓ

Artinya:

“Tiap- tiap orang itu dilahirkan ibunya atas dasar fitrah beragama

(islam) dan tergantung ayah ibunya yang mendidik dia menjadi orang yang

beragama yahudi, nasrani, atau majusi. Maka bila keduanya muslim, jadilah

anaknya muslim”(HR Muslim).

Suci artinya belum terisi oleh pengaruh-pengaruh/atau tulisan apa pun,

disinilah peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama, yang akan

menjadikan dan membentuk pribadi anak dengan tulisan yang diinginkannya.

Campur tangan orang tua sangat dibutuhkan dalam membagi waktu,

serta pengawasan terhadap pelaksanaannya pembagian waktu dan jadwal

belajar dirumah. Anak akan membagi waktu antara tugas-tugas sekolah

dengan bermain-main. Oleh karena itu orang tua harus membantu dalam

perencanaan waktu belajar dan disiplin belajar dirumah.

Berdasarkan uraian diatas, sudah dapat dipastikan bahwa perhatian

orang tua dalam pendidikan anaknya sangat menentukan sekali terhadap

belajar anak disekolahnya.

(26)

1. Menyediakan fasilitas belajar anak di rumah atau sarana kebutuhan

belajar.

2. Merencanakan waktu belajar di rumah dan membiasakan disiplin belajar.

3. Memberi bantuan belajar bila anak belum mengerti terhadap suatu materi,

atau bimbingan belajar dirumah.

4. Beri motivasi, bangkitkan semangat, ciptakan suasana belajar yang

menyenangkan.

Dengan demikian penulis mendifinisikan perhatian orangtua sebagai berikut:

Secara umum orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak:

1. Merawat fisik anak, agar anak tumbuh kembang dengan sehat.

2. Proses sosialisasi anak, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap

lingkugannya (keluarganya, masyarakat, kebudayaan).

3. Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak.

Fungsi terakhir ini masih kurang disadari oleh para orangtua. Bagaimana

pengaruh orangtua terhadap pembentukan prilaku anaknya, merupakan

suatu yang sangat majemuk, tergantung dari bermacam-macam faktor,

antara lain:

1. Ciri-ciri orang tua:

a. Usia

b. Pendidikan

c. Taraf social-ekonomi

d. Kepribadian dan sebagainya

2. Ciri-ciri anak:

a. Penampilan fisik

b. Jenis kelamin

c. Kesehatan

d. Kepribadian dan sebagainya

Factor-faktor ini semua mempunyai dampak terhadap sikap dan prilaku

(27)

tua bersikap sama. Terhadap semua anaknya. Dalam hal ini sama harus diartikan

“sesuai dengan sifat dan Kebutuhan masing-masing anak.”13

Dan seharusnya sikap orang tua terhadap anaknya adalah sebagai berikut:

1. Mereka memberikan kebebesan kepada anak-anaknya, karena anak sebagai

makhluk yang mempunyai pribadi sendiri

2. Anak-anak selalu dididik dengan pekerjaan yang sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan hidup masa depannya

3. Hubungan orang tua dengan anak-anaknya mengandung unsure kebebasan

sehingga dengan adanya ini anak dapat melatih dirinya untuk hidup

selfstanding yang berarti anak selalu dilatih untuk menjadi dewasa yang

berpribadi kuat

4. Anak-anak selalu dipupuk kemampuannya dengan pemeliharaan kesehatan

tubuhnya melalui pendidikan jasmani sebaik-baiknya

5. Anak-anak diajar dengan pekerjaan-pekerjaan tangan(handicraft) untuk bekal

hidup mereka dimasa akan dating

6. Anak-anak selalu diberi kesibukan-kesibukan kerja dan didorong untuk

bekerja sendiri, sedang pekerjaan yang diberikan kepada mereka disesuaikan

dengan tingkat umur masing-masing, bahkan sering kali lebih tingggi sedikit

dari taraf umurnya.

7. Anak-anak diberi dasar pengertian tentang hidup bermasyarakat yang

bermanfaat di masa depannya

8. Anak-anak tidak dididik secara paksa melainkan secara bebas.

9. Anak-anak diberi pengertian bahwa orang tua tidak akan selamanya memberi

nafkah serta bertanggung jawab atas mereka, apalagi setelah pendidikannya

(dewasa).

Teori –Teori Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak

      

  13 

(28)

Teori adalah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli, dan biasanya

berisi tentang konsep dan prinsip. Secara bahasa perhatian adalah dapat diartikan

sebagai minat, apa yang disukai atau yang disenangi. Secara istilah perhatian berarti

keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik didalam maupun diluar

dirinya.14

Perhatian dapat diartikan dua macam:

1. Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek.

2. Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktifitas.15

“Pemusatan perhatian orang tua yang diberikan dengan sadar sebagai respon

terhadap Objek disini berupa perhatian orang tua pada pendidikan anak, motivasi

dan minat belajar anak”.

Perhatian Keluarga sebagai salah satu dari tiga lingkungan pendidikan yang

paling berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak.

Pada dasarnya lingkungan mencakup:

a. Tempat(lingkungan fisik), keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

b. Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni,

ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.

c. Kelompok hidup bersama(lingkungan social atau masyarakat) keluarga,

kelompok bermain, desa, perkumpulan.

Ki Hajar Dewantara: lingkungan-lingkungan tersebut meliputi lingkungan

keluarga, lingkunan sekolah, dan lingkungan organinisasi pemuda, yang ia sebut

dengan Tri Pusat Pendidikan. 16

Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam

proses pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat

peraga, dan lain-lain,) dinamakan linkungan pendidikan.

Tiga lingkungan pendidikan tesebut adalah:

      

  14 

Abu Ahmadi, Psikologi perkembangan …, Cet, Ke-2. h.145

  15

Wasty Ssoemanto, psikologi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) Cet.ke-5, h. 34

  16

(29)

a. Keluarga(pendidikan informal)

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang tertua, bersifat informal, yang

pertama dan utama dialami oleh anak karena itu disebut primary community.

Pendidikan keluarga berfungsi :

1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak

2. Memjamin kehidupan emosional anak

3. Menanamkan dasar pendidikan moral

4. Memberikan dasar pendidikan social

5. Meletakan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

Menurut ST.Vembrianto ada 7 fungsi dan peran keluarga yang

hubunganya dengan kehidupan anak:

a. Fungsi biologik: yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak:

secara biologis anak berasal dari orang tuanya.

b. Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan

social yang penuh kemesraan dan afeksi(penuh kasih sayang dan rasa

aman).

c. Fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk kepribadian

anak. Melalui interaksi social dalam keluarga anak mempelajari pola-pola

tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai dalam masyarakat

dalam rangka perkembangan kepribadiannya.

d. Fungsi pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi

pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk

mempersiapkan anak agar dapat hidup secara social dan ekonomi di

masyarakat. Sekarang pun keluarga dikenal sebagai lingkungan

pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar

kepribadian anak.

e. Fungsi rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi

(30)

f. Fungsi keagamaan; yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan, upacara

dan ibadah agama bagi para angotanya, disamping peran yang dilakukan

institusi agama. Fungsi ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama

pada si anak, sayangnya sekarang fungsi keagamaan ini mengalami

kemunduran akibat pengaruh sekularasi.

g. Fungsi perlindungan: yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat dan

melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya, fungsi ini oleh keluarga

sekarang tidak dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukan oleh

badan-badan social seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tubuh mental,

anak yatim piatu, anak-anak nakal dan perusahaan asuransi.

Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi

kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus

diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya

sebagai seorang pendidik primer/kodrat.17

Keluarga sebagai pusat pendidikan dan pusat kebudayaan serta pusat

agama. Hubungan antar anggota keluarga harus selalu harmonis dan terpadu

serta gotong-royong. Setiap anggota keluarga harus merasakan ketenangan,

kegembiraan, kenyamanan, dan keamanan dalam keluarga itu. Sebaliknya

yang pecah (broken home) adalah sumber dari kenakalan anak. 18

b. Sekolahan(pendidikan formal)

Sekolah bertanggungjawab atas pendidikan anak-anak selama mereka

diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga

terhadap pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik

serta menanamkan budi pekerti yang baik.

      

  17

H.M.Alisuf Sabri, ilmu pendidikan…, hal.15-16

  18

Ary H Gunawan, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan Di Indonesia…, hal.101-102

(31)

2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan didalam masyarakat yang

sukar atau tidak dapat diberikan dirumah.

3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti

membaca, menulis, berhitung, menggambar, serta ilmu-ilmu lain yang

sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

4. Disekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membedakan benar

atau salah, dan sebagainya.

5. Dan lain-lain.

Berkenaan dengan sumbangan sekolah terhadap pendidikan itulah, maka

sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai sifat-sifat sebagai beriku:

1. Tumbuh sesudah keluarga

2. Lembaga pendidikan formal

3. Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati

Disamping itu, pendidikan sekolah juga mempunyai cirri-ciri khusus

sebagai berikut:

1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki

hubungan hierarkis

2. Usia siswa(anak didik) disuatu jenjang relative homogeny

3. Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program pendidikan

yang harus diselesaikan

4. Isi pendidikan(materi) lebih banyak yang bersifat akademis dan

umum

5. Mutu pendidikan sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap

kebutuhan dimasa yang akan datang.

Lingkungan Sekolah merupakan lingkungan pendidikan utama dan kedua.

Siswa-siswi, guru, administrator, konselor hidup bersama dan melaksanakan

pendidikan secara teratur dan terencana dengan baik.

Menurut penelitian ternyata bahwa anak-anak nakal dan anak-anak

(32)

secara kuantitatif(tak bersekolah sekitar 18%, terlambat sekolah sekitar 54%)

maupun secara kualitatif(sering bolos, kesungguhan belajar, keberanian

menyontek, dan sebagainya). Terdapat kecenderungan yang khas bahwa anak

nakal kurang ingin melanjutkan sekolah sesudah mereka menamatkan studi

mereka disesuatu jenjang pendidikan dibandingkan dengan anak yang tak

nakal. Kebanyakan anak nakal ingin cepat bekerja dan mendapat nafkah.19

Beberapa sebab yang dapat dikumpulkan sebagai penyebab rendahnya minat

belajar anak-anak nakal antara lain:

a. Suka menyelewengkan waktu belajar untuk kegiatan-kegiatan yang

kurang berguna, seperti begadang, omong kosong sambil merokok,

dan bahkan minum-minuman keras sampai menyalahgunaan

narkotika. Akibatnya kosentrasi pikirannya menjadi lemah karena

kurang tidur, suka melamunkan impian kosong, kecanduan, dan

sebagainya.

b. Suka menunda-nunda waktu untuk belajar serta menyiapkan

keperluan-keperluan belajar.

c. Suka membolos atau meninggalkan pelajaran, akibatnya ia ketinggalan

pelajaran atau kehilangan bagian penting dari pelajaran. Lebih-lebih

bila pelajaran itu bersifat prerekuisit, maka kerugian-kerugian itu

makin menjadi momok studi.

d. Suka melamun dan kurang konsentrasi dalam pelajaran. Atau sering

mengganggu temannya selama pelajaran, atau suka membadut dalam

kelas, menarik perhatian.

Kebijakan pendidikan dalam menangkal dan menanggulangi

kenakalan anak disekolah ini termasuk administrasi murid baik didalam maupun

diluar kelas seperti pemberian hukuman dan ganjaran, penataan siswa dalam

kelas, pemberian kesibukan atau bahan penggayaan bagi yang cepat belajar dan

      

  19 

(33)

pemberian program remedial bagi yang lambat belajar, pemberian perhatian

lebih khusus bagi anak-anak yang suka menarik perhatian atau kurang

diperhatikan oleh orang tuanya, pemberian kegiatan-kegiatan OSIS dan esktra

kurikuler lainnya seperti berkemah, koperasi,penelitian, diskusi, seminar, dan

sebagainya.

c. Lingkungan organisasi pemuda/masyarakat(pendidikan non formal)

Sebagai lembaga pendidikan yang bersifat informal(luar sekolah),

organisasi pemuda mempunyai corak ragam yang bermacam-macam, tetapi

secara garis besar dapat dibedakan antara organisasi pemuda yang diusahakan

oleh pemerintah dan organisasi pemuda yang diusahakan oleh badan swasta.

Peran organisasi pemuda ini utamanya adalah dalam upaya

pengembangan sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda

berkembanglah semacam kesadaran social, kecakapan-kecakapan di dalam

pergaulan dengan sesama kawan(social skill) dan sikap yang tepat didalam

membina hubungan dengan sesama manusia (social attitude).

Pendidikan pertama sangat mempengaruhi jalan hidup anak dimasa

depannya(masa dewasa). Dibawah ini pendapat para sarjana pendidikan/ ilmu

jiwa:

1. Hurlock: menyatakan bahwa sikap serta tingkah laku anak tampak jelas sekali

dipengaruhi oleh keluarga dimana ia dilahirkan dan berkembang. Rumah adalah

lingkungan pertama bagi anak, keluarga memberi percontohan sikap anak

terhadap orang lain. Benda-benda dan kehidupan pada umumnya. Anak

menjadikan orang tuanya sebagai model(monster) dari penyesuaian dirinya

dengan kehidupan. Bila orang tua tak dapat dipakai untuk standar penyesuaian

diri anak dengan sebaik-baiknya, maka hal ini akan menimbulkan problem

psikologis anak sebagaimana problem tingkah laku pada orang tuanya.

(34)

dalam rumah tidak dapat diberantas sampai keakar-akarnya, hanya dapat

dihambat bila telah menjadi besar. 20

2. Arnol Gesell bahkan menganggap bahwa hubungan anak dengan orang tuanya

dalam kehidupan keluarga adalah merupakan suatu kepentingan yang dapat

menentukan pola pertama pribadi anak. Suatu rumah yang teratur rapi yang

terpelihara secara normal, dapat menjamin dengan sebaik-baiknya bagi kesehatan

mental dalam pertumbuhan anak sedangkan sekolah hanya akan dapat

memperoleh hasil maximum bila bekerja secara harmonis dengan keluarga

(rumah yang demikian itu).21

3. Sigmund Freud lebih jauh memungkinkan bahwa orang tua yang neuropathiek,

yang terlalu melindungi dan terlalu lemah lembut terhadap anak menimbulkan

pada anak itu penyakit yang neurosis pula. Sedangkan Flugel juga menyalahkan

sikap orang tua yang terlalu lunak terhadap anaknya. Orang tua yang terlalu keras

atau terlalu melindunginya dapat menjadikan anak tersebut pemberontak tidak

hanya terhadap orang tuanya saja tetapi juga terhadap semua kekuasaan orang

dewasa.

4. Crow & Crow: berpendapat bahwa pendidikan pertama anak diterima dalam

lingkungan rumah. Keadaan ekonomi serta tingkat kehidupan dirumah,

kesetabilan emosi orangtua dan keluarga serta cita-cita dan ambisi yang tampak

dari tingkah laku anggota-anggota keluarga yang lebih tua umurnya, kesemuanya

itu mempengaruhi tingkah laku serta sikap anak secara langsung ataupun tidak

langsung. Anak yang terlalu dimanjakan, terlalu dilindungi atau dilantarkan atau

orang tuanya bersikap keras atau sakit gangguan perasaan, dapat menjadikan

anaknya perusak, penakut dan sakit saraf. 22

      

  20 

The Child Development, Hurlock, p.481-482 H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama…, h. 92 

  21 

The Child from five to ten, Gesell,p.5-10. H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama…, h. 92 

22

(35)

5. Prof. Waterink: tiap perkembangan kearah hubungan dengan masyarakat tumbuh

diatas dasar hubungan kehidupan yang dialami anak pada masa kecilnya dalam

lingkungan keluarganya. Bilamana anak oleh suatu sebab kehilangan

lingkungan keluarganya, tidak ada perasaan saling cinta mencintai, maka masih

ada kemungkinan diajarkan kepada anak perasaan saling mencintai itu, bila ada

waktunya dibentuk lingkungan yang baru. Bila anak tidak mendapatkan yang

baru itu mungkin benar ia akan menjadi orang yang tak pernah dapat

mengadakan hubungan yang sungguh-sungguh dengan masyarakat. 23

6. Woodworth dan Marquis bahwa para ahli psikologi dalam, misalnya Freud dan

Adler sepakat dalam menyelidiki pola, dasar pribadi orang dalam kehidupannya,

dikembalikan kepada keadaan hidup keluarga pada tahun-tahun permulaan. 24

memang Freud serta pengikut-pengikutnya juga mengakui bahwa anak selalu

mengadakan identifikasi atau meniru orang-orang yang lebih tua tidaklah secara

passief tetapi secara sungguh-sungguh dan gairah. Anak ingin menjadi seperti

ayahnya atau seperti ibunya. Sikap yang demikian disebut identifikasi aktif.

7. Besarnya pengaruh orang tua(keluarga) terhadap pembentukan pribadi anak,

pengaruh pandangan dan sikap tersebut telah diselidiki di barat oleh beberapa

ahli seperti Harthorn dan May. Hasilnya dikemukakan oleh Flemming dalam

bukunya“The social Psychology Of Education” yang menujukan bahwa

pengaruh tersebut dapat dibandingkan sebagai berikut:

1. Sikap/pandangan orangtua terhadap anaknya: 0.54.

2. Sikap/pandangan teman-temannya terhadap anak sebaya: 0.35.

3. Sikap/pandangan pemimpin club terhadap anggotanya: 0.137.

4. Sikap/pandangan guru sekolah terhadap siswanya: 0.028.

5. Sikap/pandangan guru sekolah minggu(agama) terhadap siswanya: 0.002.

      

23

Psychologie anak S.R.Prof.Waterink, p.114, H.M.Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama…, h. 93

24

(36)

6. Flemming mengemukakan bukti bahwa hubungan sikap keluarga dengan

sikap terhadap agama/gereja, peperangan, komunisme menujukan korelasi

rata-rata: 0.50.

Pengaruh social-ekonomi keluarga ada hubunganya dengan

kecerdasan anak, sehingga pada umumnya anak-anak yang pandai berasal

dari keluarga yang makmur ditunjukan dengan korelasi koeffisien: 0.30.

Flemming pengikut aliran konvergensi tidak menghilangkan adanya

pengaruh sekitar dengan pendapatnya: bahwa makin cepat diadakan

perubahan atas lingkungan yang tak sesuai maka makin mudah mencapai

hasil, watak dengan pasti dapat diubah.

Jadi menurut Harthorn dan May dalam daftar korelasi koeffisien

diatas adalah ditujukan bahwa pengaruh orangtua terhadap anak lebih besar

dari pengaruh-pengaruh yang lain. Ini termasuk kehidupan agama dari

orangtua anak. Sedangkan pengaruh guru agama ternyata paling kecil

yaitu: 0.002. maka kehidupan beragama dikeluarga orangtua tak boleh

melengahkan 2 faktor yakni:

1. Factor perkembangan yang bertalian dengan kesusilaan anak

2. Factor perkembangan yang berhubungan dengan sexual(nafsu birahi) anak.

Dengan demikian Pendidikan agama pun tak bisa lepas dari kedua

factor ini karena adanya pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Perasaan susila anak: dapat menuju kearah perkembangan akhlak

anak. Akhlak merupakan norma-norma yang menentukan derajat

anak/manusia dalam kehidupan masyarakat. Derajat hidup seseorang

ditentukan oleh tinggi rendah akhlaknya. Akhlak termasuk inti pokok yang

terkandung dalam syariat islam yang diturunkan oleh Allah kepada umat

manusia. Sebab nabi diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak

(37)

ﻖ ﺧ امرﺎﻜ م ﺗ تﺛ ﺑﺎ اﻮ

Artinya:

“Hanya sanya saya diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak

manusia.“25

Tugas orang tua ini akan lebih jelas lagi bila dihubungkan dengan sabda

nabi yang artinya adalah:“Allah memberi rahmat kepada orang tua yang

menolong anaknya agar berbuat baik kepadannya(orang tua)”.

Begitu pentingnya ethiek(akhlak) dalam kehidupan keluarga, sekolah,

dan di masyarakat sehingga Langeveld meletakan dasar-dasar kemampuan

manusia untuk dapat dididik dalam 3 faktor. Ketiga-tiganya ini harus

terdapat dalam diri anak, agar mampu dididik oleh orang dewasa yaitu:

a.Harus mempunyai kemampuan sosialitas(dapat hidup dalam masyarakat)

b.Harus mempunyai kemampuan individualitas(memiliki pribadi)

c.Harus mempunyai kemampuan moralitas(kemampuan berakhlak mulia).

1.2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi

Kata prestasi berasal dari belanda yaitu“prestaite” yang kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berari hasil usaha.26

Dalam kamus popular dijelaskan bahwa prestasi memiliki makna apa

yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan dan hasil gemilang yang

diperoleh dengan kerja keras.27

      

  25 

Flemming, The Social Psychology Of Education, oleh: H.M. Arifin(Jakarta: Bulan Bintang), h. 94-96

  26 

Zaenal Arifin, evaluasi hasil instruksional, prinsip, teknik, dan prosedur, (Bandung: Remaja Rosda Karya,199), h.2 

      27 

(38)

Menurut Gagne prestasi adalah penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan

dalam bentuk skor.28

Kesimpulan: suatu keadaan hasil yang dicapai baik berupa

kemampuan, ketrampilan maupun sikap serta nilai-nilai, setelah adanya

usaha belajar dan mengajar.

b. Pengertian Belajar

Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didevinisikan sebagai proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.

Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam

arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. 29

Ada beberapa aktivitas belajar: mendengarkan, memandang, meraba,

mencium, dan mencicipi/mencecap, menulis/mencatat, membaca, membuat

ikhtisar/ringkasan dan menggaris bawahi, mengamati table-tabel,

diagram-diagram, bagan-bagan,menyusun paper atau lembar kertas, mengingat,

berpikir, latihan dan praktek.

Belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi

individu dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara

sengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya factor-faktor berikut:

a. Kesiapan(readiness); yaitu kapasiti baik fisik maupun mental untuk

melakukan sesuatu

b. Motivasi; yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu

c. Tujuan yang ingin dicapai.30

              28 

Abdul Gafur, desain intruksional, (Jakarta: BPT. IKIP, 1983), h.9.

  29 

Wasty Ssoemanto, psikologi pendidikan…, hal . 104

  30 

(39)

Belajar atau yang disebut juga learning, adalah perubahan yang secara

relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari

pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat

penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia

menyesuaiakan diri(adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses

belajar inilah manusia bertahan hidup(survived). 31

Ada factor-faktor yang mempengaruhi hal belajar:

a. Factor-faktor stimuli belajar

Stimuli belajar adalah segala hal diluar individu yang merangsang individu

itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli ini mencangkup

materi, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima

atau dipelajari oleh si pelajar. Hal-hal yang berkaitan dengan stimuli belajar:

Panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan

pelajaran, berat-ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.

b. Factor-faktor metode belajar

Metode mengajar yang dipakai guru oleh guru sangat mempengaruhi metode

belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang

dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

Factor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut: kegiatan berlatih

atau praktek, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan

tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan

bagian-bagian, penggunaan modalitas indra, penggunaan dalam belajar, bimbingan

dalam belajar, kondisi-kondisi insentif.

c. Factor-faktor individual

Factor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang,

adapun factor-faktor individual itu menyangkut hal-hal berikut:

      

  31 

(40)

Kematangan, factor usia kronologis, factor perbedaan jenis kelamin,

pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani,

kondisi kesehatan rohani, motivasi.32

Dibawah ini adalah factor-faktor penyebab kesulitan belajar, dengan

menggetahui sebab-sebabnya, sehingga dapat mengatasi dan menanggulangi

sedini mungkin:

1. Factor intern(factor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang

meliputi:

a. Factor fisiologi(sebab yang bersifat fisik):

1. Karena sakit

Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga syaraf

sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui

indranya tidak dapat diteruskan ke otak. Lebih-lebih sakitnya lama, syarafnya

akan bertambah lemah, sehingga tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa

hari, yang mengakibatkan ia tertinggal jauh dalam pelajarannya.

2. Kurang sehat

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah

capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang karena kurang

semangat, pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan

respons pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal

memproses, mengelola, menginerprestasi dan mengorganisasi bahan

pelajaran melalui indranya. Perintah dari otak yang langsung kepada saraf

motorik yang berupa ucapan, tulisan, hasil pemikiran / lukisan menjadi

lemah juga. Karena itu, maka seorang guru atau petugas diagnostic harus

meneliti kadar gizi makanan dari anak.

3. Cacat tubuh

Cacat tubuh dibedakan atas:

      

  32 

(41)

a. Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang

penglihatan, gangguan psikomotor.

b. Cacat tubuh yang tetap(serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang

tangan dan kakinya.

Bagi golongan yang serius, maka harus masuk pendidikan khusus

seperti SLB, bisu, tuli, TPAC-SROC. Bagi golongan yang ringan,

masih banyak mengikuti pendidikan umum, asal guru memperhatikan

dan menempuh placement yang cepat.

b. Factor psikologi(sebab kesulitan belajar karena rohani)

Factor rohani meliputi: Inteligensi, Bakat, Minat, Motivasi, Factor

kesehatan mental.

2. Factor orang tua

a. Factor keluarga

1. Cara mendidik anak

Orang tua yang tidak /kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya,

mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar

anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.

Orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang

tidak sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak dapat tenteram, tidak

senang dirumah, ia pergi mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar.

Sebenarnya orang tua mengharapkan anaknya pandai, baik, cepat berhasil,

tetapi malah menjadi takut, hingga rasa harga diri kurang. Orang tua yang

lemah, suka memanjakan anak, ia tidak rela anaknya bersusah payah belajar,

menderita, berusaha keras, akibatnya anak tidak mempunyai kemampuan dan

kemauan, bahkan sangat tergantung pada orang tua, hingga malas berusaha,

malas menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hingga prestasinya menurun.

Kedua sikap itu pada umumnya orang tua tidak memberikan dorongan

kepada anaknya, hingga anak menyukai belajar, bahkan karena sikap orang

(42)

2. Hubungan orang tua dan anak

Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Factor ini penting sekali

dalam menentukan kemajuan belajar anak. Yang dimaksud hubungan adalah

kasih sayang penuh pengertian, atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh,

memanjakan, dan lain-lain. kasih sayang dari orang tua, perhatian atau

penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak.

Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan emosional insecurity. Demikian

juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh akan menyebabkan hal yang serupa.

Kasih sayang dari orang tua dapat berupa:

a. Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk omong-omong

bergurau dengan anak-anaknya.

b. Biasakan orang tua membicarakan kebutuhan keluarga dengan

anak-anaknya.

Seorang anak akan mengalami kesulitan/kesukaran belajar karena

factor-faktor tersebut.

3. Contoh/bimbingan dari orang tua

Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. segala yang

diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Karenanya

sikap orang tua yang bermalas-malasan tidak baik, hendaknya dibuang

jauh-jauh. Demikian juga belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap

dewasa dan tanggung jawab belajar, tumbuh pada diri anak. Orang tua yang

sibuk bekerja, terlalu banyak anak yang diawasi, sibuk organisasi, berarti

anak tidak mendapatkan pengawasan/bimbingan dari orang tua, hingga

kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan belajar.

4. Suasana rumah/keluarga

Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh, tidak mungkin anak dapat belajar

dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk

belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang, selalu banyak

(43)

ibu selalu cekcok atau selalu membisu akan mewarnai suasana keluarga yang

melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya. Anak akan tidak tahan

dirumah, akhirnya keluyuran diluar menghabiskan waktunya untuk hilir

mudik ke sana ke mari, sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar

menurun. Untuk itu hendaknya suasana di rumah selalu dibuat

menyenangkan, tenteram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal di

rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.

5. Keadaan ekonomi keluarga

a. Ekonomi yang kurang/miskin menimbulkan:

1. Kurangnya alat-alat belajar

2. Kurangnya biaya yang di sediakan oleh orang tua.

3. Tidak mempunyai tempat belajar yang baik.

b. Ekonomi yang berlebihan(kaya)

6. Factor sekolah: guru, hubungan guru dengan murid kurang baik,

guru-guru menuntut standar pelajaran diatas kemampuan anak, guru-guru tidak

memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar, metode

mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar.

a. Factor alat

b. Kondisi gedung

c. Kurikulum

d. Waktu sekolah dan disiplin kurang

3. Factor ekstern(factor dari luar manusia) meliputi:

a. Factor-faktor non-sosial

Factor mass media meliputi: bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku

komik yang ada disekeliling kita, hal-hal itu akan menghambat belajar

apabila anak terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga lupa

(44)

b. Factor-faktor social

1. Teman bergaul, pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk

dalam jiwa anak.

2. Lingkungan tetangga, corak kehidupan etangga misalnya main judi, minum

arak, menganggur, pedagang, suka tidak belajar, akan mempengaruhi

anak-anak sekolah. Minimal tidak ada motivasi bagi anak-anak untuk belajar.

3. Aktifitas dalam masyarakat, terlalu banyak berorganisasi, kursus ini dan itu,

akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah:

Suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu

untuk mencapai hasil belajar.

Cara mengenal murid yang mengalami kesulitan belajar:

1. Menunjukan prestasi yang rendah/dibawah rata-rata yang dicapai oleh

kelompok kelas.

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan ia berusaha

dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dari

kawan-kawannya dalam semua hal, misalnya dalam menngerjakan soal-soal,

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

4. Menunjukan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura,

dusta, dan lain-lain.

5. Menunjukan tingkah laku yang berlainan.

Misalnya: mudah tersinggung, murung, pemarah,bingung, cemberut, kurang

gembira, selalu sedih.

Disamping melihat gejala-gejala yang tampak, guru bisa mengadakan

penyelidikan di antaranya:

1. Observasi, cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap

(45)

a. Bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, adalah tanda-tanda

cepat lelah, mudah mengantuk, sukar memusatkan perhatian pada

pelajaran.

b. Bagaimana kelengkapan catatan, peralatan, dalam pelajaran. Murid yang

mengalami kesulitan belajar akan menunjukan gejala cepat lelah, mudah

mengantuk, sukar konsentrasi, catatannya idak lengkap, dan sebagainya.

2. Interviu adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap

orang yang diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat membrikan

informasi tentang orang yang diselidiki(guru, orang tua, teman intim).

3. Tes diagnosis adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan tes.

Menurut cronbach, tes adalah suatu prosedur yang sistimatis untuk

membandingkan kelakuan dari dua orang atau lebih.

4. dokumentasi, adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat

catatan-catatan, arsip, dokumen, yang berhubungan dengan yang diselidiki. Untuk

mengetahui murid yang mengalami kesulitan belajar bisa melihat: riwayat

hidupnya, kehadiran murid didalam mengikuti pelajaran, memiliki daftar

pribadinya, catatan hariannya, catatan kesehatannya, ulangannya, raport dll.33

Pendapat Syah, muhibbin: factor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa dapat dibedakan menjadi tiga: factor internal, factor eksternal, factor

pendekatan belajar. 34

Adapun pendapat M.ngalim Purwanto, factor-faktor yang

mempengaruhi belajar ada dua yaitu: factor yang ada pada diri(organisme)

yang disebut factor individual, seperti: kematangan, kecerdasan, latihan,

motivasi. dan factor yang ada di luar individu yang disebut factor social,

seperti: keluarga, rumah, guru, metode, alat-alat, waktu.35

      

  33

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, psikologi belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet.ke-2, h.77-96.

  34 

Muhibbin Syah, psikologi pendidikan, (PT.Remaja Rosdakarya: 2003), cet.8, h.132

35

(46)

c. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Purwa Darminta, prestasi belajar adalah hasil yang telah

dicapai atau dilakukan dalam kegiatan belajar. 36

Menurut Surtatinah Tirtonegoro bahwa prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak dalam periode tertentu .37

Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah suatu perubahan individu

yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan saja akan tetapi dapat juga

membentuk kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar. 38

Berdasarkan penjelasan diatas, menurut hemat peneliti hasil belajar

dari ranah kognitif adalah sesuatu yang diperoleh individu melalui proses

belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan dari segi penggetahuan

yang factual dan emperis, dan hasil tersebut merupakan hasil interaksi

berbagi factor baik internal maupun factor eksternal.

d. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Factor yang berpengaruh pada pencapaian prestasi disekolah,

kesuksesan anak disekolah tidak hanya ditentukan factor kognisi atau

kecerdasan semata. Ada factor lain yang berpengaruh besar:

1. Keyakinan kemampuan diri

Keyakinan kemampuan diri(self efficacy) anak adalah keyakinan anak bahwa

dirinya mampu menguasai tugas sekolah dan mengatur sendiri belajarnya.

Anak yang tinggi keyakinan kemampuan dirinya lebih cenderung berusaha

mencapai prestasi dan lebih cenderung sukses dari pada anak yang tidak

mempunyai keyakinan atas kemampuannya.

      

36 Wjs.Poerwadarminta, kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: PN balai pustaka, 1976), h.176.

  37 

Suhartinah Tirtonegoro, anak sper normal dan program pendidikannya, (Jakarta: bina aksara,tt), h.13. 

       38 

(47)

2. Praktik pengasuhan oleh orang tua

Orang tua dari anak yang pencapaiannya tinggi menciptakan lingkungan

belajar anak mereka. Mereka menyediakan tempat khusus untuk belajar dan

untuk menyimpan buku atau alat sekolah. Mereka mengatur waktu makan,

tidur, dan mengerjakan PR anak, mereka memantau lamanya anak di ijinkan

menonton TV dan acara TV yang boleh diikuti. Mereka juga mengawasi

kegiatan anak sepulang dari sekolah. Mereka memperlihatkan minat terhadap

kehidupan anak dengan bercakap-cakap mengenai sekolah dan juga terlibat

dengan kegiatan sekolah. Anak-anak yang orang tuanya terlibat dengan

sekolah terbukti lebih berprestasi disekolah.

3. Status social ekonomi

Status social orang tua dapat menjadi factor ampuh pada pencapaian prestasi

pendidikan anak. Social ekonomi biasanya bukan merupakan factor penentu

langsung pada pencapaian prestasi. Melainkan melalui perannya dalam

menciptakan atmofer keluarga, Pilihan tetangga, dan praktik pengasuhan oleh

orang tua, anak-anak dari keluarga miskin lebih cenderung mengalami

atmofer rumah dan sekolah yang buruk, mengalami kejadian yang

menimbulkan stress, serta mengalami keadaan rumah tangga yang keras dan

tidak stabil. Mereka cenderung tinggal di lingkungan kumuh dan bersekolah

di sekolah yang rendah mutunya. Keadaan tidak selalu suram jika ada

intervensi dari luar keluarga. Misalnya ada tunjangan pendapatan bagi orang

tua tidak mampu, atau ada beasiswa bagi anak tidak mampu.

4. System pendidikan

System pendidikan yang baik dapat meningkatkan perkembangan anak-anak.

Misalnya: system pendidikan yang menekankan pada tanggungjawab anak,

pilihan pendidikan oleh orang tua, dan pengendalian atau keluwesan yang

lebih besar oleh pemerintah daerah atau sekolah tertentu.

Gambar

Gambaran Umum SMPN 13 Pondok Ranji, Ciputat, Tangerang
Table 2 Factor internal yang memengaruhi pengembangan potensi anak
Table 3 faktor eksternal yang memengaruhi pengembangan potensi anak
Dimensi Table 4 Indikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) Tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, 2) Perhatian

signifikan perhatian orang tua mempunyai andil sebesar 17,0% dari keberhasilan dalam proses belajar mata pelajaran ekonomi ditandai dengan nilai prestasi dari

bimbingan orang tua siswa dalam membantu belajar di rumah?, 2) Bagaimana prestasi belajar Bahasa Indonesia yang dicapai oleh siswa SMPN 5 Siak Hulu?, 3) Apakah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengaruh atau peranan orang tua dan minat belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perhatian orang tua, dan minat

0,00 < 0,05, berarti bahwa secara bersamaan perhatian orang tua dan penguasaan materi prasyarat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika peserta

Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil uji korelasi antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar IPS sebesar 0,775 berdasarkan interprestasi

Dimana variabel perhatian orang tua diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,145 dan nilai thitung3,687 > ttabel sebesar 1,68107 dengan nilai signifikan 0,001 < = 0,05, berarti Ha

Sehingga hasil belajar atau prestasi belajar yang diraih oleh siswa menjadi lebih baik 3.6 Hubungan antara motivasi belajar dan perhatian dari orang tua dengan prestasi pada mata