• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Hubungan Pendapatan Dengan Pengeluaran Konsumsi

Perubahan-perubahan dalam pendapatan berupa uang, dimana harga-harga tetap konstan, biasanya menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan yang sesuai dengan jumlah barang-barang yang dibeli, khususnya untuk barang normal. Suatu pertambahan dalam konsumsi dan suatu pengurangan dalam pendapatan berupa uang akan menyebabkan berkurangnya konsumsi.

Seperti yang juga telah dijelaskan diatas, sesuai dengan apa yang dimaksud oleh fungsi konsumsi (Tarmizi dan Hakim, 1997:41), konsumsi merupakan bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli barang-barang konsumsi, semakin besar pendapatan maka relatif jumlah konsumsi cenderung akan semakin besar, atau

C = f (Yd) Dimana:

C = Nilai konsumsi agregratif Yd = Pendapatan Dispossible

Berdasarkan fungsi konsumsi tersebut, didapat beberapa kemungkinan hubungan antara besarnya konsumsi dengan besarnya pendapatan. Demikian pula berapa besar bagian dari pendapatan tertentu dapat digunakan untuk konsumsi, hal ini disebut dengan hasrat untuk berkonsumsi (propensity to consume).

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009.

USU Repository © 2009

Berikut ini akan dijelaskan beberapa teori konsumsi, dan perkembangannya, yang kelak mampu menjelaskan bagaimana pola (tingkah laku) kegiatan konsumsi yang terjadi dalam rumah tangga atau perekonomian umumnya.

a. Absolute Income Hypothesis

Jhon Maynard Keynes dalam bukunya “ The General of Employment, Interst

and Money ” Tahun 1936, mengemukakan teori Absolute Income Hypothesis yang

menyatakan bahwa besar kecilnya konsumsi pada waktu yang ditentukan oleh nilai absolut dari pendapatan masyarakat yang siap untuk dibelanjakan (dispossible

income) pada waktu yang bersangkutan. Dalam hal ini polanya adalah nilai konsumsi

menurun dengan adanya pengurangan pendapatan.

Gambar 2.1 Pola Konsumsi Menurut Pendekatan Pendapatan Absolut.

C C = f (Yd)

C = a + bYd

A

0 Yd

Jika terjadi perubahan pendapatan, maka perubahan pendapatan tersebut sebagian akan dipergunakan untuk perubahan konsumsi atau dengan kata lain berapa besar bagian dari perubahan pendapatan yang diperuntukkan untuk perubahan

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009.

USU Repository © 2009

konsumsi. Hal ini disebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC), dirumuskan sebagai berikut:

dC

MPC = 0 < b < 1 dY

Dimana:

MPC = Marginal Propensity to Consume

dC = Perubahan Konsumsi dY = Perubahan Penapatan

Dengan menganggap hubungan antara konsumsi dan pendapatan adalah linear, maka fungsi konsumsi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

C = a + bYd

Dimana a dinyatakan sebagai tingkat konsumsi subsitance yang harus dipenuhi walaupun pendapatan sama dengan nol, dan b sebagai MPC.

b. Relatif Income Hypothesis

Perkembangan teori konsumsi berikutnya memasukkan beberapa faktor penentu lainnya, antara lain James Duessenbery yang mempunyai dua anggapan asumsi utama yaitu:

• Tingkat konsumsi adalah bersifat interindependent terhadap tingkat pendapatan tinggi atau kebiasaan yang sebelumnya. Disamping itu unsur status sosial seseorang juga turut menentukan tingkat konsumsinya. Dengan

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009.

USU Repository © 2009

demikian tingkat pendapatan yang akan mempengaruhi konsumsi adalah nilai pendapatan relatif terhadap tingkat pendapatan tertinggi yang pernah dimiliki sebelumnya. Oleh karena itu teori konsumsi Duessenbery ini kemudian terkenal dengan nama Relatif Income Hypothesis.

• Tingkat konsumsi bersifat irreversibel, artinya apa yang terjadi pada waktu pendapatan naik tidak akan selalu merupakan kebalikannya apabila terjadi pendapatan turun.

Pola konsumsi yang dikemukakan oleh Duessenbery terlihat pada grafik berikut:

Gambar 2.2 Pola Konsumsi Menurut Pendekatan Pendapatan Relatif

C C1 B F C2 G1 G C2 C1 A E 0 Yd

Ydo Ydg Yd1

Pada grafik di atas terlihat bahwa pada mulanya sebesar OA pada garis C1

(ekuilibrium pada titik E) dan selanjutnya pada saat pendapatan naik maka konsumsi akan meningkat menjadi sebesar OB pada garis C2 (ekuilibrium pada titik F). Namun

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009.

USU Repository © 2009

berikutnya apabila pendapatan turun maka konsumsi akan tetap pada garis C2 , katakanlah sebanyak O G1.

c. Permanent Income Hypothesis

Sedangkan Milton Friedman mengembangkan teori konsumsi yang disebut dengan Permanent Income Hypothesis yang membedakan antara pendapatan permanen (YP) dengan pendapatan transitori (Yt) dengan formulasi:

Ym = YP + Yt

Ym = Disposible Income

Pendapatan permanen (YP) adalah pendapatan yang diharapkan akan diterima oleh suatu rumah tangga selama beberapa tahun mendatang, sedangkan pendapatan transitori (Yt) adalah pendapatan yang merupakan tambahan atau pengurangan yang tidak terduga terhadap pendapatan permanen.

d. Life Cycle Hypothesis

Perkembangan teori ini muncul tahun 1963, dikemukakan oleh A. Ando dan

Franco Modigliani. Di dalam teori ini sumber daya yang dimilki oleh konsumen

dalam hidup (life time resources) dipandang sebagai faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, menurut kedua ahli ini, faktor penentu konsumsi agregratif adalah

• Sumber daya yang dimiliki oleh konsumen

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009.

USU Repository © 2009

• Umur si konsumen.

Adapun sumber daya yang dimilki konsumen diwakili oleh jumlah kekayaannya

(wealth) ditambah dengan nilai sekarang dari penerimaan upah yang akan diterima

selama hidupnya.

Dalam teori ini dianggap bahwa konsumen dalam menentukan konsumsinya memperhitungkan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga tingkat kepuasan maksimum dapat diperolehnya. Dengan demikian tingkat konsumsi agregatif bukan hanya ditentukan oleh jumlah pendapatan yang diterima pada suatu waktu, tetapi oleh kekayaan yang dimilkinya juga.

Gambar 2.3 Pola konsumsi Menurut Pendekatan Life Cycle Hypothesis

C,Y Ct C0 Yt Y0 0 N (Usia)/Tahun

Grafik diatas mnegungkapkan hubungan antara tingkat konsumsi seseorang dengan tingkat pendapatan sepanjang waktu. Pada usia tertentu, seseorang mulai bekerja (usia produktif) dan memperoleh pendapatan (Y0) di samping kekayaan

Ria Elvira : Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun, 2009.

USU Repository © 2009

dimana pendapatan cenderung meningkat, pada saat yang sama tingkat konsumsi lebih tinggi C0. Kemudian pada masa pensiun pendapatan mulai menurun, tetapi tidak demikian dengan konsumsi pada saat yang sama (Tarmizi dan Hakim,1995:11).

Dokumen terkait