• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan dengan Kecemasan

Dalam dokumen HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN (Halaman 73-79)

BAB V PEMBAHASAN

5.4. Hubungan Pengetahuan dengan Kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo, mengenai tingkat pengetahuan ibu dengan kecemasan ibu pasca imunisasi polio pada bayi didapatkan hasil pengetahuan yang kurang baik. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mahmudah (2007), yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingkat kecemasan pasca imunisasi polio. Pengetahuan yang diperoleh ibu bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, informasi, pengalaman dan pemahaman tentang sesuatu yang dipelajari. Pendidikan sangat mempengaruhi suatu tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi. Tingkat pendidikan di Desa Japanan berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan diperoleh SD yaitu 27 orang (32,1%), SMP yaitu 31 orang (36,9%), SMA yaitu 22 orang (26,2%) dan Perguruan Tinggi yaitu 4 orang (4,8%). Selain dari pendidikan formal pengetahuan ibu juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal, misalnya melalui informasi yang diperoleh lewat iklan atau penyuluhan

Menurut Erfandi (2009) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, media massa/informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Faktor kekurangtahuan menimbulkan kekhawatiran dan keengganan orang tua untuk mengikut sertakan anaknya dalam program imunisasi. Kekhawatiran tersebut akhirnya tidak saja ditujukan pada efek

60

samping vaksin yang memang merupakan bagian dari mekanisme kerja vaksin tetapi telah meluas pada semua morbiditas serta kejadian yang terjadi pada imunisasi yang sangat mungkin sebetulnya tidak terhubung dengan vaksin dan tindakan imunisasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu Tentang imunisasi polio tertinggi adalah tingkat pengetahuan rendah 9 responden, atau 30%, sedang 10 responden atau 33,3% dan tinggi 11 responden atau 36,7%.

Menurut Notoatmodjo (2007:143-144), pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Sesuai dengan pernyataan tersebut pengetahuan dapat ditingkatkan melalui proses belajar.

Faktor-faktor pendukung seperti pendidikan, pengalaman, dan informasi maka pengetahuan ibu tentang imunisasi akan semakin Baik dalam menyikapi hal-hal yang positif. Salah satu factor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu pengalaman, menurut Soekanto (2002, dalam Astuti, 2008) bahwa apa yang pernah ibu rasakan sebelumnya dapat menambah pengetahuan seseorang terhadap sesuatu yang bersifat informasi. Pengetahuan ibu tentang imunisasi akan membentuk sikap positif terhadap kelengkapan imunisasi polio bayi.

61 BAB VI PENUTUP 5.1. Simpulan 1. Usia

Dalam penelitian ini, responden pada fase dewasa muda. Dalam penelitian ini, responden yang paling banyak berusia 25-30 tahun, yaitu 13 orang atau 41,9%, dan disusul responden berusia < 25 tahun, yaitu sebanyak 11 orang atau 35,5%. Semakin tua seseorang, maka semakin kecil tingkat kecemasan seseorang, karena akan lebih banyak pengalaman individu dalam menghadapi masalah.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan paling banyak adalam SMA yaitu sebesar 13 orang atau 41,9%.

3. Pekerjaan

Responden yang paling banyak, yaitu yang mempunyai pekerjaan petani, sebesar 12 orang atau 38,8%.

4. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan ibu tentang pasca imunisasi polio pada bayi, yang paling banyak adalah pengetahuan tinggi yaitu 11 orang atau 36,7%

5. Kecemasan

Tingkat kecemasan paling banyak tingkat kecemasan kategori sedang, yaitu 12 orang atau 40%.

62

6. Hasil uji hubungan antara pengetahuan orang tua pasca imunisasi polio pada bayi dengan kecemasan orang tua pasca imunisasi polio dengan Menggunakan Rank Sperman diperoleh value sebesar 0,440 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,015 (< 0,05). H`asil tersebut maka H0 dinyatakan ditolak, yang berarti ada hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara pengetahuan Orang Tua Pasca Imunisasi Polio Pada Bayi dengan Kecemasan Orang Tua Pasca Imunisasi Polio.

5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan sebaiknya dapat memberikan pengetahuan dan informasi rutin setiap bulan kepada ibu-ibu yang datang di puskesmas tentang manfaat imunisasi dan dampak atau akibat yang nantinya akan dirasakan anak setelah imunisasi, sehingga pada saat mengalami sedikit perubahan keadan seperti panas, rewel, nangis, ibu tidak lagi cemas atau khawatir 2. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kejadian setelah imunisasi polio pada bayi, sehingga masyarakat tidak khawatir lagi.

3. Bagi Peneliti

Agar dalam penelitian selanjutnya bisa lebih mengembangkan variabel dari penelitian yang sudah dikerjakan sekarang, karena peneliti akan meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Bagi peneliti selanjutya

Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian yang lebih luas variabelnya, seperti lingkungan sosial maupun pertumbuhan ekonomi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi dalam khasanah ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U. F. (2006). Imunisasi Mengapa Perlu. PT Kompas Media Nusantara: Jakarta.

Abdhidya, (2005), Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ImunisasiDengan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada BayiUsia 0-11 bulan di RB Sehat Karanganyar Surakarta, Karya TulisIlmiah, tidak diterbitkan, Yogyakarta, STIKES Aisyiyah.

Abdoerrachman. M.H, (1991), Ilmu Kesehatan Anak 1, Jakarta, EGC.

Ani. M .”Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio

dengan Tingkat Kecemasan Pasca Imunisasi Polio Pada Anaknya di Posyandu

Margasari Tasikmalaya Tahun2007”Fakultas IlmuKeperawatan Universitas Indonesia : Jakarta.

Arab. A, (2006), Pemberian Vaksin Polio, www.pikiran rakyat.com.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta,Rineka Cipta.

Enny Yuliaswati, S.Si.T dan Kamidah, S.Si.T. 2006. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Imunisasi dengan Perilaku Ibu terhadap Imunisasi Bayi.

Surakarta: STIKES Aisyiyah.

Erinakia, J. 2006. Majalah Panduan Imunisasi. PT. Sarana Kinasih Satya Sejati: Jakarta.

Judarwanto. W, (2004), Memberantas Polio Tidak Hanya Tugas Depkes, www.sinarharapan.co.id.

Kamidah, (2003), Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Imunisasi denganPerilaku Ibu Terhadap Imunisasi Bayi di Puskesmas Gondokusuman IIYogyakarta, Skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta, UGM, Yogyakarta.

Mulyo, T. (2006), Demografi dan Kependudukan, diktat, Yogyakarta, STIKESSurya Global.

Notoatmodjo. S, (2003), Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta,Jakarta Nursalam, (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan,

Oswari, E, (2004), Perawatan Ibu Hamil dan Bayi, Jakarta, Pustaka Sinar HarapanRahmat, J., 1998, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ranuh, dkk, (2004), Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi II, Jakarta Riwidikdo. H, (2006), Statistik Kesehatan, Yogyakarta, Mitra Cendekia Press

Sarwono, S, (2004), Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep BesertaAplikasinya,

FKM UI, Gama University Press

Sugiyono, (2006), Statistika Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta

Supari. F, (2003), Rencana Pemberian Imunisasi Polio, www.depkes.go.id Suriviana, (2005), Waspadai Polio, www. Info ibu.com

Utama, Andi, (2005), Eradikasi Polio, Mungkinkah ? , www. Republika.co.id Wijaya. I, (2005), Tips Kesehatan Bayi, Jakarta, EGC

Dalam dokumen HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN (Halaman 73-79)

Dokumen terkait