• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Wisatawan Domestik Terhadap Awig-awig dengan Tingkat

TATA PERILAKU WISATAWAN

MANCANEGARA TERHADAP TINGKAT PELANGGARAN ATURAN LOKAL

6.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Awig-awig dengan Tingkat Wisatawan Domestik Terhadap Awig-awig dengan Tingkat

Pelanggaran Tertinggi

Wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan merupakan wisatawan lokal yang berasal dari Indonesia yang datang berwisata ke Gili Trawangan. Wisatawan domestik datang ke Gili Trawangan dengan budaya yang cukup berbeda tetapi tidak jauh berbeda dengan budaya lokal yang ada di Gili Trawangan. Aturan lokal dibentuk berdasarkan aturan-aturan Islam yang sebagian besar penduduk di Gili Trawangan menganut agama Islam dan Indonesia juga merupakan negara Islam, maka dapat dikatakan nilai norma dan budaya wisatawan domestik tidak terlalu jauh berbeda dengan masyarakat Gili Trawangan. Perlunya mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap aturan lokal yang ada di Gili Trawangan, serta mengetahui hubungan antar ketiganya dengan tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig dengan tingkat pelanggaran tertinggi, pada wisatawan domestik yaitu awig-awig nomor 9.

Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9 dapat menunjukan sejauh mana aturan lokal efektif melindungi lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik terhadap aturan tersebut tergolong tinggi, maka kecil kemungkinan kedatangan wisatawan menyebabkan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu, tetapi apabila tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan domestik tergolong rendah dan jumlah pelanggaran tergolong tinggi, maka besar kemungkinan lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan menjadi terganggu. Persentase responden dapat dilihat pada tabel 6.4

Tabel 6.4 Persentase Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pemahaman dan Implementasi Wisatawan Domestik Terhadap Tingkat Pelanggaran Awig-awig nomor 9

Jenis peraturan  awig‐awig 

nomor 9 

Pengetahuan  Pemahaman  Implementasi  Rendah  (%)  Tinggi  (%)  Rendah  (%)  Tinggi  (%)  Ya  (%)  Tidak  (%)  Melanggar  zona khusus  menyelam  13  4 10 7 27 Tidak  melanggar  zona khusus  menyelam  33  50 26 57 73  0

Sumber : Data Primer diolah, 2012

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.4 menunjukan hubungan tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9 mengenai aturan zona khusus menyelam. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 13 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah dan melanggar awig-awig nomor 9. Sebanyak 4 persen wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi tetapi melanggar awig-awig nomor 9. Tidak terlalu banyak wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan yang mempunyai tujuan untuk melakukan kegiatan menyelam, sebagian besar dari wisatawan domestik yang datang hanya untuk menikmati wisata darat yang ada di Gili Trawangan sehingga wisatawan domestik kurang mengetahui zona khusus menyelam di Gili Trawangan.

Rendahnya tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 9 menyebabkan 13 persen wisatawan domestik melanggar awig-awig nomor 9. Terdapat 4 persen wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap awig-awig nomor 9 tetapi melakukan pelanggaran terhadap awig-awig nomor 9. Wisatawan domestik yang mengetahui zona khusus menyelam dan melanggar aturan zona khusus menyelam dikarenakan kurangnya kepedulian 4 persen wisatawan domestik tersebut untuk menjalani awig-awig nomor 9.

Sebanyak 33 persen wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 9, hal ini disebabkan wisatawan domestik yang datang ke Gili Trawangan sebagian besar

lebih memilih melakukan wisata darat dibandingkan wisata laut atau kegiatan menyelam. Sebanyak 50 persen wisatawan yang datang ke Gili Trawangan mempunyai pengetahuan yang tinggi dan tidak melanggar awig-awig nomor 9. Seperti yang dikatakan oleh salah satu responden (ASP/24 tahun)

“…saya ke Gili Trawangan hanya untuk menikmati pantai dan foto-foto saja, saya tidak bisa diving atau menyelam sehingga saya tidak tau banyak mengenai aturan diving, apalagi zona-zona diving disini..”

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 9. Semakin tinggi tingkat pengetahuan wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 9, maka semakin rendah jumlah pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9.

Data yang telah di sajikan dalam tabel 6.4 menunjukan hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran yang terjadi pada awig-awig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam. Data yang diperoleh menunjukan bahwa 10 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pemahaman yang rendah dan melanggar awig-awig nomor 9. Sebanyak 7 persen wisatawan domestik mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi tetapi melanggar awig-awig nomor 9. Sebanyak 7 persen wisatawan domestik yang memahami awig-awig nomor 9 tetapi melanggar awig-awig nomor 9 di karenakan kurangnya wujud kepedulian mereka terhadap zona khusus menyelam, selain itu kebutuhan mereka terhadap wisata darat membuat mereka tidak terlalu pedui dengan wisata laut dan tak ingin mengetahui banyak mengenai zonasi menyelam sehingga mempunyai potensi besar untuk melanggar.

Wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pemahaman yang rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 9 sebanyak 26 persen, hal ini membuktikan bahwa masih ada wisatawan domestik yang kurang memahami aturan tetapi masih mempunyai kepedulian terhadap zona khusus menyelam. Wisatawan domestik yang mempunyai tingkat pemahaman rendah tetapi tidak melanggar awig-awig nomor 9 merupakan wisatawan domestik yang merasa penting menjaga zonasi untuk melindungi lingkungan laut Gili Trawangan.

Sebanyak 57 persen wisatawan domestik yang memahami awig-awig nomor 9 dan tidak melanggar awig-awig nomor 9.

Terdapat hubungan antara tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap tingkat pelanggaran awig-awig nomor 9. Semakin tinggi tingkat pemahaman wisatawan domestik terhadap awig-awig nomor 9, maka semakin tinggi tingkat pelanggaran terhadap awig-awig nomor 9.

Sebanyak 27 persen wisatawan domestik tidak mengimplementasikan dan melanggar awig-awig nomor 9 mengenai zonasi khusus menyelam, minat wisawatan domestik yang masih rendah terhadap edukasi kegiatan menyelam atau wisata bawah laut merupakan salah satu faktor penyebab wisatawan domestik tidak mengimplementasikan awig-awig nomor 9. Kepedulian wisatawan domestik yang rendah menjadi salah satu faktor pendukung atas pelanggaran awig-awig nomor 9. Sebanyak 73 persen wisatawan domestik mengimplementasikan awig-awig nomor 9, karena sebagian besar dari mereka mempunyai rasa ingin tau dan tertarik terhadap zona khusus menyelam atau kegiatan menyelam. Awig-awig nomor 9 dapat dikatakan menempati tingkatan norma paling rendah yaitu tingkatan norma cara (usage), tingkatan norma cara (usage) merupakan suatu bentuk perbuatan yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus menerus. Aturan awig-awig nomor 9 merupakan aturan yang belum terlalu tertanam di dalam adat istiadat masyarakat Gili Trawangan dan wisatawan domestik, sehingga bila wisatawan domestik melanggar aturan tersebut masih dapat ditoleransi.