• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk insektisida golongan organoklorin tidak diguna kan oleh petani di daerah ini. Sejak tahun 1971 golongan organo klorin (DDT) dilarang pemerintah

5.7. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap

Dengan menggunakan analisis korelasi Pearson, hubungan antara pengetahuan dan sikap petani secara rinci tertera pada Tabel 20.

Tabel 20. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Petani

Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan Pestisida Peraturan Dampak Sikap A lat Pelindung Pearson Correlation 0,351** 0,459** 0,593**

Sig 0,002 0,000 0,000 N 79 79 79 Sikap Penggunaan Pearson Correlation 0,355** 0,616** 0,431** Pestisida Sig 0,001 0,000 0,000 N 79 79 79 Sikap Personal Pearson Correlation 0,536** 0,731** 0,755** Hygiene Sig 0,000 0,000 0,000 N 79 79 79 ** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed).

Berdasarkan Tabel 20 menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan pestisida dengan sikap menggunakan alat pelindung diri (koefisien korelasi sebesar 0,351), ini ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05. Artinya semakin tinggi pengetahuan maka semakin tinggi pula sikap petani responden dalam penggunaan alat pelindung diri.

Hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan peraturan dengan sikap menggunakan alat pelindung diri (koefisien korelasi sebesar 0,459), ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan peraturan mengenai pestisida maka semakin tinggi pula sikap petani responden dalam penggunaan alat pelindung diri.

Terdapat hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan mengenai dampak dengan sikap menggunakan alat pelindung diri (koefisien korelasi sebesar 0,593), ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan mengenai dampak pestisida terhadap lingkungan dan kesehatan, maka semakin tinggi pula sikap petani responden dalam penggunaan alat pelindung diri.

Dengan meningkatnya pengetahuan petani mengenai pestisida, peraturan dan dampak yang ditimbulkannya terutama sifat racun pestisida terhadap mahluk hidup dan dampak yang ditimbulkannya, berpengaruh pada penentuan sikap

petani dalam menggunakan alat pelindung diri pada saat melakukan penyemprotan dan menangani pestisida. Pada umumnya petani mengetahui bahwa pestisida merupakan racun yang berbahaya dan menyadari pentingnya menjaga kesehatan, sehingga kesadaran petani akan penggunaan alat pelindung diri semakin meningkat. Penggunaan alat pelindung diri merupakan sesuatu yang merepotkan, tidak praktis dan tidak efisien di kalangan petani, namun petani berusaha melindungi diri dengan peralatan yang masih sederhana seperti pemakaian celana panjang dan kaos lengan panjang serta penutup kepala sekaligus penutup hidung. Petani merasakan keluhan -keluhan seperti mual, pusing, kepala terasa berat, lemas, wajah kaku, penglihatan kabur dan sebagainya, setelah berhubungan dengan pestisida bila tidak menggunakan pelindung diri. Ini merupakan gejala keracunan pestisida yang tidak disadari oleh petani.

Adanya hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan pestisida dengan sikap penggunaan pestis ida (koefisien korelasi sebesar 0,355), ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan petani maka semakin tinggi pula sikap petani dalam penggunaan pestisida.

Hubungan positif yang sig nifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan peraturan dengan sikap penggunaan pestisida (koefisien korelasi sebesar 0,616), ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Artinya semakin tinggi pengetahuan mengenai peraturan pestisida, semakin tinggi pula sikap petani dalam penggunaan pestisida.

Hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan mengenai dampak dengan sikap penggunaan pestisida (koefisien korelasi sebesar 0,431), ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan mengenai dampak maka semakin tinggi pula sikap petani dalam penggunaan pestisida.

Peningkatan pengetahuan petani SLPHT mengenai pestisida, peraturan dan dampak penggunaan pestisida diperoleh dari pelatihan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang diikutinya. Dengan pelatihan ini pengetahuan petani menjadi bertambah, baik dari penerapan aplikasi penggunaan pestisida maupun dampak yang ditimbulkannya. Petani SLPHT lebih peka dengan masalah

pencemaran lingkungan sehingga dalam menangani pestisida hati-hati dan benar. Namun petani SLPHT dengan suka rela memberikan informasi pada petani yang belum mengikuti pelatihan, sehingga meningkatkan pengetahuan petani non SLPHT dan berpengaruh dalam penentuan sikap dalam penggunaan pestisida. Dengan pengetahuan yang tinggi maka petani dalam penggunaan pestisida memperhatikan aturan/dosis, jenis hama dan penyakit tanaman, menyemprot sesuai dengan arah angin, memperhatikan cuaca, dan sebagainya,sehingga dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan.

Adanya hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan pestisida dengan sikap personal hygiene (koefisien korelasi sebesar 0,536), ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan petani maka semakin tinggi pula sikap petani dalam personal hygiene.

Hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan peraturan dengan sikap personal hygiene (koefisien korelasi sebesar 0,731), ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Artinya semakin tinggi pengetahuan petani mengenai peraturan pestisida maka semakin tinggi pula sikap personal hygiene petani.

Hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5% antara pengetahuan mengenai dampak dengan sikap personal hygiene (koefisien korelasi sebesar 0,755), ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan mengenai dampak maka semakin tinggi pula sikap personal hygiene petani.

Penentuan sikap petani dalam personal hygiene dipengaruhi adanya pengetahuan yang meningkat, baik mengenai pestisida, peraturan maupun dampak penggunaan pestisida. Pada umumnya petani mempunyai kesadaran untuk membersihkan diri setelah menangani pestisida, mencuci tangan dan kaki, tidak makan dan minum sambil menyemprot, serta memisahkan pakaian yang digunakan pada waktu menyemprot dengan pakaian lain pada saat mencuci. Sebagian besar petani tidak merokok sambil menyemprot, tetapi kenyataan di lapangan masih ada petani yang menyemprot sambil merokok. Kesadaran yang tinggi mengenai personal hygiene menyebabkan terhindar dari gangguang

kesehatan akibat pestisida serta keracunan pestisida, apalagi jika dilandasi dengan kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri pada saat menang ani pestisida.

Dokumen terkait