• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

A. Hubungan Peregangan Otot Yang Berlebih Terhadap Keluhan

Tlogosari

Hasil penilaian peregangan otot menunjukkan kategori baik 52%, hal ini dikarenakan pekerja tidak pernah mengangkat beban dalam jangka waktu yang lama (92%) dan tidak pernah merasa kesulitan saat mengangkat beban (54%).Sedangkan hasil statistic menunjukkan tidak ada hubungan antara peregangan otot yang berlebih dengan keluhan musculoskeletal. Hal ini bertentangan dengan teori yang Tarwaka yang menyatakan bahwa apabilabeban yang diangkat melampaui kekuatan otot maka akan menimbulkan cedera otot skeletal.7

Sebesar 78% pekerja tidak pernah mengerahkan tenaganya secara berlebih saat bekerja. Pekerja mengangkat beban hanya selama 1-3 detik pada bagian penerimaan sedangkan <5menit pada bagian pencucian dan penjemuran, sehingga tenaga yang digunakan tidak banyak dan tidak memerlukan alat bantu saat mengangkat beban (100%). Saat mengangkat beban hanya 22% pekerja yang merasakan nyeri dengan 14% merasakan nyeri lebih dari 5 menit. Hal tersebut dipengaruhi oleh umur dan masa kerja, bagi pekerja yang masih berusia 10-20 tahun dengan masa kerja 1-2 tahun belum ada yang merasakan nyeri sedangkan pekerja dengan umur 30 tahun dengan masa kerja 3 tahun sudah mulai merasakan nyeri, terutama nyeri pada bagian pinggang dan tulang belakang. Hal ini juga dikemukakan

oleh Tarwaka bahwa semakin bertambah umur maka kekuatan dan ketahan otot akan semakin menurun sehingga resiko terjadinya keluhan otot semakin meningkat.7

Kurangnya kebiasaan melakukan peregangan sebentar sebelum mengangkat beban (76%) juga mempengaruhi terjadinya keluhan nyeri karena otot yang kurang relaksasi sehingga fleksibilitas otot menurun. Beban yang diangkat setiap hari rata-rata 16 kg (76%), hal ini tidak sesuai dengan peraturan angkat beban yang telah ditetapkan secara internasional yang menyebutkan bahwa wanita dengan usia 18 tahun memiliki batas angkat 16 kg.26 Seringnya mengangkat beban yang melebihi kemampuan optimal otot akan cepat menimbulkan kelelahan otot yang disebabkan karena peredaran oksigen dan darah menurun sehingga konsentrasi asam laktat meningkat.13

Walaupun peregangan otot termasuk kategori baik namun cara mengangkat beban masih dilakukan dengan sikap yang kurang ergonomis bahkan ada beberapa pekerja yang terkadang mengangkat dengan cara jongkok. Apabila hal ini dilakukan secara terus-menerus tidak hanya keluhan otot yang dirasakan namun dapat menimbulkan cedera pada tulang belakang yang mana proses penyembuhannya dengan terapi selama 12 bulan.27

Sebaiknya pekerja melakukan relaksasi otot progesif untuk mengurangi rasa nyeri. Relaksasi ini meliputi 15 gerakan pada seluruh tubuh, yaitu gerakan pada otot tangan, bahu, wajah, leher, punggung, dada, perut dan kaki. Gerakan ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak akan mengganggu pekerjaan.28

B. Hubungan Aktivitas Berulang Terhadap Keluhan Musculoskeletal

Pada Pekerja Laundry Sektor Informal di Wilayah Tlogosari

Hasil penilaian aktivitas berulang menunjukkan kategori baik sebesar 52%, sedangkan 48% tidak baik.Sedangkan hasil statistik menunjukkan ada hubungan antara aktivitas berulang terhadap keluhan musculoskeletal. Hal ini sesuai dengan teori Tarwaka yang menyebutkan bahwa keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan beban secara terus-menerus.7 Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapto (2012)yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara gerakan berulang dengan keluhan subjektif musculoskeletal.28

Pekerja laundry sering melakukan aktivitas berulang sebesar 92%. Bagian yang paling sering melakukan aktivitas berulang adalah penyetrikaan. Sikap saat menyetrika ada dua macam yaitu dengan berdiri dan duduk. Hasil dari wawancara menunjukkan bahwa pekerja dengan posisi berdiri lebih cepat timbul kelelahan dibandingkan pekerja dengan posisi duduk karena seluruh beban ditumpukan pada kedua kaki. Saat berdiri akan terjadi penumpukan darah dan berbagai cairan tubuh pada kaki, akibatnya peredaran darah tidak lancar.13

Sedangkan posisi duduk beban akan dibebankan pada pantat dan kaki, namun sikap duduk yang tidak ergonomis dapat meningkatkan tekanan pada tulang belakang.13 Menurut Eko Nurmianto tekanan posisi tidak duduk 100%, maka tekanan akan meningkat 140% bila sikap duduk tegang dan kaku, dan tekanan akan meningkat menjadi 190% apabila saat duduk dilakukan membungkuk ke depan.16 Posisi duduk yang benar yaitu harus

tegak seperti berdiri agar putaran pelvic dapat sempurna dan bagian belakang tidak tegang sehingga tidak akan terjadi problem pada bagian punggung. Pekerja bagian penyetrikaan juga menundukkan lehernya saat menyetrika sehingga beberapa pekerja mengeluhkan sakit pada bagian tengkuk.Hasil dari pemeriksaan palpasi oleh tenaga medik diketahui bahwa 2% pekerja mengeluhkan sakit dan 14% agak sakit.

Gerakan berulang mengangkat dan menurunkan 76% dan mendorong menarik 36% lebih sering dilakukan oleh bagian pencucian dan penjemuran. Posisi saat mengangkat dan menurunkan sering dilakukan dengan posisi membungkuk bahkan terkadang dengan jongkok begitu pula saat mendorong dan menarik beban. Posisi tubuh yang sering membungkuk tentunya akan menyebabkan bagian punggung mengalami rasa nyeri. Hal inilah yang sering dikeluhkan oleh pekerja, berdasarkan hasil pemeriksaan palpasi 2% merasakan sakit pada punggung dan 4% pada pinggang.

Hasil wawancara menyebutkan bahwa beberapa pekerja rutin melakukan olahraga atau mengikuti senam, pekerja yang rutin berolahraga cenderung tidak mengalami nyeri. Kurangnya olahraga merupakan salah satu faktor timbulnya nyeri pinggang yang berhubungan dengan manual handling seperti mengangkat, menurunkan, mendorong dan menarik beban.18 Olahraga bermanfaat untuk melatih kekuatan otot sehingga otot tidak mudah kaku atau tegang. Sehingga pekerja yang lain sebaiknya mulai rutin untuk berolahraga.

Pekerja laundry disarankan pula untuk menerapkan teknik atau cara angkat-angkut yang benar untuk mengurangi rasa nyeri. Apabila beban harus diangkat dari lantai sebaiknya menggunakan alat bantu. Jarak beban

harus sedekat mungkin dengan tubuh agar posisi punggung tetap lurus sehingga menghindari timbulnya nyeri atau kerusakan pada punggung atau tulang belakang.29

C. Hubungan Sikap Tidak Alamiah Terhadap Keluhan

Dokumen terkait