• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pembahasan Penelitian

3. Hubungan antara Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru secara bersama-sama dengan

Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah

Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

Kedua variabel bebas yakni persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang. Hal ini berarti semakin tinggi dan baik persepsi gurunya tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja maka akan semakin tinggi dan baik pula kualitas kinerja guru. Temuan penelitian ini relevan dari pandangan Arikunto yang menyatakan bahwa ada tiga hal yang mempengaruhi kualitas kinerja seorang guru, dimana salah satu di antaranya adalah kemampuan umumnya. Dalam penelitian ini,

17 Nazri Mader, Latar Belakang Pendidikan, Motivasi Kerja, Sikap Kerja, dan Kemampuan Kerja dalam Kaitannya dengan Tingkat Produktivitas Kerja Teknisi (Tesis: PPs IKIP Jakarta, 1998), h. 76.

18 Zulkifli, Hubungan Motivasi Berprestasi, Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran, dan Kebiasaan Belajar terhadap Kinerja Guru Matematika se Kabupaten Langkat (Tesis: PPs UNIMED Medan, 2003), h. 78.

kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya adalah berkaitan dengan kemampuan berpersepsi yang baik dengan kepala madrasah tentang kepemimpinannya dalam menjalankan pendidikannya di madrasah yang ia kelola. Selanjutnya temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Sinambela yang menyatakan motivasi kerja, komunikasi

interpersonal dan supervisi instruksional kepala sekolah berkorelasi secara positif dengan keterampilan mengelola pembelajaran di SMU Negeri di DKI Jakarta.19 Selain itu, Nasution juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan komunikasi dan motivasi kerja dengan unjuk kerja manajemen kelas guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kota Medan. Sibuea juga memperoleh kesimpulan terdapat korelasi yang positif antara keterampilan manajerial dan motif berprestasi kepala sekolah menengah kejuruan dengan efektivitas kinerja SMK di Kota Medan.20 Ditambahkan juga oleh Erna Yunita, besarnya sumbangan efektif variabel komunikasi antar pribadi dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Binjai adalah sebesar 28,99% dan 11,71%, serta sumbangan relatif dan sumbangan efektif variabel motivasi kerja dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyahnya adalah sebesar 71,01% dan 28,66%.21

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru

merupakan dua faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru, khususnya guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang.

19 M. Arja Sinurat dan Ida Sinambela T, Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran dan Beberapa Variabel Penentunya. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Vol 3 Lembaga Penelitian UNIMED, 2002), h. 83.

20 Inom Nasution, Hubungan Pengetahuan Komunikasi dan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja Manajemen Kelas Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kota Medan (Tesis: PPs UNIMED, 2000), h. 86.

21 Erna Yunita, Hubungan Antara Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Binjai (Tesis, PPs UNIMED Medan, 2005), h. 67.

Besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah adalah sebesar 28,99% dan 11,71%. Dengan demikian, persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah memiliki sumbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja guru. Sehingga dengan semakin tinggi dan baiknya persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah maka akan semakin tinggi dan baiknya pula kinerja guru.

Besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif variabel

motivasi kerja dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar 71,01% dan 28,66%. Dengan demikian motivasi kerja memiliki sumbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja guru. Sehingga dengan semakin tingginya motivasi kerja maka akan semakin tinggi pula kinerja guru. Perhitungan yang selanjutnya, ternyata

mendapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi kerja. Ternyata semakin baiknya persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dapat meningkatkan motivasi kerja guru.

Sebagaimana diketahui, salah satu bidang penting dalam adminstrasi/manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan

personil/sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu pendidik seperti guru maupun tenaga kependidikan seperti tenaga administratif. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/organisasi madrasah dengan organisasi lainnya.22

Kinerja Guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun peserta didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan

22 Abin Syamsuddin Makmun, Tenaga Pendidik (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 123.

nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan ke arah yang lebih baik. kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini.

Terkait dengan pemahaman tentang Kinerja Guru ini agar mendapatkan kinerja yang maksimal dan efektif, A. Rusdiana dan Yety Heryati menjelaskan setidaknya ada 10 (sepuluh) kompetensi guru, yaitu:23

1) Memiliki kepribadian sebagai guru; 2) Menguasai landasan pendidikan; 3) Menguasai bahan pengajaran; 4) Menyusun program pengajaran;

5) Melaksanakan proses belajar mengajar; 6) Melaksanakan penilaian pendidikan; 7) Melaksanakan bimbingan;

8) Melaksanakan administrasi;

9) Menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru, sejawat, dan masyarakat;

10) Melaksanakan penelitian sederhana.

Dalam Syaiful Sagala24 bahwa tugas dan tanggungjawab guru begitu berat dan luas. Beliau menginventarisir tugas guru secara garis besar, yaitu:

1) Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan pengalaman empirik kepada pada muridnya;

2) Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara; 3) Mengantarkan anak didik menjadi warganegara yang baik serta

memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik;

4) Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap;

23 A. Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan: Menjadi Guru Inspiratif dan Inovatif (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 85.

24 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan

5) Memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan, baik sekolah negeri maupun swasta;

6) Harus mampu mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan orang lain;

7) Memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi;

8) Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi; 9) Guru diberi tanggungjawab paling besar dalam hal perencanaan dan

pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya;

10) Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya;

11) Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka memperkaya pengalaman.

Dokumen terkait