• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA AL-WASHLIYAH TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG - Repository UIN Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA AL-WASHLIYAH TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG - Repository UIN Sumatera Utara"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah

1. Sejarah singkat tentang Lahirnya Madrasah

Madrasah Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung didirikan oleh (Alm). H. Mahmud Umar Nasution bin H. Umar Nasution. Beliau dibesarkan oleh Ayahanda dan Ibunda beliau (Hj. Tsanariah Lubis) dalam lingkungan hidup bersahaja. Keseharian bergelut dengan pertanian di sebidang tapak tanah dekat dengan tempat domisili (Pertapakan pesantren Modern Nurul Hakim). Al-Marhum melewati masa pendidikan beliau tingkat ibtidaiyah di

Maktabul Al- Islamiyah Pekan Tembung, selanjutnya beliau melanjutkan pendidikan pada tingkat Tsanawiyah dan Al-Qismul’ali di jalan Isma’iliyah Medan. Selagi beliau menimba ilmu pada tingkat Tsanawiyah, Ayahanda tercinta berpulang ke rahmatullah (Allah Yarham) tahun 1955. Walau terasa berat dengan kondisi yang dihadapi pada saat itu, beliau terus bertekad dapat meneruskan dan melanjutkan pendidikan sambil

berikhtiyar membatu ibunda tercinta dalam memenuhi kehidupan. Selesai sholat subuh berangkat ke ladang dan mengusahakan apa yang bisa dibawa untuk dimakan dan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup saat itu. Dengan izin Allah Swt. beliau akhirnya dapat menyelesaikan

pendidikan di Al-Qismul’ali Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung. Selama dalam pendidikan di Al-Qismul’ali beliau sudah ikut terjun membantu mengajar pada tingkat ibtidaiyah di Madrasah Al-Halim Titi Sewa.

(2)

dari Madrasah Ibtidiyah Al-Washliyah yang dibina selama ini. Semakin maju zaman dan besarnya tuntutan masyarakat, mencuatlah usulan untuk mendirikan Madrasah

Tsanawiyah SKB3 Menteri ketika itu. Akhirnya dengan izin Allah Swt. pada tahun 1980 berdirilah Madrasah tersebut.1

2. Identitas Madrasah

a. Nomor Statistik Madrasah : 121212070005

b. Nama Sekolah : Madrasah Swasta Al-Jam’iyatul

Washliyah

c. NPSN : 10264228

d. NPWP : 02.435.609.9-125.004

e. Alamat : Jl. Besar Tembung No. 78 Lingk.

IV Desa

Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, Prov. SUMUT Kode Pos: 20371

f. Nomor Telepon : 061-7383536

g. Website : http://mtsawtembung.blogspot.com

h. Alamat e-mail :

alwashliyahtembung@yahoo.co.id i. Berdiri sejak tahun : 1980

j. No. SK Pendirian : 23/PM/MTS/80

k. Tanggal SK Pendirian : 02 / 01 / 1980 l. No. SK Izin Operasional : Kd.02.01/5/PP.03.03.2/13 m. Tgl SK Izin Operasioanal : 07/ 06 / 2010

n. Status Akreditasi : A

o. Tahun Akreditasi : 2005

p. No. SK Akreditasi : 336/MTs/12.10/2005

q. Luas Tanah : 1105 m2

r. Luas Bangunan : 1536 m2

s. Penyelenggara Madrasah : Organisasi Keagamaan (Organisasi Al-Washliyah)2

3. Visi dan Misi Madrasah

1 Muhammad Zubir Nasution, Program Kerja Kepala Madrasah Tsanawiyah

(3)

a. Visi Madrasah, yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Washliyah Tembung adalah suatu wadah untuk membentuk Insan Kamil sadar akan IPTEK, ramah dan peduli lingkungan dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

b. Misi Madrasah, yaitu mempersiapkan setiap peserta didik menjadi manusia berkepribadian Muslim, Mukmin, Muhsin, Berakhlakul Karimah pada sesama serta berpengetahuan luas dan dalam, sesuai dengan tuntutan zaman.3

4. Data Kepala Madrasah:

a. Nama Lengkap : Muhammad Zubir Nasution

b. Pendidikan/Gelar Akademik : S. Ag (Sarjana Agama dari Fak. Syari’ah

IAIN SUMUT Jurusan Muamalah)

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Status Kepegawaian : Non PNS

e. Lama bertugas : Dari tahun 1999 s/d sekarang,

yaitu sejak

sepeninggal (alm). Ayahanda beliau.4 Adapun terobosan-terobosan progam beliau yang dilakukan sejak tahun pertama menduduki sebagai Kepala Madrasah adalah sebagai berikut:

1) Merevisi visi dan misi madrasah yang telah dibuat sebelumnya oleh (alm). Ayahanda beliau.

2) Merubah sistem pendidikan dari yang dulunya bersifat heterogen (tiap lokal bergabung murid laki-laki dan perempuan) sekarang menjadi sistem pendidikan yang homogen (tiap lokal satu jenis kelamin murid).

2 Kementerian Agama RI-Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Data Emis MTs

Al-Washliyah Tembung (Lembaga, personal dan siswa), TP. 2013/2014 Semester Genap

(Lubuk Pakam: Education Management Information System (EMIS), 2014), h. 1 – 3.

3 Muhammad Zubir Nasution, Program ... h. 4 dan SK Majelis Pendidikan dan

Kebudayaan Al-Washliyah SUMUT Nomor: KEP. 202/MPK/PW-AW-B/IX/X/1999.

4 Kementerian Agama RI-Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Data Emis

(4)

3) Merenovasi dan membangun tambahan bangunan madrasah yang ada dengan menambah jumlah kelas dan sejumlah infrastruktur madrasah.

4) Membuat jadwal kerjanya sebagai Kepala Madrasah yang terdiri dari kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, kegiatan semester, kegiatan awal tahun pelajaran, dan kegiatan akhir tahun pelajaran.

5) Menetapkan sendiri sesuai dengan kebutuhan madrasah tentang Fungsi dan Tugas Pokok Madrasah, yaitu untuk:

a) Kepala Madrasah yang berperan sebagai EMASLIM (Educator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan

Motivator).

b) Wakil Kepala Madrasah, dibagi kepada 3 (tiga) orang wakil yang terdiri dari Wakil bidang Kurikulum, Sarana Prasarana dan Humas, dan Kesiswaan.

c) Wali Kelas.

d) Guru Mata Pelajaran. e) Guru Piket dan 9 K.

f) Guru Bimbingan Penyuluhan dan Bimbingan Konseling. g) Perpustakaan Madrasah.

h) Koordinator Pengelola Laboratorium / Ruangan Media Belajar. i) Kepala Tata Usaha.

j) Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Madrasah.5

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, maka data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah (X1) dan motivasi kerja guru (X2) dan kinerja guru (Y) yaitu sebagai berikut:

Tabel 13

5 Hasil wawancara dengan PKM I MTs Swasta Al-Washliyah Tembung Kec.

(5)

Mean 127,06 114,40 120,08

Std. Error of Mean 1,442 ,913 2,290

Median 126,00 113,00 122,00

Mode 140 112 136

Std. Deviation 10,397 6,584 16,515

Variance 108,095 43,344 272,739

Range 51 24 50

Minimum 89 101 87

Maximum 140 125 137

Sum 6607 5949 6244

a. Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)

Data yang dikumpulkan mengenai persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala madrasah diperoleh dari hasil penskoran terhadap jawaban kuesioner yangdiberikan oleh guru. Berdasarkan butir-butir pertanyaan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala

madrasah (X1) yang berjumlah 35 butir, maka skor terendah adalah 89 dan yang tertinggi adalah 140. Rata-rata 127,06, modus 140, median 126, dan standart deviasi ideal 10,397. Sebaran data ini menunjukkan bahwa sebaran data cenderung berdistribusi normal. Distribusi frekuensi variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dapat dilihat pada Tabel berikut di bawah ini.

Tabel 14

Deskripsi Data Penelitian Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)

Frequency Table

X1

Skor Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 89 1 1,9 1,9 1,9

(6)

Total 52 100,0 100,0

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) Kelas Interval Frekuensi

Absolut

Frekuensi Relatif (%)

89 – 113 5 9,6

114 – 119 4 7,6

120 – 122 10 19,2

124 – 127 9 17,3

130 – 132 10 19,4

137 – 140 14 26,9

Jumlah 52 100,00

Selanjutnya penyebaran distribusi frekuensi guru disajikan pada histogram seperti pada Gambar berikut:

Gambar 2 Histogram Data X1

Gambar 2 di atas menunjukkan sebaran skor Persepsi Guru

(7)

berada di bawah rata-rata kelas Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1), sebanyak 19 orang (36,4%) pada rata-rata dan sebanyak 24 orang (46,3%) di atas rata-rata. Data ini menunjukkan bahwa Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah umumnya di atas rata-rata.

b. Motivasi Kerja Guru (X2)

Data yang dikumpulkan mengenai motivasi kerja guru diperoleh dari hasil penskoran terhadap jawaban kuesioner yang diberikan oleh guru. Berdasarkan butir-butir pernyataan variabel motivasi kerja guru (X2) yang berjumlah 35 butir, maka skor terendah adalah 101 dan yang

tertinggi adalah 125. Rata-rata 114,40; modus 112; median 113; dan standart deviasi ideal 6,584. Sebaran data ini menunjukkan bahwa skor rata-rata median dan modus tidak jauh berbeda, hal ini menunjukkan bahwa sebaran data cenderung berdistribusi normal. Sesuai dengan hasil perhitungan statistik dasar yang telah dilakukan, data diklasifikasikan dalam lima interval kelas. Distribusi frekuensi variabel motivasi kerja guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 16

Deskripsi Data Penelitian Motivasi Kerja Guru (X2)

Frequency Table

X2

Skor Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 101 1 1,9 1,9 1,9

102 2 3,8 3,8 5,8

104 2 3,8 3,8 9,6

107 1 1,9 1,9 11,5

108 4 7,7 7,7 19,2

110 1 1,9 1,9 21,2

111 5 9,6 9,6 30,8

112 10 19,2 19,2 50,0

114 6 11,5 11,5 61,5

115 1 1,9 1,9 63,5

116 1 1,9 1,9 65,4

118 2 3,8 3,8 69,2

(8)

122 9 17,3 17,3 90,4

125 5 9,6 9,6 100,0

Total 52 100,0 100,0

Tabel 17

Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja Guru (X2)

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%(

101 – 104 5 9,7

107 – 110 6 11,5

111 – 114 21 40,4

115 – 118 4 7,6

119 – 125 16 30,8

Jumlah 52 100,00

Selanjutnya grafik histogramnya disajikan pada seperti Gambar berikut:

Gambar 3 Histogram X2

(9)

rata-rata. Data ini menunjukkan bahwa Motivasi Kerja Guru umumnya berada di atas rata-rata.

c. Kinerja Guru (Y)

Data yang dikumpulkan mengenai kinerja guru diperoleh dari hasil penskoran terhadap jawaban kuesioner yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan butir-butir pernyataan variabel kinerja guru (Y) yang berjumlah 35 butir, maka skor terendah adalah 87 dan yang tertinggi adalah 137. Rata-rata = 120,08; modus = 136; median = 122; dan standar deviasi ideal = 16,515. Sebaran data ini menunjukkan bahwa sebaran data cenderung berdistribusi normal. Sesuai dengan hasil perhitungan statistik dasar yang telah dilakukan, data diklasifikasikan dalam enam interval kelas. Distribusi frekuensi variabel kinerja guru dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 18

Desripsi Data Kinerja Guru (Y)

Frequency Table

Y

Skor Nilai Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(10)

136 11 21,2 21,2 98,1

137 1 1,9 1,9 100,0

Total 52 100,0 100,0

Tabel 19

Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y)

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

87 – 90 6 11,5

92 – 104 5 9,6

107 – 112 5 9,6

115 – 120 10 19,3

124 – 128 4 7,6

134 – 137 22 42,4

Jumlah 52 100,00

Selanjutnya grafik histrogramnya disajikan seperti pada Gambar berikut:

Gambar 4 Histogram Y

Gambar 4 di atas menunjukkan sebaran skor Kinerja Guru (Y) sebanyak 11 orang (21,1%) berada di bawah rata-rata Kinerja Guru (Y) dan sebanyak 15 orang (28,9%) berada pada rata-rata kelas Kinerja Guru (Y) serta sebanyak 26 orang (50%) di atas rata-rata. Data ini menunjukkan bahwa Kinerja Guru umumnya berada di atas rata-rata.

(11)

Dalam menentukan range untuk tingkat kecenderungan variabel penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut:

X > Mean + 1,5 Standar Deviasi

Mean < X < Mean + 1,5 Standar Deviasi Mean – 1,5 Standar Deviasi < X < Mean X < Mean – 1,5 Standar Deviasi

(a) Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah

Dalam mengidentifikasi tingkat kecenderungan variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah digunakan nilai mean sebesar 127,06 dan standar deviasi sebesar 10,397. Dari perhitungan tingkat kecenderungan variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah seperti pada tabel berikut:

Tabel 20

Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah

Skor F. Observasi F. Relatif (%) Kategori

130 – ke atas 24 46,3 Sangat Baik

120 – 127 19 36,5 Baik

114 – 119 4 7,6 Cukup

113 – ke bawah 5 9,6 Kurang

Jumlah 52 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa Persepsi Guru tentang

(12)

(b) Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja Guru

Dalam mengidentifikasi tingkat kecenderungan variabel Motivasi Kerja Guru digunakan nilai mean 114,40 dan standar deviasi sebesar 6,584. Dari perhitungan tingkat kecenderungan variabel Motivasi Kerja Guru seperti pada tabel berikut:

Tabel 21

Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja Guru Skor F. Observasi F. Relatif (%) Kategori

115 – ke atas 20 38,4 Sangat Baik

111 – 114 21 40,4 Baik

107 – 110 6 11,5 Cukup

104 – ke bawah 5 9,7 Kurang

Jumlah 52 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa Motivasi Kerja Guru yang termasuk dalam kategori sangat baik baik 20 responden (38,4%). Responden yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 21 responden (40,4%). Motivasi Kerja Guru dalam kategori cukup sebanyak 6 responden (11,5%) dan kurang sebanyak 5 responden (9,7%). Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa kecenderungan Motivasi Kerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang tergolong kategori baik.

(c) Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru

Dalam mengidentifikasi tingkat kecenderungan variabel Kinerja Guru digunakan nilai mean 120,08 dan standar deviasi sebesar 16,515. Dari perhitungan tingkat kecenderungan variabel Motivasi Kerja Guru seperti pada tabel berikut:

Tabel 22

Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru

Skor F. Observasi F. Relatif (%) Kategori

134 – ke atas 22 42,4 Sangat Baik

115 – 128 14 26,9 Baik

92 – 112 10 19,2 Cukup

(13)

Jumlah 52 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa Kinerja Guru yang termasuk dalam kategori sangat baik baik 22 responden (42,4%). Responden yang

termasuk dalam kategori baik sebanyak 14 responden (26,9%). Kinerja Guru dalam kategori cukup sebanyak 10 responden (19,2%) dan kurang sebanyak 6 responden (11,5%). Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa kecenderungan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang tergolong kategori sangat baik.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Penelitian ini menggunakan rumus statistik parametik dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi. Kedua teknik ini baru dapat dilakukan apabila telah memenuhi persyaratan. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan statistik parametik di sini, yaitu: (1) data sampel setiap variabel berdistribusi normal dan (2) uji linearlitas. Artinya adalah bahwa untuk dapat melaksanakan analisis statistik dengan teknik analisis korelasi dan regresi terlebih dahulu perlu adanya persyaratan, yaitu: sampel yang dipilih secara acak, hubungan antara variabel independen (bebas = X) dengan variabel dependen (terikat = Y)

merupakan data tersebut harus berdistribusi normal atau mendekati nilai kenormalan dan memiliki hubungan yang linier.

1. Uji Normalitas

(14)

karena salah satu persyaratannya adalah bahwa data populasi harus berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dihitung dengan Rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

Adapun kriteria pengujian Normalitas di sini adalah: 1. Jika Sign. > 0,05, maka data normal.

2. Jika Sign. < 0,05, maka data tidak normal.

Dengan Hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. H0 : Data berdistribusi normal.

2. H1 : Data tidak berdistribusi normal.

Berikut ini disajikan ringkasan analisis normalitas data galat taksiran Y atas X1 dan Y atas X2 pada Tabel. Perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran sebagai berikut:

Tabel 23

Uji Normalitas Variabel

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 52 52 52

Normal Parametersa,b

Mean 127,06 114,40 120,08

Std. Deviation 10,397 6,584 16,515

Most Extreme Differences

Absolute ,125 ,145 ,223

Positive ,107 ,142 ,153

Negative -,125 -,145 -,223

Kolmogorov-Smirnov Z ,899 1,045 1,612

Asymp. Sig. (2-tailed) ,394 ,225 ,011

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(15)

adalah 0,394, sehingga H0 diterima dan menolak H1 pada tingkat

signifikansi 5% (0,05) atau dapat dikatakan bahwa variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah (X1) yang diambil dari responden 52 orang berdistribusi normal, mengingat t hitung > t tabel pada tingkat signifikansi 5%, yaitu 0,394 > 0,05.

Kemudian data variabel Motivasi Kerja Guru (X2) adalah 0,225, sehingga H0 diterima dan menolak H1 pada tingkat signifikansi 5% (0,05) atau dapat dikatakan bahwa variabel Motivasi Kerja Guru (X2) yang

diambil dari responden 52 orang berdistribusi normal, mengingat t hitung > t tabel pada tingkat signifikansi 5%, yaitu 0,225 > 0,05.

Sedangkan data variabel Kinerja Guru (Y) adalah 0,11, sehingga H0 diterima dan menolak H1 pada tingkat signifikansi 5% (0,05) atau dapat dikatakan bahwa variabel Kinerja Guru (Y) yang diambil dari responden 52 orang berdistribusi normal, mengingat t hitung > t tabel pada tingkat signifikansi 5%, yaitu 0,11 > 0,05.

Berdasarkan pengujian di atas, diambil kesimpulan bahwa galat taksiran Y atas X1 dan Y atas X2 berdistribusi normal, dengan demikian dapat dikatakan bahwa data dari masing-masing variabel dapat dijadikan sebagai persyaratan lebih lanjut dalam analisis.

2. Uji Linieritas dan Keberartian Arah Regresi

Untuk menguji kelinearan garis yang dibentuk oleh variabel bebas dengan variabel terikat digunakan persamaan regresi sederhana.

Persamaan regresi sederhana yang dicari adalah persamaan regresi sederhana Y atas X1 dan Y atas X2. Kriteria yang digunakan untuk

pengujian linearlitas ini adalah apabila nilai Ftabel

¿

Fhitung pada taraf signifikansi α = 0,05, maka persamaan garis regresi yang dibentuk oleh variabel bebas dengan variabel terikat membentuk garis linear.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ada dua variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat,

(16)

kelinieran dan keberartiannya. Berikut ini akan disajikan rangkuman pengujian linieritas secara lengkap pada tabel berikut:

a. Uji Linieritas garis X1 dengan Y

Hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi sederhana = Ῡ

30,29 + 0,71 X1. Rangkuman hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 24

Uji Linieritas Variabel X1 dengan Variabel Y ANOVA Table

(Combined) 9579,042 17 563,473

Linearity 2172,556 1 2172,556

Deviation from Linearity 7406,487 16 462,905

Within Groups 4330,650 34 127,372

Total 13909,692 51

R R Squared Eta Eta Squared

Y * X1 ,395 ,156 ,830 ,689

Tabel 27

(17)

Sumber

Fhitung Ftabel

Total

Dari hasil perhitungan seperti pada tabel ANOVA Table di atas menunjukkan bahwa garis yang dibentuk oleh variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dengan Kinerja Guru (Y) memiliki Fhitung sebesar 3,634 dan harga Ftabel dengan db (0,000) pada taraf

signifikansi α = 0,05 adalah 0,001. Oleh karena itu, Ftabel

¿

dari Fhitung, maka persamaan regresi antara variabel Persepsi Guru tentang

Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)

membentuk persamaan garis linier. Dan dari perhitungan seperti pada tabel di atas menunjukkan bahwa garis yang dibentuk oleh variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dengan Kinerja Guru (Y) memiliki Fhitung sebesar 1,95 dan harga Ftabel dengan db (3,88) pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah 1,08. Oleh karena itu Ftabel < dari Fhitung, maka persamaan regresi antara Persepsi Guru tentang

Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dengan Kinerja Guru membentuk persamaan garis linier.

b. Uji Linieritas Garis X2 dengan Y

Hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi sederhana = Ῡ

31,56 + 0,67 X2. Rangkuman hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel28

(18)

Sum of Squares df Mean Square

Y * X2

Between Groups

(Combined) 9417,359 14 672,668

Linearity 3409,668 1 3409,668

Deviation from Linearity 6007,691 13 462,130

Within Groups 4492,333 37 121,414

Total 13909,692 51

Deviation from Linearity 3,806 ,001

Within Groups

Total

Tabel 30

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Y * X2 ,495 ,245 ,823 ,677

Tabel 31

Rangkuman Uji Linieritas Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y)

Sumber

Fhitung Ftabel

Total

Dari hasil perhitungan seperti pada tabel ANOVA Table di atas menunjukkan bahwa garis yang dibentuk oleh variabel Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y) memiliki Fhitung sebesar 3,806 dan harga Ftabel dengan db (0,000) pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah 0,001. Oleh

karena itu, Ftabel

¿

(19)

menunjukkan bahwa garis yang dibentuk oleh variabel Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y) memiliki Fhitung sebesar 2,95 dan harga Ftabel dengan db (5,86) pada taraf signifikansi α =0,05 adalah 1,48. Oleh

karena itu, Ftabel

¿

dari Thitung, maka persamaan regresi antara variabel Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y) membentuk garis linier.

Berdasarkan pengujian di atas, diambil kesimpulan bahwa uji persyaratan linieritas dari masing-masing variabel (X1, X2 dengan Y) telah terpenuhi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data dari masing-masing variabel dapat dijadikan sebagai persyaratan lebih lanjut dalam analisis regresi.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

Untuk menguji hipotesis pertama yakni Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta

Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang digunakan analisis korelasi parsial atau dikenal dengan Uji T, dengan kata lain dalam hal ini dilakukan perhitungan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Hasil koefisien korelasi parsialnya di sini dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 32

Tabel Koefisien Korelasi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -52,848 36,943 -1,431 ,159

X1 ,428 ,198 ,269 2,164 ,035

(20)

a. Dependent Variable: Y

Sebelum diterangkan tentang data pada tabel di atas, terlebih dahulu diketahui Pengajuan Hipotesisnya sebagaimana telah diterangkan sebelumnya di halaman 58 berikut di bawah ini:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kepemimipinan kepala madrasah dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah

Swasta Al-Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama

dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Dalam hal ini, kriteria pengujiannya adalah:

1. Ho diterima jika nilai signifikansinya > (lebih besar dari) 0,05. 2. Ho ditolak jika nilai signifikansinya < (lebih kecil dari) 0,05.

Setelah ditentukan Hipotesis dan kriteria pengujiannya, maka hasil pengujiannya adalah bahwa pada tabel Coefficientsa di atas diketahui

nilai signifikansi pada variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah sebagai variabel X1 adalah 0,035. Sedangkan nilai signifikansi ini < (lebih kecil dari) nilai 0,05. Maka Ho ditolak dan menerima Ha, artinya adalah variabel X1 (Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah) berpengaruh secara siginifikan dengan variabel Y (Kinerja Guru) di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang.

Hal ini memberikan makna bahwa hipotesis penelitian yang

(21)

Hasil analisis membuktikan bahwa t hitung untuk Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) lebih besar dari t tabel atau 2,164 > 2 dengan nilai probabilitas sebesar 0,035 < 0,05, hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis I yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan kinerja guru terbukti. Apabila Persepsi tentang kepemimpinan kepala madrasahnya yang dilakukan oleh guru-gurunya baik maka kinerja guru juga akan meningkat dengan sendirinya.

Sedangkan untuk koefisien determinasinya dapat ditunjukkan pada tabel berikut di bawah ini:

Tabel 33

Tabel Koefisien Determinasi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)

Correlations

X1 X2 Y

X1

Pearson Correlation 1 ,304* ,395**

Sig. (2-tailed) ,028 ,004

N 52 52 52

X2

Pearson Correlation ,304* 1 ,495**

Sig. (2-tailed) ,028 ,000

N 52 52 52

Y

Pearson Correlation ,395** ,495** 1

Sig. (2-tailed) ,004 ,000

N 52 52 52

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Persepsi Guru tentang

Kepemimpinan Kepala Madrasah memiliki hubungan dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,395 pada kotak Pearson Correlation. Besarnya koefisien determinasi ini juga memberikan makna bahwa terdapat

(22)

39,5%. Sedangkan sisanya sebesar 60,5% lagi diperkirakan berasal dari faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.

Untuk lebih jelasnya lagi bisa diperhatikan pada tabel Summary

berikut:

Tabel 34

Regresi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,395a ,156 ,139 15,32132

a. Predictors: (Constant), X1

Kemudian untuk menguji keberartian persamaan regresi sederhana antara Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 35

Regresi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2172,556 1 2172,556 9,255 ,004b

Residual 11737,137 50 234,743

Total 13909,692 51

a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X1

Tabel 36

Regresi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dengan Kinerja Guru (Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 40,314 26,305 1,533 ,132

X1 ,628 ,206 ,395 3,042 ,004

Dari tabel ANOVA di atas dapat dilihat bahwa Fhitung diperoleh

(23)

garis regresi sederhana yang dibentuk oleh variabel Persepsi Guru

tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang melalui prediktor Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah.

2. Hipotesis Kedua: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru Madrasah

Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

Untuk menguji hipotesis kedua yakni terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang digunakan analisis korelasi parsial atau dikenal dengan Uji T, dengan kata lain dalam hal ini dilakukan perhitungan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Hasil koefisien korelasi parsialnya di sini dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 37

Tabel Koefisien Korelasi Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -52,848 36,943 -1,431 ,159

X1 ,428 ,198 ,269 2,164 ,035

X2 1,036 ,312 ,413 3,318 ,002

a. Dependent Variable: Y

Sebelum diterangkan tentang data pada tabel di atas, terlebih dahulu diketahui Pengajuan Hipotesisnya sebagaimana berikut di bawah ini:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kepemimipinan kepala madrasah dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah

Swasta Al-Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

(24)

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama

dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Dalam hal ini, kriteria pengujiannya adalah:

1. Ho diterima jika nilai signifikansinya > (lebih besar dari) 0,05. 2. Ho ditolak jika nilai signifikansinya < (lebih kecil dari) 0,05.

Setelah ditentukan Hipotesis dan kriteria pengujiannya, maka hasil pengujiannya adalah bahwa pada tabel Coefficientsa di atas diketahui

nilai signifikansi pada variabel Motivasi Kerja Guru sebagai variabel X2 adalah 0,002. Sedangkan nilai signifikansi ini < (lebih kecil dari) nilai 0,05. Maka Ho ditolak dan menerima Ha, artinya adalah variabel X2 (Motivasi Kerja Guru) berpengaruh secara siginifikan dengan variabel Y (Kinerja Guru) di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang.

Hal ini memberikan makna bahwa hipotesis penelitian yang

menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang dapat diterima pada taraf signifikan 0,05.

Hasil analisis membuktikan bahwa t hitung untuk Motivasi Kerja Guru (X2) lebih besar dari t tabel atau 3,318 > 2 dengan nilai probabilitas sebesar 0,002 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis II yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja Guru dengan kinerja guru terbukti. Apabila Motivasi Kerja yang dilakukan oleh guru-gurunya baik maka kinerja guru juga akan meningkat dengan sendirinya.

(25)

Tabel 38

Tabel Koefisien Determinasi Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y)

Correlations

X1 X2 Y

X1

Pearson Correlation 1 ,304* ,395**

Sig. (2-tailed) ,028 ,004

N 52 52 52

X2

Pearson Correlation ,304* 1 ,495**

Sig. (2-tailed) ,028 ,000

N 52 52 52

Y

Pearson Correlation ,395** ,495** 1

Sig. (2-tailed) ,004 ,000

N 52 52 52

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hal ini menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja Guru memiliki hubungan dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta

Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang yang

ditunjukkan oleh koefisien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,495 pada kotak Pearson Correlation. Besarnya koefisien determinasi ini juga memberikan makna bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, besarnya persentase bobot konstribusi yang diperoleh adalah 0,495 x 100% = 49,5%. Sedangkan sisanya sebesar 50,5% lagi diperkirakan berasal dari faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.

Untuk lebih jelasnya lagi bisa diperhatikan pada tabel Summary

berikut:

Tabel 39

Regresi Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,495a ,245 ,230 14,49139

a. Predictors: (Constant), X2

Kemudian untuk menguji keberartian persamaan regresi

(26)

Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 40

Regresi Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y) ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 3409,668 1 3409,668 16,236 ,000b

Residual 10500,024 50 210,000

Total 13909,692 51

a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2

Tabel 41

Regresi Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y) Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -22,008 35,319 -,623 ,536

X2 1,242 ,308 ,495 4,029 ,000

a. Dependent Variable: Y

Dari tabel ANOVA di atas dapat dilihat bahwa Fhitung diperoleh

sebesar 4,029, sedangkan harga Ftabel dengan db (1,50) diperoleh sebesar 0,000. Oleh karena Fhitung > Ftabel yaitu 4,029 > 0,000, maka persamaan garis regresi sederhana yang dibentuk oleh variabel Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang melalui prediktor Motivasi Kerja Guru.

(27)

Hipotesis III menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru secara simultan atau bersama-sama dengan kinerja guru. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan atau tidak antara persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru maka dilakukan uji regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 20,00.

Adapun hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 42

Regresi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) secara simultan dengan Kinerja

Guru (Y) Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,558a ,311 ,283 13,98522

a. Predictors: (Constant), X2, X1

Tabel 43

Regresi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) secara simultan dengan Kinerja Guru

(Y) ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 4325,955 2 2162,977 11,059 ,000b

Residual 9583,738 49 195,586

Total 13909,692 51

a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1

Tabel 44

Regresi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) secara simultan dengan Kinerja Guru (Y)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

(28)

1

(Constant) 52,848 36,943 -1,431 ,159

X1 ,428 ,198 ,269 2,164 ,035

X2 1,036 ,312 ,413 3,318 ,002

a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)

Tabel di atas menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama terdapat hubungan yang positif dan siginifikan antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru. Hal ini dibuktikan dari hasil uji F hitung lebih besar dari F tabel atau 11,059 > 4 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000<0,05. Hasil uji R menunjukkan bahwa secara simultan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru dapat

menjelaskan variabel kinerja guru sebesar 55,8%

sedangkan sisanya sebesar 44,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.

Hal ini memberikan makna bahwa semakin baik Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru secara bersama-sama maka akan semakin baik pula Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel 45

Rangkuman Bobot Sumbangan Variabel X1 dan X2 Terhadap Y Variabel Sumbangan Efektif (SE) % Persepsi Guru Tentang

Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)

39,5

Motivasi Kerja Guru (X2)

49,5

(29)

Guru mampu atau dapat memprediksi Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang sebesar 49,5%.

Berdasarkan data-data hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi kerja guru memiliki perbedaan pengaruh yang cukup besar dengan selisih 49,5% - 39,5% = 10%.

D. Pembahasan Penelitian

Dari data yang terkumpul mengenai Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, diperoleh rentang skor antara 87 sampai dengan 137. Selanjutnya diperoleh pula 21,1% skor kinerja guru di bawah rata-rata, 28% skor kinerja pada nilai rata-rata dan 50% skor kinerja guru di atas nilai rata-rata. Memang hasil penelitian ini belum bisa menjamin kualitas kerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang, namun penelitian ini perlu

mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi, agar kinerja guru semakin meningkat, yang muaranya akan meningkatkan mutu pendidikan.

1. Hubungan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala

Madrasah dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah memiliki skor tertinggi adalah 112; skor terendah adalah 70; rata-rata = 90,5; modus 90,93; media 90,50; simpangan baku 9,74.

(30)

Berdasarkan temuan di atas melihat secara empiris bahwa Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah yang

diperlihatkan guru merupakan faktor penting dan sangat menentukan dalam kaitan peningkatan Kinerja Guru. Guru merupakan komponen penting yang berkaitan langsung dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegagalan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Sebagai seorang guru, hendaknya memiliki Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah yang cukup dan memadai. Dengan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah yang demikian, seorang guru akan mampu melaksanakan tugas di madrasah dengan sebaik-baiknya.

Ringkasnya berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah yang ditampilkan oleh guru akan manjadi faktor pendukung bagi peningkatan efektivitas tugas guru madrasah, semakin baik Persepsinya tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah maka diyakini akan semakin baik pula efektivitas tugasnya.

Hasil penelitian ini bersesuaian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuriah Ulfah Lubis, yang menyatakan bahwa besaran koefisien determinasi faktor hubungan Persepsi Guru tentang

Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru di SMA Swasta Kecamatan Medan Tembung memberikan hubungan atau sumbangsih korelasi positif sebesar 27,1%.6 Temuan ini senada dengan pendapat dari Timpe yang menyatakan bahwa faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya kinerja seseorang baik disebabkan kerena kemampuan tinggi dan tipe pekerja keras, sedangkan seseorang

6 Nuriah Ulfah Lubis, Hubungan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala

(31)

mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai

kemampuan rendah dan tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.7 Ditambahkan juga oleh Gibson sebagaimana dikutip oleh Supardi bahwa variasi yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu individual, organisasional dan psikologis seperti diuraikan di bawah ini:

1. Variabel individu, terdiri dari: (a) kemampuan dan keterampilan: mental dan fisik, (b) latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian, (c) demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin. 2. Variabel organisasional, terdiri dari: (a) sumber daya, (b)

kepemimpinan, (c) imbalan, (d) struktur.

3. Variabel psikologis, terdiri dari: (a) persepsi, (b) sikap, (c) kepribadian, (d) belajar, (e) motivasi.8

Selanjutnya ditambahkan juga, Sinuhaji dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah mempunyai hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja guru.9 Dengan demikian, Kinerja yang optimal dapat dicapai apabila seseorang memiliki persepsi guru yang tergolong tinggi. Semakin baik persepsi gurunya tentang kepemimpinan kepala madrasah, maka semakin baik pula kinerja yang ditampilkan mereka dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Dan sebaliknya, jika persepsi buruk maka secara otomatis buruk pula kinerja mereka yang tertampilkan tersebut.

7 A. Dale Timpe, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja (Jakarta: Alex

Media Komputindo Kelompok Gramedia, 1992), h. 32.

8 Supardi, Kinerja Guru (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), h. 51.

9 Beluh Sinuhaji, Hubungan Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah

(32)

2. Hubungan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

Setiap orang dalam aktivitas berbeda satu sama lainnya tergantung pada kemampuan, kemauan, keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, imbalan, atau motif dan dorongan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru. Sumbangan positif motivasi kerja terhadap kinerja guru menurut hasil penelitian sebesar 72%. Angka itu menunjukkan betapa tingginya pengaruh motivasi bekerja terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Erna Yunita,

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Binjai, sumbangan relatif motivasi kerja terhadap kinerja guur menurut hasil penelitiannya adalah 72% dan angka ini menunjukkan betapa tingginya pengaruh motivasi bekerja terhadap kinerja guru.10 Dengan demikian seorang guru sangat dituntut untuk dapat meningkatkan motivasi dirinya untuk bekerja, yang akhirnya kinerja meningkat dan hal ini dapat berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang dikelolanya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Arkitson, dkk mengatakan bahwa motivasi adalah

membicarakan faktor-faktor yang memberi energi dan arah pada perilaku manusia. Energi dan arah pada perilaku berkaitan dengan kinerja. Dengan demikian motivasi memiliki hubungan yang demikian eratnya dengan kinerja.11

Selanjutnya hasil penelitian ini bersesuaian dengan pendapat Siagian, menganggap motivasi sebagai daya pendorong yang

10 Erna Yunita, Hubungan Antara Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja

Guru dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Binjai (Tesis, PPs UNIMED Medan, 2005), h. 64.

11 Rita L Artkitson. at all, Pengantar Psikologi: Terjemahan Nurjannah Taufik

(33)

mengakibatkan seorang mau dan rela menggerakkan semua kemampuan, tenaga, dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya yang wajib dikerjakan dalam rangka pencapaian tujuan serta berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.12 Ditambahkan juga bahwa

motivasi merupakan

suatu penggerak yang timbul dari diri seseorang untuk mengembangkan seluruh

potensi yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman menyatakan

bahwa motivasi adalah inisiatif untuk menggerakkan yang didasarkan atas

pengembangan potensi (kesadaran) seseorang itu sendiri untuk melakukan

sesuatu”13. Pendapat di atas, didukung oleh Uno Hamzah B, menyatakan bahwa:

Motivation is energy change within the person carterized by affective arousal

and anticipatory goal reactions.” (Motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan).14 Ditambahkan lagi bahwa Menurut Usman, motivasi adalah suatu daya

yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu,

atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk

memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.15 Dan ditegaskan dalam hal ini

oleh Harmain, menyatakan bahwa guru yang mempunyai motivasi yang tinggi

senantiasa bekerja keras untuk mengatasi segala jenis permasalahan dalam

melaksanakan tugasnya untuk mencapai hasil yang lebih baik.16Dengan

demikian bahwa motivasi kerja guru yang dimiliki oleh seorang guru umumnya sangat mendukung untuk meningkatkan kualitas kinerja guru.

12 SP. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 76.

13 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, cet. 7, 2000), h. 72.

14 Uno Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di bidang Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 70.

15 Husaini Usman, Peran Baru Administrasi Pendidikan dari Sistem Sentralistik Menuju Sistem Desentralistikdalam Jurnal Ilmu Pendidikan (Jakarta: t.p., 2004), h. 24.

16 H. Harmain, Kaitan antara Motivasi Kerja dan Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan

(34)

Dengan meningkatnya kinerja guru, diharapkan akan meningkatkan pula mutu pendidikan di Indonesia.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Nazri Mader yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan tingkat produktivitas kerja pada taraf siginifikan 5%.17 Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Zulkifli yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru Matematika di SMP Negeri Kabupaten Langkat.18 Dengan demikian perlu menjadi catatan oleh guru, bahwa faktor motivasi bekerja tidak dapat diabaikan, karena faktor ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerjanya.

3. Hubungan antara Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru secara bersama-sama dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah

Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

Kedua variabel bebas yakni persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang. Hal ini berarti semakin tinggi dan baik persepsi gurunya tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja maka akan semakin tinggi dan baik pula kualitas kinerja guru. Temuan penelitian ini relevan dari pandangan Arikunto yang menyatakan bahwa ada tiga hal yang mempengaruhi kualitas kinerja seorang guru, dimana salah satu di antaranya adalah kemampuan umumnya. Dalam penelitian ini,

17 Nazri Mader, Latar Belakang Pendidikan, Motivasi Kerja, Sikap Kerja, dan

Kemampuan Kerja dalam Kaitannya dengan Tingkat Produktivitas Kerja Teknisi (Tesis: PPs IKIP Jakarta, 1998), h. 76.

18 Zulkifli, Hubungan Motivasi Berprestasi, Kemampuan Menggunakan Media

(35)

kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya adalah berkaitan dengan kemampuan berpersepsi yang baik dengan kepala madrasah tentang kepemimpinannya dalam menjalankan pendidikannya di madrasah yang ia kelola. Selanjutnya temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Sinambela yang menyatakan motivasi kerja, komunikasi

interpersonal dan supervisi instruksional kepala sekolah berkorelasi secara positif dengan keterampilan mengelola pembelajaran di SMU Negeri di DKI Jakarta.19 Selain itu, Nasution juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan komunikasi dan motivasi kerja dengan unjuk kerja manajemen kelas guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kota Medan. Sibuea juga memperoleh kesimpulan terdapat korelasi yang positif antara keterampilan manajerial dan motif berprestasi kepala sekolah menengah kejuruan dengan efektivitas kinerja SMK di Kota Medan.20 Ditambahkan juga oleh Erna Yunita, besarnya sumbangan efektif variabel komunikasi antar pribadi dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Binjai adalah sebesar 28,99% dan 11,71%, serta sumbangan relatif dan sumbangan efektif variabel motivasi kerja dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyahnya adalah sebesar 71,01% dan 28,66%.21

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru

merupakan dua faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru, khususnya guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang.

19 M. Arja Sinurat dan Ida Sinambela T, Keterampilan Guru dalam Mengelola

Pembelajaran dan Beberapa Variabel Penentunya. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Vol 3 Lembaga Penelitian UNIMED, 2002), h. 83.

20 Inom Nasution, Hubungan Pengetahuan Komunikasi dan Motivasi Kerja

dengan Unjuk Kerja Manajemen Kelas Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kota Medan (Tesis: PPs UNIMED, 2000), h. 86.

21 Erna Yunita, Hubungan Antara Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Kerja

(36)

Besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah adalah sebesar 28,99% dan 11,71%. Dengan demikian, persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah memiliki sumbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja guru. Sehingga dengan semakin tinggi dan baiknya persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah maka akan semakin tinggi dan baiknya pula kinerja guru.

Besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif variabel

motivasi kerja dengan variabel kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Washliyah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang adalah sebesar 71,01% dan 28,66%. Dengan demikian motivasi kerja memiliki sumbangan yang berarti dalam meningkatkan kinerja guru. Sehingga dengan semakin tingginya motivasi kerja maka akan semakin tinggi pula kinerja guru. Perhitungan yang selanjutnya, ternyata

mendapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi kerja. Ternyata semakin baiknya persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dapat meningkatkan motivasi kerja guru.

Sebagaimana diketahui, salah satu bidang penting dalam adminstrasi/manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan

personil/sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu pendidik seperti guru maupun tenaga kependidikan seperti tenaga administratif. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/organisasi madrasah dengan organisasi lainnya.22

Kinerja Guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun peserta didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan

22 Abin Syamsuddin Makmun, Tenaga Pendidik (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.

(37)

nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan ke arah yang lebih baik. kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini.

Terkait dengan pemahaman tentang Kinerja Guru ini agar mendapatkan kinerja yang maksimal dan efektif, A. Rusdiana dan Yety Heryati menjelaskan setidaknya ada 10 (sepuluh) kompetensi guru, yaitu:23

1) Memiliki kepribadian sebagai guru; 2) Menguasai landasan pendidikan; 3) Menguasai bahan pengajaran; 4) Menyusun program pengajaran;

5) Melaksanakan proses belajar mengajar; 6) Melaksanakan penilaian pendidikan; 7) Melaksanakan bimbingan;

8) Melaksanakan administrasi;

9) Menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru, sejawat, dan masyarakat;

10) Melaksanakan penelitian sederhana.

Dalam Syaiful Sagala24 bahwa tugas dan tanggungjawab guru begitu berat dan luas. Beliau menginventarisir tugas guru secara garis besar, yaitu:

1) Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan pengalaman empirik kepada pada muridnya;

2) Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara; 3) Mengantarkan anak didik menjadi warganegara yang baik serta

memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik;

4) Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap;

23 A. Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan: Menjadi Guru

Inspiratif dan Inovatif (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 85.

24 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan

(38)

5) Memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan, baik sekolah negeri maupun swasta;

6) Harus mampu mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan orang lain;

7) Memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi;

8) Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi; 9) Guru diberi tanggungjawab paling besar dalam hal perencanaan dan

pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya;

10) Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya;

11) Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka memperkaya pengalaman.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan secara optimal dengan menekan seminimal mungkin bias terjadi, namun tidak menutup kemungkinan akan adanya faktor keterbatasan manusia yang tidak dapat dihindari karena melibatkan orang banyak yang menjadi responden dalam mengambil data penelitian. Sangat memungkinkan terjadinya ketidakseriusan dan

ketidakterbukaan para responden dalam mengisi kuesioner penelitian. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah instrumen data

penelitian itu sendiri, walaupun telah teruji kesahihan dan kehandalannya, namun ada kemungkinan terjadi interkorelasi antara variabel, sungguhpun hasil analisis menunjukkan tingkat interkorelasi yang tidak signifikan.

(39)

Gambar

Tabel 13Statistik Distribusi Data
Tabel berikut di bawah ini.
Gambar 2 di atas menunjukkan sebaran skor Persepsi Guru
Gambar 3 Histogram X2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Langkah kerja: (1) melakukan studi pengumpulan informasi berkaitan dengan kesipan pelaku industri berupa gaya hidup teknologi serti kepemilikan gatget, kemudahan akses informasi dan

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Penyedia , dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk

Variabel ini merujuk pada hubungan atau konektivitas individu dengan yang lainnya dalam hal pengalaman sebelumnya. dengan lawan bicara, status, hubungan

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Penyedia , dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk

Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan, diperoleh hasil bahwa independensi dan kompetensi secara parsial masing-masing berpengaruh positif dan signifikan

Guidelines should be included in a person’s care plan of how to address behaviours that challenge services, along with information about the medication a person is prescribed,

bimbingan Drs. Muthia Alinawati, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kualitas kerja pegawai di Unit kerja Pusat