• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PEMBAHASAN

D. Hubungan Personal Higiene dengan Keluhan Gangguan Kulit

Kebersihan kulit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan kulit dan kegiatan yang dilakukan untuk melindungi bagian tubuh daripengaruh akibat kerja dan lingkungan kerja pemulung. Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan sebanyak 29 responden (43,9 %) memiliki kebersihan kulit yang baik dan pemulung yang memiliki kebersihan kulit tidak baik sebanyak 37 responden (56,1 %).

Hasil uji chi square, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebersihan kulit dengan keluhan gangguan kulit, dengan P value sebesar 0.03. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Listautin 2011, dimana ada hubungan antara kebersihan kulit dengan keluhan kesehatan : gangguan kulit dengan P value sebesar 0,018.

Hasil penelitian lain yang sejalan adalah penelitian Sajida dkk (2012) dengan hasil terdapat hubungan yang bermakna antara kebersihan kulit dengan keluhan penyakit kulit dengan P value sebesar 0.009. Kebersihan kulit pada penelitian ini juga dikategorikan menjadi baik dan tidak

baik.Kebesihan kulit yang paling banyak pada penelitian ini pun masuk ke dalam kategori tidak baik sebanyak 65 responden dari 88 responden.

Selain itu hasil penelitian lain, Silalahi (2010) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara kebersihan kulit dengan keluhan gangguan kulit pada petugas pengelola sampah dengan P value sebesar 0.006. Kebersihan kulit pada penelitian ini juga dikategorikan menjadi baik dan tidak baik. Kebesihan kulit yang paling banyak pada penelitian ini pun masuk ke dalam kategori tidak baik sebanyak 37 responden dari 66 responden.

Hasil penelitian selanjutnya yang sejalan yaitu,Listautin (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan kebersihan kulit dengan keluhan kesehatan salah satunya keluhan gangguan kulitpada pemulung di Kecamatan Medan Marelan dengan P value sebesar 0,018.

Menurut Harahap (1998), salah satu penyebab gangguan kulit yaitu pekerjaan dan kebersihan perorangan yang kurang baik. Untuk memelihara kebersihan kulit, kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu diperhatikan seperti menjaga kebersihan pakaian, mandi secara teratur, mandi menggunakan air yang bersih dan sabun, menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri, makan yang bergizi terutama banyak sayur dan buah, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Hidup sehat dimulai dari diri sendiri. Dapat dikatakan bahwa kesehatan yang kita miliki adalah karena upaya kita sendiri. Oleh sebab itu kesehatan

perorangan atau kesehatan pribadi memegang peranan penting. Kesehatan pribadi adalah kesehatan bagian-bagian tubuh kita masing-masing yaitu meliputi kesehatan kulit, kesehatan mata, hidung, telinga mulut dan gigi, kesehatan kuku, tangan dan kaki, memakai pakaian yang bersih serta melakukan olahraga dan istirahat yang cukup. Berbagai macam penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan. Oleh sebab itu, memelihara kesehatan pribadi dimulai dengan memelihara kebersihan bagian-bagian tubuh kita.

Kemudian berdasarkan teori selanjutnya, selain faktor utama terserang penyakit kulit karena kurangnya memperhatikan kesehatan atau kebersihan kulit, tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat kekebalan tubuh, dan mengabaikan serta kurang memahami penyebab-penyebab terjadinya penyakit tersebut (Harahap, 2000). Maka dari itu pentingnya peranan pelayanan kesehatan setempat seperti Puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan bagi pemulung dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai prilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat meningkatkan status kesehatan para pemulung.

Dalam islam pun mengajarkan betapa wajibnya seorang untuk menjaga kebersihan, sebagaimana firmanNya dalamQS. Al-Baqarah ayat 222 :

نْي رّطّمْلا ّحيو نْيب اّّلا ّحي ها ّا . . .

“...sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri“ (QS. Al-Baqarah ayat 222).

Di dalam tafsir jalalain diterangkan bahwa dalam ayat ini, Allah memerintahkan manusia untuk selalu bersih dan rapi. Kemudian yang dimaksud dengan orang-orang yang mensucikan diri itu adalah orang yang mensucikan diri baik dhohir (jasmani) maupun batinnya. Dhohir (jasmani) merupakan anggota badan yang terdiri tangan, kaki, kepala, termasuk juga kulit. Allah mewajibkan kita untuk mensucikan diri pada bagian dhohir (jasmani) seperti wajah, tangan, kaki, kepala, kulit, dan lain-lain dikarenakan organ tubuh tersebut sering bersentuhan langsung dengan paparan matahari, kotoran, dan debu yang membawa bakteri serta kuman penyebab penyakit. 2. Hubungan Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku dengan Keluhan

Gangguan Kulit

Kebersihan tangan dan kuku yang dimaksud pada penelitian ini adalah kebersihan yang dilakukan pemulungdengan cara mencuci tangan memakai sabun, memotong kuku pada tangan dan kaki secara teratur. Berdasarkan tabel 5.9 didapatkan sebanyak 25 responden memiliki kebersihan tangan, kaki, dan kuku yang baik dan responden yang memiliki kebersihan tangan dan kuku tidak baik sebanyak 41 responden.

Selain itu berdasarkan hasil analisis ditemukan ada sebanyak 10 dari 26 pemulung yang memiliki kebersihan kulit baik dan tidak mengalami keluhan gangguan kulit. Sedangkan diantara pemulung yang memiliki kebersihan kulit tidak baik ada sebanyak 25 dari 40 yang mengalami keluhan gangguan kulit.

Hasil uji chi square, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kebersihan tangan, kaki, dan kuku dengan keluhan gangguan kulit. Hasil penelitian ini sejalan dengan Silalahi (2010), dimana tidak ada hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan keluhan gangguan kulit pada petugas pengelola sampah.

Pada penelitian ini diketahui kebersihan tangan, kuku, dan kaki paling banyak masuk dalam kategori buruk. Hasil wawancara dan observasi ditemukan umumnya responden mencuci tangan dan kakinya tidak menggunakan air yang mengalir, kemudian kuku mereka pendek tetapi hitam.

Tidak adanya hubungan antara kebersihan tangan, kuku, dan kaki diduga karena tidak seimbangnya jumlah proporsi responden penelitian. Diketahui bahwa jumlah pemulung yang memiliki kebersihan tangan, kuku, dan kaki dalam kategori buruk lebih banyakdibandingkan dengan pemulung yang memiliki kebersihan tangan, kuku, dan kaki dalam kategori baik. Sehingga hal inilah yang dimungkinkan membuat data yang diperoleh dalam penelitian tidak bervariasi dan tidak ditemukan adanya hubungan.

Kemudian tidak ditemukannya hubungan antara kebersihan kuku, tangan, dan kaki pada penelitian ini diduga karena berdasarkan hasil

wawancara, terdapat beberapa pemulung yang memotong kuku secara rutin yaitu seminggu sekali, serta mencuci tangan dan kaki setelah selesai bekerja. Secara tidak langsung perilaku tersebut dapat mengurangi resiko terkenanya keluhan gangguan kulit pada pemulung. Seperti yang diungkapkan oleh Potter (2005), pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu dan terhindarnya dari beberapa masalah gangguan kesehatan salah satunya adalah keluhan gangguan kulit.

Hal lain yang menyebabkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kebersihan kuku, tangan, dan kaki dengan keluhan gangguan kulit diduga karena pemulung menggunakan pakaian dan celana panjang, walaupun seadanya tetapi bisa melindungi kulit apabila tangan ataupun kuku yang sudah terkontaminasi dengan sampah berinteraksi langsung dengan tubuh seperti, menggaruk ataupun menyentuh bagian tubuh. Perilaku tersebut secara tidak langsung pun dapat mengurangi resiko terjadinya keluhan gangguan kulit.

Meskipun kuku, tangan dan kaki hanya merupakan bagian kecil anggota badan, akan tetapi kuku sangat besar pengaruhnya bagi kesehatan. Kuku terutama kuku jari tangan merupakan tempat yang baik bagi bibit-bibit penyakit. Hal ini dikarenakan kuku selalu kontak dengan benda-benda di sekitar yang belum tentu bersih. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan kebersihan kuku. Kuku hendaknya selalu dipotong pendek, dalam keadaan bersih, dan tangan selalu dicuci bersih sebelum, sesudah makan dan setelah selesai bekerja. Serta selalu mencuci kaki

dengan air mengalir dan sabun setelah selesai bekerja sehingga dapat mengurangi risiko keluhan gangguan kulit.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemulung di Kelurahan Sumur Batu yang mengalami keluhan gangguan kulit sebesar 60,6 % dan yang tidak mengalami keluhan gangguan kulit sebesar 39,4 %.

2. Persentase kebersihan kulit pada pemulung di Kelurahan Sumur Batuyang baik sebesar 43,9% dan yang buruk 56,1%. Kebersihan tangan, kuku, dan kaki memiliki persentase yang baik sebesar 37,9% dan yang buruk 62,1%.

3. Rata-rata umur pemulung di Kelurahan Sumur Batu 41 tahun dan sebagian besar tidak memiliki riwayat alergi. Umumnya mereka bekerja selama 9 jam/hari dengan rata-rata massa kerja 11 tahun.

4. Karakteristik individu yang berhubungan dengan keluhan gangguan kulit pada pemulung di Kelurahan Sumur Batu yaitu masa kerja.

5. Personal higiene yang berhubungan dengan keluhan gangguan kulit pada pemulung di Kelurahan Sumur Batu yaitu Kebersihan kulit.

B. Saran

1. Pemulung

Diharapkan pemulung di kelurahan Sumur Batu lebih memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara diantaranya mencuci tangan dan kaki dengan air mengalir dan sabun setelah bekerja,sebelum dan sesudah makan, serta menggunakan handuk milik sendiri setelah mandi sehingga mengurangi risiko keluhan gangguan kulit.

2. Pemerintah setempat dan Puskesmas

Dalam rangka menangani penyakit kulit di Kelurahan Sumur Batu disarankan bagi pihak Puskesmas Bantar Gebang untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan pada warga dan pemulung sekitar mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka mengatasi keluhan gangguan kulit. Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk

3. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya menganalisisjenis penyakit kulit yang terjadi pada pemulung di Kelurahan Sumur Batu berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan danmenggunakan metode penelitian yang lebih menunjukkan faktor risiko sehingga menyebabkan hubungan sebab-akibat.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F, 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Achmadi, U.F, 2011. Dasar – Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Adnani, H., 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Yogyakarta: Nuha Medika.

Aisyah, Faddilatul. dkk. 2012. Hubungan Higiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Pekerja Pengupas Udang Di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2012. (Jurnal). Departemen Kesehatan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara.

Alatas, Zubaidah.1998. Efek Radiasi Pada Kulit. Buletin ALARA 2 (1), 27 – 31 (1998). Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi Badan Tenaga Atom Nasional

AS, Misnadiarly. 2006.Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kesehatan Kulit. (Jurnal) Badan Penelitian dan Pembangunan Kesehatan. Cermin Dunia Kedokteran No. 152, hal 43 – 45

Azhar, Khadijah. Hananto, Miko. 2011. Hubungan Proses Kerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada Petani Rumput Laut Di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 10 No 1, Maret 2011 : 1-9. Budiono & Cahyawati. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis

Chandra, Budiman, Dr. 2009. Ilmu Kedokteran : Pencegahan dan Komunitas. Jakarta : EGC

Erliana. 2008. Hubungan Karakteristik Individu dan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Paving Block CV. F. Lhouksumawe. (Thesis). Sekolah Pasca Sarja USU

Fregert, S, 1988. Kontak Dermatitis. Yayasan Essentia Medika, Jakarta.

Graham, Robin, 2005. Lecture Notes Dermatologi. Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Harahap, M. 1998. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta. Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta.

Harrington, J.M & Gill, F.S., 2003. Kesehatan Kerja, Jakarta: EGC

HSE. 2000. The Prevalence of Occupational Dermatitis among Work in The Printing Industry and Your Skin dalam hsebooks.co.uk. Diakses pada Rabu, 23 Oktober 2013 pukul 02.45

Isro’in, L dan Andarmoyo, S., 2012. Personal Hygiene; Konsep, Proses dan Aplikasi Praktik Keperawatan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Junaedi., 2012. Semangat Kerja Pemulung Sampah, Pahlawan Lingkungan yang Terlantar, www.stosfest.org diakses 30 April 2013.

Kabulrachman. 1992. Pengaruh Lingkungan dan Pencemarannya terhadap Kesehatan Kulit. (Jurnal). Majalah Kesehatan Indonesia vol :42 No. 5, hal 273 –

Kurniawati, Ratna Dian. 2006. Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Tinea Pedis Pada Pemulung Di TPA Jatibarang. (Thesis). Universitas Diponegoro Semarang.

Lestari, Fatma. Utomo, Suryo. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak Pada Pekerja Di PT Inti Pantja Press Industri.(Jurnal). Universitas Indonesia Depok.

Listautin, 2012. Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Higiene, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Terhadap Keluhan Kesehatan Pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012. (Tesis). Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Lubis, Soefi, Aswin. 2011. Keterpaparan Pemulung Sampah Dapat Menimbulkan Penyakit Kulit Akibat Kerja Di TPA Terjun Medan. (Tesis). Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Mahyuni, Lestari, Eka. 2012. Dermatosis (Kelainan Kulit) Ditinjau Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pemulung Di TPA Terjun Medan Marelan. (Jurnal). Staf Pengajar Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM. USU.

Moeljosoedarmo, S., 2008. Hygiene Industri, Jakarta: FKUI.

Mulia, R.M., 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta .Jakarta.

Ramdani W, 2008. Kesadaran Santri Terhadap Kesehatan Lingkungan : Studi Kasus Pesantren Nurul Hidayah Leuwilang, Bogor. Tesis Mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.

Rengganis, Iris. 2009. Kealergenik Serbuk Sari Indonesia Pada Manusia. (Thesis). Sekolah Pasca Sarjana IPB

Rianti, Dwi. dkk. 2010. Analisis Tentang Higiene Dan Sanitasi LingkunganDengan Penyebab Terjadinya Penyakit Kulit Di Kecamatan Asemrowo Surabaya. (Jurnal). Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Sajida, Agsa. dkk. 2012. Hubungan Personal Hygiene Dan Sanitasi LingkunganDengan Keluhan Penyakit Kulit Di Kelurahan DenaiKecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2012. (Jurnal). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,Medan

Satuti. HR. 2003. Proporsi Dermatosis serta Gambaran Faktor-Faktor yang Berkaitan pada Pekerja Industri Batik Kota Surakarta. Semarang : Universitas Diponegoro

Suma’mur., 2009. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes), Jakarta: CV Sagung Seto.

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta : Kencana Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Suwondo, dkk. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis

Kontak Pekerja Industri Tekstil “X” Di Jepara. (Jurnal Vol 6 no 2). Universitas Diponegoro.

Utomo & Lestari. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak Pada Pekerja Di PT Pantja Press Industri. (Jurnal). Makara Kesehatan Vol 11 No 2 hal 61- 68

Widyaningsih, dkk. 2008. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi, Gaya Hidup, Status Gizi, dan Tingkat Stress Terhadap Tekanan Darah. Jurnal Gizi dan Pangan. Pergizi Pangan Indonesia : FEMA IPB

HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA LASKAR MANDIRI (PEMULUNG) DI KELURAHAN SUMUR BATU, KECAMATAN BANTAR

GEBANG TAHUN 2013

Assalamu’alaikum wr.wb

Saya, Yeni Faridawati, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kesehatan Lingkungan. Saat ini saya sedang melakukan pengumpulan data mengenai hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi keluhan kesehatan kulit yang Anda alami selama bekerja. Pengumpulan data ini adalah sebagai salah satu bahan dalam penyusunan tugas akhir (Skripsi). Semua data dan informasi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya dan kuisioner ini akan dimusnahkan jika sudah tidak digunakan lagi. Atas perhatian dan kerjasama Anda saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Bantar Gebang, . . . 2013

Lembar Wawancara Karakteristik Individu A1 Nama responden A2 Jenis kelamin A3 Usia A5 Alamat A6 Masa kerja

A7 Berapa jam Anda bekerja dalam sehari? Pukul . . . s.d. . . WIB

a. 8 jam/hari b. >8 jam/hari

A8 Apakah Anda tahu pengertian dari alergi?

a. Ya, Jelaskan . . . .

b. Tidak

A9 Apakah Anda mempunyai riwayat alergi yang berhubungan dengan gangguan kulit?

a. Ya, dikarenakan. . . b. Tidak

Personal Higiene Kebersihan Kulit

B1 Berapa kali Anda mandi dalam sehari? a. 1 kali

b. >2 kali

[ ] B2 Apakah Anda segera mandi setelah selesai bekerja dari tempat

pembuangan akhir sampah? a. Tidak pernah

b. Jarang c. Sering

d. Sangat sering

[ ]

B3 Apakah Anda mandi menggunakan sabun mandi? a. Tidak pernah

b. Jarang c. Sering

d. Sangat sering

[ ]

B4 Apakah Anda menggunakan handuk setelah mandi? a. Tidak pernah

b. Jarang c. Sering

d. Sangat sering

B5 Apakah Anda menggunakan handuk sendiri setelah mandi? a. Tidak pernah b. Jarang c. Sering d. Sangat sering [ ]

B6 Berapa kali Anda mengganti pakaian dalam sehari? a. 1 kali

b. ≥2 kali [ ]

B7 Apakah Anda menggunakan pakaian yang bahannya menyerap keringat saat bekerja?

a. Ya b. Tidak

[ ] B8 Apakah Anda memakai pakaian orang lain?

a. Sngat sering b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

[ ]

B9 Dengan apa Anda mencuci pakaian? a. Air saja

b. Air dengan sabun

[ ]

Personal Higiene

Kebersihan Tangan dan Kuku

C1 Apakah Anda mencuci tangan saat di tempat kerja? a. Ya

b. Tidak, Lanjut ke C4

[ ] C2 Kapan saja Anda mencuci tangan saat di tempat kerja?

a. Sebelum makan b. Sesudah makan c. Setelah BAK d. Setelah BAB

[ ]

C3 Bagaimana Anda mencuci tangan di tempat kerja? a. Menggunakan air tidak mengalir dan tanpa sabun

b. Menggunakan air tidak mengalir dan menggunakan sabun

c. Menggunakan air mengalir dan tanpa sabun

d. Menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun

[ ]

C4 Apakah Anda mencuci tangan saat di rumah? a. Ya

C5 Kapan saja Anda mencuci tangan saat di rumah? a. Sebelum makan b. Sesudah makan c. Setelah BAK d. Setelah BAB e. Pulang bekerja [ ]

C6 Bagaimana Anda mencuci tangan di rumah?

a. Menggunakan air tidak mengalir dan tanpa sabun

b. Menggunakan air tidak mengalir dan menggunakan sabun

c. Menggunakan air mengalir dan tanpa sabun

d. Menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun

[ ]

C7 Apakah Anda mencuci kaki ketika pulang bekerja? a. Ya

b. Tidak, Lanjut ke C9

[ ] C8 Bagaimana Anda mencuci kaki?

a. Menggunakan air tidak mengalir dan tanpa sabun

b. Menggunakan air tidak mengalir dan menggunakan sabun

c. Menggunakan air mengalir dan tanpa sabun

d. Menggunakan air mengalir dan menggunakan sabun

[ ]

C9 Apakah anda memotong kuku tangan dan kaki min 1 kali/minggu

a. Ya b. Tidak

[ ] C10 Apakah Kuku tangan, dan kaki Anda dalam keadaan bersih?

a. Ya b. Tidak

[ ] C11 Apakah Anda menggaruk-garuk selama bekerja?

a. Ya b. Tidak

[ ]

Keluhan Gangguan Kulit Gatal-Gatal

D1 Apakah Anda pernah mengalami gatal-gatal? a. Ya

b. Tidak, Lanjut ke E1

[ ] D2 Berapa frekuensi gatal-gatal yang Anda alami?

a. Jarang b. Sering

c. Sangat sering

D3 Kapan rasa gatal timbul? a. Malam hari saja b. Saat berkeringat

c. Saat berkeringat dan di malam hari

[ ] Kemerahan

E1 Apakah Anda pernah mengalami kemerahan pada kulit? a. Ya

b. Tidak, Selesai

[ ] E2 Berapa frekuensi kemerahan yang Anda alami?

a. Jarang b. Sering

c. Sangat sering

[ ] E3 Rasa apa saja yang menyertai kemerahan pada kulit Anda?

a. Hanya kemerahan b. Rasa gatal

c. Rasa panas dan terbakar

UNIVARIAT 1. Umur

Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

usia

N 66

Normal Parametersa Mean 40.94

Std. Deviation 9.381 Most Extreme Differences Absolute .092 Positive .076 Negative -.092 Kolmogorov-Smirnov Z .750

Asymp. Sig. (2-tailed) .627

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

usia 66 13 58 40.94 9.381

2. Jam Kerja

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test jamkrja

N 66

Normal Parametersa Mean 8.35

Std. Deviation 2.201 Most Extreme Differences Absolute .123 Positive .123 Negative -.119 Kolmogorov-Smirnov Z 1.003

Asymp. Sig. (2-tailed) .266

a. Test distribution is Normal.

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

3. Masa Kerja

Uji Normalitas

Descriptive Statistics

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mskrja

N 66

Normal Parametersa Mean 11.21

Std. Deviation 7.767 Most Extreme Differences Absolute .131 Positive .131 Negative -.118 Kolmogorov-Smirnov Z 1.065

Asymp. Sig. (2-tailed) .207

a. Test distribution is Normal.

N Minimum Maximu m Mean Std. Deviation Mskrja 66 2 35 11.21 7.767 Valid N (listwise) 66 4. Riwayat Alergi Statistics Riwalrg N Valid 66 Missing 0 Mean .11 Median .00 Std. Deviation .310 Minimum 0 Maximum 1

Riwalrg Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak ada riwayat

alergi 59 89.4 89.4 89.4

ada riwayat alergi 7 10.6 10.6 100.0

Total 66 100.0 100.0 5. Kebersihan Kulit Statistics Kelmpkkebkul N Valid 66 Missing 0 Mean .44 Median .00 Std. Deviation .500 Minimum 0 Maximum 1 Kelmpkkebkul Frequenc y Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid tidak

baik 37 56.1 56.1 56.1

baik 29 43.9 43.9 100.0

6. Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku Statistics kelkebtgnkuku N Valid 66 Missing 0 Mean .38 Median .00 Std. Deviation .489 Minimum 0 Maximum 1 kelkebtgnkuku Frequenc y Percent Valid

Percent Cumulative Percent Valid tidak

baik 41 62.1 62.1 62.1

baik 25 37.9 37.9 100.0

7. Keluhan Gangguan Kulit Keluhanganggklt Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tdk mengalami keluh.gang klt 26 39.4 39.4 39.4 mengalami kelh. gangg klt 40 60.6 60.6 100.0 Total 66 100.0 100.0 Statistics Keluhanganggklt N Valid 66 Missing 0 Mean .61 Median 1.00 Std. Deviation .492 Minimum 0 Maximum 1

BIVARIAT

1. Umur dengan Keluhan Gangguan Kulit

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper usia Equal variances assumed 1.059 .307 -1.252 64 .215 -2.946 2.353 -7.647 1.754 Equal variances not assumed -1.214 47.996 .231 -2.946 2.427 -7.825 1.933 Group Statistics Keluhanganggklt N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Usi a tdk mengalami keluh.gang klt 26 39.15 10.146 1.990

mengalami kelh. gangg

2. Jam Kerja dengan Keluhan Gangguan Kulit

Group Statistics

Keluhanganggklt N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

jamkrja tdk mengalami keluh.gang klt 26 8.15 1.933 .379

mengalami kelh. gangg klt 40 8.58 2.375 .376

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

jamkrja Equal variances

assumed .158 .692 -.576 64 .567 -.321 .557 -1.435 .792

Equal variances not

3. Masa Kerja dengan Keluhan Gangguan Kulit

Group Statistics

Keluhanganggklt N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean Mskrja tdk mengalami keluh.gang

klt 26 14.62 10.273 2.015

mengalami kelh. gangg klt 40 9.00 4.489 .710

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Mskrja Equal variances assumed 27.612 .000 3.047 64 .003 5.615 1.843 1.934 9.296 Equal variances not assumed 2.629 31.283 .013 5.615 2.136 1.261 9.970

4. Riwayat Alergi dengan Keluhan Gangguan Kulit

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Riwalrg * Keluhanganggklt 66 100.0% 0 .0% 66 100.0%

Riwalrg * Keluhanganggklt Crosstabulation

Keluhanganggklt Total tdk mengalami keluh.gang klt mengalami kelh. gangg klt

Riwalrg tidak ada riwayat alergi Count 25 34 59

% within Riwalrg 42.4% 57.6% 100.0%

ada riwayat alergi Count 1 6 7

% within Riwalrg 14.3% 85.7% 100.0%

Total Count 26 40 66

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 2.068a 1 .150 Continuity Correctionb 1.059 1 .304 Likelihood Ratio 2.348 1 .125

Fisher's Exact Test .231 .152

Linear-by-Linear Association 2.036 1 .154

N of Valid Casesb 66

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,76.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Riwalrg (tidak ada

riwayat alergi / ada riwayat alergi) 4.412 .499 38.992

For cohort Keluhanganggklt = tdk

Dokumen terkait