• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perusahaan Bongkar Muat Dengan Buruh TKBM

BAB III : HUBUNGAN PERUSAHAAN BONGKAR MUAT DENGAN PIHAK

B. Hubungan Perusahaan Bongkar Muat Dengan Buruh TKBM

Istilah tenaga kerja sering dirancukan dengan “buruh”, karyawan atau pekerja. Istilah buruh di telinga kita rasanya kurang tepat, karena seakan-akan ada sistem kelas dalam masyarakat kita yang bernada merendahkan sebagian kecil atau lainnya. Penggunaan kata “buruh” pada kenyataannnya diterapkan untuk orang yang melakukan pekerjaan kasar, seperti : kuli panggul atau bongkar muat, tukang, mandor. Namun sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, istilah “buruh” tersebut tetap digunakan lagi, dalam hal ini pemerintah mungkin lebih menitikberatkan pada substansi bukan istilah.27

27

Meutia Handayani : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat Dalam Pengangkutan Barang Di Laut, 2009.

USU Repository © 2009

Untuk membongkar barang dibutuhkan buruh. Buruh berada di bawah APBMI. Yang menyediakan buruh adalah koperasi. Buruh tersebut kemudian dipinjamkan ke APBMI. Selanjutnya APBMI lah yang memberikan pekerjaan kepada buruh-buruh tersebut. Sehingga dengan kata lain, yang mengatur buruh untuk bekerja adalah APBMI.28

APBMI menyalurkan buruh ke Gabungan Forwarder Dan Ekspedisi Indonesia (GAFEKSI), Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) dan Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI). Yang mempunyai kapal adalah anggota Indonesian National Shipowners Association (INSA), sedangkan GAFEKSI, GINSI dan GPEI hanyalah sebagai asosiasi yang mewakili pemilik barang. Misalnya, A sebagai pemilik barang, kemudian barang tersebut diberikan kepada GAFEKSI, lalu GAFEKSI berhubungan dengan kapal (anggota INSA).29

Serikat pekerja TKBM/ Serikat buruh TKBM adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/ buruh bongkar muat baik di perusahaan

Pengiriman barang bisa melalui GAFEKSI, bisa juga langsung kepada pelayaran (INSA). GAFEKSI mengangkut barang ke tempat tujuan dari kapal ke gudang atau dari gudang ke kapal. Selanjutnya APBMI meminta stowage plan/

packing list dari kapal (INSA).

Menurut Pasal 1 butir 16 Keputusan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun 2002, Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) adalah semua tenaga kerja yang terdaftar pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan bongkar muat di pelabuhan.

28

. Wawancara dengan Mantan Ketua DPW APBMI Sumatera Utara periode Tahun 1999-2002 (Pengurus Antar Masa), Bapak H. Yahya Beyn pada Tanggal 18 Februari 2009

29

Meutia Handayani : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat Dalam Pengangkutan Barang Di Laut, 2009.

USU Repository © 2009

maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/ buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya.

Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) bertugas : 1. Menyiapkan tenaga kerja

2. Memupuk kerjasama dengan semua instansi untuk menjamin kelancaran arus barang di pelabuhan dan kesejahteraan tenaga kerja di pelabuhan 3. Menagih dan menerima dana administrasi

Koperasi TKBM wajib menyediakan jumlah tenaga kerja bongkar muat sesuai dengan jumlah dan keterampilan berdasarkan standar yang ditetapkan.30

Unsur biaya bagian TKBM dalam pedoman dasar perhitungan tarif bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan terdiri dari :

Sebagaimana diketahui bahwa keberadaan TKBM atau sering disebut dengan buruh pelabuhan, adalah sangat starategis dalam proses kegiatan bongkar muat barang. Di samping itu kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan merupakan lahan yang cukup luas untuk menampung para tenaga kerja dengan jumlah yang cukup besar sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di masyarakat. Khususnya dalam pengerjaan bongkar muat barang-barang konvensional, penggunaan jasa tenaga kerja bongkar muat relatif besar.

31

30

. Hasim Purba, Op-Cit, hlm. 192

31

. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 25 Tahun 2002 tentang Pedoman Dasar Perhitungan

Meutia Handayani : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat Dalam Pengangkutan Barang Di Laut, 2009.

USU Repository © 2009

1. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja bongkar muat dalam pelaksanaannya dapat dilakukan berdasarkan upah harian atau upah borongan :

a. Upah harian didasarkan pada upah perorangan yang diperhitungkan per gilir kerja pada hari biasa dari hari Senin sampai dengan Sabtu dengan target produktivitas, besarnya upah ditetapkan sama besarnya tiap gilir kerja dan dimungkinkan adanya pekerjaan secara lembur apabila pada akhir pekerjaan bongkar muat 1 (satu) kapal masih tersisa pekerjaan tanpa menggunakan regu kerja baru dengan maksimal waktu dan produksi kerja untuk 2 (dua) jam. b. Upah harian kerja pada hari Minggu/ libur resmi per gilir kerja

diperhitungkan berdasarkan upah lembur yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Apabila prestasi TKBM harian dalam satu gilir kerja melebihi prestasi dasar yang telah disepakati bersama antara Perusahaan Bongkar Muat dengan Koperasi TKBM bersama Serikat Pekerja TKBM/ Serikat Buruh TKBM, maka kepada TKBM diberikan tambahan upah atas kelebihan prestasi dasar secara linier dan hanya berlaku untuk pekerjaan bongkar muat yang tidak menggunakan alat mekanik.

d. Upah borongan merupakan upah pekerjaan bongkar muat borongan yang dilaksanakan atas persetujuan keduabelah pihak antara Perusahaan Bongkar Muat/ dengan Koperasi TKBM serta Serikat Pekerja TKBM/ Serikat Buruh TKBM.

Meutia Handayani : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat Dalam Pengangkutan Barang Di Laut, 2009.

USU Repository © 2009

e. Upah TKBM baik upah harian maupun upah borongan dalam kegiatan bongkar muat barang berbahaya dan mengganggu dan bernilai tinggi, kepada TKBM diberikan tambahan upah sebesar presentase tambahan.

2. Kesejahteraan TKBM, terdiri dari :

a. Perlengkapan kerja meliputi pakaian, sepatu, helmet, sarung tangan dan masker

b. Pendidikan dan latihan (diklat TKBM), biayanya dihitung berdasarkan rencana jumlah tenaga kerja bongkar muat yang akan dididik dalam waktu 1 (satu) tahun

c. Tunjangan hari raya diberikan pada waktu Hari Raya Idul Fitri atau hari Natal

d. Tunjangan perumahan

3. Program jaminan sosial tenaga kerja, meliputi :

a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), termasuk kecelakaan diluar jam kerja, biayanya dihitung sebesar 1,74 % dari upah TKBM, tidak termasuk tunjangan transport, makan dan beras.

b. Jaminan Kematian (JK) biayanya dihitung sebesar 0,30 % dari upah TKBM, tidak termasuk tunjangan transport, makan dan beras. c. Jaminan Hari Tua (JHT) biayanya dihitung sebesar 5,70 % dari

upah TKBM, tidak termasuk tunjangan transport, makan dan beras. d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), biayanya dihitung sebesar 6 % dari upah TKBM, tidak termasuk tunjangan transport, makan dan beras.

Meutia Handayani : Peranan Dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat Dalam Pengangkutan Barang Di Laut, 2009.

USU Repository © 2009

4. Administrasi Koperasi TKBM meliputi administrasi operasional TKBM dan penyelenggaraan kesejahteraan TKBM.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan buruh dalam kegiatan bongkar muat : 1. Kualitas buruh dan operator alat bongkar muat

2. Tingkat pemakaian buruh setiap gang di kapal dan dermaga disesuaikan dengan jenis muatan

3. Peralatan yang digunakan serta jenis muatan menjadi acuan dalam menentukan jumlah pekerja yang digunakan

4. Pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang

Biaya extra gang atau pemakaian tambahan regu TKBM untuk melaksanakan pekerjaan diluar kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/ delivery adalah seluruhnya menjadi beban pihak yang meminta/ yang berkepentingan.

Apabila terjadi kerusakan atas peralatan bongkar muat dan bangunan kapal yang disebabkan kelalaian pihak pekerja, maka klaim yang dilengkapi berita acara kerusakan diajukan pihak kapal kepada TKBM melalui perusahaan bongkar muat.

Pihak kapal sesuai dengan ketentuan ISPS Code maka berhak menolak setiap pekerja/ TKBM yang naik ke kapal tanpa adanya tanda pengenal/ seragam termasuk orang-orang yang dianggap membahayakan keselamatan serta keamanan kapal dan muatannya.

C. Hubungan Perusahaan Bongkar Muat Dengan Perusahaan Pelayaran/

Dokumen terkait