• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua Otoritatif dan Kemandirian Anak

Anak Usia Pra sekolah

Peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara pola asuh orang tua dan perkembangan kemandirian anak karena perkembangan kemandirian anak adalah modal dasar bagi seseorang untuk mengembangkan dirinya. Anak yang mempunyai perkembangan kemandirian yang baik sejak awal maka anak tersebut nantinya akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sukses dalam menggali dan memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.

Perkembangan yang paling penting bagi anak usia pra sekolah adalah perkembangan kemandirian. Anak yang mulai mandiri menunjukkan sikap mampu membebaskan diri dari kelekatan dengan orang tua. Anak yang mampu

membebaskan diri dari kelekatan dengan orang tua akan mulai mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Dalam bersosialisasi itulah maka kemampuan anak untuk memutuskan tindakan dan bertanggung jawab atas tindakannya mulai terlatih. Anak akan mulai berinisiatif dan mulai berlatih untuk mengontrol diri dan bertanggung jawab atas setiap tindakannya ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial.

Perkembangan anak yang baik didukung oleh bentuk pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua akan sangat mendukung dalam perkembangan fisik dan mental anak. Ada pandangan dimasyarakat yang mengatakan bahwa anak laki-laki akan lebih mandiri daripada anak perempuan. Anggapan ini terbentuk karena anggapan masyarakat bahwa anak perempuan dipandang kurang percaya diri, tidak ambisius dan sangat tergantung pada orang lain, berbeda dengan anak laki-laki yang dipandang lebih dominan, aktif dan lebih percaya diri. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena perkembangan kemandirian anak sejak kecil sebagian besar merupakan pengaruh dari pola asuh orang tua.

Ada tiga jenis pola asuh yang kita kenal, yaitu pola asuh otoriter, permisif dan otoritatif. Dari ketiga pola asuh tersebut yang paling mendukung perkembangan kemandirian anak adalah pola asuh otoritatif, karena dalam pola asuh otoritatif orang tua mengembangkan komunikasi dua arah yang baik dengan anak, menerapkan disiplin yang disesuaikan dengan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan anak dalam porsi yang cukup, serta adanya penghargaan terhadap prestasi yang telah diraih anak. Penelitian ini nantinya hanya akan

memfokuskan pada bentuk pola asuh orang tua yang otoritatif karena pola asuh ini merupakan pola asuh yang paling mendekati dan paling baik bagi perkembangan fisik dan mental anak, khususnya perkembangan kemandirian anak.

Pola asuh otoritatif mendorong anak untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya. Pola asuh orang tua yang otoritatif mengembangkan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sehingga anak terlatih untuk mengungkapkan pendapatnya, ide-ide dan juga anak terlatih untuk menghargai pendapat orang lain. Anak yang terbiasa mengungkapkan ide-ide dan gagasannya akan terlatih untuk terus berfikir dan menemukan cara-cara baru yang kreatif dalam menghadapi suatu masalah. Anak yang diasuh dalam pola asuh otoritatif akan mempunyai kontrol diri yang baik dalam bertindak karena orang tua memberikan norma-norma yang dipahami anak dan anak terlatih untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya. Anak diajak untuk berfikir dan membuat keputusan sendiri dalam memecahkan masalah dan diajak untuk bersikap kooperatif dengan orang lain karena dalam keluarga anak sudah terbiasa untuk mengemukakan pendapatnya secara terbuka. Anak yang merasa dihargai dan dipercaya oleh orang tua akan memandang dirinya positif sehingga anak tersebut akan percaya pada kemampuannya sendiri yang pada perkembangannya akan membawa anak untuk bersikap lebih mandiri dalam bertindak.

Orang tua yang otoritatif senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak baik secara fisik maupun psikis. Pemenuhan kebutuhan ini senantiasa disesuaikan dengan perkembangan anak dengan selalu mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari materi yang akan diberikan kepada anak. Anak

yang merasa kebutuhan fisik dan psikisnya terpenuhi akan merasa bahwa dirinya disayangi dan diterima oleh orang tua. Penerimaan dari orang tua membuat anak merasa aman secara emosional. Perasaan aman dan diterima oleh orang tua akan mendorong anak untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain.

Anak yang terlatih untuk mengungkapkan ide-ide, pendapat dan mengendalikan emosinya akan mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang dia temui. Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru akan sangat mendukung dalam perkembangan kemandiriannya. Lingkungan baru yang sangat mendukung dalam perkembangan intelektual, emosi dan kemampuan sosial anak antara lain adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan tempat bagi anak untuk berlatih menggali dan mengoptimalkan kemampuan yang mereka miliki. Interaksi anak dengan lingkungan sosial akan melatih anak untuk mengambil sikap dan mengontrol tindakan dan juga akan melatih anak untuk mengabil keputusan ketika anak tersebut menghadapi suatu masalah. Anak yang percaya pada kemampuannya sendiri serta mampu mengelola emosi pada umumnya akan lebih mudah untuk mengambil tindakan ketika menghadapi suatu masalah. Anak yang percaya pada kemampuannya sendiri dan berkompeten akan lebih mudah menyesuaikan diri dan akan lebih mandiri karena anak tersebut mempunyai kemantapan diri dan penghargaan terhadap dirinya.

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pola asuh otoritatif akan membawa dampak positif bagi perkembangan kemandirian anak karena anak yang diasuh dalam pola asuh otoritatif akan mempunyai

perkembangan yang positif dalam tiga aspek yaitu aspek intelektual, pengendalian emosi, dan hubungan sosial yang mana ketiga aspek tersebut merupakan aspek kemandirian. Semakin otoritatif pola asuh yang diterapkan orang tua maka anak akan semakin mandiri.

Dokumen terkait