• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Pembahasan

6. Otonomi

Memahami diri sebagai keberlangsungan dan penentuan aksi maupun pilihan.

1. Apakah Anda dapat mengambil keputusan hidup anda sendiri atau Anda tergantung orang lain?

2. Apakah Anda yakin dengan keputusan yang Anda ambil?

D. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tematik. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu atau hal-hal diantara atau dgabungan dari yang telah disebutkan. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal dapat menginterpretasikan fenomena tersebut (Poerwandari,2005). Suatu tema dapat diidentifikasi pada

dua tingkat yaitu, tingkat termanifestasi (manifest level), yakni yang dapat secara langsung terlihat dan juga tingkat latent (latent level), yang secara eksplisit tidak dapat terlihat namun mendasari atau membayangi (underlying the phenomenon) ( Boyatzis, 1998 dalam Poerwandari, 2005)

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk menganalisis data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara (Poerwandari, 2005) adalah :

1. Organisasi data

Pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan mengorganisasikan data. Data yang telah didapat diorganisasikan dengan rapi, sistematis, dan selengkap mungkin (Poerwandari, 2005). Organisasi data yang sistematis akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan kualitas data yang baik, dapat mendokumentasikan analisis yang diperlukan dan dapat menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesiana penelitian (Highlen dan Finley, 1996 dalam Poerwandari 2005).

2. Koding

Menurut Poerwandari (2005). Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan ganmbaran tentang topik yang dipelajari.

Koding dilakukan melalui:

a. Peneliti menyusun transkripsi verbatim (kata demi kata) atau catatan lapangan sehingga ada kolom kosong yang cukup besar disebelah kiri dan kanan transkrip. Hal ini akan memudahkan untuk memberikan kode-kode atau catatan tertentu pada transkrip tersebut.

b. Peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip dan atau catatan lapangan tersebut.

c. Peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Kode yang dipilih adalah kode yang mudah diingat dan dianggap paling tepat untuk mewakili data tersebut.

d. Kode dibuat berdasarkan aspek yang akan digali, yang kemudian aspek tersebut dikategorikan kedalam tema yang didapat dari pedoman wawancara dan yang muncul pada hasil wawancara. Tema-tema tersebut memunculkan sub-tema yang didapat dari hasil jawaban subjek penelitian. e. Setelah didapatkan aspek,tema, dan sub-tema, maka kode

dibuat berdasarkan penomoran pada tiap-tiap aspek, tema, dan sub tema yang sesuai.

Tabel 2. Contoh Hasil Koding

No Aspek Tema Sub Tema Kode

1. F. Otonomi

1. pengambilan keputusan

a. Mengambil keputusan sendiri F.1.a b. Orang lain sebagai bahan

pertimbangan dan dibutuhkan bila keputusan berat/sulit

F.1.b

c. Yakin dengan keputusan F.1.c

2. pandangan terhadap keputusan

a. setiap keputusan ada resiko yang

harus ditanggung sendiri F.2.a b. keputusan yang diambil tanpa

memikirkannya terlebih dahulu akan membuat menyesal

F.2.b

c. Pertimbangan orang lain dibutuhkan karena keputusan diri sendiri sering tidak sesuai

F.2.c

3. penyesalan dalam pengambilan keputusan

a. pernah menyesali keputusan yang

diambil F.3.a

3. Interpretasi

Interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam (Kvale, 1996 dalam Poerwandari, 2005)

E. Kredibilitas Penelitian.

Kredibilitas digunakan untuk mengganti konsep validitas dan dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai

maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2005).

Kredibilitas dalam penelitian ini dicapai melalui Validitas Komunikatif yang dilakukan melalui dikonfirmasikannya kembali data dan analisisnya pada responden penelitian.

Tabel 3. Pelaksanaan Konfirmasi Data dan Analisis pada Subjek

Subjek Tempat Hari/Tanggal Waktu

SM Ruang tamu rumah SM Kamis, 27 September 2012 16.15-16.35 WIB MY Ruang tamu rumah MY Minggu, 23 September 2012 09.30-10.00 WIB EL Teras rumah EL Sabtu, 9 Oktober 2012 16.45-17.07 WIB AH Ruang tamu rumah AH Senin, 24 September 2012 18.40-19.05 WIB GM Ruang tamu rumah GM Minggu, 7 Oktober 2012 10.05-10.25 WIB HR Ruang tamu rumah HR Sabtu, 13 Oktober 2012 17.10-17.35 WIB

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitan

Tabel 4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Subjek Tempat Hari/Tanggal Waktu

SM

Ruang tamu rumah SM Minggu, 20 Mei 2012 11.10- 12.00 WIB Ruang tamu rumah SM Kamis, 27 September 2012 16.15-16.35 WIB

MY

Ruang tamu rumah MY Selasa, 27 Juni 2012 17.20-17.55 WIB Ruang tamu rumah MY Minggu, 23 September 2012 09.30-10.00 WIB

EL

Ruang tamu rumah EL Sabtu, 21 Juli 2012 17.05-17.50 WIB Teras rumah EL Sabtu, 9 Oktober 2012 16.45-17.07 WIB

AH

Teras rumah AH Kamis, 6 September 2012 18.35- 19.10 WIB Ruang tamu rumah AH Senin, 24 September 2012 18.40-19.05 WIB

GM

Ruang tamu rumah GM Rabu, 26 September 2012 17.25- 18.05 WIB Ruang tamu rumah GM Minggu, 7 Oktober 2012 10.05-10.25 WIB

HR

Ruang tamu rumah HR Jumat, 5 Oktober 2012 18.35- 19.15 WIB Ruang tamu rumah HR Sabtu, 13 Oktober 2012 17.10-17.35 WIB

B. Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Subjek

1. Subjek 1: SM

SM tinggal di dusun Bogelan. Untuk menuju dusun tempat tinggal SM, harus melewati dusun lain karena letak dusun Bogelan berada paling atas, sekitar 10 menit dari jalan utama dengan mengendarai sepeda motor dan sekitar 30 menit bila berjalan kaki. Jalan menuju dusun Bogelan sudah berupa corblok, yaitu jalan yang dibuat dari cor-coran semen. Rumah SM berada di ujung desa. Bangunan fisik rumah SM sempit dan dindingnya masih berupa dinding bambu, berlantai tanah, atapnya sudah berupa genting dan untuk mandi, SM mandi di tempat mandi umum karena dirumahnya tidak ada fasilitas kamar mandi. SM tinggal bersama mertuanya. Rumah tersebut dihuni oleh 6 orang yang terdiri dari ibu dan ayah mertua,adik ipar, suami SM, SM, dan anak SM. Rumah SM terdiri dari 5 ruangan yaitu 1 ruang tamu, 3 kamar tidur dengan ruangan yang kecil, 1 dapur yang berfungsi sebagai tempat memasak, tempat makan, sekaligus tempat berkumpul keluarga.

2. Subjek 2: MY

MY menetap di dusun Sembungan sejak 4 tahun lalu semenjak menikah. Dusun Sembungan berada dekat dengan jalan utama, masuk ke dalam gang sekitar 200 meter langsung terdapat pemukiman penduduk. Akses jalan di dusun sembungan sebagian sudah di corblok, sebagian

masih berupa jalan tanah. Jalan corblok hanya menghubungkan antar dusun. Rumah MY berada di tengah-tengah dusun, dari jalan corblok masih masuk gang melewai jalan-jalan dari tanah. Rumah MY berdekatan dengan rumah tetangganya. Rumah MY tidaklah bagus. Rumah tersebut bangunan fisiknya masih berupa rumah dengan dinding bambu dan kayu, lantainya sudah di cor dengan semen dan atapnya dari genting. Rumah MY sudah terdapat kamar mandi meski sederhana. MY dan anaknya tinggal di rumah mertuanya meski suaminya tidak dirumah karena bekerja di Malaysia sejak beberapa tahun yang lalu dan untuk beberapa tahun kedepan. Meski demikian, MY tetap tinggal dirumah mertuanya dan hanya sesekali pulang ke rumah orang tuanya karena tidak tega meninggalkan mertuanya yang tinggal di rumah tanpa ada anak yang merawat.

3. Subjek 3: EL

Sama halnya dengan SM, EL juga tinggal di dusun Bogelan. Namun, rumah EL berada di tengah-tengah dusun. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain saling berdekatan. Rumah EL berada di tepi jalan corblok. EL dan suaminya tinggal bersama dirumah orang tua EL. Selain EL dan suaminya, dirumah orang tua EL juga tinggal kakak, kakak ipar, 2 orang ponakan EL yang masih kecil dan adik EL. Rumah EL sudah berupa bangunan dengan dinding dari bata dan sudah di cat, lantai berupa cor semen, dan atap yang sudah berbentuk genting. Namun untuk dapur, masih berdinding bambu dan berlantai tanah. Selain itu, untuk urusan MCK,

keluarga EL meggunakan kamar mandi umum atau menumpang di tempat tetangga karena di rumah EL tidak ada tempat MCK. Rumah EL tidak besar, hanya terdiri dari 1 ruang tamu yang disekat dengan ruang keluarga, 2 kamar tidur dan 1 dapur di belakang rumah. Bahkan orang tua EL hanya tidur di dapur dan adik EL tidur di ruang keluarga yang sempit.

4. Subjek 4: AH

AH tinggal di dusun Ngasinan. Dusun Ngasinan berada tepat di pinggir jalan utama. Namun untuk menuju rumah AH harus melewati gang dan jalan menanjak, sekitar 300 meter dari jalan utama. Rumah AH dekat dengan sungai irigasi dan berada di bawah tebing, sehingga ada ancaman tanah longsor. Jalan dekat dengan rumah AH belum di corblok dan masih berupa tanah, sehingga licin ketika turun hujan dan jalan menjadi basah. AH baru 9 tahun tinggal di dusun Ngasinan. AH tinggal di rumah mertuanya bersama istri dan anaknya. Rumah tersebut tidaklah besar meski bangunan fisiknya sudah cukup baik. Rumah AH terdiri dari beberapa ruang yaitu 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Meski dihuni 5 orang anggota keluarga, yang terdiri dari ayah dan ibu mertua AH, AH, istri dan anaknya, namun rumah tidak terasa sempit.

5. Subjek 5: GM

GM merupakan penduduk asli desa Kembanglimus. GM menetap di dusun Wonotigo. Untuk menuju desa Wonotigo, harus melewati desa Sembungan terlebih dahulu atau bisa melewati dusun Gombong. Sekitar 15 menit dari jalan utama dengan mengendarai kendaraan bermotor. Jalan menuju dusun Wonotigo menanjak, namun jalanan sudah baik karena sudah di corblok, sehingga perjalanan terasa lebih mudah. Rumah GM berada di tengah desa, rumahnya tepat di pinggir jalan tanjakan. Di sekitar rumah GM terdapat rumah penduduk lainnya karena antara rumah yang satu dengan yang lainnya saling berdekatan. Rumah GM hanyalah gubuk kecil berdinding anyaman bambu, berlantai tanah, dan beratap genting. Rumah tersebut terdiri dari 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi sederhana. Rumah tersebut merupakan rumah milik GM sendiri. GM tinggal bersama dengan istri dan anaknya.

6. Subjek 6: HR

HR tinggal di dusun Bumen. HR merupakan penduduk asli desa Kembanglimus. Dusun Bumen berada tepat di pinggir jalan utama, namun untuk menuju rumah HR harus melewati beberapa gang. Gang pertama tepat di pinggir jalan raya dan sudah diaspal, sekitar 200 meter, masuk ke dalam gang kecil dengan jalan corblok, perjalanan sekitar 200 meter. Rumah HR tepat berada di pinggir jalan corblok sehingga tidak ada

halaman di depan rumah HR, namun di samping rumah HR terdapat lapangan badminton yang sering digunakan warga dusun. Rumah HR berada di tengah dusun dan berdampingan dengan rumah orangtuanya. Bangunan fisik rumah HR sudah cukup baik, rumah HR sudah berdinding bata dan di cat, lantainya masih di cor semen tapi ditutup dengan karpet plastik khusus lantai dan beratap genteng, di dalam rumah HR terdapat beberapa ruang yaitu 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Rumah tersebut adalah rumah yang dibangun HR dan istrinya. Rumah tersebut dibangun HR sedikit demi sedikit sambil mengumpulkan biaya. Rumah tersebut hanya ditinggali HR dan istrinya karena mereka belum memiliki anak meskipun sudah lama membina rumah tangga.

Tabel 5. Karakteristik Subjek Penelitian

Nama SM MY EL AH GM HR

Usia 27 tahun 25 tahun 24 tahun 33 tahun 40 tahun 33 tahun

Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki

Pendidikan Terakhir SMK SMK SMP SMA SMP SMP

Pekerjaan Buruh Pabrik Baby Sitter Asisten Rumah

Tangga (ART) Karyawan Toko Operator Mesin Office Boy Penghasilan Rp. 650.000 Per bulan Rp. 350.000 Per bulan Rp. 400.000 Per bulan Rp. 800.000 Per bulan Rp. 800.000 Per bulan Rp. 750.000 Per bulan Pengeluaran Rp. 750.000 Per bulan Rp. 700.000 Per bulan Rp. 600.000 Per bulan Rp. 950.000 Per bulan Rp. 850.000 Per bulan Rp. 850.000 Per bulan Jumlah Anggota

Penyakit yang diderita Ada anggota keluarga yang sakit dengan usia kandungan 4 bulan) Tekanan darah rendah Gejala serangan jantung

Lama menetap 4 tahun 4 tahun Sejak lahir 9 tahun Sejak lahir Sejak lahir

Kegiatan sosial Kerja bakti, kegiatan di lingkungan, pernikahan, kematian. Kerja bakti, kegiatan di lingkungan, pernikahan, kematian. Kegiatan sosial di tempak kerja dan aktif dalam kegiatan

kepemudaan

Keagiatan keagamaan Mujadahan,

pengajian.

Mujadahan, pengajian.

yasinan, pengajian.

Tabel 6. Kategori Hasil Penelitian

No Aspek Tema Sub Tema Kode

Subyek

Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

1. Penerimaan Diri

Syukur Bisa bersyukur A.1.a V V V V V V

Alasan syukur Hidup tidak selamanya enak, pasti ada susahnya A.2.a V

Bisa bekerja dan makan sudah cukup A.2.b V

Cara bersyukur

Ucap syukur kepada Tuhan A.3.a V

Tidak mengeluh A.3.b V

Jalani hidup apa adanya A.3.c V

Tetap senang dan tidak bersedih A.3.d V

Menerima keadaan

Tidak sepenuhnya menerima: ada upaya untuk

keluar dari keadaan A.4.a V

Harus bisa menerima A.4.b V V V

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

sulit mencari pekerjaan

Kepasrahan kepada Tuhan: hidup berjalan sesuai

keadaan, Rejeki ditentukan Tuhan A.5.b V V

Sesal Tidak menyesal A.6.a V V V V V

Alasan tidak sesal

Sesal hanya menyakiti hati A.7.a V

Tuhan telah mengatur kehidupannya A.7.b V

Manusia sebaiknya berusaha dan berdoa A.7.c V

Cara pandang terhadap penerimaan keadaan hidup

Penerimaan terhadap keadaan hidup tergantung dengan cara pandang dan pola pikir masing-masing.

A.8.a V

masalah cukup atau tidak cukup itu relatif. Bila

bersyukur pasti cukup. A.8.b V

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

2. Penguasaan Lingkungan

Kesulitan hidup

Ada kesulitan hidup B.1.a V V V V V V

Masalah ekonomi: Sulit mencari uang, sulit

mencukupi kebutuhan B.1.b V V V V V

Sebab kesulitan hidup Masih karyawan kontrak sehingga dapat

diberhentikan kerja B.2.a V

Dampak kesulitan hidup

Makan seadanya B.3.a V

keharmonisan dalam keluarga terganggu B.3.b V

Kemampuan mengatasi

kesulitan hidup Dapat mengatasi B.4.a V V V V

Cara mengatasi kesulitan hidup

Bekerja B.5.a V V V V

Mengandalkan hasil panen B.5.b V

Pengendalian diri: Menekan keinginan membeli,

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

3. Hubungan Positif

Hubungan baik dengan orang

lain Punya hubungan baik C.1.a V V V V V V

Alasan hubungan baik Tetangga juga baik-baik C.2.a V

Cara menjalin hubungan baik

Menentukan sikap: gotong royong, tidak ada iri

dan dengki dengan orang lain C.3.a V V

Berinteraksi dengan orang lain C.3.b V

Mengikuti kegiatan yang ada: Kerja bakti,

Mendapat undangan bersedia datang C.3.c V

Kesulitan dalam menjalin hubungan baik

Ada kesulitan C.4.a V V V

Tidak ada kesulitan C.4.b V V V

Sebab kesulitan menjalin hubungan baik

Waktu yang terbatas karena bekerja C.5.a V

orang bermacam-macam: ada yang suka dan ada

yang tidak suka dengan kita C.5.b V

Cara mengatasi kesulitan dalam menjalin hubungan baik

Mendiamkan saja C.6.a V

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

maksud baiknya.

Menyadari bahwa setiap orang memiliki sifat masing-masing, ada yang baik juga yang sombong.

C.6.c V

Baik terhadap orang tersebut C.6.d V

berinteraksi dengan orang lain bila ada waktu senggang: Mengajak orang lain mengobrol, Mendatangi rumah orang lain bila ada waktu

C.6.e V

Menyikapi dengan arif orang yang tidak

menyukai dan membicarakan dibelakang C.6.f V

mengambil sisi positif dari permasalahan C.6.g V

Cara pandang terhadap orang lain

orang yang terpandang terkadang sombong, orang kadang ada yang baik hati, kadang sombong

C.7.a V

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

hubungan baik Tidak ada kesulitan C.8.b

Sebab kesulitan menjaga hubungan baik

sulit menjaga sikap C.9.a V

adanya selisih dan ketidakcocokan. C.9.b V

Cara mengatasi kesulitan dalam menjaga hubungan baik

Komunikasi dengan tidak menyakiti: menjaga

omongan, bicara baik-baik C.10.a V V V

berusaha memperbaiki diri C.10.b V

Cara menjaga hubungan baik

Bersikap baik dan menjaga tingkah laku terhadap

orang lain C.11.a V

menghargai orang lain C.11.b V

Cara pandang terhadap suatu hubungan baik

hubungan baik dapat terjaga bila orang saling membutuhkan dan saling menghargai pendapat dan masukan orang lain. Sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan

C.12.a V

Hubungan dapat terjalin ataupun terjaga

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

4. Tujuan Hidup

Tujuan yang dimiliki

Kesejahteraan keluarga: Dapat menyekolahkan anak , Membahagiakan keluarga, Membimbing keluarga dengan baik, Hidup tentram dalam keluarga

D.1.a

V V V

Kesejahteraan ekonomi: Hidup bahagia dan sejahtera, Mempunyai rumah sendiri, Hidup yang layak dan mapan

D.1.b V V V

Kehidupan bermasyarakat: Kehidupan dalam

masyarakat dapat berjalan sesuai harapan D.1.c V

Untuk diri sendiri: Mencapai kesuksesan, Dapat

memperbaiki perilaku diri sendiri D.1.d V V V

Cara mencapai tujuan hidup

Sikap mental kerja: kerja keras pantang

menyerah D.2.a V V V

Sikap mental keikhlasan: ikhlas dalam bekerja meskipun terasa berat akan dilakukan demi memenuhi kebutuhan

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

dengan punya usaha sendiri (membuka toko) D.2.c V

Instropeksi diri: Koreksi dan perbaiki diri D.2.d V V

Hambatan dalam mencapai tujuan hidup

Keterbatasan diri: Tidak bisa sendiri, Tenaga dan pikiran yang terbatas, kesulitan mengatasi beban hidup

D.3.a V V V

Keterbatasan ekonomi: Terbentur modal D.3.b V

Cara mengatasi hambatan dalam mencapai tujuan hidup

Mencari alternatif solusi lainnya D.4.a V

Pasrah kepada Tuhan D.4.b V

Minta pertimbangan kepada orang tua yang lebih

tahu D.4.c V

Menyerah dalam mencapai

Menyerah D.5.a V V

Tidak menyerah: realistis tergantung keadaan

diri D.5.b V V V V

Bentuk menyerah Malas bekerja D.6.a V

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki SM MY EL AH GM HR 5. Pertumbuhan Pribadi Perkembangan dan pertumbuhan pribadi Ada E.1.a V V V V V

Tidak Ada: belum ada kemajuan lagi E.1.b V

bentuk perkembangan dan pertumbuhan

Memiliki anak dan membiayai hidup anaknya E.2.a V

Sudah memiliki pekerjaan E.2.b V

ada kemajuan pada keadaan diri: memiliki rumah E.2.c V

PP. hambatan Pertumbuhan dan Perkembangan Pribadi

Kemampuan diri yang kurang berkembang E.3.a V

kurangnya relasi untuk bertukar pikiran agar

dapat melangkah maju E.3.c V

potensi diri

Tidak ada potensi dan kelebihan: tidak ada

kemajuan E.4.a V V V

Ada potensi dan kelebihan E.4.b V V

Bentuk potensi diri Kualitas mental: Tidak mudah putus asa dan

No Aspek Tema Sub Tema Kode Perempuan Laki-laki

SM MY EL AH GM HR

Kemampuan bidang tertentu: mampu belajar secara otodidak mengenai mesin meskipun tidak mengenyam pendidikan

E.5.b V

6. Otonomi

pengambilan keputusan

Mengambil keputusan sendiri E.1.a V V V V V V

Orang lain sebagai bahan pertimbangan dan

dibutuhkan bila keputusan berat/sulit E.1.b V V V V V V

Yakin dengan keputusan E.2.a V V V V V

pandangan terhadap keputusan

setiap keputusan ada resiko yang harus

ditanggung sendiri F.1.a V

keputusan yang diambil tanpa memikirkannya

terlebih dahulu akan membuat menyesal F.1.b V

Pertimbangan orang lain dibutuhkan karena

keputusan diri sendiri sering tidak sesuai F.1.c V

penyesalan dalam

E. Pembahasan

Pembahasan akan dijelaskan berdasarkan masing-masing aspek menurut konsep kesejahteraan psikologisyang dikembangkan oleh Ryff.

1. Penerimaan Diri

Penerimaan diri merupakan evaluasi positif pada diri dan diri masa lalu. Orang dinyatakan dapat menerima diri dengan baik apabila memiliki sikap positif terhadap diri, menerima kualitas diri yang buruk, merasa positif terhadap kehidupan masa lalu (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995). Penerimaan diri berarti bahwa menerima dan menyukai keadaan diri termasuk kelemahan maupun kekuatannya (Baumgardner dan Crothers,2009)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subjek penelitian mempunyai penerimaan diri. Penerimaan diri terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semua subjek penelitian tidak menyesal dengan keadaan hidupnya. Penyesalan bagi subjek hanya akan menyakiti hati (W2.P.MY). Menurut subjek Tuhan sudah mengatur kehidupan manusia, sebaiknya manusia berdoa dan berusaha (W4.L.AH). Alasan itulah yang mewakili para subjek untuk tidak menyesali keadaan hidupnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa para subjek merasa positif terhadap kehidupan masa lalu karena semua subjek dalam penelitian ini tidak menyesali keadaan hidup yang telah dijalaninya sesuai dengan kriteria orang yang memiliki penerimaan diri yang diungkapkan oleh Ryff bahwa orang dinyatakan dapat menerima

diri dengan baik apabila memiliki sikap positif positif terhadap kehidupan masa lalu (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995)

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar subjek merasa harus dapat menerima keadaan hidupnya, hanya ada salah satu subjek yang tidak dapat sepenuhnya menerima keadaan diri. Meski subjek tersebut menyadari adanya keterbatasan dalam dirinya, namun subjek tetap berusaha untuk keluar dari keadaan dan tidak pasrah begitu saja. Subjek menghayati penerimaan diri sebagai perjuangan untuk menjadi lebih baik.

Sebagian besar subjek dapat menerima keadaan hidup yang serba susah karena menyadari keterbatasannya dan memasrahkan keadaan tersebut kepada Tuhan karena bagi subjek rejeki sudah ditentukan oleh Tuhan (W6.L.HR) dan hidup sudah berjalan sesuai dengan keadaan (W5.L.GM ) sehingga keadaan tersebut dapat diterima dengan cara menikmati keadaan hidup (W6.L.HR).

Menurut teori yang dikembangkan oleh Ryff mengenai aspek penerimaan diri bahwa orang memiliki sikap positif terhadap diri dan menerima kualitas diri yang buruk merupakan orang yang menerima diri dengan baik (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995) ada dalam diri semua subjek penelitian. Semua subjek penelitian mampu menerima kualitas diri yang buruk. Para subjek menyadari keterbatasannya, namun subjek-subjek tersebut memiliki sikap positif dalam diri dengan tidak pasrah dan menunjukkan usahanya untuk keluar dari keadaan. Hal tersebut juga didukung oleh nilai spiritual subjek penelitian terhadap Tuhan. Seperti diungkapkan oleh Ritcher

(dalam Sumule, 2008) nilai spiritual dapat membuat sesorang menemukan makna kehidupan karena pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan

Dokumen terkait