• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengetahuan dengan perilaku .

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, diukur dengan menilai jawaban yang dikemukakan oleh responden dari

26 pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner. Pertanyaan yang diajukan dikelompokkan kedalam sepuluh aspek yang disebut indikator perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga.

Sepuluh indikator tersebut adalah pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian air susu ibu eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan, menimbang bayi dan balita, ketersediaan air bersih, penggunaan jamban sehat, perilaku mencuci tangan memakai sabun di air yang mengalir, pemberantasan jentik nyamuk di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah.

Pengetahuan responden mengenai perilaku hidup bersih dan sehat masih tergolong rendah. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil wawancara yang menunjukan bahwa dari sepuluh indikator perilaku hidup bersih dan sehat yang ditanyakan, sebagian besar responden belum menguasai dengan baik

pengetahuan yang diperlukan dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Aspek pengetahuan yang belum baik, disebabkan ibu-ibu yang pernah melakukan kunjungan ke posyandu di Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, masih memiliki motivasi yang rendah dalam meningkatkan pengetahuannya. Kesulitan dalam mendapatkan media belajar seperti buku, buklet, majalah, pamflet serta intensitas penyuluhan yang sangat rendah juga berpengaruh dalam komponen pendidikan ini.

Pada penelitian ini, setiap indikator diwakili oleh dua pertanyaan mengenai aspek indikator yang bersangkutan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pemberian air susu ibu eksklusif merupakan indikator yang memiliki komponen pengetahuan yang cukup, disebabkan oleh pengetahuan ibu-ibu terhadap pentingnya proses

27 persalinan oleh tenaga kesehatan dan pengetahuan akan pemberian air susu ibu eksklusif sangat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan kesehatan bayi dan balita agar terhindar dari berbagai macam penyakit melalui komunikasi informasi dan edukasi yang didapatkan setiap bulan di posyandu, poskesdes, pukesmas dan rumah sakit.

Pengetahuan yang berkaitan dengan menimbang bayi dan balita masih rendah, sehingga perlunya menimbang bayi dan balita setiap bulan di posyandu untuk mengetahui kesehatan dan berat badan yang ideal sesuai usia bayi, sehingga mempengaruhi kesadaran ibu-ibu dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balitanya untuk mengetahui kondisi kesehatannya yang didapatkan dari penyuluhan oleh tenaga kesehatan.

Pengetahuan yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih, penggunaan jamban sehat, perilaku mencuci tangan memakai sabun pada air

mengalir, pemberantasan jentik nyamuk di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, tidak merokok di dalam rumah belum sepenuhnya diketahui oleh ibu-ibu karena kurangnya sosialisasi. Pengetahuan akan ketersediaan sumber air bersih dan sehat masih rendah, sebagian besar ibu-ibu belum memiliki sumber air bersih sendiri, dikarenakan biaya pemasangan meteran yang besar dan pengurusan administrasi yang sangat sulit, sehingga sumber air bersih diperoleh dari sumur yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

Pengetahuan akan pentingnya penggunaan jamban sehat belum diketahui oleh responden, dan tidak mengetahui akibat yang terjadi apabila membuang hajat di sembarang tempat yaitu mendatangkan penyakit menular pada anggota keluarga. Perilaku mencuci tangan memakai sabun pada air yang mengalir, belum diketahui oleh ibu-ibu, dan akibat yang terjadi apabila tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui bayi,

28 sebelum dan sesudah memberi makan pada balita, sebelum dan sesudah menceboki bayi dan balita, serta sesudah memegang alat-alat rumah tangga yang kotor.

Pengetahuan mengenai pentingnya pemberantasan jentik nyamuk di rumah, belum diketahui sebagian besar ibi-ibu melalui program 3M yaitu menguras, menutup dan mengubur agar terhindar dari penyakit demam berdarah dengue, selain menggunakan obat nyamuk bakar dan obat nyamuk semprot.

Lingkungan rumah dan sekitarnya harus ditata dengan rapi, baik di luar dan di dalam rumah sehingga memenuhi syarat rumah yang sehat.

Pengetahuan mengenai makan buah dan sayur setiap hari, belum diketahui sebagian besar ibu-ibu melalui penyuluhan tentang gisi yang baik untuk keluarga. Makanan yang diutamakan adalah nasi putih dan ikan sesuai dengan potensi terbesar kawasan pesisir Desa Aeng Batu-Batu yaitu ikan, tanpa sayuran dan buah-buahan sebagai sumber protein

dan vitamin untuk kesehatan anggota keluarga. Melakukan aktifitas fisik setiap hari di rumah selalu dilakukan oleh ibu-ibu yang sebagian besar adalah mengurus rumah tangga.

Pengetahuan akan tidak merokok di dalam rumah masih rendah, karena ibu-ibu belum mengetahui akibat dari merokok di dalam rumah rumah dan merokok ketika berada bersama orang lain yang bukan perokok, terutama bayi, balita, dan anak-anak yang sangat rentan terhadap asap rokok yang mengakibatkan berbagai penyakit seperti paru, gangguan kehamilan dan janin , kanker mulut.

Pengukuran pengetahuan menurut Soekidjo Notoatmodjo, 2003, pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian. Pertanyaan mengenai sepuluh indikator yang telah diisi oleh responden adalah mengenai apa yang diketahui dan tidak diketahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

29 Hasil penelitian pada Tabel 14 menunjukkan bahwa , dari 63 responden, diperoleh 27 responden tidak tahu mengenai perilaku hidup bersih dan sehatterdapat51.9% tidak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dan 48.1%

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, sedangkan 36 responden tahu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, terdapat 75.0% tidak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dan 25.0%

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sesuai hasil analisis penelitian diatas menurut Surajiyo (2007) adalah pengetahuan non ilmiah yang diperoleh dengan menggunakan cara-cara yang tidak termasuk kategori metode ilmiah. Dari uraian diatas dapatlah dipahami dari rasa ingin mengetahui tentang obyek tertentu kemudian yang didapat dengan dan tanpa menggunakan metode ilmiah serta dirasakan melalui pengalaman indrawi, dimana 36 responden tahu perilaku hidup bersih dan sehat namun tidak

melaksanakandan 27 responden tidak tahu perilaku hidup bersih dan sehat tetapi melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangganya.

b. Sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Soekidjo Notoatmodjo,2003). Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian antara reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap derajat sosial.

Necomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu,

30 sebagai suatu penghayatan terhadap suatu obyek.

Tingkat sikap responden tergolong rendah, termasuk dalam kategori kurang setuju tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Sesuai dengan Engle, Blackwell dan Miniard (1994) yang menyatakan bahwa seseorang dapat saja mengambil keputusan tanpa mengetahui situasinya secara lengkap. Jahi (1993) juga berpendapat perubahan satu dimensi tidak harus selalu diikuti dimensi lainnya meskipun dimensi efek (pengetahuan, sikap dan tindakan) saling berhubungan, tetapi dimensi ini juga independen satu sama lain.

Tabel 15 menunjukkan bahwa, dari 63 responden terdiri dari 42 responden tidak setuju, terdapat 95.2% tidak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dan 4.8% melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, sedangkan 21 responden setuju, terdapat 4.8% tidak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dan 95.2%. Sesuai hasil analisis

penelitian di atas dengan teori Engle, Blackwell, dan Miniard (1994) yang menyatakan bahwa seseorang dapat saja mengambil keputusan tanpa mengetahui situasinya secara lengkap. Jahi (1993) juga berpendapat perubahan satu dimensi tidak harus diikuti dimensi lainnya, meskipun dimensi efek (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) saling berhubungan tetapi dimensi ini juga independen satu sama lain.

Komponen sikap dari responden, diukur dengan menilai jawaban dari pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh para responden yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang mereka jalani.

Komponen sikap responden secara keseluruhan termasuk dalam kategori kurang setuju dengan pertanyaan sepuluh indikator yang diajukan lewat kuesioner. Sikap dapat dilihat dari sejauh mana sikap seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya yaitu dapat positif atau negatif. Sikap dikatakan positif apabila

31 adanya hubungan nilai-nilai positif terhadap obyek sikap demikian pula sikap yang negatif. (Walgito, 1994: 121).

Pembentukan sikap seseorang tidak dilahirkan dengan sikap dan pandangannya, melainkan sikap tersebut terbentuk sepanjang perkembangannya. Di dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek yang dihadapinya.

Tingkat sikap positif responden tergolong tinggi, termasuk dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat . Nilai sikap yang baik ini, karena responden banyak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, walaupun responden belum mengetahui situasinya secara lengkap .

c. Tindakan dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

Tindakan merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak (Purwanto, 1999).

Tindakan dari responden dalam

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, diukur dengan menilai jawaban yang dikemukakan oleh responden dari pertanyaan yang diberikan atau secara langsung menilai penerapan sepuluh indikator perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan responden dalam tatanan kehidupan rumah tangganya.

Tindakan responden merupakan keputusan akhir yang ditetapkan setelah melalui suatu proses mental yang terjadi sejak mengetahui adanya suatu inovasi atau pengetahuan baru, sampai dengan waktu dimana mereka akan menerima atau menolak dan kemudian mengukuhkannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan oleh ibu-ibuyang memiliki balita tersebut, sebaiknya diperhatikan oleh pemerintah ndan instasi terkait, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Hasil penelitian pada Tabel 16, menunjukkan bahwa dari 63 responden, terdiri dari29 responden tidak bertindak yang terdiri dari 82.8% tidak

32 melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehatdan17.2% melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat sedangkan 34 responden bertindak terdiri dari 50.0%

tidak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dan 50.0% melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Menurut Skinner (1938), seorang ahli psikologis merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Sesuai hasil analisis penelitian diatas, ada 34 responden yang berperilaku tertutup (covert behavior) atau respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, tahu perilaku hidup bersih dan sehat tetapi tidak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan hidup rumah tangganya, dan ada 29 responden yang berperilaku terbuka (overt behavior) atau respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, tidak tahu perilaku hidup bersih dan sehat tetapi melaksanakan perilaku hidup bersih dan

sehat dalam tatanan hidup rumah tangganya.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah dilaksanakan oleh sebagian besar ibu-ibu. Namun masih ada keyakinan pemeriksaan kehamilan dan proses persalinan pada dukun beranak.

Faktor keyakinan dan kepercayaan yang dianut keluarga ibu-ibu yang hamil dan menyusui serta yang mempunyai bayi dan balita secara turun temurun bahwa memeriksa kehamilan dan proses persalinan ke dukun beranak lebih baik, karena mereka meyakini dukun beranak lebih praktis tanpa urusan administrasi dan biaya lebih murah namun tidak memikirkan resiko yang terjadi bagi ibu dan kandungannya serta bayinya.

Pemberian air susu ibu eksklusif melalui proses menyusui merupakan suatu interaksi antara ibu dan anak yang sangat baik, serta meningkatkan psikologis ibu dan bayinya. Dalam penelitian ini, sudah sebagian besar ibu-ibu menyusui melakukan pemberian air susu ibu

33 eksklusif hingga masa waktu 6 bulan.

Menimbang bayi dan balita setiap bulan di posyandu sudah dilakukan oleh semua ibu-ibu untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan dari bayi dan balita dan deteksi dini apabila terjadi gangguan kesehatan atau masalah gizi bagi bayi, balita dan ibunya.

Ketersediaan air bersih masih berada pada kisaran menerapkan sebagian saja. Hasil ini menunjukan bahwa ibu-ibu belum menyadari dengan baik, perlunya menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Ibu-ibu belum memahami manfaat menggunakan air bersih yaitu untuk terhindar dari gangguan penyakit diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit.

Pada penggunaan jamban sehat, sebagian ibu-ibu sudah memiliki jamban keluarga sendiri, namun belum memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu-ibu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan buang hajat pada tempatnya, banyak

penyakit berbasis lingkungan yang dapat dicegah, tentunya jamban yang memiliki syarat kesehatan yaitu jarak jamban dengan sumber air bersih lebih dari sepuluh meter, memakai jamban leher angsa, terdapat kran air bersih dan bak penampung air bersih, setiap hari harus dibersihkan dengan obat pembersih agar jamban tetap bersih dan bebas dari kuman penyakit.

Mencuci tangan memakai sabun pada air bersih yang mengalir belum dilakukan sebagian besar ibu-ibu. Mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air bersih dan memutuskan rantai kuman. Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi, saat tidak dicuci dengan air bersih dan sabun dapat memindahkan bakteri, virus dan parasit pada orang lain yangb tidak sadar, bahwa dirinya sedang ditularkan penyakit.

34 Penyakit yang bisa ditimbulkan adalah diare, kolera, dysentri, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut bahkan flu burung dan lainnya.

Pemberantasan jentik nyamuk di rumah, menunjukan nilai yang sama dengan penggunaan sabun dan air bersih untuk mencuci tangan. Pemberantasan nyamuk sebaiknya dilakukan serentak seminggun sekali agar terhindar dari penyakit seperti demam berdarah dengue, demam berdarah chikungunya, malaria, filariasis. Pemberantaan sarang nyamuk merupakan kegiatan pemberantasan telur, jentik, kepompong nyamuk dan tempat perkembangbiakannya. Pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan dengan cara 3M plus yaitu menguras bak air, menutup tempat penampungan air dan mengubur benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk.

Perilaku makan sayur dan buah setiap hari, belum dilakukan semua ibu-ibu karena makanan utama yang lebih penting

adalah sepiring nasi ditambah ikan, tanpa asupan protein dan vitamin yang harus dibutuhkan oleh anggota keluarga yang bermanfaat untuk proses pemeliharaan dan penggantian sel-sel yang rusak.

Kandungan vitamin C bermanfaat meningkatkan daya tahan tubuh, membantu penyerapan zat besi dalam tubuh, dan mencegah gangguan anemia.

Melakukan aktifitas fisik setiap hari telah dilakukan oleh ibu-ibu, karena sebagian responden melakukan aktifitas fisik setiap hari dalam menjalankan pekerjaan di rumah tangganya.

Perilaku yang merupakan indikator terakhir adalah tidak merokok di dalam rumah. Masih terdapat laki-laki dewasa sebagai perokok aktif. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi,

35 impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

d. Perilaku hidup bersih dan sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat berkaitan dengan penerapan sepuluh indikator tersebut adalah pertolongan persalinan oeh tenaga kesehatan, pemberian air susu ibu eksklusif, menimbang bayi dan balita, ketersediaan air bersih, penggunaan jamban sehat, perilaku mencuci tangan memakai sabun pada air yang mengalir, pemberantasan jentik nyamuk di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Tingkat penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, pada tatanan rumah tangga dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada perilaku responden yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan.

Hasil penelitian pada Tabel 15 menunjukkan bahwa, sikap yang paling berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan nilai p (0.000<0.05) dan

skor 50.428 dan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa tindakan yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dengan nilai p (0.007<0.05) dan skor 7.39

36 KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan pengetahuan responden dengan perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

2. Ada hubungan sikap responden dengan perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

3. Ada hubungan tindakan responden dengan perilaku hidup bersih dan sehatdi Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

4. Sikap yang paling berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehatdi Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

Saran

1. Dalam upaya meningkatkan pengetahuan responden selain melalui penyuluhan massa di posyandu, dapat pula berupa pembagian leaflet, pamflet, brosur, spanduk, baliho dan pemutaran film tentang pencegahan, penatalaksanaan dan faktor resiko yang terjadi apabila tidak melaksanakanan sepuluh indikator

perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

2. Dianjurkan kepada warga, agar tetap selalu memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan kebersihan rumah, agar tercipta kesehatan lingkungan yang saling mendukung di

37 Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

3. Perlu ditingkatkan kembali tindakan berperilaku hidup bersih dan sehat pada warga, agar tetap berkunjung ke puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, untuk mendapatkan sosialisasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan balitanya, sehingga dapat tercipta perilaku hidup bersih dan sehat di Desa

Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

4. Diharapkan kepadawarga, agar lebih aktif dalam mengikuti penyuluhan dengan cara bertanya apabia tidak mengetahui materi penyuluhan yang diberikan, sehingga dapat memperbaikinya dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Aeng Batu-Batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

38 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. 2003.

Departemen Kesehatan, 2006, Lakukan Gaya Hidup Sehat Mulai Sekarang, Pusat Promosi Kesehatan.

Departemen Kesehatan, 2009, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Pusat Promosi Kesehatan.

Dinas Kesehatan Propinsi Kesehatan Sulawesi Selatan, 2009, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Dinas Kesehatan Propinsi Kesehatan Sulawesi Selatan, 2015, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

M. Toha, Ridwan. 2006. Pusat Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Nasution Edwin, M. 2007. Proses Penelitian Kuantitatif. Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia.

Ngatimin Rusli. 2005. Sari dan Aplikasinya Ilmu Perilaku Kesehatan, Yayasan PK-3 Makassar.

Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

________, 2003a. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

________, 2003b. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

________, 2005. Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

________, 2006. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam, (2003) Konsep dan Rancangan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

PPs UIT Makassar. 2008.

PedomanPenyusunan Tesis dan Disertasi Program Pascasarjana UIT Makassar.

Sangirimbun., Masri, dan Effendi: 1995.

Metode Penelitian Survei.

Jakarta: Pustaka LP3ES.

Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10:

Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Sastroasmoro., Sudigdo dan Sofyan Ismail S. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Jakarta:

Sagung Seto.

Dokumen terkait