• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Variabel Interaksi Pemda dengan Pelaku Usaha dan Pertumbuhan Ekonomi dengan PDRB per Kapita Kabupaten dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Keterkaitan Variabel-Variabel Tata Kelola Ekonomi Daerah dengan PDRB per Kapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota d

5.2.3. Hubungan Variabel Interaksi Pemda dengan Pelaku Usaha dan Pertumbuhan Ekonomi dengan PDRB per Kapita Kabupaten dan

Kota di Jawa Tengah

Pada indikator interaksi pemda dengan pelaku usaha, variabel-variabel yang dianalisis memiliki skala nominal dan skala ordinal. Skala nominal dimiliki oleh variabel keberadaan forum komunikasi pemda dengan pelaku usaha (Q48). Variabel tingkat pemecahan permasalahan oleh pemda (Q49R1-R3), tingkat dukungan pemda terhadap pelaku usaha (Q50R1-R5), tingkat kebijakan pemda yang mendorong iklim investasi (Q51), tingkat kebijakan non diskriminatif pemda (Q52), pengaruh kebijakan pemda terhadap pengeluaran usaha (Q53R1), tingkat

Q43R3 PD R BK A P 3 2 35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0 Boxplot of PDRBKAP vs Q43R3

Proses peizinan usaha bebas dari KKN 2 = Tidak Setuju

kepastian hukum terkait dunia uasaha (Q53R2) dan tingkat hambatan interaksi pemda dengan pelaku usaha (Q55) memiliki skala ordinal.

Tabel 13 Korelasi Pearson PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi dengan persentase perusahaan yang mengetahui adanya forum komunikasi

Correlations Q48 L_PDRBKAP Pearson Correlation 0,26 Sig. (2-tailed) 0,13 PE Pearson Correlation 0,30 Sig. (2-tailed) 0,08* *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed). Sumber: Data Olah

Sumber: Data Olah

Gambar 19 Hubungan pertumbuhan ekonomi dengan persentase perusahaan yang mengetahui keberadaan forum komunikasi.

Hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa variabel persentase keberadaan forum berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi. Grafik

scatter plot pun semakin mejelaskan bahwa semakin banyak perusahaan yang mengetahui adanya forum komunikasi, pertumbuhan ekonomi semakin tinggi. Keberadaan forum komunikasi sebagai forum yang dapat mengkoordinasikan anatara pemerintah daerah dengan para pelaku usaha sangat penting bagi dunia

Q48 PE 50 40 30 20 10 0 6.5 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5

usaha. Dengan adanya forum ini, dapat terjadi pola hubungan yang konstruktif dan sinergis antara pemda dengan pelaku usaha. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha dapat disampaikan dalam forum tersebut untuk didiskusikan dan dicari solusi bersama. Oleh karena itu, dengan adanya forum komunikasi ini dapat membantu kinerja perusahaan sehingga perekonomian meningkat.

Tabel 14 Korelasi Spearman PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi dengan variabel interaksi pemda dengan pelaku usaha

Correlations PDRBKAP PE PDRBKAP PE Q49R1 Coef 0,13 -0,22 Q50R5 Coef 0,32 -0,09 Sig. 0,47 0,20 Sig. 0,06* 0,61 Q49R2 Coef 0,03 -0,02 Q51 Coef -0,05 0,01 Sig. 0,88 0,90 Sig. 0,78 0,96 Q49R3 Coef 0,36 -0,21 Q52 Coef 0,09 -0,06 Sig. 0,03** 0,23 Sig. 0,62 0,71 Q50R1 Coef 0,03 -0,20 Q53R1 Coef 0,15 -0,15 Sig. 0,84 0,24 Sig. 0,38 0,38 Q50R2 Coef 0,034 0,36 Q53R2 Coef 0,15 -0,15 Sig. 0,88 0,03** Sig. 0,38 0,38 Q50R3 Coef 0,11 0,39 Q55 Coef -0,11 -0,11 Sig. 0,53 0,02** Sig. 0,54 0,27 Q50R4 Coef 0,15 -0,15 Sig. 0,38 0,38

**. Korelasi signifikan pada tingkat 0.05 (2-tailed). *. Korelasi signifikan pada tingkat 0.1 (2-tailed). Sumber: Data Olah

Berdasarkan uji korelasi Spearman, variabel yang signifikan pada tingkat 5 persen dan 10 persen berhubungan dengan PDRB per kapita adalah variabel tingkat pemecahan permasalahan oleh instansi pemda dimana pemda selalu menindaklanjuti langkah-langkah masalah yang telah ditentukan Kepala Daerah (Q43R3) dan dukungan pemda terhadap pelaku usaha melalui penyediaan fasilitas (Q50R5). Pada Gambar 20, terlihat bahwa kabupaten dimana instansi pemda

selalu menindaklanjuti langkah-langkah pemecahan masalah yang ditentukan oleh Kepala Daerah memiliki nilai tengah PDRB per kapita yang lebih tinggi dari pada kabupaten yang instansi pemda-nya tidak selalu menindaklanjuti pemecahan masalah usaha. Begitu pula pada Gambar 21, pemda kabupaten yang memberikan fasilitas yang mendukung dunia usaha memiliki median PDRB per kapita yang lebih tinggi dari pemda kabupaten yang tidak memberikan fasilitas yang mendukung dunia usaha.

Sumber: Data Olahan

Gambar 20 Boxplot instansi pemda menindaklanjuti pemecahan masalah yang ditentukan oleh kepala daerah dengan PDRB per kapita.

Q49R3 P D R B K A P 3 2 35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0

Instansi Pemda menindaklanjuti pemecahan masalah yg ditentukan Bupati 2 = Tidak Setuju

Sumber: Data Olahan

Gambar 21 Boxplot dukungan pemda melalui penyedian fasilitas yang mendukung dunia usaha dengan PDRB pe kapita.

Dari uji korelasi Spearman maupun boxplot dapat diduga bahwa ketika instansi pemda selalu menindaklanjuti langkah-langkah pemecahan masalah yang ditentukan oleh Kepala Daerah, maka PDRB per kapita tinggi. Dalam hal ini, bukan hanya kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Daerah yang berperan dalam dunia usaha, melainkan tindak lanjut dari instansi pemda mempunyai peran yang sangat penting dalam pemecahan permasalahan di dunia usaha. Kebijakan yang telah dibuat oleh Kepala Daerah namun tidak ditindaklanjuti oleh instansi pemda yang terkait merupakan kebijakan di atas kertas saja. Kebijakan tersebut akan tepat manfaat apabila ada tindak lanjut yang tepat dari instansi pemda yang terkait. Tindak lanjut instansi pemda dalam pemecahan masalah di dunia usaha sangat membantu perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat bekerja dengan lebih baik. Dengan demikian, akan peningkatkan perekonomian.

Selain itu, pemberian fasilitas yang dapat mendukung perkembangan dunia usaha berpengaruh positif dengan koefisien korelasi 0,32. Hal tersebut dapat mendukung hipotesis awal bahwa semakin banyak pemberian fasilitas dari pemda

Q50R5 P D R B K A P 3 2 35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0

Pemda memberikan fasilitas yang mendukung usaha 2 = Tidak Setuju

yang mendukung dunia usaha, maka akan menyebabkan PDRB per kapita meningkat. Ketentuan mengenai fasilitas dukungan terhadap dunia usaha diatur di dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, sebagaimana telah dilakukan dua kali perubahan, yaitu melalui Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, dan perubahan kedua melalui Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Menurut peraturan presiden tersebut, terdapat tiga fasilitas kunci yang telah disediakan, yaitu: (i) Dana Tanah (the Land Funds) merupakan dana yang dialokasikan untuk membantu investor dalam pembiayaan pengadaan tanah dan untuk mengatasi masalah ketidakpastian harga tanah., (ii) Pembiayaan Infrastruktur (the Infrastructure Fund), (iii) Dana Penjaminan (the Guarantee Fund). Ketiga fasilitas tersebut telah berdiri dan beroperasi secara penuh dalam mendukung program Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Oleh karena itu, semakin banyak pemberian fasilitas yang mendukung dunia usaha, maka akan membantu kinerja perusahaan sehingga perusahaan bekerja dengan lebih efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat daerah.

Sumber: Data Olahan

Gambar 22 Boxplot instansi pemda melakukan konsultasi publik ketika akan membuat kebijakan yang terkait dunia usaha dengan PDRB pertumbuhan ekonomi.

Sumber: Data Olahan

Gambar 23 Boxplot instansi pemda mengadakan pertemuan untuk membicarakan permasalahan yang dihadapi dunia usaha dengan PDRB pertumbuhan ekonomi.

Dari hasil uji korelasi Spearman juga dapat diketahui bahwa variabel yang berhubungan signifikan positif dengan pertumbuhan ekonomi adalah instansi pemda melakukan konsultasi publik dengan pelaku usaha jika akan membuat kebijakan publik menyangkut kepentingan pelaku usaha dan instansi pemda

Q50R2 PE 3 2 6.5 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5

pemda melakukan konsultasi publik jika membuat kebijakan 2 = tidak setuju 3 = setuju Q50R3 PE 3 2 6.5 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5

Pemda mengadakan pertemuan untuk membicarakan permalahan usaha 2 = tidak setuju

membicarakan permasalahan pelaku usaha. Adanya pertemuan antara pemda dengan pelaku usaha untuk membicarakan berbagai permasalahan pelaku usaha sehingga pemda dapat membuat kebijakan yang tepat terkait dunia usaha. Adanya konsultasi antara pemda dengan dunia usaha serta kebijakan yang tepat terkait dunia usaha tentu sangat membantu kinerja perusahaan. Oleh karena itu output

perusahaan akan meningkat dan perekonomian pun akan meningkat.

Dari grafik boxplot pun demikian. Kabupaten/kota dimana pemda melakukan konsultasi publik ketika akan membuat kebijakan yang terkait dunia usaha memiliki median pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi yaitu 5,2 persen. Median pertumbuhan ekonomi dimana pemda kabupaten/kota tidak melakukan konsultasi publik sebelum mebuat kebijakan yaitu sebesar 4,8 persen.

5.2.4. Hubungan Variabel Program Pengembangan Usaha Swasta (PPUS)