• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Hubungan Inflasi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

Salah satu faktor penyebab pengangguran adalah inflasi, Inflasi merupakan kenaikan harga-harga secara umum. Jenis inflasi menurut sebab terjadinya terdiri dari Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation.

Menurut (Nopirin, 2010) demand pull inflation adalah inflasi yang bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Ketika kondisi hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping kenaikan harga dapat juga menaikkan hasil produksi (output). Namun apabila kondisi pada kesempatan kerja penuh (full-employment) telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanya akan menaikkan harga saja (inflasi murni). Menurut (Nopirin, 2010) cost Push Inflation pada dasarnya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan reseri. Cost Push Inflation ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.

Secara teoritis, terdapat hubungan antara pengangguran dan inflasi, yaitu tingkat inflasi yang terjadi setiap tahun akan menambah tingkat pengangguran yang tinggi, dan akan berpengaruh terhadap taraf dan kesejahteraan hidup masyarakat. Bagi daerah yang perekonomiannya baik, tentu tingkat inflasi daerah tersebut rendah, namun ada juga yang mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi, yang disebut hiper inflasi (hyperinflation).

Jika suatu daerah mengalami hiperinflasi, bisa dipastikan jumlah pengangguran di daerah tersebut akan bertambah secara drastis, karena dengan kenaikan harga-harga di semua sektor, maka perusahaan-perusahaan juga akan mengambil kebijakan dengan mengurangi tenaga kerja. Akibatnya angka pengangguran yang tinggi tidak dapat dihindari dan perekonomian mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan dengan teori ada keterkaitan positif sebab saat muncul inflasi jadi muncul peningkatan harga – harga secara umum dan ini membuat biaya naiknya biaya produksi dan dampak tersebut bisa membuat pengaruh kepada jumlah pengangguran terbuka sebab lowongan kerja yang bisa terbatas.

b. Hubungan Upah Minimum Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Selain inflasi, upah minimum juga menjadi salah satu penyebab peningkatan dan penurunan pengangguran terbuka. Adapun hubungan antara upah minimum dengan tingkat pengangguran adalah semakin tinggi besaran upah yang ditetapkan oleh pemerintah maka hal tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang bekerja pada negara tersebut (Hotchkiss &

Kaufman, 1999). Selain itu, (Mankiw, 2000) juga mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi adanya pengangguran adalah kekakuan upah (wage rigidity) atau gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Penetapan upah minimum yang lebih rendah mendorong perusahaan menggunakan lebih banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Keynes

menulis dalam “The General Theory” bahwa kenaikan dalam kesempatan kerja hanya bisa terjadi bila tingkat upah turun (Mankiw, 2000, p. 343).

Munculnya peningkatan upah minimum mengakibatkan penurunan biaya produksi. Penurunan biaya produksi inilah yang mengakibatkan meningkatnya pengangguran karena terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran atas barang dan jasa.

Hubungan upah yang berpengaruh terhadap tingkat pengangguran yaitu tenaga kerja yang menetapkan tingkat upah minimumnya pada tingkat upah tertentu, jika seluruh upah yang ditawarkan besarnya di bawah tingkat upah tersebut, seseorang akan menolak menerima upah tersebut dan tidak menerima pekerjaan yang ditawarkan, dengan akibatnya menyebabkan pengangguran. Jika upah yang ditetapkan pada suatu daerah lebih rendah dan pada tingkat upah minimalnya, maka akan berakibat pada meningkatnya jumlah pengangguran yang terjadi pada daerah tersebut. Kondisi tersebut akan menyebabkan terjadinya peningkatan pengangguran. (Mulyadi, 2003) menjelaskan para pekerja memiliki semacam serikat tenaga kerja (Labor union) yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Kalaupun tingkat upah diturunkan (tetapi kemungkinan ini dinilai kecil sekali), tingkat pendapatan masyarakat tersebut dapat menyebabkan jumlah permintaan akan turun. Turunnya pendapatan sebagai anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan berkurang.

c. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Perusahaan akan membutuhkan lebih banyak pekerja ketika produksi meningkat sehingga kesempatan kerja juga akan meningkat dan pengangguran akan terserap.

Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi mempengaruhi tingkat pengangguran di suatu daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi di suatu daerah maka akan semakin tinggi pula kesempatan berkembang bagi perusahaan dan penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat daerah tertentu.

Di samping itu pertumbuhan ekonomi melalui PDRB yang meningkat, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja di wilayah tersebut, karena dengan kenaikan PDRB kemungkinan dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penurunan PDRB suatu daerah dapat dikaitkan dengan tingginya jumlah pengangguran pada daerah tersebut.

Angka pengangguran yang rendah dapat mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang baik.

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran dapat dijelaskan dengan hukum Okun (Okun’s law), diambil dari nama Arthur

Okun, ekonom yang pertama kali mempelajarinya. Yang menyatakan adanya pengaruh empiris antara pengangguran dengan output dalam siklus bisnis.

Hasil studi empirisnya menunjukan bahwa penambahan 1 (satu) point pengangguran akan mengurangi GDP (Gross Domestic Product) sebesar 2 persen. Ini berarti terdapat pengaruh yangnegatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran dan juga sebaliknya pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi. Penurunan pengangguran memperlihatkan ketidak merataan. Pengangguran Berhubungan juga dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan investasi, sedangkan investasi didapat dari akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional, maka semakin besarlah harapan untuk pembukaan kapasitas produksi baru yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru.

Dokumen terkait