Adaptasi pernapasan pascanatal
Garnbar 1.3.4 Diagram yang menggambarkan perubahan volume udara paru pada
1.3.2.2 Hubungan ventilasi-perfusi Konsep dasar
Uncuk pertukaran yang efisien, ventilasi (aliran gas) dan (aliran
darah)
di
dalarn paru harus seimbang. Situasi ideal ini dapat tercapai jika seluruh alveolus memperoleh ventilasi yang sama dengan komposisi gas dan tekanan yang pula,seluruh kapiler paru di alveolus mendapatkan darah dengan ang
sama. Sayangnya, ini tidak mungkin tercapai karena ventilasi dan perfusi cidak pernah seragam di seluruh paru.
Tekanan parsial oksigen
di
menentukan jumlah oksigen yangdipindahkan ke dalam darah. Dua faktor yang mempengaruhi tekanan parsial oksigen di adalah sebagai berikut: 1) besarnya ventilasi (yaitu penambahan oksigen ke dalam
,
dan 2) perfusi darah datam kapiler paru (yaitu pemindahan oksigen alveolus darah). Rasio antara ventilasi dan menenrukan konsentrasi oksigen di dalam komparremen alveolus.Rasio ventilasi-perfusi
Rasio ventilasi-perfusi adalah perbandingan antara ventilasi alveolar semenit (V,) d a n aliran darah paru biasanya adalah Vmenit, sedangkan Q biasanya adalah
Maka, rasio normalnya adalah sebagai
ini merupakan nilai rata-rata untuk paru. Pada kenyataannya, terdapat perbedaan rasio tara bagian apeks paru dan bagian basal paru. ,
Pi rau kanan-ke-kiri (right-to-left shunt)
Pirau kanan-ke-kiri rerjadi sirkulasi paru proses ventilasi dengan
paru secara komplit (rnisalnya pada cransposisi darah
atau dengan perfusi pada daerah paru yang tidak
Darah yang pernirauan (shunted) tidak dapat oksigen dan tidak
dapat karbondioksida dengan baik. Oleh karena icu, dan
dengan darah vena. Apabila darah ini bercampur dengan sirkulasi maka sebagai admixture vena.
Pirau kanan-ke-kiri menyebabkan penurunan PO,. tetapi normal. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Admixture vena mempunyai dan
tinggi, yang akan menyebabkan penurunan dan peningkatan arteri.
Peningkatan darah menyebabkan vencilasi sehingga
PCO,
di area paruyang ventilasinya baik akan Penurunan alveolus ini akan
darah kembali ke nilai normal. Namun, peningkatan ventilasi tidak akan ke nilai normal karena hemoglobin di area paru yang ventilasinya
baik sudah (sesuai kurva disosiasi
.
Akibatnya, peningkatan vencilasi hanya sedikit meningkatkan dan cidak cukup
untuk ke nilai normal.
Variasi regional
dan
perfusiBesarnya ventilasi d a n perfusi semakin meningkat ke basal paru akibac h Karena darah memiliki as yang lebih besar daripada udara, efek gravicasi terhadap perfusi lebih besar daripada terhadap ventilasi. Hal ini menyebabkan
variasi regional rasio ventilasi-perfusi di bagian apeks (rasionya tinggi) dan basal paru (rasionya
Variasi regional ini terjadi karena posisi paru yang tegak pada saat
berdiri. Pada posisi berbaring, area posterior paru memililki rasio yang sedangkan area anterior mempunyai rasio yang tinggi. Pengaruh perbedaan rasio ventilasi-perfusi terhadap kadar karbondioksida dan oksigen di darah
dijelaskan di bawah ini (Gambar
1.3.7).
. ,B
low ventilation removed due lo
venlilotion
lung apex lung
high low
= =
Gambar 1.3.7 dan pada bagian basal paru (A) dan paru
A, Turley A. Perfusion and gas transport. A. A, crash respiratory London, Limited,
(pada bagian basal paru) 1. Pengaruh terhadap konsen trasi karbondioksida
Karbondioksida dari darah ke alveolus, karena vencilasinya
tidak dapat dibuang dengan Akibatnya, menumpu k di
hingga tercapai nilai yang tinggi dan te Difusi hanya akan
. te sampai tercapai keseimbangan antara dan Jika tida k
terjadi, akan meningkat dengan cepat sampai sama dengan
sehingga difusi tidak dapat terjadi 2. Pengaruh terhadap konsentrasi oksigen
Oksigen berdifusi dari alveolus ke tetapi karena ventilasinya oksigen
diambil dan kemudian dimetabolisme oleh darah tidak sepenuhnya oleh yang memasuki paru. Oksigen
di
alveolus akan berkurang konsenrrasinyatercapai nilai dan Difusi terus berlangsung
keseimbangan juga menjadi
Rasio apeks paru)
terhadap karbondioksida
berdifusi dari darah hampir dibuang; karbondioksida
di alveolus berkurang hingga tercapai nilai yang lebih
dan te Difusi terus berlangsung sampai tercapai
sehingga juga menjadi
2.
terhadap konsentrasi oksigenOksigen yang berdifusi alveolus hanya diambil dalam jumlah sedikit oleh karena aliran darah. Di sisi lain, oksigen terus
setiap bernapas. Oleh karena itu, oksigen cenderung terakumulasi
di
alveolus tercapai konsentrasi yang tetap. Difusi terjadi sampai keseimbangan dan menjadi lebih tinggi.
Pengaru h ketidakseimbangan rasio ventilasi-perfusi terhadap pertukaran
dijelaskan bahwa terdapac variasi regional rasio paru. Adanya ketidakseimbangan rasio ventilasi-perfusi paru ini menyebabkan
fungsi pertukaran gas (pengambilan
0,
dan pembuangan Jikapada posisi tegak (posisi paru dengan sumbu horisontal).
di
bagian apeks tinggi daripada di bagian basal paru. Karena gaya sebagian besar darah akan mengalir ke bagian basal paru yang
I
sehingga
PO,
arteri menjadi pula. lebih tinggi di basal paru dii
apeks paru karena alveolus di basal juga tinggi. Sebaliknya, gas-gas ekspirasi di apeks dan basal paru lebih seragam karena variasi ventilasi yang
terlalu besar jika dengan perfusi.
rasio ventilasi-perfusi
Distribusi rasio ventilasi-perfusi pada pasien dengan paru dapat dinilai dengan
beberapa gas inert ang berbeda-beds
vena perifer, kemudian dilakukan pengukuran konsentrasi gas-gas di arteri dan di udara ekspirasi. Teknik pemeriksaan ini terlalu sehingga tidak dijelaskan sini.
Hasil pengukurannya kernudian terhadap ventilasi- perfusi
(Garnbar
1.3.8 A).
Gambar 1.3.8 A menunjukkan hasil pemeriksaan rasio ventilasi-perfusi pada orang normal. Perhatikan bahwa rasio ventilasi-perfusi besar pada
sekitar itu dapat dilihat bahwa tidak ada aliran darah tidak memperoleh ventilasi
Pada pasien dengan dis tribusi rasio ventilasi-perfusi ini
berbeda. Contohnya pada pasien dengan bronkitis dan
B).
Perhatikan bahwa sebagian besar rasio berada nilai
normal, cukup aliran darah yang area
perfusi yang dari
penurunan arteri. terjadi pada
ventilasi-perfusi sampai dengan 10. Namun, area, paru rasio ventilasi-perfusi .
yang tinggi ini tidak
k
ini .arteri, arteri normal. dapat
. . .
Rasio