• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Negara dan Proklamasi

Logemann memberikan definisi tentang negara, yang dinyatakan bahwa “Negara adalah sesuatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan suatu masyarakat”.95

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah sumber bagi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Proklamasi Kemerdekaan itu telah mewujudkan NKRI dari Sabang sampai Merauke. Negara yang diproklamasikan kemerdekaannya hanyalah alat untuk mencapai cita-cita bangsa dan tujuan negara, yakni membentuk masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila.

Ibid, hal. 104

Pengertian Proklamasi pada garis besarnya, adalah : a. Lahirnya Negara Republik Indonesia;

b. Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan, setelah berjuang berpuluh-puluh tahun;

c. Titik tolak pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat.96

Unsur-unsur negara, suatu negara dalam bentuk lahirnya akan menempatkan dirinya sebagai :

1. Daerah atau wilayah;

2. Masyarakat; dan 3. Penguasa tertinggi.

Unsur-unsur diatas kalau kita kaitkan dengan negara Indonesia, maka terlihat :

1. Daerah Negara Republik Indonesia a. Daratan teritorial

b. Laut teritorial c. Udara teritorial 2. Masyarakat

a. Warga Negara Republik Indonesia b. Penduduk Negara Republik Indonesia c. Hak-hak dan kebebasan dasar manusia 3. Penguasaan Negara Republik Indonesia

a. Kekuasaan perundang-undangan b. Kekuasaan pelaksanaan

c. Kekuasaan kehakiman97

Daerah atau wilayah Indonesia, meliputi darat, laut dan udara. Daratan yaitu seluruh daerah bekas Hindia Belanda termasuk Irian Barat. Lautan Indonesia menurut Pengumuman Pemerintah pada tanggal 13 Desember 1957 oleh kabinet Karya (Perdana Menteri Ir. Djuanda), wilayah perairan Negara Indonesia, adalah “segala perairan sekitar diantara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia

96 Ibid, hal. 47 Ibid, hal. 48

dengan tidak memandang daratan Negara Indonesia dan dengan demikian bagian dari perairan luas atau lebarnya adalah bagian yang wajar daripada perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia”, yang selanjutnya maklumat ini disebut dengan “Wawasan Nusantara”

(UU No. 4 tahun 1960 tertanggal 6 Februari 1960 LN No. 22 tahun 1960). Pengukuran batas laut teritorial diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik-titik ujung terluar pada pulau-pulau Negara Indonesia. Zone Ekonomi Eksklusif sejauh 200 mil. Ruang udara teritorial kita adalah ruangan udara di atas tanah dan laut berdasarkan Traktat Paris tahun 1919, yaitu udara di adat teritorial negara adalah termasuk teritorial negara yang bersangkutan.

Masyarakat suatu negara adalah mereka yang bersama-sama menjadi anggota suatu organisasi sosial yang disebut negara. Setiap negara, menurut hukum internasional berhak untuk menetapkan sendiri tentang warga negaranya.

Berdasarkan pasal 26 UUD 1945, menyebutkan :

1. Yang menjadi Warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara;

2. Penduduk adalah warga negara dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia;

3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan UU.

Penduduk Indonesia, terdiri dari Warga Negara dan bukan warga negara atau orang asing.

Asas kewarganegaraan ada 2, yaitu :

1. Asas keturunan (Ius Sanguinis), yang kewarganegaraan ditentukan dari pertalian/keturunan dari yang bersangkutan, dan

2. Asas tempat kelahiran (ius soli), yaitu kewarganegaraan ditentukan dari daerah/negara tempat dilahirkan.

Dua stelsel dalam menentukan kewarganegaraan :

1. Stelsel aktif : orang harus menentukan tindakan-tindakan hukum tertentu untuk menjadi warga negara, yang menimbulkan Hak Opsi (hak memilih);

2. Stelsel pasif : orang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan tindakan hukum, yang melahirkan Hak Repudiasi (hak menolak).

Mendasarkan pada asas-asas kewarganegaraan tersebut, maka dapat terjadi Dwi Kewarganegaraan atau kehilangan kewarganegaraan :

1. A-patride : adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan,

2. Bi-patride : seorang penduduk yang mempunyai 2 macam kewarganegaraan sekaligus (dwikewarganegaraan).

Seseorang yang ingin menjadi kewarganegaraan baru dengan catatan harus melepaskan kewarganegaraan lama, dapat dilakukan melalui pewarganegaraan (naturalisasi), dengan harus memenuhi ketentuan pasal 9 UU No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan.

Sistem Pemerintahan Negara

Sistem pemerintahan negara yang terdapat dalam penjelasan UUD 1945 ditegaskan sebagai berikut :

1. Indonesia ialah negara yang yang berdasar hukum (rechtstaat).

Indonesia berdasarkan hukum tidak berdasarkan pada kekuasaan belaka (machtstaat);

2. Sistem konstitusional, pemerintah berdasar atas sistem konstitusional (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas);

3. Kekuasaan negara yang tertinggi berada di tangan MPR;

4. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi dibawah majelis;

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR;

6. Menteri negara ialah pembantu Presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR;

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas.

Asas Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Asas Tugas Pembantuan Dalam pasal 18 UUD 1945 menentukan pembagian wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang menyebutkan bahwa : Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang. Diperjelas lagi dalam penjelasan pasal 18 UUD 1945, menyebutkan bahwa “oleh karena Negara Indonesia itu suatu eenheidsstaat, maka Indonesia tidak akan mempunyai daerah dalam lingkungannya yang bersifat staat juga. Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi dan daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah itu bersifat otonom atau bersifat administrasi belaka, semuanya menurut aturan yang ditetapkan dalam undang-undang”.

Dari ketentuan diatas, jelas bahwa pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraa.n Pelaksanaan dari ketentuan Pasal 18 UUD 1945, maka lahirlah UU No. 22 Tahun 1999 yang selanjutnya dirubah dengan UU No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.98

Pada prinsipnya UU No. 32 Tahun 2004 ini mengatur penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang lebih mengutamakan pelaksanaan desentralisasi. Ada 3 asas yang berlaku, yaitu :

1. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI;

2. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah;

3. Tugas pembantuan (medebewind) adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah atau desa dan dari daerah ke desa

A. Siti Soetami, Pengantar Tata Hukum Indonesia. Hal. 57

untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan.

3.5 Hukum Administrasi Negara