• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Penyelenggaraan Annual Award World Muslimah

BAB IV : ANALISIS ANNUAL AWARD WORLD MUSLIMAH

C. Hukum Penyelenggaraan Annual Award World Muslimah

Persaingan antar kaum wanita dalam mengikuti mode-mode terbaik. apalagi pengeruhnya terhadap wanita karir, wanita akan melirik rekan wanitanya dan berusaha tampil dengan gaya lebih modis, lebih telanjang, dan lebih menggoda. Hak- hak dan peran wanita selalu dianggap sebagai problem intelektual sepanjang sejarah. Dalam hal ini, berbagai agama, filsafat, dan sistem sosial memiliki pandangan- pandangan dan segi yang berbeda.

Pada abad ke 18 hingga abad ke 20, terutama setelah Perang Dunia Kedua, muncul persoalan-persoalan yang berkaitan dengan penampilan dan kepribadian wanita. Problem itu begitu dominan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya meluas pada segi-segi sosial, politik, budaya dan pada kelompok masyarakat, agama, dan budaya tertentu.

Hingga beberapa waktu yang lampau, tipe wanita yang dianggap modern, maju, dan terpelajar hanya diukur dari kelincahan, kemajuan, dan penampilan, dari tata busana, selera, gerak langkah. Ini semua merupakan persyaratan konvensional seperti di atas, namun biasanya daya tarik wanita modern sangat ditentukan oleh wujud lahirnya. Potongan tubuh yang memiliki sex-appeal, raut muka yang cantik dan

menarik, semua itu menjadi patokan utama dalam penilaian kelebihan seorang wanita. Adapun keterampilan, kecerdasan, keluhuran budi, sifat keibuan, sifat-sifat dan potensi utama yang lain, ditempatkan dalam persyaratan berikutnya.

Sampai sekarang urutan persyaratan seperti di atas masih dijadikan pedoman dalam pemilihan Ratu Ayu Sejagat (Miss Universe). Ukuran vital tubuh para peserta

seperti payudara, pinggang, pinggul, masih merupakan persyaratan pokok. Persyaratan berikutnya adalah penampilan sex-appeal para wanita itu, yang

diperagakan lewat pakaian mandi. Setelah itu semua baru menyusul persyaratan terakhir yakni keluwesan berbusana, keterampilan, tingkat kecerdasan (IQ), dan lain- lain.

Tidak sejalan dengan kemajuan yang telah dicapai teknologi, modernisasi dalam hak-hak wanita tidak menampakkan perubahan, bahkan bisa dikatakan merosot. Intelektualitas dan nilai-nilai kewanitaan mereka belum ditempatkan pada proporsi yang sebenarya. Wanita masih lebih sering ditampilkan dalam keindahan tubuh-tubuh mereka ketimbang keanggunan kepribadian, akhlak, dan sifat-sifat keibuan.

Krisis problem wanita dan kemerdekaannya yang bermula dari Barat telah mempengaruhi segala bentuk tradisi masyarakat dan agama. Para wanita mengalami serbuan gelombang pengaruh Barat yang hampir tidak mampu dibendung oleh kekuatan tradisi tersebut. Mereka diperdaya oleh modernisme ganjil yang digembor-

gemborkan atas nama “kemerdekaan wanita”. Beberapa kelompok budayawan,

sejarawan, tradisionalis, dan agamawan berusaha bangkit melawan serbuan ini dengan bertumpu pada tradisi-tradisi lama atau dengan perjuangan yang membabi buta. Namun, semua itu tidak mampu mencegah gerak maju serangan.2 Wanita harus

mengembangkan bakat-bakatnya sendiri tanpa harus meniru pria. Peran mereka dalam kemajuan peradaban lebih tinggi. Ia tidak boleh meninggalkan fungsi- fungsinya.3

Wanita Islam harus mempunyai kemampuan dalam menggali rahasia ajaran Islam dan menjanjikannya dalam kehidupan sendiri dan masyarakat. Islam adalah agama yang memiliki sifat dinamis yang memungkinkannya selalu serasi dengan keadaan yang selalu berubah akibat kemajuan yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan.

Penyelenggaraan 3rd Annual Award World Muslimah yang telah berlangsung

pada 19 september 2013 lalu cukup menarik banyak perhatian dari kalangan aktifis muslimah. Pro dan kontra terus mengecam ajang ini yang dinilai sedang menandingi ajang Miss World yang diselenggarakan saat penolakan umat Islam terhadap

penyelenggaraan Miss World di Indonesia.

2 Ibnu Musthafa “Wanita

Islam Menjelang Tahun 2000” (Bandung : Mizan, 1995), h. 46.

3Murtadha Muthahari “

Wanita dan hak-haknya dalam Islam”, (Bandung: Pustaka Salman ITB,

“Hizbu Tahrir Indonesia (HTI) menolak keras kontes Miss World Muslimah.

Juru bicara Muslimah Ifah Nur menegaskan ajang ini tidak pantas diadakan sebab

menonjolkan wanita dari segi fisik.”4

“Meskipun berlabel muslimah Miss World Muslimah juga meimbulkan pro dan

kontra. Misalnya koordinasi Divisi Dakwah Khusus Majelis Tabligh Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, ajang Miss World Muslimah tidak perlu dibesar-besarkan.

Menurut mereka umat Islam lebih fokus untuk memperbaiki aqidah dan membangun bangsa yang semakin terpuruk karena mental korupsi. Komentar lain juga datang dari politikus Partai Persatuan Pembangunan. Reni Marlinawati mengatakan pagelaran

Miss World Muslimah perlu dikaji. Karena banyak persoalan yang lebih penting dan

mendasar untuk difikirkan.5

Penolakan yang dikemukakan berbagai pihak terhadap ajang Miss World

Muslimah tidak berpengaruh terhadap penyelenggaraan tersebut ketika MUI (Majelis

Ulama Indonesia) telah mengeluarkan pendapatnya mengenai ajang tersebut. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh ketua Komisi Fatwa Prof. Dr. H. Hasanuddin AF, MA dalam wawancara pribadi dengan peneliti di kantor MUI pusat yang menyatakan “selama tidak ada yang bertentangan dengan aturan Syariat dan

4 Indira Rezki Sari, “ Miss World Muslimah Tonjolkan Wanita Secara Fisik” diakses pada 30

Oktober 2014 dari http://m.republika.co.id/benta/gaya-hidup/trend/14/11/21/nfdmqh-hti-miss-world- muslimah-tonjolkan-wanita-secara-fisik.

5“Apa bedanya Miss World Muslimah dan Miss World” diakses pada 30 November 2014 dari

memberikan kemaslahatan” maka penyelengaraan tersebut tidak menjadi persoalan yang harus dipermasalahkan.6

Dr. Fuad Thohari, M. Ag. selaku anggota MUI daerah dan juga merupakan Dosen Fakultas Syariah dan Hukum juga berpendapat bahwa sejarah kelahiran Miss

World Muslimah dengan Miss World berbeda. Ajang Miss World memiliki

kepentingan yang mana pemilik produk baju (baju renang) yang kemudian salah satu unsur pemilihan adalah kecantikan lahiriah. Sedangkan Miss World Muslimah lahir

bukan untuk menjual sebuah prodak tertentu tetapi untuk mendidik wanita sesuai dengan kebutuhan wanita Muslimah modern. Sejauh pengamatan, ajang Miss World

Muslimah belum ditemui adanya penyimpangan terhadap Syariat.7

Dipertegas dengan kedatangan atau kunjungan Presiden Direktur World

Muslimah Foundation beserta delegasinya ke kantor pusat Majelis Ulama Indonesia

yang diterima langsung oleh ketua pengurus harian Majelis Ulama KH. Maruf Amin untuk berkonsultasi dan meminta saran mengenai penyelenggaraan ajang Miss World

Muslimah di Indonesia. KH. Maruf Amin menyampaikan maklumatnya bahwa ajang Miss World Muslimah tidak menyimpang dari Syariat Islam. MUI akan terus

memantau penyelenggaraan ajang tersebut dan menyatakan ketidak beratan

6 Wawancara pribadi dengan Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., Jakarta 25 April 2014. 7 Wawancara pribadi dengan Dr. Fuad Thohari, M. Ag., Jakarta 28 Maret 2014.

diselenggarakannya Miss World Muslimah dengan catatan yang harus dipenuhi, yakni

tidak menyimpang dengan Syariat Islam.8

Annual Award World Muslimah bukan ajang yang pertama kali dilaksanakan

tetapi tahun 2013 merupakan tahun ke-3 acara ini terselenggara. Acara pertama kali diselenggarakan pada tahun 2011 dengan nama Muslimah Beauty yang pesertanya

hanya berasal dari Indonesia saja atau Dalam Negeri.

Dari apa yang melatar belakang lahirnya 3rd Annual Awar World Muslimah

atas rasa simpati dan ironi CEO World Muslimah Foundation terhadap keadaan

Negeri bermayoritas Muslim. Tapi pornoaksi, pornografi merajalela. Islam datang untuk memuliakan kaum hawa. Gaya hidup saat ini membuat manusia tidak takut akan hukum Allah. Ketika tempat ibadah tidak lagi menarik bahkan ketika mall dan pusat pembelanjaa justru menjadi tempat paling menarik untuk menghabiskan waktu ketimbang masjid, menjadi sebuah tantangan bagi Muslimah di negeri ini. Sementara Muslimah di seluruh dunia mengalami hal yang berbeda yang tidak kalah menantang. Ajang ini merupakan malam pagelaran sebagai apresiasi yang digelar sebagai penghargaan kepada para remaja Muslimah yang telah memiliki komitmen pengabdian kepada Allah SWT, menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas di usia

8 http://www.tvmui.com/html/video_detail.php?link=world-muslimah-foundation-kunjungi-

muda yang penuh tantangan namun tetap mampu menyeimbangkan diri secara nyata di tengah modernitas dan era globalisasi.9

Muhammad Reza Irawan sebagai juru bicara 3rd Annual Award World

Muslimah 2013 menyampaikan maklumat kepada BBC10 bahwa ajang ini tidak

meng-expouse (mengeksploitasi) kaum wanita. Tapi untuk membuktikan

sesungguhnya kaum wanita Islam juga bertalented (berbakat) dan memiliki keahlian (skill).11

Menjadi figur yang Sholehah, Smart dan Stylish adalah komitmen yang

berupaya diraih oleh para finalis sebagai inspirasi positif bagi keluarga, masyarakat khususnya generasi muda di Indonesia maupun manca negara. 3S (Sholehah, Smart,

Stylish) juga merupakan landasan mekanisme penilaian yang dioleh dari kajian Al-

Qur‟an dan Sunnah untuk mempresentasikan dengan mudah seputar ragam dan karakter, komitmen hidup serta gaya hidup dalam Islam.

Event ini bukan hanya ajang pemilihan bakat tapi juga merupakan sebuah bukti

bahwa ajang seperti ini seharusnya disalurkan kepada sesuatu yang lebih positif dan sejauh ini telah diupayakan yang terbaik untuk membantu orang yang tidak mampu atau yang tidak seberuntung sebagian orang lainnya. Itu semua tentang kepedulian, memberi dan berbagi antar sesama.

9 https://www.youtube.com/watch?v=sH7A8_IYAOg

10 British Broadcasting Corporation (BBC) didirikan pada tahun 1927. BBC merupakan

stasiun televisi, Radio Britania Raya, juga menyediakan berita dari internet. 11Diakses pada 01 September 2014 dari

“Tak Kenal Maka Tak Sayang” pepatah yang sangat cocok diberikan untuk

ajang ini. Sebagian masyarakat mengecam bahwa ajang ini adalah tasyabuh dari

kontes-konter kecantikan lainnya. Cukup menimbulkan kontroversi yang hangat Namun, setelah mengkaji lebih dalam mengenai malam pagelaran Annual Award

World Muslimah barulah bisa dinilai apakah ini merupakan ajang tasyabuh seperti

apa yang digemborkan di luar sana? Atau ajang yang berbeda dari yang telah ada lebih dahulu? Apakah sebuah kemajuan bagi wanita muslimah atau sebaliknya?.

Padahal dilihat dari sejarah dan latar belakang kemunculan atau kelahiran

Annual Award World Muslimah dengan kontes kecantikan lainnya adalah berbeda.

Jika Annual World Muslimah adalah ajang apresiasi terhadap muslimah berprestasi

yang juga merupakan ajang kepedulian manusia yang lahir atas rasa simpati akan keadaan wanita zaman era globalisasi yang terbawa oleh arus budaya Barat serta kurangnya perhatian dunia terhadap wanita Muslimah dunia yang berada di bawah persentase untuk itulah Annual Award World Muslimah hadir untuk menggugah

kepedulian Muslimah dunia akan saudaranya yang tidak seberuntung mereka. Mereka dituntut agar dapat menyeimbangkan kehidupan spiritual di era modern dengan memegang teguh nilai-nilai yang ditetapkan oleh World Muslimah Foundation yang

merujuk pada Al-Qur‟an.

Sedangkan sejarah lahirnya kontes kecantikan Miss World adalah sebagai

festival kontes bikini untuk menghormati pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu. Pada awalnya direncanakan sebagai acara one-off. Setelah mempelajari

Miss Univers yang hadir dikemudian hari, Morley12 memutuskan untuk membuat

kontes menjadi acara tahunan.

Pertentangan terhadap panggung bikini mengakibatkan pergantian bikini dengan baju renang yang lebih sedikit tertutup setelah kontes pertama. Miss World

pertama pada tahun 1951 adalah Miss pertama dan terakhir yang dinobatkan sebagai

pemenang dalam busana bikini. Pada Miss World 2013 semua peserta menggunakan

satu potong baju renang ditambah satu sarung tradisional khas Bali dari perut hingga bawah untuk menghormati budaya lokal.13

Miss Universe juga sebuah kontes kecantikan yang awalnya merupakan cara

Pacifik Mills untuk mempromosikan produk pakaian renang Catalina mereka pada

tahun 1952. Miss Universe merupakan acara yang persitius terutama bagi penduduk

kawasan Amerika Latin.

Pada tahap awal, peserta Miss Universe mengikuti kontes di negaranya masing-

masing dan kemudian memegang gelar Miss Negara tersebut. Seperti Miss Canada

atau Miss U.S.A dan kemudian dikirim mengikuti kontes Miss Universe yang

diadakan Organisasi Miss Universe.

Penilaian bukan hanya dari kecantikannya namun termaksud juga kepandaiannya dan sopan santunnya yang dikenal dengan 3B yaitu Brain, Beauty,

12Penggagas kontes kecantika Internasional

Miss World.

Behavior.14 Ajang kontes kecantikan lainnya yang berkiblat pada Miss World dan Miss Universe lebih mengutamakan kecantikan secara fisik yang bertolak belakang

dengan ajaran Islam.

Jika ajang ini dinilai sebagai ajang tasyabuh yang berkiblat pada Miss World

dan Miss Universe, mereka hanya orang-orang yang menilai tanpa mengenal apa dan

siapa Annual Award World Muslimah dan jika diprotes sebagai “talbitsul haq bil baathiili” (mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil). Apakah sebuah

tindakan yang baik disaat ada segologan umat yang berupaya menegakkan panji-panji Syariat malah justru sebagian lain mengecamnya dengan komentar yang negatif. Bukankah seharusnya kita memberikan dukungan serta apresiasi terhadap ajang ini? Kenapa kita harus memojokkannya sedang kita saja mungkin tak mampu menciptakan inovasi untuk pembangunan Islam apalagi menciptakan wadah pemberdayaan wanita muslimah dunia seperti yang telah dilakukan oleh saudari kita Eka Shanti.

Menyangkut kaidah yang menyatakan talbitsul haq bil bathil sebetulnya ada

sebuh ajang yang cocok dengan kaidah tersebut yaitu sebuah ajang kontes kecantikan Puteri Muslimah Indonesia. Kontes ini mengatas namakan wanita Muslimah sedangkan acara yang disajikan tidak sesuai Brand yang dimiliki. Acara yang

disajikan tidaklah berbeda dengan Miss World atau Miss Universe hanya saja bedanya

peserta mengenakan busana muslimah tetapi acara yang disajikan mempertontonkan

wanita berbusana muslimah yang berjalan berlenggak lenggok dengan lihainya di atas panggung. Dengan lihainya para peserta berjalan mengibar-ngibarkan selendang di kedua tanggannya berjalan layaknya model profesional pada saat pembukaan acara.

Busana yang dikenakan pun terkesan sedikit berlebihan dengan warna-warna yang mencolok sehingga terlihat seperti persaingan antar peserta dengan busana masing-masing. Busana pun tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Syariat karena ada beberapa busana yang dikenakan saat audisi terlihat ketat dan menonjolkan lekukan tubuh.

Dari dua puluh finalis yang masuk ke babak final 90% nya berbacgroud

sebagai model bahkan agensi ini didirikan untuk melahirkan model15 Muslimah profesional bukan wanita yang memiliki komitmen pengabdian kepada Allah serta nilai-nilai agama Islam. Finalis pun mempromosikan sebuah produk kecantikan vitamin rambut elips sebagai sponsor acara tersebut.

Jika dilihat dari rangkaian acara yang disajikan ajang ini telah mencampur adukkan yang haq dengan sesatu yang bathil dengan mengatas namakan wanita Muslimah juga Syariat agar dapat diterima dengan masyarakat sedang apa yang disajikan berpedoman pada Barat yang tidak sesuai dengan Islam, seperti contoh paling nyatanya adalah sebagai kontes kecantikan yang melahirkan model Muslimah, pada Annual Award Muslimah teruji akan para peserta mampu membaca Al-Quran

15Ada beban besar yang harus dipikul oleh seorang model saat sedang melakukan

fashion show, yaitu harus bisa membuat baju rancangan sang Designer nampak makin bagus, makin mewah danmakin oke.

dengan baik sedangkan Puteri Muslimah Indonesia tidak sama sekali diketahui. Sedang seorang model dituntuk menjadi sempurn dari segi fisik, dituntut berjalan di atas catwalk dengan gaya jalan yang menggerakan semua anggota tubuh.

100

Perkara Halal dan Haram merupakan suatu kebenaran milik Allah. Pada asalnya segala sesuatu adalah mubah hingga ada dalil yang mengharamkannya secara tegas. Tidak pula sebagai manusia dapat mengklaim pendapatnya adalah pendapat yang absolut tanpa menerima kebenaran pendapat yang lainnya. Untuk itu diperlukannya toleransi dalam menghargai suatu pendapat.

Berkaitan dengan halal dan haram segala sesuatunya memiliki sisi negatif dan positif, baik dan buruk, kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan ajang Miss

World Muslimah tidak hanya menampilkan keunggulannya saja tentu juga memiliki

sisi negatif.

1.Positif

a. Memberikan penghargaan kepada wanita Muslimah berprestasi, baik dalam bidang olahraga, kesenian, akademik, sosial dan budaya.

b. Memberikan kepedulian atau uluran tangan kepada wanita Muslimah kurang mampu terutama yang berda di daerah konflik serta anak-anak putus sekolah. c. Serta menjadi wadah pemberdayaan wanita Muslimah Dunia.

2.Negatif

Berlandaskan penelitian yang telah penulis lakukan, didapati beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Jika dikolerasikan antara pemakaian busana pada malam Annual Award World

Muslimah dengan barometer busana muslimah ditemuinya konsistensi diantara

keduanya. Sehingga apa yang dikenakan sebagai busana pada malam Annual

Awarld World Muslimah adalah Syar’i.

Secara global maupun khusus tidak ada hubungan antara busana dengan pemberdayagunaan busana itu sendiri sebagai hiasan atau penilaian bagi wanita yang mengenakan. Penggunaannya adalah sebagai tuntutan syriat yang harus dipatuhi. Karena ajang ini buakanlah ajang kontes kecantikan seperti Miss World

maupun Miss Universe.

2.Dalam 3rd Annual Award World Muslimah para finalis memang melakukan

tabarruj namun, yang dilakukan mereka bukanlah jenis tabarruj yang diharamkan

oleh Allah seperti tabarruj yang dilakukan wanita-wanita jahiliyah sebelum

datangnya risalah Islam ke muka bumi melainkan tabarruj yang diperbolehkan

oleh Syariat yaitu dengan menggunakan make up atau kosmetik Wardah pada

wajah yang mana kosmetik tersebut sudah teruji secara klinis kehalalannya.

3.Dalam menyikapi malam penghargaan pemberdayaan wanita ini diperlukannya rasa empati dan positivie thinking. Kemudian dari pada itu perlunya memandang

segi manfaat yang diberikan. Meskipun demikian ajang ini juga memiliki sisi negatif yang harus diperhatikan serta diperbaiki di kemudian hari.

a. Positif

i) Mengajak serta menjadi figure yang memiliki komitmen pengabdian kepada agama Allah, tidak hanya mengajak untuk menjadi cantik secara fisik tapi juga mengajak untuk cantik secara bathin.

ii) Mengajak wanita untuk mengenakan busana Muslimah dalam berkehidupan, khususnya wanita Muslimah yang belum memiliki kesadaran untuk berhijab.

iii) Mengajak wanita Muslimah untuk menutup pintu pornoaksi dan pornografi yang telah merajalela.

iv) Menjadi paradigma serta figur Solehah, Smart dan Stylish sebagai inspirasi bagi keluarga, masyarakat serta generasi muslimah dunia.

v) Memberikan kontribusi kepada muslimah lainnya yang berada di daerah konflik serta keadaan tertentu lainnya yang kurang menguntungkan.

vi) Memberikan peluang kepada para muslimah terpilih untuk terus berinofasi akan potensi-potensi yang dimiliki.

vii)Menjadi wadah pemberdayaan wanita Muslimah dunia.

viii) Memperkuat hubungan kerjasama maupun silaturahmi antar negara dan kaum muslimah dunia.

b. Negatif

i) Memicu kecemburuan sosial antara wanita Muslimah dalam segi penampilan berbusana.

ii) Menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk menampilkan ajang Internasional dengan atribut yang menawan.

iii) Adanya penonton laki-laki yang menghadiri acara tersebut, walaupun kehadirannya tidak bercampur baur dengan penonton wanita.

Positif dan negatif selalu ditemui dalam berbagai hal, untuk itu dalam menentukan sesuatu di dalam Islam sangat diperlukannya pertimbangan kepada kemaslahatan yang diberikan. Ajang ini tidak terlepas dari kekurangan serta negatif yang diberikan, namun ajang ini juga memberikan manfaat yang lebih banyak dan meluas yang tidak hanya bisa dirasakan oleh wanita Muslimah di Indonesia saja melainkan wanita Muslimah di seluruh Dunia. Melihat besarnya manfaat yang dipeoreh Annual Award World Muslimah untuk kemajuan wanita muslimah dunia

sebagai wadah pemberdayaan muslimah Indonesia maupun Manca Negara. Maka sudah sepatutnya sebuah apresiasi serta dukungan diberikan dalam meningkatkan kualitas.

Adapun pemberian gelar sebagai ajang Miss World Muslimah adalah julukan

yang diberikan oleh awak media yang terkesan ajang ini sebuah pengadopsian dari

Miis World atau Miss Univers. Sehingga banyak orang yang memandang ajang ini

sebagai “tasyabuh” maupun “talbitsul haq bil bathil” yang padahal ada ajang lain

yang cocok dengan kedua gelar tersebut yaitu, Puteri Muslimah Indonesia. Pemberian julukan pada ajang Annual Award Muslimah sebagai World Muslimah oleh media

meninbulkan pandangan negatif dimana masyarakat menilai bahwa ajang ini adalah kontes kecantikan atau ajang peragaan busana muslimah atau hal lain sejenisnya.

Saran

1.Kepada World Muslimah Foundation agar lebih selektif lagi dalam menyaring

wanita muslimah yang layak untuk maju ke babak final. Dari segi melantunkan Al- Quran sampai kepada attitude kesehariannya.

2.Kepada finalis yang terpilih sebagai Goodwill Ambassador agar tetap bisa

menyeimbangkan kehidupan spiritual dengan modernitas setelah melepas tanggung jawab yang diembannya.

3.Para praktisi hukum Islam, untuk lebih melek lagi terkait fenomena yang memerlukan jawaban atas ketetapan hukum itu sendiri.

4.Bagi Civitas Akademik Fakultas Syariah dan Hukum khususnya akademisi Perbandingan Madzhab Hukum, agar terus berinofasi menggali ilmu-ilmu serta kajian keilmuan. Karena itu semua sangat diperlukan dalam menyelesaikan suatu hukum yang belum diketahui ketetapan hukumnya.

DAFTAR PUSTAKA

„Abd al-Qadir Manshur, Buku Pintar Fikih Wanita, Jakarta, Daar al-Nashr, 2005.

„Umar Al- Biq‟i, Ibrahim Ibn, Nazhm ad-Durar fi Tanasub al-Ayat Wa as-Suwar, cet

I, Jilid VI,Beurit : Daar al-Kutub al-„Ilmuyah, 1995. Ad-Dimasyqy, Rahmat Al-Ummah, Al-Qahirah: Halaby, t.th.,.

Ahmad Imam, Al-Musnad, Mesir, Al-Ma‟arif, t. Th.

Ahmad Warson Munawir “AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia”, (t.t., t.p., t.th.,).

Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, Jakarta,: Pustaka Azzam, 2008.

Alatas, Alawi. Revolusi Jilbab : Kasus Pelanggaran Jilbab di SMU Negeri se

Jabodetabek tahun 1982-1991, (Jakarta : Al-i‟tishom, 2001), h. 16.

Al-Barik Haya Binti Mubarok, Ensiklopedi Wanita Muslimah, terjemahan , Jakarta

Pusat: Darul Falah, 1970.

Al-Husainiy, Kifayat AL-Akhyar, A- Qahirah: Isa Halaby, t.th., Jilid I.

Dokumen terkait